Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum,Wr.Wb

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT, atas kehendakn-Nya kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Meskipun banyak sekali kekurangan dan kesalahan didalamnya, namun
kami berharap bisa memberikan sedikit pengaetahuan tentang hal yang kami tulis ini.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
pendengar. Kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Sekian Terima Kasih.

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Kikim Selatan, 06 Januari 2022


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penginderaan jauh atau yang biasa disingkat dengan Inderaja merupakan sebuah sistem
informasi yang digunakan untuk menganalisis atau mengukur sebuah data di lapangan terkait sebuah
fenomena di daerah tersebut tanpa harus terjun langsung dilapangan ataupun kontak langsung dengan
objek tersebut. Penginderaan jauh sudah banyak digunakan untuk meneliti banyak bidang.
Penginderaan jauh sendiri dilakukan menggunakan pesawat, pesawat luar angkata, satelit dan beberapa
lain diantaranya. Penginderan jauh kali ini digunakan untuk pemanfaatan jaringan transportasi dan
kegunaan lahan. Jaringan transportasi di masa kini yang sudah semakin berkembang dan juga ada hal
menguntungkan dan juga merugikan dari beberapa sisi.
Transportasi sendiri merupakan suatu kendaraan yang digunakan untuk sampai pada tujuan
tertentu, transportsi sendiri sudah ada sejak jaman dahulu, mulai dari transportasi masih dengan
binatang seperti kuda, kerbau dan onta hingga sampai sekarang telah semakin berkembang menjadi
kendaraan bermesin misalnya mobil, motor, pesawat, kereta api, bajaj, hingga bus. Meskipun tidak
dapat dipungkiri sampai sekarangpun masih dapat kita temui alat transportasi dengan tenaga binatang
seperti delman contohnya yang sampai sekarang masih dapat kita temui masih menggunakan tenaga
kuda dan masih dapat ditemui di jogja misalnya. Kemudian juga onta yang masih di Arab.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini ialah :
1. Apa yang dimaksud dengan interpretasi peta dan penginderaan jauh ?
2. Apa yang dimaksud dengan interpretasi citra penginderaan jauh ?
3. Bagaimana Pengolahan Citra Pengindraan Jauh untuk Jaringan Transportasi ?
4. Apa saja manfaat Penginderaan jauh dalam berbagai Bidang ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui :
1. Apa yang dimaksud dengan interpretasi peta dan penginderaan jauh.
2. Apa yang dimaksud dengan interpretasi citra penginderaan jauh.
3. Bagaimana Pengolahan Citra Pengindraan Jauh untuk Jaringan Transportasi.
4. Apa saja manfaat Penginderaan jauh dalam berbagai Bidang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INTERPRETASI PETA DAN PENGINDERAAN JAUH


A. PETA
1. Pengertian Peta
Peta adalah representasi dari seluruh atau sebagian permukaan bumi atau beberapa
benda langit pada permukaan bidang dengan tanda-tanda konvensional. Representasi ini
digambarkan melalui skala tertentu, sehingga setiap aspek yang berbeda dari permukaan bumi
seperti relief, permukiman, penggunaan lahan dan jaringan transportasi dapat dikenali.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa peta adalah gambaran permukaan tiga dimensi yang
ditampilkan dalam bidang dua dimensi.
2. Fungsi Peta
Terdapat lima fungsi peta, diantaranya sebagai berikut!
Peta sangat bermanfaat untuk menunjukkan atau menggambarkan:
1.    Arah dan jarak di bumi,
2.    Lokasi suatu tempat,
3.    Ketinggian suatu tempat,
4.    Puas dan bentuk wilayah,
5.    Perubahan sifat alami dan nonalami.
Jadi, peta dapat berfungsi memperlihatkan / menyajikan bentuk, ukuran, dan
lokasi/letak suatu daerah terhadap daerah lain yang berada di permukaan bumi ke dalam bidang datar;
menyajikan data tentang potensi yang dimiliki suatu daerah (sebagai sumber data). 
3. Jenis Dan Klasifikasi Peta
Berdasarkan skalanya, jenis peta dibedakan menjadi lima macam.
 Skala 1: 100 sampai 1: 5.000 disebut peta kadaster. Peta ini berguna untuk menggambarkan
peta tanah dalam sertifikat hak milik tanah (bahasa Jawa: pikukuh).
 Skala 1: 5.000 sampai 1: 250.000 disebut peta skala besar. Peta ini digunakan untuk
menggambarkan wilayah yang sempit, misalnya peta kota.
 Skala 1: 250.000 sampai 1: 500.000 disebut peta skala sedang. Peta ini digunakan untuk
menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta provinsi.
 Skala 1: 500.000 sampai 1: 1.000.000 disebut peta skala kecil. Peta ini digunakan untuk
menggambarkan wilayah yang cukup luas, misalnya menggambarkan suatu negara.
 Skala kurang dari 1: 1.000.000 disebut peta skala geografi. Peta ini digunakan untuk
menggambar benua atau dunia.
4. Klasifikasi Peta
Peta dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu peta dasar dan peta tematik.
- Peta Dasar
Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta berikutnya. Peta
dasar yang digunakan ialah peta topografi yang menggambarkan keadaan bentuk muka bumi (bentang
alam). Peta ini disebut juga peta umum, yaitu peta yang menggambarkan seluruh kenampakan yang
ada di suatu daerah, misalnya sungai, sawah, pemukiman, jalan raya, dan jalan kereta api, peta rupa
bumi.
- Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan tertentu di permukaan bumi.
Berikut beberapa contoh peta tematik.
●    Peta khusus atau peta tematik ●    Peta tematik kualitatif
●    Peta lokasi pertambangan ●    Peta persebaran hutan bakau
●    Peta persebaran industry ●    Peta persebaran jenis tanah
●    Peta tematik kuantitatif ●    Peta kepadatan penduduk
●    Peta tingkat pendapatan ●    Peta produksi jagung

5. Menginterpretasi Peta
Interpretasi peta berfungsi dalam menjelaskan perbedaan spasial atau mengapa
kenampakan geografis tertentu terjadi di tempat tertentu. Hal yang harus diperhatikan dalam
interpretasi peta yaitu kemampuan menjelaskan pola spasial dengan mengaitkan setiap pola geografis
dengan informasi yang diketahui, tidak hanya berfokus pada penentuan jarak, ketinggian, lokasi dan
kuantitas tetapi pada ciri fisik dan sifat. 
Interpretasi peta dapat dilakukan dalam beberapa langkah yaitu 
a) Mengenali pola spasial dengan mempelajari sifat dan ciri yang digambarkan oleh suatu
pola. Tidak hanya kenampakan
budaya saja, suatu pola dapat
menggambarkan kenampakan fisik
misalnya pada ketinggian 2000
mdpl jenis vegetasi yang dapat
ditemui adalah teh.
b) Menjelaskan pola, dilakukan dengan
identifikasi jenis pola dan membuat
garis besar informasi yang dapat
menjawab pertanyaan apa, dimana dan kapan pola itu terjadi.
c) Mengorelasikan pola yang berbeda, sebab keberadaan suatu pola bisa menjadi sebab dari adanya
pola lain disekitarnya. Misalnya terdapat pemukiman di sepanjang aliran sungai, itu artinya pola
alami bisa berhubungan dengan pola sosial atau pola budaya.
d) Sadar akan keterbatasan kartografi, keterbatasan pada peta dapat dilihat dari proses pembuatan
peta.

B. PENGINDERAAN JAUH
1. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi dan
menentukan objek serta memperoleh informasi
tentang sifat fisik objek melalui analisis data objek
yang dikumpulkan dengan menggunakan sensor
yang letaknya jauh dari objek dan tidak
bersentuhan langsung secara fisik dengan
objek.  Penginderaan jauh telah mengalami banyak
perkembangan, selain dari wahana dan instrumen,
sensor yang digunakan pun turut berkembang.  

Penginderaan jauh memiliki beberapa komponen, yaitu:


 Sumber energi, berupa gelombang elektromagnetik untuk mendapatkan gambaran permukaan
bumi.
 Atmosfer yang selektif terhadap panjang gelombang
 Sensor untuk melacak, mendeteksi, dan mereka objek sasaran di alam dalam jangka waktu tertentu
 Perolehan data dengan interpretasi foto udara
 Penggunaan data sebagai penentu tingkat keberhasilan

2.2 INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH


Interpretasi Citra Penginderaan jauh menyajikan representasi permukaan bumi berdasarkan
pantulan energi elektromagnetik dari objek yang akan direkam sensor. Objek yang terekam pada citra
memiliki beberapa ciri yaitu :
a) ciri spasial yang berkaitan dengan aspek keruangan yang mencakup bentuk, ukuran, bayangan,
pola, tekstur situs dan asosiasi, 
b) ciri temporal, yaitu ciri yang berkaitan dengan umur benda atau waktu perekaman,
c) ciri spektral yaitu ciri yang dihasilkan dari interaksi tenaga elektomagnetik dengan benda yang
dinyatakan dengan rona dan warna.
Untuk menginterpretasi citra kita harus mengetahui unsur-unsur interpretasi citra
Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu:
1.  Rona, adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra.
2. Ukuran, meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan dan volume objek.
3. Bentuk, memiliki kaitan yang erat dengan ciri keuangan, konfigurasi dan batas sebuah objek.
4. Tekstur, biasanya dikelompokkan menjadi kasar dan halus.
5. Pola, merupakan ciri yang menandai objek buatan manusia atau alami.
6. Bayangan, membantu dalam menegaskan objek pada citra.
7. Situs, adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
8. Asosiasi, merupakan keterkaitan antara objek yang satu dengan lainnya.

Selanjutnya Keunggulan penginderaan jauh diantaranya sebagai berikut:


 Daerah atau kota yang semula tidak tampak dapat direkam sehingga terwujud dalam bentuk
citra yang akhirnya dapat dikenali.
 Setiap gambar dapat meliputi daerah yang luas, misalnya sampai setengah bola bumi.
 Merupakan cara yang paling cepat dan tepat untuk memetakan daerah bencana. Misalnya,
daerah gempa dan daerah banjir.
 Pembuatannya dapat diulang-ulang dalam waktu yang pendek.
 Merupakan alat yang baik untuk pembuatan peta karena dapat menggambarkan objek secara
lengkap dan mirip dengan wujud yang sebenarnya.
 Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.

Manfaat citra pengindraan jauh yaitu:


 Sebagai alat penerima, Citra merupakan alat yang baik dalam memberikan rekaman
objek sehingga citra sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran geografi, juga merupakan
alat pendukung dalam penelitian geografi
 Untuk mendapatkan kenyataan terbaru setiap saat dan dalam cuaca apapun, pengambilan citra
dapat dilakukan. Citra merupakan sumber data dan dapat menyajikan gambar secara lengkap.
 Alat penjelasan, Citra merupakan alat yang baik untuk memahami letak dan susunan gejala di
muka bumi, karena citra menyajikan gambar yang lengkap dan wujud yang sebenarnya.
 Alat bantu menyusun teori Foto udara merupakan penghubung yang baik antara fakta dan teori.
Teori disusun berdasarkan penelitian yang dibuat dengan tingkat kepercayaan antara fakta dan
teori.
2.3 PENGOLAHAN CITRA PENGINDRAAN JAUH UNTUK JARINGAN
TRANSPORTASI

a. Pengertian Transportasi
Transportasi merupakan salah satu objek kajian geografi, yang berkaitan dengan interaksi
antarwilayah. Transpotrasi digunakan sebagai sarana untuk menggerakkan manusia atau barang dari
satu wilayah ke wilayah lainnya. Tujuan keberadaan transportasi adalah untuk memindahkan atau
pergerakan (mobilitas) manusia, barang, atau informasi dari tempat asal ke tempat tujuannya.
Transportasi ini menimbulkan adanya aktivitas ekonomi (perdagangan) atau aktivitas social
(pendidikan, kesehatan, dan rekreasi) antarwilayah. Kebutuhan transportasi akan terus meningkat
seiring dengan kebutuhan penduduk yang beragam.

b. Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merancang dan memprediksi
kebutuhan transportasi di masa yang akan datang. Data yang dibutuhkan dalam perencanaan
transportasi meliputi data kependudukan (demografi), penggunaan lahan, kondisi ekonomi, dan data
kebutuhan perjalanan (demand travel). Data ini digunakan untuk analisis pola mobilitas penduduk.
Selain itu, data yang digunakan dalam kajian transportasi yaitu lokasi pekerjaan, waktu yang
diperlukan untuk tiba di lokasi pekerjaan, kepemilikan kendaraan, dan jenis kendaraan yang
digunakan.
Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini.
Teori yang paling populer adalah “Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap”. Menurut tahun
(2000), model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing
harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Adapun keempat dari submodel tersebut yaitu sebagai
berikut.
1) Bangkitan dan Tarikan Pergerakan (Trip Generation and Trip Atraction)
Tahap bangkitan and tarikan pergerakan bertujuan memperkirakan jumlah pergerakan yang akan
dilakukan pada setiap tempat asal ke tempat tujuan, misalnya anak sekolah yang pergi ke sekolah.
Data atau informasi yang digunakan dalam penentuan bangkitan dan tarikan pergerakan, yaitu
penggunaan lahan, penduduk, dan kondisi sosial ekonomi. Jumlah bangkitan dan tarikan
pergerakan merupakan informasi yang sangat penting dalam memperkirakan pergerakan
antarwilayah. Pergerakan antarwilayah juga sangat dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem
jaringan jalan antarwilayah tersebut.
2) Sebaran/Distribusi Pergerakan (Trip Distribution)
Tahap distribusi pergerakan merupakan interaksi antara penggunaan lahan, jaringan transportasi,
dan arus lalu lintas. Pola distribusi (sebaran) arus lalu lintas antara tempat asal ke tempat tujuan
merupakan hasil interaksi antara lokasi dan penggunaan lahan. Di dalam pemodelan distribusi
pergerakan dikenal istilah interaksi spasial. Interaksi spasial dalam geografi adalah arus manusia,
barang, uang, atau informasi. Interaksi ini disebabkan adanya perrbedaanpotensi wilayah.
Misalnya Indramayu merupakan salah satu wilayah penghasil beras, sedangkan Jakarta tidak. Oleh
karena itu, terjadi distribusi pergerakan dari Indramayu ke Jakarta.
3) Pemilihan Alat Transportasi
Pemilihan alat transportasi merupakan bagian terpenting dalam perencanaan transportasi karena
dilakukannya pemilihan jenis angkutan umum. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan alat transportasi, antara lain sebagai berikut.
o Kepemilikan kendaraan pribadi, semakin tinggi pemilikan kendaraan pribadi akan semakin
kecil pula ketergantungan pad angkutan umum.
o Struktur rumah tangga, hal ini berdasarkan kondisi rumah tangga seperti umur keluarga dan
jumlah anggota keluarga, di mana semakin banyak umur dan jumlah anggota keluarga
semakin tinggi peluang untuk mempunyai kendaraan pribadi.
o Pendapatan, semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang menggunakan kendaraan
pribadi.
o Tujuan pergerakan, misalnya orang akan menggunakan kendaraan pribadi karena ketepatan
waktu, dan kenyamanan, yang tidak dapat dipenuhi oleh angkutan umum.
o Waktu terjadinya pergerakan, pada malam hari orang akan menggunakan kendaraan pribadi
karena tidak adanya angkutan umum.
o Jarak perjalanan, semakin jauh jarak perjalanan, orang akan cenderung menggunakan
angkutan umum.
4) Model Pemilihan Rute Perjalanan (Traffic Assignment)
Setiap orang dalam melakukan pergerakan akan mencari rute untuk meminimalkan biaya dan
waktu perjalanan. Dalam proses pemodelan pemilihan rute, data yang digunakan antara lain
permintaan angkutan dan jaringan jalan. Faktor yang menjadi pertimbangan dalm pemilihan rute
pergerakan, yaitu waktu tempuh, jarak, biaya (bahan bakar dan lainnya), kemacetan dan antrean,
jenis jalan raya (jalan tol, jalan arteri), pemandangan, kawasan tertib lalu lintas dan markah jalan,
serta kebiasaan. Pemilihan rute sangat diperlukan untuk dapat menghindari kemacetan atau
kendala-kendala lain yang biasa terjadi di jalan. Misalnya, saat akan melakukan perjalanan yang
harus melewati jalan yang sudah teridentifikasi macet maka kita bisa mencari jalur alternatif lain
untuk mencapai tempat tujuan.

c. Jaringan Transportasi
Menurut UU No. 38 Tahun 2004, jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional yang
mempunyai peranan penting dalam mendulkung bidang ekonomi, sosial, dan budaya serta lingkungan
yang dapat dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangaan
dan pemerataan pembangunan antardaerah, dan memperkokoh kesatuan nasional untuk memantapkan
pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan
sasaran pembangunan nasional. Menurut UU No 38 Tahun 2004, jaringan jalan dibedakan berdasrakan
fungsinya, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan local, dan jalan lingkungan.
1) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.
2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri pelayanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan umum setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan
ciri perjalanan jarak dekat da kecepatan rata-rat rendah.

d. Pengindraan Jauh untuk Kajian Transportasi


Dalam kajian transportasi,citra pengindraan jauh banyak menyediakan data dan informasi
dibandingkan dengan metode pengumpulan data secara konvensional seperti survei lapangan, studi
literatur, dan studi dokumentasi. Selain itu, data citra pengindraan jauh lebih banyak tersedia sehingga
perencanaan transportasi akan lebih mudah. Pengindraan jauh dalam kajian transpotasi, yaitu untuk
penyediaan data penggunaan lahan, pengumpulan data sosial ekonomi, dan inventarisasi jaringan
transportasi.
1). Penyediaan Data Penggunaan Lahan
Perencanaan transportasi memerlukan data penggunaan lahan untuk menentukan pola
pergerakan, volume, distribusi sarana angkutan, dan tingkat aksesibilitas sistem transportasi. Data
penggunaan lahan dapat menentukan harga lahan yang sangat penting dalam perencanaan dan
pengembangan kawasan perdagangan, permukiman, industri, dan jasa. Kemudian data lokasi tempat
tinggal penduduk (permukiman), dan lokasi beraktivitas penduduk. (bekerja, sekolah, rekreasi)
merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pergerakan penduduk sehingga data penggunaan
lahan sangat penting untuk perencanaan transpotasi.
Setiap citra pengindraan jauh dapat menampilkan data penggunaan lahan dengan waktu
perekaman yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk memperoleh informasi perubahan
penggunaan lahan dalam perencanaan transportasi.

2). Pengumpulan Data Sosial Ekonomi


Kondisi sosial ekonomi dan karakteristik penduduk pada suatu wilayah mencerminkan poal
penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi, misalnya menentukan jumlah
bangkitan pergerakan. Informasi mengenai jumlah penduduk pada suatu wilayah merupakan
parameter penting dalam perencanaan transportasi. Pengindraan jauh merupakan sumber data yang
dapat digunakan dalam memperkirakan jumlah penduduk. Untuk memperkirakan jumlah penduduk
melalui citra pengindraaan jauh, yaitu dengan menghitung jumlah unit bangunan dan tipe ukuran
abngunan rumah dikalikan dengan jumlah penghuni tipe rumah tersebut. Kategori untuk setiap rumah,
yaitu jumlah keluarga besar, keluarga sedang, dan keluarga kecil. Sementara kepadatan, kategorinya
padat, sedang, dan jarang. Untuk mengetahui pola persebaran penduduk dapat diestimasi dari pola
permukiman penduduk.

3). Inventarisasi Jaringan Transportasi (Kondisi jalan)


Citra pengindraan jauh dengan resolusi tinggi dapat menampilkan data jaringan jalan, sungai,
dan rel kereta api dengan sangat jelas. Bahkan fungsi jalan dapat dibedakan daricitra seperti jalan tol,
jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Selain jaringan jalan, pada citra juga dapat ditampilkan
persimpangan jalan, tempat parkir, terminal, bandar udara, dan stasiun kereta api. Informasi yang
detail dan akurat tentang jaringan jalan merupakan dasar untuk manajemen dan perencanaan
transportasi. Citra satelit pengindraan jauh dpaat menyediakan sumber informasi spasial jaringan jalan
seperti lokasi, panjang jalan, lebar jalan, kualitas jalan (jalan beraspal, jalan paing, jalan blok, dan jalan
tanah). Informasi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki data sistem transportasi yang sudah
ada.

2.4 MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DALAM BERBAGAI BIDANG

A. Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Meteorologi dan Klimatologi


 Melakukan perekaman terhadap pola awan guna mengetahui bidang pergerakan tekanan
udara,
 Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan, kandungan air serta
kelembapan di udara,
 Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan
tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon,
 Mengamati sistem/pola angin permukaan,
 Melakukan pemodelan meteorologi dan kumpulan data klimatologi.

B. Fungsi Inderaja di Bidang Kependudukan dan Perencanaan Wilayah


Penginderaan jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yang berkenaan dengan
bumi. Salah satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil penginderaan jauh dalam bidang
kependudukan adalah untuk memetakan distribusi spasial penduduk.
Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja juga dapat dimanfaatkan untuk
meneliti dampak keberadaan manusia dalam lingkungan hidup. Karena ukuran penduduk terlalu
kecil, pola distribusinya hanya dapat diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu berdasarkan pola
permukiman penduduk atau bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat
diketahui dengan menginterpretasikan bentuk lahan dan penggunaanya.

C. Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Kehutanan


Pemanfaatan inderaja pada bidang kehutanan berkaitan dengan pengelolaan hutan untuk kayu
termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali,
pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi,
dan pengawasan kebakaran.
Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran, maka penggunaan citra
inframerah akan membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring
perubahan temperatur secara berkesinambungan dengan aspek geografis yang cukup memadai
sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.

D. Kegunaan Penginderaan Jauh di Bidang Kelautan


Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) antara lain yaitu:
 Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar
tampak (0-200 m),
 Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekuensi),
 Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan,
 Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

E. Aplikasi Inderaja di Bidang Ilmu Bumi dan Lingkungan


Pengaplikasiaan inderaja pada bidang ilmu bumi (geofisika, geologi, dan geodesi) diantaranya
adalah sebagai berikut:
 Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS,
 Menentukan struktur geologi dan macam batuan,
 Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi,
dan pemantauan persebaran debu vulkanik,
 Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batubara,
 Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut,
 Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.
F. Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan
yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang
diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut.
Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam
penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan.
Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian,
perencanaan, dan pengembangan wilayah.
Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya dan permukiman.

G. Manfaat Penginderaan Jauh Pada Bidang Transportasi Darat


 Data observasi dengan menggunakan sistem penginderaan jarak jauh tidak menganggu aktifitas
transportasi;
 Dapat menjangkau lokasi atau tempat yang tidak memungkinkan secara fisik untuk memetakan
pembukaan jalur transportasi baru dan menghemat dana;
 Penggunaan dana dalam memperbaiki tingkat ketelitian (spasial dan spectral) dapat
diminimalisir;
 Merencanakan konektifitas dan aksesbilitas pada suatu sistem transportasi yang menghubungkan
daerah terpencil dengan daerah perkotaan;
 Memprediksikan pengembangan wilayah dengan penentuan sistem transportasinya;
 Mengetahui kondisi jalan yang ada, baik kondisi jalan propinsi, daerah, dan nasional;
 Penentuan zonanisasi (zoning) transportasi;
 Membuat pemodelan transportasi yang diinginkan bagi pembuat kebijakan transportasi;
 Memprediksikan laju pertumbuhan transportasi dari tahun ke tahun;
 Memantau tata guna lahan terkait dengan jalur transportasi; dan
 Mengetahui struktur dan letak jalan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penginderaan jauh sudah banyak digunakan untuk meneliti banyak bidang. Penginderaan jauh
sendiri dilakukan menggunakan pesawat, pesawat luar angkata, satelit dan beberapa lain diantaranya.
Maka dari itu jika menggunakan penginderaan jauh akan banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan
kita sehari-hari, dan juga dapat dengan mudah meneliti atau mendapatkan informasi tanpa harus terjun
ke lapangan atau kontak langsung.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/lenovo/Downloads/
PemanfaatanPenginderaanJauhDiBidangPekembanganJaringanTransportasiDanKegunaanLahan2..pdf

https://yasiindo.or.id/manfaat-pengindraan-jauh-bidang-transportasi-darat/

https://id.scribd.com/document/510853655/MAKALAH-GEOGRAFI-KELOMPOK-5-TIFANY-
ANGGRAENI

Anda mungkin juga menyukai