Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH

PERTEMPURAN DI INDONESIA

Oleh :

FARICA FALIHAH (XII.1/11)

SMA NEGERI 3 PEKALONGAN


Jl. Progo No. 29 Pekalongan Telp. Fax (0285) 42103
1. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

 Latar Belakang

Tanggal 25 Oktober 1945, tentara AFNEI (Sekutu) mendarat di Tanjung Perak,


Surabaya dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby. Kedatangan tentara tersebut
diikuti oleh NICA. Mula- mula tentara NICA melancarkan hasutan sehingga
menimbulkan kekacauan di Surabaya. Sejak tanggal 28 Oktober hingga 31 Oktober
1945 terjadi pertempuran yang hebat. Brigjen Mallaby terbunuh pada tanggal 30
Oktober 1945. Jenderal Sir Philip Christison pimpinan AFNEI sangat marah dan
meminta kepada pemerintah RI menyerahkan orang-orang yang dicurigal membunuh
Mallaby.

 Tujuan Pertempuran
- Tujuan Sekutu datang adalah untuk mengamankan para tawanan perang dan
melucuti senjata Jepang.
- Tujuan perjuangan pertempuran Surabaya yakni mengusir pasukan sekutu
yang tergabung dalam AFNEI atau Allied Forces Netherland East Indies.
 Dampak Pertempuran
- Dampak negatif dari Pertempuran Surabaya adalah jatuhnya korban sekitar
20.000 rakyat Surabaya yang sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu
diperkirakan, sebanyak 150.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya,
Sementara dari pihak lawan, tercatat sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas,
hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
- Dampak positifnya, semangat membara yang ditunjukkan rakyat Surabaya
membuat Inggris merasa seperti di neraka. Walaupun pada akhirnya Surabaya
tetap jatuh ke tangan sekutu, namun cara pandang bangsa Inggris dan Belanda
terhadap para pejuang Indonesia benar-benar berubah. Siaran Radio
Pemberontakan Bung Tomo yang menjangkau hingga ke luar Indonesia, juga
berhasil mendorong dunia internasional untuk menekan Belanda dan Inggris
agar mengendurkan serangannya, bahkan mendatangkan berbagai bentuk
bantuan bagi rakyat Surabaya.
2. Pertempuran di Ambarawa

 Latar Belakang
Kedatangan pasukan Inggris yang dipimpin oleh Brigadir Bethell ini pada awalnya
disambut baik oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Mr Wongsonegoro karena
sekutu berjanji untuk tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia yang sudah
memproklamasikan kemerdekaannya. Ketika pasukan Tentara Inggris sampai di
Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan Tentara Belanda,
mereka malah mempersenjatai mereka hingga membuat pihak Indonesia marah. Pada
26 Oktober 1945, tentara sekutu dan NICA mulai mencoba merebut kembali dan
melakukan tindakan yang membuat TKR tidak bisa tinggal diam. Tindakan yang
dilakukan sekutu ini membuat pertempuran yang menyebabkan terjadinya
perundingan kembali pada 2 November 1945 antara Sukarno dan Brigadir Bethell
untuk menenangkan suasana dan gencatan senjata antar kedua pihak. Perjanjian
tersebut tidak membuat sekutu tinggal diam, justru malah memanfaatkan perundingan
tersebut untuk masuk ke wilayah Magelang. Sekutu justru pergi ke Magelang untuk
menambah pasukan dan persenjataan mereka. Keadaan ini tentu menjadi lebih buruk
untuk Indonesia dan kembali meminta bantuan kepada TKR yang ada di Yogyakarta.
 Tujuan Pertempuran
- Tujuan kedatangan sekutu ini awal-mulanya hanya untuk mengurus tawanan
perang.
- Pertempuran Ambarawa bertujuan mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia yang dideklarasikan dua bulan sebelumnya yaitu 17 agustus 1945.
 Dampak dari Pertempuran
a) Dampak Positif Pertempuran Ambarawa
Kegagalan Pasukan Sekutu untuk menguasai Ambarawa mengurangi
keberanian pihak Belanda untuk kembali menjajah indonesia.
b) Dampak Negatif Pertempuran Ambarawa
- Banyaknya kematian yang terjadi dari kedua belah pihak khususnya dari
pihak indonesia.
- Keamanan rakyat (penduduk setempat) Ambarawa serta Magelang terancam,
apalagi menyebabkan masyarakat sipil tewas.
- Kegiatan perekonomian serta kehidupan sosial di area pertempuran
terhambat, yang sanggup mereka jalani cuma bersembunyi dari serangan-
serangan pasukan Sekutu yang mengancam keselamatannya.

3. Pertempuran Medan Area

 Latar Belakang

Pada tanggal 9 Oktober 1945, dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara
sekutu (Inggris) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang dipersiapkan
untuk mengambil alih pemerintahan. Kedatangan tentara sekutu dan NICA
ternyata memancing berbagai insiden terjadi di Hotel yang terletak di Jalan Bali,
Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu, seorang
penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai
pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia. Pada
tanggal 13 Oktober 1945, barisan pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu
dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan dari tangan Jepang. Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa
Indonesia agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah
dihiraukan. Pada tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang
tertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" (batas resmi wilayah Medan) di
berbagai pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi
para pemuda.

 Tujuan Pertempuran
- Mereka datang dengan alasan untuk membebaskan tawanan perang Sekutu
yang ditahan oleh Jepang. Namun, tujuan sebenarnya mereka adalah untuk
mengambil alih pemerintahan dari tangan Jepang dan menumpas gerakan
kemerdekaan Indonesia.
- Tujuannya adalah perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin
menguasai Indonesia
 Dampak Pertempuran
a) Dampak Positif Pertempuran Ambarawa
- Pasukan militer dan pejuang rakyat Indonesia berhasil dalam upayanya
memukul mundur pihak sekutu dan NICA ke Semarang, juga berhasil
merebut kembali wilayah kedaulatan Indonesia.
- Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang dan melepaskan kedudukan
mereka di Ambarawa.
- Pertempuran Ambarawa berhasil menambah semangat rakyat untuk
bergotong royong dan menumbuhkan semangat nasionalisme untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Mengenalkan strategi “Supit Urang” yaitu siasat dalam mengepung musuh
yang dilakukan secara serentak dari dua sisi sekaligus, secara bersamaan
dan langsung.
b) Dampak Negatif Pertempuran Ambarawa
- Banyaknya pejuang dari pihak Indonesia yang kehilangan nyawa
sebagaimana yang terjadi dalam setiap pertempuran adalah dampak
pertempuran Ambarawa yang negatif.
- Peristiwa gugurnya Letkol Isdiman Suryokusumo karena serangan dari
pesawat Mustang
- keamanan rakyat setempat terancam, begitu juga dengan rakyat di
Magelang dan juga memakan korban penduduk sipil.
- Terhentinya aktivitas perekonomian dan kehidupan sosial di wilayah
pertempuran sebagai dampak pertempuran Ambarawa, yang bisa
dilakukan oleh penduduk hanya mencari perlindungan dari pertempuran
tersebut.

4. Peristiwa Bandung Lautan Api


 Latar Belakang
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di
Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946. Pasukan Inggris
bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945.
Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka
menuntut agar semua senjata api yang digunakan dalam perang di tangan
penduduk, kecuali TKR (Tentara Keamanan Rakyat), diserahkan kepada mereka.
Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan
tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan
bersenjata antara Inggris dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) tidak dapat
dihindari. Selain itu, Adapun salah satu markas peninggalan persenjataan Jepang
Dibandung yang ingin di perebutkan juga oleh Inggris.
 Tujuan Pertempuran
Untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat
menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
 Dampak Pertempuran
1. Dampak Positif
- Sekutu tidak bisa memanfaatkan Bandung
Pasalnya semua bangunan, taman, rumah, amunisi dan tempat-tempat lain
dibakar oleh para pejuang Indonesia. Sehingga sekutu hanya mendapati
bangunan-bangunan hancur ketika api sudah padam.
- Sekutu tidak bisa menambah senjata baru
Bangunan-bangunan yang dihancurkan ketika peristiwa Bandung Lautan
Api ini tentu salah satunya ada bangunan yang menjadi tempat
penyimpanan senjata.
- Banyak prajurit dari sekutu yang tewas
kebakaran hebat yang bertujuan untuk membumihanguskan kota
Bandung. Oleh karena itu, banyak tentara-tentara dari sekutu yang tewas
terbakar karena peristiwa ini.
2. Dampak Negatif
- Memberikan kerugian yang besar terhadap rakyat Indonesia
kerugian yang disebabkan oleh kerusakan infrastruktur dan rumah-rumah
warga dibakar dan dirusak sangat memberikan kerugian yang besar bagi
warga Bandung.
- Dampak Terhadap Sekutu
Peristiwa bandung lautan api ini merupakan peristiwa yang merugikan
bagi sekutu, namun hal tersebut bukan menjadi rintangan bagi sekutu
untuk menguasai Bandung.

5. Peristiwa Merah Putih di Manado

 Latar Belakang
Pada 21 Agustus 1945, berita proklamasi kemerdekaan Indonesia baru terdengar
oleh rakyat di Sulawesi Utara. Begitu mendengar kabar tersebut, mereka segera
mengibarkan bendera merah putih di setiap area dan menduduki kantor-kantor
yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Jepang. Namun, awal Oktober 1945,
tentara Sekutu bersama dengan NICA datang ke Sulawesi Utara. Kehadiran
mereka telah merubah suasana di Sulawesi Utara kembali ricuh. Kendati
demikian, rakyat Manado enggan untuk melakukan perlawanan. Akibatnya,
Manado berhasil diduduki kembali oleh tentara Sekutu dan NICA. Melihat situasi
ini, Letnan Kolonel Charles Choesj Taulu, pemimpin militer, bersama Sersan SD
Wuisan menggerakkan pasukan untuk mengambil alih markas pusat militer
Belanda. Rencana perebutan ini telah disusun sejak 7 Februari 1946, dibantu oleh
seorang politisi kalangan sipil, Bernar Wilhelm Lapian. Puncak penyerbuan
terjadi tanggal 14 Februari. Namun, sebelum itu, para pimpinan pasukan sudah
lebih dulu tertangkap oleh tentara Belanda, termasuk C Taulu dan Wuisan.
Akibatnya, rencana pemberontakan ke tangsi militer Belanda dipindahtugaskan
kepada Komando Mambi Runtukahu, pemimpin anggota KNIL dari orang
Minahasa.
 Tujuan Pertempuran
Untuk mempertahankan kemerdekaannya serta menolak atas provokasi tentara
Belanda yang menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945
hanya untuk Pulau Sumatera dan Jawa semata.
 Dampak Pertempuran
Setelah kekalahan Belanda, antara 13-16 Januari 1942, Pasukan Khusus
Pendaratan Gabungan Sasebo Jepang melakukan operasi pembersihan di Manado
dan wilayah sekitarnya. Setelah selesai, pasukan Jepang dikumpulkan di Manado
untuk memulai persiapan menguasai Kendari. Peristiwa Pertempuran Manado
menewaskan 32 orang dari Pasukan Pendaratan Angkatan Laut Khusus Yokosuka
ke-2 dan 90 lainnya terluka. Korban itu ditambah 12 orang tewas dari Pasukan
Pendaratan Khusus Gabungan Sasebo dan 154 lainnya mengalami luka.
Sedangkan di pihak Belanda, sebanyak 140 tentara tewas dan 48 lainnya
ditangkap oleh Jepang.

6. Pertempuran Margarana di Bali

 Latar Belakang
Belanda datang kembali ke Indonesia dengan membonceng pasukan Sekutu yang
baru saja mengalahkan Jepang di Perang Dunia II. Masuknya NICA tidak hanya
terjadi di pulau Jawa, daerah-daerah lain Indonesia juga menjadi sasaran, salah
satunya adalah Bali. Marwati Djoened Poeponegoro dan kawan-kawan dalam
Sejarah Nasional Indonesia VI (2008), menjelaskan bahwa tanggal 2 Maret 1946,
dua batalyon pasukan NICA mendarat di Bali. Semula, kedatangan mereka
bertujuan untuk melucuti senjata tentara Jepang. Hadirnya pasukan Belanda di
Pulau Dewata tentu saja ditentang oleh kaum pejuang republik dan rakyat Bali.
Mulai terjadilah pertempuran-pertempuran kecil antara para pejuang Bali dengan
Belanda. NICA mengajak berundingan melalui surat melalui surat dari Letnan
Kolonel J.B.T Konig kepada I Gusti Ngurah Rai selaku Kepala Divisi Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) untuk wilayah Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara)
dan sekitarnya. I Gusti Ngurah Rai dengan tegas menolak perundingan tersebut.
Ia menegaskan, selama Belanda masih menginjakkan kaki di Bali, perlawanan
pejuang dan rakyat akan terus dilakukan.
 Tujuan Pertempuran
- Tujuan mereka adalah untuk melawan pendudukan Belanda, yang ingin
menguasai Bali kembali setelah Jepang menyerah kalah dalam Perang
Dunia ke 2.
- Tujuan Belanda adalah ingin menyatukan Bali dengan wilayah Negara
Indonesia Timur (NIT) lainnya.
 Dampak Pertempuran
- Akibat kekalahan pasukan I Gusti Ngurah Rai, Belanda semakin mudah
dalam meaksanakan tugasnya untuk mendirikan Negara Indonesia Timur
(NIT).
- Dalam peristiwa heroik itu, I Gusti Ngurah Rai dan 69 anggota
pasukannya gugur akibat serangan tentara Belanda.
- Sedangkan di kubu lawan, sekitar 400 orang tewas dalam peperangan itu.
- Namun rakyat tidak berhenti berjuang karena usaha Belanda kembali gagal
setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pada 1950. Hal ini
karena pada 8 Maret 1950 pemerintah RIS dengan persetujuan DPR dan
Senat RIS mengeluarkan Undang-undang Darurat No. 11 Tahun 1950
tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS. Dengan undang-
undang tersebut, maka negara-negara bagian atau daerah otonom seperti
Jawa Timur, Jawa Tengah dan Madura bergabung dengan RI di
Yogayakarta. Setelah itu semakin banyak negara-negara bagian atau
daerah yang bergabung dengan RI, maka sejak 22 April 1950, negara RIS
hanya tinggal tiga yaitu Republik Indonesia, Negara Sumatera Timur dan
Negara Indonesia Timur.
- Semenjak itu setiap tanggal 20 November, masyarakat Bali akan
memperingati Hari Puputan Margarana dan mengenang jasa-jasa pahlawan
yang telah gugur membela bangsa dan negaranya.

7. Pertempuran di Sulawesi Selatan

 Latar Belakang
Peperangan yang terjadi Pulau Jawa akhirnya merembet ke Pulau Sulawesi
tepatnya di Sulawesi Selatan. Di daerah-daerah, seperti Enrekang,
Polongbangkeng, Pare-Pare, Luwu menjalar ke Kendari, dan Kalaka terjadi
pertempuran kecil antara pemuda dengan NICA. Bukan hanya kaum lelaki
yang ikut dalam pertempuran, tapi ada wanita di Sulawesi-Emmy Saelan.
Peperangan yang terjadi di Sulawesi Selatan membuat Belanda merasa gerah.
Pada tanggal 11 Desember 1946, NICA mengirim Raymond Westerling untuk
meredakan keadaan di Sulawesi Selatan. Tindakan yang dilakukan oleh
Raymond Westerling sangat arogan dan menjurus brutal. Penduduk yang
diduga mendukung republik (Indonesia) dibantal. Pembantaian yang dilakukan
oleh Raymond Westerling terhitung sekitar 40.000 orang. Tindakan tersebut
ternyata tidak membuat pemuda dan rakyat Sulawesi Selatan mundur. Para
pemuda seperti Andi Matalata dan Wolter Robert Monginsidi meninggalkan
bangku sekolah hanya untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
 Tujuan Pertempuran
Mempertemukan kaum Republikan Indonesia setempat di Sulawesi dengan
tentara Belanda yang datang untuk merebut kembali kekuasaannya. Untuk
mengusir penjajah dan merebut kembali wilayah.
 Dampak Pertempuran
Peristiwa ini menunjukkan betapa gigihnya rakyat Makassar yang tidak mau
menyerah dan tetap berjuang. Mereka mengorbankan nyawa dan harta benda
demi cita-cita bersama. Mereka juga menginspirasi rakyat Indonesia lainnya
untuk terus berjuang melawan penjajahan
.
8. Peristiwa Merah Putih di Biak

 Latar Belakang
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sekalipun terlambat sampai juga di
Papua. Rakyat Papua yang ada di berbagai kota, seperti Jayapura, Sorong,
Serui, dan Biak memberikan sambutan yang hangat dan mendukung
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda di berbagai kota
mengadakan rapat umum mendukung kemerdekaan. Sekutu bersama NICA
berusaha melarang kegiatan politik dan pengibaran bendera Merah Putih,
namun para pemuda Papua tidak menghiraukan.
Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 14 Maret
1948 terjadi peristiwa Merah Putih di Biak. Peristiwa ini diawali dengan
adanya penyerangan tangsi militer Belanda di Soroako dan Biak. Selanjutnya,
para pemuda Biak yang dipimpin oleh Joseph berusaha mengibarkan bendera
Merah Putih di seluruh Biak. Usaha ini mendapat perlawanan dari Belanda
sehingga mengalami kegagalan. Beberapa pemimpin perlawanan berhasil
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
 Tujuan
Tujuan Belanda yaitu menjadikan negara Indonesia sebagai boneka yang
dapat mereka kendalikan dengan mudah.
 Dampak
1) Dampak internasionalnya adalah menarik perhatian dunia pda situasi di
Papua Barat dan meningkatkan tekanan pemerintah Indonesia untuk
menghormati hak asasi manusia.
2) Dampak terhadap penanganan otonomi khusus yaitu menunjukan bahwa
ada ketidakpuasan yang dalam terhadap otonomi yang ada dan mendesak
pemerintah untuk mengkaji ulang sistem ini.

9. Serangan Umum 1 Maret 194

 Latar Belakang
Penyebab paling utama sehingga muncul Serangan Umum 1 Maret 1949
adalah propaganda Belanda terhadap dunia Internasional. Mereka mengklaim
Indonesia telah hancur.
Lebih dari itu, kelompok Belanda juga mengatakan pasukan tentara
Indonesia sudah tidak ada meskipun negaranya telah dinyatakan merdeka.
Indonesia yang mengetahui propaganda tersebut kemudian menyusun
berbagai siasat untuk melawan Belanda.
Sebelum terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, pasukan TNI hingga
kalangan rakyat ikut menyusun berbagai strategi menyerang balik Belanda.
Sebelum melakukan penyerangan, para pasukan telah memperoleh izin dari
Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
 Tujuan
1) Mendukung perjuangan yang dilaksanakan secara diplomasi.
2) Meningkatkan moral rakyat dan prajurit yang sedang bergerilya.
3) Menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa TNI masih memiliki
kekuatan yang bisa mengadakan ofensif.
4) Untuk mematahkan moral pasukan Belanda.
 Dampak
1) Menunjukkan terhadap dunia bahwa Indonesia tetap ada dan TNI mampu
terus menyerang.
2) Mendukung diplomasi RI terhadap forum PBB.
3) Mendorong perubahan sikap Amerika Serikat dan akhirnya balik menekan
Belanda supaya berunding bersama RI.
4) Mengusir pasukan Belanda dari Yogyakarta.
5) Menaikkan mental rakyat dan TNI yang bergerilya
6) Mematahkan mental dan semangat Belanda.

Anda mungkin juga menyukai