Anda di halaman 1dari 79

PENGETAHUAN

PENGETAHUAN UMUM
UMUM PETA
PETA
Objektif

Diharapkan peserta dapat memahami


beberapa persoalan yang terkait dengan
penggunaan dan pembacaan peta secara
baik dan benar.
PETA adalah : Gambaran Permukaan Bumi

Yang diproyeksikan ke bidang


datar dengan skala tertentu
Apa yang dimaksud dengan permukaan bumi ?

hutan

permukiman

jalan

relief
sungai
Negara Kepulauan Republik Indonesia (NKRI)

Luas Daratan: 2,0 juta km² , Luas Lautan: 3,2 juta km², Luas ZEE: 2,9 juta km²

Alur Laut Kepulauan Indonesia/ALKI ZEE Laut Teritorial


BEBERAPA JENIS PETA

• Peta Topografi (Peta Rupabumi)


• Peta Tematik
• Peta Navigasi
• Peta Foto/Citra
PETA TOPOGRAFI (PETA RUPABUMI)

Peta yang menyajikan semua unsur yang ada di


permukaan bumi, baik unsur alam (sungai, danau,
gunung), maupun unsur buatan manusia (kota,
jalan, bangunan)
PETA TEMATIK
Peta yang menyajikan data-data atau
informasi dari suatu konsep atau tema
tertentu saja, baik itu berupa data
kualitatif maupun data kuantitatif
PETA NAVIGASI (CHART)

Bagian dari peta tematik dan lebih bersifat


khusus, hanya menyajikan tema navigasi
baik laut maupun udara.
PETA FOTO/CITRA

Pemetaan dengan menggunakan foto maupun


citra satelit, dimana pada foto atau citra tersebut
diberikan penambahan keterangan dan anotasi,
serta penggunaan skala dan proyeksi tertentu
Peta
Rupabumi
skala
1:10.000
Daerah Bogor-
Puncak-
Cianjur
INFORMASI DIGAMBARKAN SESUAI TEMA
PETA BATIMETRI

PETA BATAS

PETA
ADMINISTRASI

PETA PARIWISATA

Objek di permukaan bumi dapat dipetakan berdasarkan maksud


dan tujuan pengguna
PETA
ORTHO-PHOTO
DIGITAL Skala
1:10.000
Surabaya
Peta Rupabumi
Skala 1:250.000
Surabaya
MANFAAT PETA
Peta menyajikan informasi keruangan
lebih baik daripada observasi langsung ke
lapangan untuk mengetahui berbagai hal
antara lain :
• Kesesuaian suatu daerah bagi peruntukan
tertentu (permukiman,
pertanian, industri)
• Untuk mengetahui daerah yang berpotensi
terhadap bencana dan sebagainya
• Batas-batas atau pengaruh suatu obyek
terhadap obyek di sekitarnya
 Wawasan
Wawasan Nusantara
Nusantara
Visualisasi
Visualisasi cakupan
cakupan wilayah
wilayah Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan Republik
Republik Indonesia,
Indonesia,
letak
letak dan
dan posisi
posisi NKRI
NKRI di
di antara
antara negara
negara lain
lain di
di dunia.
dunia.

 Jiwa
Jiwa Nasionalisme
Nasionalisme
Gambaran
Gambaran secara
secara utuh
utuh tentang
tentang kesatuan
kesatuan negara
negara Republik
Republik
Indonesia,
Indonesia, akan
akan menumbuhkan
menumbuhkan rasarasa kecintaan,
kecintaan, kebersamaan
kebersamaan dan
dan
jiwa
jiwa nasionalisme.
nasionalisme.

 Sarana
Sarana Alat
Alat Peraga
Peraga
Memberikan
Memberikan gambaran
gambaran secara
secara visual
visual tentang:
tentang:
 Letak,
Letak, posisi
posisi terhadap
terhadap lingkungan
lingkungan sekitar
sekitar
 Potensi
Potensi suatu
suatu wilayah
wilayah
 Perbandingan
Perbandingan luasan
luasan wilayah
wilayah
 Wilayah
Wilayah teritorial
teritorial 12
12 mil
mil laut,
laut, landas
landas kontinen,
kontinen, zona
zona
ekonomi
ekonomi eksklusif,
eksklusif, alur
alur laut
laut kepulauan
kepulauan Indonesia,
Indonesia, batas
batas
wilayah,
wilayah, dan
dan lain
lain sebagainya
sebagainya
Bagaimana objek permukaan
bumi digambarkan ?

 Objek digambarkan dengan simbol


 Bentuk Permukaan bumi digambarkan
dengan proyeksi peta
 Detail informasi objek ditentukan dengan
skala
 Jenis informasi digambarkan berdasarkan
tema
BENTUK SIMBOL OBYEK

Jalan digambarkan dengan garis


Bangunan kecil digambarkan
dengan titik

Hutan Bakau digambarkan


dengan luasan/area
Kapan kita harus menggunakan simbol garis, titik
atau luasan/area ?

Jawaban :
Pada saat dimensi ukuran objek yang sebenarnya
dapat digambarkan pada bidang gambar.

Misalnya, jalan dengan lebar 10 meter akan dapat


nampak luas (lebar jalan) bila digambarkan pada
skala 1 : 1000, karena 10 meter di lapangan pada
skala 1 : 1000, dapat digambarkan pada bidang gambar
dengan ukuran 1 cm, tetapi tidak dapat digambarkan
lebar jalan pada skala 1 : 50.000, karena pada skala
ini, 10 meter di lapangan hanya dapat digambarkan
dengan ukuran 0,2 mm
PERMUKAAN BUMI DIGAMBARKAN
DENGAN PROYEKSI PETA

Bangun berbentuk bola/bumi

Merubah bidang lengkung


menjadi bidang datar

Hasil perubahan bidang lengkung


menjadi bidang datar
Jenis Sistem Proyeksi

Proyeksi Kerucut
SISTEM PROYEKSI KERUCUT
Proyeksi Azimut

Proyeksi Planar

Proyeksi Silinder
CONTOH PROYEKSI SILINDER/MERCATOR

Perubahan dari bentuk bola bumi ke bidang permukaan


silinder
DIMENSI BUMI

Sistem koordinat geografi


mendefinisikan lokasi
data spasial pada
permukaan bumi, dalam
tiga dimensi

Lintang dan bujur


merupakan sudut yang
diukur dari pusat bumi
ke suatu titik
MODEL BUMI

Spheroid : perkiraan secara matematis bentuk dan


ukuran bumi
SISTEM KOORDINAT BUMI
Sistem koordinat
datum lokal

Sistem koordinat
datum pada pusat
bumi
Permukaan Bumi
Datum pada pusat bumi (WGS84)
Datum Lokal (Bessel)

Datum adalah posisi relatif spheroid terhadap pusat bumi


Datum merupakan kerangka referensi pengukuran lokasi
di permukaan bumi
Datum mendefinisikan origin garis lintang dan bujur
Proyeksi Sistem Koordinat

Proyeksi Sistem koordinat


didefinisikan dengan permukaan
bidang datar dua dimensi
SISTEM PROYEKSI UTM
UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR
SISTEM PROYEKSI UTM
Greenwich
SISTEM KOORDINAT UTM
84oLU

Central meridian

equator
0o
6o

80oLS
500.000
300.000 400.000 600.000 700.000

equator
10.000.000

Central meridian
PEMBAGIAN ZONA UTM

1 2 n 30 31 32 m 60

equator

1800BB 60BB 60BT 1800BT


00
120BB Greenwich 120BT
DETAIL INFORMASI DITENTUKAN
OLEH SKALA PETA

Skala besar, objek


digambarkan lebih
detail/rinci

Kedalaman informasi
yang ditampilkan
peta, ditentukan
oleh skala

Skala kecil, objek


digambarkan lebih
sederhana
MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI/TOPOGRAFI

Secara umum penggunaan peta rupabumi mencakup :


1. Pembacaan Peta
2. Analisis Peta
3. Interpretasi Peta

PEMBACAAN PETA

Pembacaan Peta adalah upaya mengenali/mendiskrip-


sikan fitur yang ditampilkan dalam peta.
Sebagai contoh adalah, mengenali objek yaitu mengenal
obyek yang digambarkan dengan simbol, mengetahui
posisi dan arah, mengetahui sistem georeferensi,
mengenal sumber data, dan lain-lain.
ANALISIS PETA

Analisis Peta adalah suatu upaya menganalisis informasi


yang ditampilkan dalam peta.

Sebagai contoh adalah menghitung lereng, menghitung


volume, menentukan pola dan kepadatan drainase,
menganalisis pola vegetasi, menganalisis pola sebaran
permukiman, dll
INTERPRETASI PETA

Interpretasi Peta adalah upaya menganalisis peta


dikaitkan dengan sumber informasi lain, untuk
suatu tujuan.

Contoh,
bila suatu wilayah dalam peta mempunyai pola drainase
rektangular, maka dapat diprediksi bahwa permukaan
tanah wilayah tersebut adalah datar, dan tersusun atas
batuan permukaan yang lunak.
Proses analisis
pola drainase
dari peta topo
grafi untuk
keperluan
interpretasi
wilayah
Contoh pola drainase yang dapat diturunkan dari
Informasi peta rupabumi
PETA

PEMBACAAN PETA

ANALISIS PETA

INTERPRETASI PETA
Maksud dan inti membaca peta adalah
suatu usaha untuk memahami/
menerjemahkan semua hal yang
terkandung pada peta yang terwakili
oleh simbol-simbol
(garis, titik, dan area)
TATA LETAK PETA RUPABUMI
INFORMASI TEPI
Objek Permukaan Bumi
Detil 1: Bangunan dan unsur buatan manusia
Detil 2: Infrastruktur transportasi atau perhubungan
Detil 3: Topografi dan relief
Detil 4: Batas administrasi baik alam maupun buatan
Detil 5: Vegetasi (penggunaan lahan)
Detil 6: Hidrografi atau unsur perairan
Detil 7: Toponimi atau nama geografi
LEGENDA
PETA RUPABUMI
PERHUBUNGAN
TUMBUH-TUMBUHAN

Sawah Irigasi
Sawah Tadah Hujan
Kebun/Perkebunan
Hutan

Sem ak/Belukar
Tegalan/Ladang

Tanah Kosong/Rum put


Hutan Rawa
Sistim Penomoran Peta

Sistem penomoran lembar peta dimulai dari batas 91°T sampai 141°T dengan
interval 1,5° dan 15°S hingga 10°U dengan interval 1°. Lembar peta skala
1:250.000 dari barat ke timur diberi nomor urut 01, 02, 03 s/d 34 dan dari selatan
ke utara dengan urut 01, 02, 03 s/d 25, Contoh untuk Lembar Peta 1 : 25.000
adalah 1209 s/d 1209 -142
INDEKS PETA
SISTEM GEOREFERENSI
Proyeksi : ………………… Transverse Mercator
Sistem Grid : ………….…….. Grid Geografi dan Grid Universal Tranverse Mercator
Datum Horizontal :.......................... Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95)
Datum Vertical :.......................... Muka Laut di Tanjungpriok, Jakarta
Satuan Tinggi :.......................... Meter
Selang Kontur :.......................... 12,5 meter
LEGAL ASPEK
D IC E TA K D A N D IT E R B IT K A N O L E H :
B A D A N K O O R D IN A SI S U RV E I D A N P E M E TA A N N A S IO N A L (B A K O SU RTA N A L )
JA L A N R AYA JA K A RTA - B O G O R K M 46 T L P : (021)8752062 FA X :62-21-8752064
T L X :48305 B A K O S T IA C IB IN O N G 16911-B O G O R
http://w w w.bakosurtanal.go.id
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia

Catatan
Apabila dikerjakan oleh dua instansi, maka ditulis
secara terpisah contoh:
- Diterbitkan : Bappeda Kab.Bogor
- Didesain/Dibuat : Bakosurtanal
RIWAYAT PETA

Dibuat dicetak dan diedarkan oleh : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
Dikompilasi dari : Foto Udara skala 1 : 50.000
tahun 1993/1994 secara Fotogrametri
Survei lapangan : Tahun 1999
Catatan : Peta ini bukan referensi resmi
mengenai garis-garis batas administrasi nasional dan internasional.
Jika terdapat kesalahan pada peta ini, harap memberitahukan kepada
BAKOSURTANAL
PETUNJUK
PEMBACAAN
KOORDINAT
ORIENTASI (ARAH) PETA
GARIS BATAS PADA PETA
TOPOGRAFI

Bentuk medan

Kenampakan di peta
dalam bentuk simbol
garis
Bentuk medan

Kenampakan di peta
dalam bentuk simbol
titik ketinggian
Hubungan antara relief
dan sebaran objek
PENYAJIAN DATA KETINGGIAN DALAM
BENTUK KONTUR DAN SHADING
ANALISIS
PROFIL PENAMPANG MELINTANG

Perbesaran Vertikal 1 kali


K e tin g g ia n
2193
1701

A
1176

B
651
126

0 4425 8850 13275 17700 22125 26502

Jarak
ANALISIS LERENG/GRADIEN
B

Kemiringan lereng/slope sering


disebut dengan gradien

Perbesaran Vertikal 1 kali


K e tin g gia n
1701 2193

A
1176

B
651
126

0 4425 8850 13275 17700 22125 26502

Jarak
MENGHITUNG GRADIEN
100

25
C
C

Selisih nilai B
antara dua
kontur di A
dan di C Misal jarak B - C adalah 4 cm di peta
pada skala 50.000, maka
jarak di lapangan sama dengan
4 cm x 50.000 = 200.000 cm
= 2000 m
A Jarak horisontal di peta x skala B Beda Tinggi B-C adalah 100 – 25
= 75 meter.
Maka kemiringan lereng adalah
75 / 2000 = 0,0375 derajat
atau 75/2000 x 100 % = 3,75 %
PENGENALAN OBYEK

Tanah Kosong

Danau
Jalan

Permukiman

Hutan Rawa
Sungai

Tambak
MEKANISME PEMBUATAN PETA RUPABUMI
MEKANISME PEMBUATAN PETA RUPABUMI
MEKANISME PEMBUATAN PETA RUPABUMI
MEKANISME REPRODUKSI PETA DIGITAL

Anda mungkin juga menyukai