Anda di halaman 1dari 7

PERHITUNGAN LUAS WILAYAH DAN GARIS PANTAI NKRI

Disiapkan oleh:
Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Hidrografi-Oseanografi TNI-AL
(PUSHIDROSAL)

1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara pihak UNCLOS 1982 (United Nation Convention on
the Law of the Sea 1982) telah menerbitkan UU No. 6 tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia dan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2002 tentang Daftar Koordinat
Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia yang telah direvisi dengan
PP No.37 tahun 2008. Dua Landasan hukum tersebut, khususnya PP No.38 tahun
2002 dan PP No.37 tahun 2008, telah memagari wilayah perairan Indonesia.
Indonesia berbatasan di wilayah darat dan laut dengan negara tetangga. Di wilayah
darat berbatasan dengan tiga negara tetangga: Malaysia, Papua Nugini dan Timor
Leste, dan di wilayah laut berbatasan dengan 10 negara tetangga : India, Thailand,
Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, dan Timor
Leste.
Berdasarkan UNCLOS 1982, Indonesia sebagai negara kepulauan
(Archipelagic State) terbesar di dunia memiliki kedaulatan dan hak berdaulat
terhadap wilayah perairannya. Sesuai dengan UU no. 6 tahun 1996 tentang perairan
Indonesia, UU no. 43 tahun 2008 tentang wilayah negara dan UU no. 32 tahun 2014
tentang kelautan menyatakan bahwa Indonesia berhak menetapkan perairannya
yang terdiri atas :
a. Perairan Teritorial Indonesia, yaitu wilayah laut selebar 12 (dua belas)
mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia.
b. Perairan Kepulauan Indonesia, yaitu semua perairan yang terletak
pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan
kedalaman atau jaraknya dari pantai.
c. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak
pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk
kedalamannya semua, bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat.

1
d. Perairan Zona Tambahan adalah zona yang lebarnya tidak melebihi 24
(dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal dari mana lebar laut
teritorial diukur.
e. Zona Ekonomi Eksklusif adalah suatu area di luar dan berdampingan
dengan laut teritorial Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai perairan Indonesia dengan batas terluar 200 (dua
ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur
f. Landas Kontinen meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya dari area di
bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang
kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen atau
hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal darimana lebar
laut teritorial diukur; dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai
jarak tersebut hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut atau
sampai dengan jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman (isobaths)
2.500 (dua ribu lima ratus) meter.

Sebagai negara kepulauan terbesar, angka yang merepresentasikan wilayah


NKRI merupakan identitas yang perlu diketahui. Sehingga diperlukan perhitungan
luas daratan dan perairan laut Indonesia untuk mendapatkan angka yang akan
dijadikan acuan nasional.
Dalam melakukan perhitungan diperlukan data-data batas darat, garis pantai,
kesepakatan batas maritim, klaim batas maritim Indonesia dan garis pangkal yang
dibentuk oleh titik dasar berasarkan PP. No. 38 Tahun 2002 yang direvisi dengan PP
no. 37 tahun 2008. Pada tanggal 22-23 Januari 2018 dan 31 Januari 2018, BIG dan
Pushidrosal sebagai institusi yang berwenang telah melakukan perhitungan luas dan
panjang garis pantai dengan melakukan sinkronisasi data kelautan yang dimiliki oleh
masing-masing institusi.

2. PERHITUNGAN LUAS LUAS WILAYAH DAN GARIS PANTAI NKRI


Pelaksanaan perhitungan luas wilayah dan garis pantai NKRI didasarkan
kepada Garis Pangkal berdasarkan PP 38/2002 dan PP 37/2008 tentang Daftar
Koordinat Geografis titik-titik garis pangkal dan perjanjian batas wilayah dengan
negara tetangga. Untuk garis batas yang belum disepakati, maka digunakan garis
batas klaim unilateral Indonesia, seperti yang dituangkan di dalam peta NKRI 2017.

2
Data yang digunakan dalam perhitungan Luas Wilayah Indonesia menggunakan data
terbaik yang tersedia saat ini (best available data) yang bersumber dari peta sekala
terbesar yang ada dari masing-masing institusi.
a. Garis Pantai.
Berdasarkan S-32 IHO (Hydrographic Dictionary) garis pantai adalah
garis khayal yang merupakan titik temu air (laut) dan pantai (darat), dan
berdasarkan S-4 IHO (Regulations of the IHO For International Charts and
Chart Specifications of The IHO) garis pantai merupakan representasi dari
muka air tinggi rata-rata. Garis pantai merupakan batas daratan (pantai) yang
ditandai oleh muka air pasang tertinggi. Garis pantai selain dari unsur alami, di
dalam S-4 IHO dapat berupa unsur buatan seperti bangunan pelabuhan
(Shoreline Construction).
Definisi Hukum Garis Pantai terdapat dalam berbagai undang-undang
antara lain dalam Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, maka dapat dikatakan bahwa definisi garis pantai tersebut telah
berkekuatan hukum. Sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2011
Tentang Informasi Geospasial, garis pantai didefinisikan sebagai garis
pertemuan antara daratan dengan lautan yang dipengaruhi oleh pasang surut
air laut. Garis pantai sebagaimana dimaksud di atas terdiri atas Garis Pantai Commented [Rd1]: Perlukah ditambahkan akibat pengaruh
dinamika internal bumi seperti gempa bumi, gerakan lempeng
Surut Terendah, Garis Pantai Pasang Tertinggi dan Garis Pantai Tinggi Muka tektonik, dsb? Baru-baru ini ada pulau baru di Pakistan setelah
gempa terjadi
Air Laut Rata-Rata.
Untuk mendapatkan tiga kedudukan permukaan air laut tersebut di
atas, BIG dan Pushidrosal telah melaksanakan kegiatan pengukuran dan
pemetaan garis pantai dalam rangka pembuatan Peta LPI (Lingkungan Pantai
Indonesia), Peta LLN (Lingkungan Laut Nasional), Peta Laut Indonesia dan
Peta Laut Elektronik yang sering disebut ENC (Elektronic Navigational Chart).

b. Proyeksi Peta.
Dalam rangka perhitungan luas wilayah darat dan maritim, bentuk bumi
diproyeksikan sebagai bidang datar. Topografi bumi merupakan bentuk yang
kompleks untuk dapat dimodelkan secara matematik dengan akurat. Oleh
karena itu, umumnya untuk menyajikan bumi dalam bentuk peta mendasarkan
asumsi bahwa bumi berbentuk oblate spheroid dengan menggunakan

3
pendekatan proyeksi peta dengan pilihan persyaratan yang diinginkan sebagai
berikut:
a. Conform, yaitu bentuk sebuah peta yang sebangun dengan
keadaan sebenarnya pada permukaan spheroid. Sehingga mengukur
arah di atas permukaan peta akan identik dengan pengukuran arah
pada permukaan bumi,
b. Equidistance, yaitu jarak di atas peta jika dikalikan dengan
sekalanya akan identik dengan jaraknya di permukaan bumi,
c. Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di atas peta
dengan memperhitungkan sekalanya akan sama dengan (mendekati)
keadaan luas wilayah di permukaan bumi.
Dalam rangka perhitungan luas wilayah maritim, digunakan dua macam
proyeksi peta yaitu conform dan equivalent. Proyeksi conform yang digunakan
adalah Mercator dimana seluruh permukaan bumi digambarkan pada bidang
silinder dengan sumbunya berimpit dengan bola bumi. Proyeksi ini memiliki
sifat khusus yaitu mempertahankan arah dan jarak yang mana pada bidang
ekuator diproyeksikan sama jarak. Proyeksi Equivalent yang digunakan yaitu
Cylindrical Equal Area, proyeksi ini digunakan karena luas permukaan yang
diproyeksikan harus tetap. Dalam rangka perhitungan panjang garis pantai,
digunakan dua macam proyeksi peta yaitu conform dan equidistant.

Gambar 1 Proyeksi Lambert Cylindrical Equal Area

4
Gambar 2 Proyeksi Mercator
c. Data yang digunakan
1) Peta LPI dan LLN sekala 1:50.000.
2) Peta RBI digital sekala 1:25.000 yang mencakup Jawa, Bali,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur serta Maluku
Tenggara.
3) Peta RBI sekala 1:50.000 untuk wilayah sebagian Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
4) Peta Laut Indonesia dan Peta Laut Elektronik (ENC) yang
mencakup seluruh wilayah laut Indonesia dalam berbagai macam
sekala mulai dari Berthing (>1:4.000), Harbour (1:4000-1:21.999),
Approach (1:22.000-1:89.999), Coastal (1:90.000-1:349.999), General
(1:350.000-1:1.499.999).
5) Data hasil validasi penamaan pulau secara nasional yang
tercantum pada Toponimi Pulau Indonesia;
6) Data lain yang sudah divalidasi dengan ketelitian yang lebih baik
dari peta dasar antara lain citra tegak resolusi tinggi;
7) Data garis pantai dari sumber peta lainnya.

d. Metode yang digunakan


Penghitungan panjang garis pantai Indonesia dilakukan
menggunakan metode kartografi digital dengan cara mengkompilasi

5
data garis pantai dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas,
dibantu dengan pemanfaatan teknologi SIG (Sistem Informasi
Geografi) dan datum yang digunakan adalah WGS 1984.
Dengan menggunakan data-data yang telah disampaikan di
atas, luas wilayah maritim dihitung menggunakan perangkat lunak Arc
GIS dengan melakukan penetapan datum WGS 84 serta proyeksi
Mercator dan Cylindrical Equal Area. Diperoleh luasan wilayah maritim
seperti tergambar pada Tabel 1. Terkait dengan nilai panjang garis
pantai sesuai dengan kesepakatan rapat antar kementerian yang telah
dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2018, dengan proyeksi
Equidistant Cylindrical Ellipsoidal dihasilkan 107.450 km dan dengan
proyeksi Mercator dihasilkan 107.683 km, sehingga rapat memberikan
rekomendasi bahwa panjang garis pantai adalah 108,000 km.
Tabel 1. Perhitungan luas wilayah perairan Indonesia.

LAMBERT CYLINDRICAL MERCATOR


NO KOMPONEN
EQUAL AREA (BIG) (PUSHIDROSAL)
1 Luas Daratan 1.891.862 Km2 1.901.018 Km2
2 Luas Wilayah Kedaulatan:
Perairan Pedalaman dan
3.090.738 Km2 3.111.401 Km2
Perairan Kepulauan
Laut Teritorial 283.946 Km2 286.832 Km2
3 Luas Wilayah Berdaulat:
Zona Tambahan 265.322 Km2 268.245 Km2
2
Zona Ekonomi Eksklusif 2.960.183 Km 3.003.179 Km2
Landas Kontinen 2.764.654 Km2 2.802.630 Km2
2
4 Luas Perairan Indonesia 6.339.084 Km 6.405.635 Km2

Berdasarkan kesepakatan dari rapat teknis yang dihadiri oleh kementerian


terkait yaitu BIG, Pushidrosal, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman pada tanggal 31 Januari 2018, disepakati
rekomendasi luas darat dan maritim Indonesia sebagaimana rekomendasi untuk
panjang garis pantai. Rekomendasi ini dimaksudkan sebagai angka yang dapat
digunakan oleh semua kalangan pada Tabel 2.

6
Tabel 2 Rekomendasi Hitungan Luas.

NO KOMPONEN LUAS
1 Luas Daratan 1,900,000 km²
2 Luas Perairan Pedalaman dan Perairan Kepulauan 3,110,000 km²
3 Luas Laut Teritorial 290,000 km²
4 Luas Zona Tambahan 270,000 km²
5 Luas Landas Kontinen 2,800,000 km²
6 Luas Zona Ekonomi Eksklusif 3,000,000 km²
7 Luas Total Luas Perairan 6,400,000 km²
8 Luas NKRI 8,300,000 km²

3. Kesimpulan
Dari kegiatan perhitungan data kewilayahan Indonesia berupa luas perairan
Indonesia dan panjang garis pantai NKRI, oleh BIG dan Pushidrosal, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. BIG dan Pushidrosal telah menyepakati hasil rekomendasi luas wilayah
dan garis pantai NKRI sebagai data rujukan nasional.
b. Data yang digunakan dalam perhitungan Luas Wilayah Indonesia
menggunakan data terbaik yang tersedia saat ini (best available data) yang
bersumber dari peta sekala terbesar yang ada dari masing-masing institusi.
c. Proyeksi yang digunakan dalam perhitungan luas wilayah adalah
Mercator dan Cylindrical Equal Area sedangkan proyeksi yang digunakan
untuk menghitung panjang garis pantai adalah Equidistant Cylindrical
Ellipsoidal dan Mercator.
d. Perhitungan luas wilayah dan garis pantai NKRI menggunakan metode
yang merujuk kepada hukum dan kebiasaan internasional yang berlaku
termasuk Konvensi Hukum Laut 1982, mengenai cara-cara penghitungan
zona maritim.
e. Bahwa hasil dalam penghitungan panjang garis pantai ini bersifat
dinamis dan berlaku terhadap sumber data terbaik dan mutakhir yang
digunakan saat ini, sesuai sekala dan ketelitian sumber data yang digunakan.
Nilai panjang garis pantai ini tentunya akan dapat berubah sesuai dengan
sumber data yang digunakan. Jika di masa mendatang terdapat sumber data
yang lebih teliti dari saat ini, dimungkinkan adanya perubahan nilai panjang
garis pantai.

Anda mungkin juga menyukai