Anda di halaman 1dari 36

Penentuan Forward Rate (FR)

 Menggunakan Teori Interest Rate Parity


(IRP)
 Menggunakan Teori Purcahsing Power
Parity (PPP)

1-1
Penentuan Forward Rate dengan Teori IRP
Inti dari teori tersebut adalah :

Bila ih > if  P > 0 Premium FR > SR, artinya jika tingkat bunga di dalam
negeri lebih tinggi dibandingkan tingkat bunga di luar negeri, sehingga
yang terjadi adalah forward premium, maka mata uang dalam negeri
akan depresiasi di kemudian hari.
Bila ih < if  P < 0 Discount FR < SR, sebaliknya.

16000 80
14000 70
12000 60
Kurs Rp / $

Tk. Bunga
10000 50
Rp / $
8000 40
T_bunga
6000 c 30
4000 20
2000 10
0 0
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91
Periode

Gambar 7.1. Perbandingan Perkembangan Kurs Rp/$ dan Tk. Bunga di Indonesia
Periode 1998 – 2005
1-2
Contoh 1
Dana yang tersedia = Rp 1 juta ih = 10 %
Spot Rate (SR) = Rp 10.000,-/ $ if =5%

Ih = bunga dalam negeri


if = bunga

Pertanyaannya adalah, berapa kurs forward Rp terhadap Dollar untuk 1 tahun


lagi? Untuk menjawabnya digunakanlah perhitungan seperti di bawah ini :

Forward Rate = SR ( 1 + p )

Dimana nilai p (forward premium/discount) dapat dicari dengan rumus :

1 + ih 1 + 10 %
p = -------- - 1 = ------------- - 1 = 0,0476, atau Dollar apresiasi 4,76 %
1 + if 1+5%

Sehingga FR-nya = Rp 10.000,- ( 1 + 0,0476 ) = Rp 10.476,- / $

1-3
Graphic Analysis of Interest Rate Parity
Interest Rate Differential (%)
home interest rate – foreign interest rate

Z IRP line
2
B X

Forward -3 -1 1 3 Forward
Discount (%) Premium (%)
Y
A -2

W
-4
1-4
Does IRP Hold?
Forward Rate
Premiums and
Interest Rate
Differentials for
Seven Currencies

1-5
Penentuan Forward Rate dengan Teori PPP
Purchasing-Power Parity (PPP)
 The idea that a basket of goods should sell for the same
price in two countries, after exchange rates are taken into
account.
 Teori ini didasarkan pada hukum “The law of one price
( LOP )” yang mengatakan “ Harga produk yang sama di
dua negara yang berbeda akan sama bila dinilai dalam
currency mata uang yang sama “
 Contoh : ( PPP absolut )
 Jika 1 kg apel di Indonesia Rp 10.000 dan di Amerika
1 USD, maka dapat dikatakan bahwa Rp 10.000 = USD
1, dengan demikian kursnya adalah Rp 10.000 / $.

1-6
Inti dari teori PPP adalah :

1. Bila Ih > If  ef > 0, mata uang dalam negeri akan depresiasi dan valas apresiasi di
kemudian hari.
2. Bila Ih < If  ef < 0, akan sebaliknya.

ef = 1 + Ih - 1
1 + If

ef = Presentase perubahan kurs valas


Ih = inflasi di home country
If = inflasi di foreign country

FR = SR ( 1 + ef ) atau
= SR [ 1 + ( Ih – If ) ]

Contoh 1
Inflasi di Indonesia 9%
Inflasi di USA 3%
SR saat ini Rp 10.000,- / $

1 + Ih 1+9%
ef = ---------- - 1 = ---------- - 1 = 0,0582 atau 5,82 %
1 + If 1+3%

Sehingga besarnya FR dapat diketahui menjadi :

FR = SR ( 1 + ef ) = 10.000 ( 1 + 0,0582 ) = Rp 10.582 / $, atau

= SR [ 1 + ( Ih – If ) ] = 10.000 [ 1 + ( 9 % - 3 % ) ] = Rp 10.600 / $

1-7
Graphic Analysis of Purchasing Power Parity
Inflation Rate Differential (%)
home inflation rate – foreign inflation rate

4 PPP line
Increased
purchasing C
power of
foreign goods
2 A

-3 -1 1 3 %  in the foreign
currency’s spot
rate

Decreased
-2 purchasing
power of foreign
goods
B D
-4
1-8
Tests of PPP based on annual data from 1982 to 2004

1-9
FIN 503 Prof. Jim Mallett (Modified)

Permintaan, Penawaran,
dan
Mekanisme Perdagangan Valas

1-10
Permintaan dan Penawaran Valas

1-11
Percent changing from a year ago unless otherwise noted

1-12
ARBITRAGE
 Istilah Arbitrage dapat diartikan sebagai perdagangan
(jual/beli) valas untuk mencari keuntungan dari selisih
kurs jual dan beli dari tempat yang berbeda. Salah satu
penyebab perbedaan kurs valas ini adalah perbedaan
permintaan dan penawaran terhadap valass tersebut.
 Permintaan yang tinggi akan suatu valas di suatu tempat
akan menyebabkan harga valas di tempat tersebut
mengalami kenaikan. Begitu pula apabila penawaran atau
persediaan suatu valas di suatu tempat sangat tinggi, maka
harga valas tersebut akan cenderung untuk turun.

1-13
1. Lokal Arbitrage

Arbitrage dari beberapa dealer pada lokasi (kota) yang sama, yang terdapat perbedaan penawaran dan
permintaan Valas
( Terjadinya perbedaan harga ini karena kecepatan respon Suplay dan Demand yang berbeda dari tiap
tiap dealer valas )

Contoh Kurs beli Kurs jual


Bank A 9250 Rp / USD 9275 Rp / USD
Bank B 9300 Rp / USD 9350 Rp / USD

Dari data diatas terlihat peluang bagi spekulan untuk memperoleh keuntungan dengan lokal arbitrage
dengan cara membeli USD ( kurs jual ) di bank A Rp 5275/ USD dan menjual (kurs beli) Rp 5300
Rp/ USD pada bank B dengan selisih Rp 25,- per unit

Contoh :
Modal Rp 1.000.000  beli USD di Bank A
Rp 1.000.000 x Kurs Jual USD / Rp 5275 =107,82 USD  Jual di Bank B
USD 199,0049 x Kurs Beli 5300 Rp / usd = Rp 1.002.726,-

Keuntungan 107,82 USD X 25 = Rp 2 696,--

Karena Bank A banyak menerima permintaan ( kurs jual )  harga akan naik
Karena Bank B banyak menerima penjualan valas ( kurs beli )  harga turun
 Akhirnya Seimbang

1-14
Latihan

Kurs Beli Kurs Jual


Dealer C Rp 3825/CAD Rp 3850/CAD
Dealer D Rp 3775/CAD Rp 3800/CAD

Bagaimana seorang spekulan dapat mendapatkan


keuntungan dengan lakol arbitrage, jika dana yang
diputar 2 jt Rp berapa keuntungannya (atau
kerugiannya) ?

1-15
2. Trianggular Arbitrage

Jenis Arbitrage dengan membandingkan Cross Rate antara tiga lokasi atau tempat
yang berbeda

Contoh tiga lokasi

Ney York Paris Frankfurt


DEM 1,33 / USD FRF 5 / USD FRF 3 / DEM

Apakah di ketiga tempat diatas terdapat disparitas perbedaan harga ?

1. Tentukan nilai kurs lawan


USD 0,75 / DEM USD 0,2 / FRF DEM 0,33 / FRF

2. Tentukan nilai Cross Rate nya

USD / DEM = USD / FRF x FRF / DEM atau


FRF / USD = FRF / DEM x DEM / USD
DEM / FRF = DEM / USD x USD / DEM ketiganya akan menghasilkan
arah yang sama

1-16
3. Tentukan Arahnya

Jika kita pilih FRF / USD = FRF / DEM x DEM / USD


Tempatnya  Paris = Frankfurt New York
5 > 3 x 1.33 (3,99)

Jika Kita pilih FRF / DEM = FRF / USD x USD / DEM


Tempatnya  Frankfurt = Paris New York
3 < 5 x 0.75 (3.75)

Dengan melihat arah tanda lebih besar kecil, dan trianggular


dilakukan dari tempat valas harga rendah ke tinggi maka arah
trianggular arbitrage nya sbb;
Paris  Frankfirt  New York  Paris  Frankfurt  New York
dst

Ada tiga pilihan tempat dan 2 arah putaran tapi hanya satu tempat dan arah
yang memberikan keuntungan.

1-17
4...Tentukan tempat menaruh valasnya
Paris FRF 5 / USD
USD 0.2 / FRF

USD

DEM FRF
NEW York Frankfurt
DEM 1,33 / USD FRF 3 / DEM
USD 0.75 / DEM DEM 0.33 /FRF

5... Tentukan arah putaran trianggularnya

New York  DEM  Paris - (tidak ada penukaran)


USD
Paris  FRF  Frankfut  DEM  NY  USD
Frankfurt  DEM –> NY  USD  Paris  FRF
FRF
Paris  USD  Frankfurt (tidak ada jalan )
Frankfurt  FRF – NY ( tidak ada jalan )
DEM
NY  USD  Paris  FRF  Frankfurt  DEM
1-18
4...Tentukan tempat menaruh valasnya
Paris FRF 5 / USD
USD 0.2 / FRF

USD

DEM FRF
NEW York Frankfurt
DEM 1,33 / USD FRF 3 / DEM
USD 0.75 / DEM DEM 0.33 /FRF

Percobaan Dengan 100 unit VALAS ( USD )

100 USD di Paris dengan FRF 5 / USD = FRF 500  ke Frankfurt dengan kurs DEM
0.33 / FRF = DEM 165  dibawa ke NY dengan kurs USD 0.75 / DEM = USD 123,75
dan ternyata lebih besar dari modalnya  untung ( 123,75 – 100 = USD 23,75 )

Bagaimana jika arahnya berlawanan ?  akan rugi

100 USD NY DEM 1.33 / USD  Frankfurt FRF 3 / DEM  Paris USD 0.2 / FRF
= DEM 133 = FRF 399 = USD 79.8

( Ternyata rugi USD 100 – USD 79,8 = USD 20.2 )


1-19
Percobaan Dengan 100 unit VALAS ( FRF )

100 FRF  Frankfurt DEM 0.33 / FRF  NY 0.75 USD / DEM  Paris FRF 5 / USD
= DEM 33 = USD 24,75 = FRF 123.75
( Untung FRF 23,75 )

Jika arahnya berlawanan :

100 FRF  Paris USD 0.2 / FRF  NY DEM 1.33 /USD  FRF 3 / DEM
= USD20 = DEM 26.6 = FRF 79.8
(Rugi FRF 20,2 )

Percobaan Dengan 100 unit VALAS ( DEM )

100 DEM  NY $ 0.75 / DEM  Paris FRF 5 / USD  Frankfurt DEM 0.33 / FRF
= USD 75 = FRF 375 = DEM 123.75
(Untung DEM 23,75 )

100 DEM  Frankfurt FRF 3 / DEM  Paris USD 0.2 / FRF  NY DEM 1.33 / USD
= DEM 300 = USD 60 = DEM 79.8
(Rugi DEM 20,2 )

1-20
Tema2 Dalam Manajemen Dana Bank
Untuk Thesis

1-21
Konsistensi Peran Bank Sebagai Salah Satu Agen
1
Pembangunan di Indonesia

 Latar Belakang
Sesuai fungsinya dunia perbankan diharapkan mampu berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi Indonesia, melalui penghimpunan dana masy. Dan menyelurkannya kembali
sec. produktif terutama bagi sektor riil
 Rumusan Masalah
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak jarang manajemen bank lebih tertarik pada upaya
mengalokasikan penyaluran dana banknya pada berbagai bentuk penempatan, investasi,
dan penyertaan, karena lebih memberikan return yg lebih baik dan risiko yang lebih
kecil
 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana konsistensi dunia perbankan dalam menjalankan fungsinya sbg lemb.
Intermediary keuangan, khususnya dalam menyalurkan dananya dalam bentuk kredit ?
Benarkah bahwa pilihan pengalokasian dana bank dalam bentuk penempatan, investasi,
dan penyertaan di institusi lain lebih menguntungkan ? Faktor apa yang
menyebabkannya ?
Langkah apa yang dapat dilakukan BI dalam menyikapi fenomena ini ?

 Data : Sekunder, BI, BPS, dan Perbankan


1-22
Modifikasi tema 1 tersebut
 Membandingkan hasil analisis dalam
beberapa periode yang berbeda
 Membandingkan hasil analisis untuk
kepemilikan / status bank yang berbeda
 Membandingkan hasil analisis untuk Daerah
operasional yang berbeda
 Membandingkan hasil analisis untuk
beberapa Perbankan di ASEAN

1-23
2 Manajemen GAP, Sebagai Salah Satu Upaya Pengelolaan
Aktiva Pasiva Perbankan

 Latar Belakang
Dalam banyak hal, kinerja kesehatan Bank sangat dipengaruhui oleh kualitas setiap
aktiva dan pasiva Bank dalam mengasilkan keuantungan bagi Bank dan sekaligus
dalam menjaga likuiditas bank. Berkaitan dengan itu, banyak pos aktiva (RSA) dan
pasiva (RSL) berbunga yang sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga.
 Rumusan Masalah
Pada kenyataannya, Nilai RSA dan RSL seringkali tidak akan sama, dan dengan tingkat
bunga yang berfluktuasi, maka ada potensi pendapatan dan likuiditas bank akan
terganggu
 Pertanyaan Penelitian
Bagimana fluktuasi tingkat bunga dapat mempengaruhi pendapatan dan likuiditas Bank
melalui RSA dan RSL ? Bagaimana hal tersebut terjadi selama …(periode penelitian)
Langkah-langkah apa yang dapat dan seharusnya dilakukan Bank untukmengelola RSA
dan RSL yang dimilikinya ?
 Data : Sekunder, Laporan Neraca Bank

1-24
Modifikasi terhadap tema thesis ke-2 ini
adalah :

 Membandingkan hasil analisis untuk Bank


yang ekspansif dan moderat
 Membandingkan hasil analisis untuk
beberapa periode yang berbeda
 Mengkaitkan hasil analisis dengan kinerja
bank secara keseluruhan

1-25
3
Penetrasi Layanan Perbankan,
Upaya Peningkatan Dana Bank VS Risiko Likuiditas
(Studi kasus, penambahan akses sarana prasarana layanan perbankan)

 Latar Belakang
Di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat, diperlukan berbagai
upaya Bank untuk dapat mendorong penghimpunan dana masyarakat sec. lebih baik
dari para pesaingnya.
 Rumusan Masalah
Bebagai upaya untuk meningkatkan pengumpulan dana masyarakat berupa peningkatan
akses sarana dan prasarana layanan perbankan, di satu sisi diyakini memang akan akan
mendorong pengumpulan dana masy., namun di sisi lainnya juga akan meningkatkan
risiko likuiditas Bank
 Pertanyaan Penelitian
Benarkah peningkatan sarana dan prasaranan ……..tersebut dapat memicu
meningkatnya risiko likuiditas Bank ? Sejauh mana risiko tersebut terjadi ?
Bentuk sarana dan prasarana layanan perbankan seperti apa yang dapat memicu
meningkatkan risiko likuiditas Bank ?
langkah apa yang dapat dilakukan Bank untuk mengurangi meningkatnya risiko
likuiditas tersebut ?
 Data : Sekunder, Lapran tahunan manajemen Bank, Laporan Neraca Bank, Pengamatan
lapangan

1-26
Modifikasi dari tema Thesis ke-3 ini :

 Membandingkan hasil analisis untuk Bank


dengan konsentrasi (fokus layanan) yang
berbeda, misal BRI dan Mandiri
 Membandingkan hasil analisis untuk
beberapa periode waktu yang berbeda
 Membandingkan untuk berdasarkan daerah
operesasional yang berbeda
1-27
Pemahaman perilaku DPK, sebagai upaya Optimasi
4
Manajemen Dana Bank

 Latar Belakang
Dana pihak ketiga (DPK) adalah sumber dana bank terbesar yang dapat dihimpun oleh
Bank. Oleh karenanya, pemehaman terhadap perilaku DPK ini dapat membantu pihak
Bank dalam mengoptimalkan Manajemen Dana Bank yang ada.
 Rumusan Masalah
Perilaku DPK yang cenderung agresif akan meningkatkan risiko likuiditas, yang
merupakan elemen penting dalam konteks manajemen dana bank
 Pertanyaan Penelitian
Bagimana perilaku dari setiap DPK (Tabungan, Deposito, Giro) dari Bank….?
Apa dampak perilaku DPK tersebut terhadap manajemen dana bank yang ada di
Bank….
Dapatkan perilaku setiap DPK tersebut dikendalikan ? Dan bagaimana caranya ?

 Data : Sekunder dan Primer, Laporan Neraca Bank, Pengamatan, Kuesioner

1-28
Modifikasi dari tema Thesis yang ke-4 ini
adalah :

 Menganalisis untuk jenis DPK (khususnya


Deposito) yang berbeda, 1 bulan dan 3 bulan
misalnya
 Analisis dikaitkan dengan profil nasabah
 Analisis dilakukan pada beberapa periode
yang berbeda
 Analisis dilakukan pada jenis bank yang
berbeda
1-29
Keberpihakan Penyaluran Kredik Bank,
5
Pada Sektor Industri UMKM

 Latar Belakang
Sejarah telah membuktikan bahwa sektor industri UMKM telah menjadi
penyelamat dan kontributor GDP Yang dapat diandalkan dalam perekonomian
Indonesia
 Rumusan Masalah
Meskipun prestasi dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia lebih
besar dari usah besar, namun nilai kredit yang dapat diakses oleh sektor UMKM
justru belum menunjukkan keberpihakan pada sektor ini.
 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana kondisi dan kinerka Bank dalam penyaluran kredit untuk sektor
UMKM ?
Faktor apa yang menjadi penyebab sedikitnya porsi kredit untuk UMKM ?
Apa peran Bi dalam mendorong peningkatan porsi kredit untuk UMKM ini ?
 Data : Sekunder, Laporan BI, BPS, Neraca Bank, Laporan dari Kementrian
UMKM

1-30
Modifikasi teme Thesis ke-5 ini adalah :

 Analisis dilakukan jenis bank yang berbeda


 Analisis dilakukan dengan membandingkan
hal yang sama di lingkungan ASEAN atau
sesama negara berkembang
 Analisis dilakukan dengan mengkaitkannya
dengan kinerja Bank secara keseluruhan

1-31
Analisis Kinerja NPL Perbankan di
6
Indonesia
 Latar Belakang
NPL adalah salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi
Bank, karena……. Oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik
agar memiliki kinerja NPL yang baik.
 Rumusan Masalah
Tidak semua Bank dapat menjaga kestabilan dan peningkatan kinerja
NPL-nya.
 Pertanyaan Penelitian
Bagimana kinerja NPL perbankan di Indonesia dari waktu ke waktu ?
Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kinerja NPL Bank ?
Adakah hubungan yang kuat antara nilai kredit yang disalurkan
dengan NPL yang dicapai ?
 Data : Sekunder, Neraca Bank, BI, Laporan Bank lainnya

1-32
Kuis/Latihan…..
Siapkanlah informasi nilai cross rate dari kelima mata uang
yang telah Saudara siapkan

 Apabila perusahaan menginginkan arus kas masuk senilai


Rp 500 juta, berapakah nilai piutang dalam mata uang
Dollar dan Euro yang harus tertagih dan diserahkan kepada
Bank ?
 Jika perusahaan membutuhkan dana $ 10.000,- untuk
membayar kewajiban yang jauth tempo, berapakah nilai
Yen dan Euro yang harus dibawa ke Bank ?
 Menurut Saudara, mengapa diskusi mengenai Manajemen
Keuangan Internasional, lebih banyak terfokus pada
Valas ?

1-33
Kuis/Latihan…..
Kurs Beli Kurs Jual
Dealer C Rp 3825/CAD Rp 3850/CAD
Dealer D Rp 3775/CAD Rp 3800/CAD

Bagaimana sebuah perusahaan dapat mendapatkan


keuntungan dengan lakol arbitrage, jika dana yang
diputar 2 jt Rp berapa keuntungannya (atau
kerugiannya) ?

1-34
Graphic Analysis of Purchasing Power Parity
Inflation Rate Differential (%)
home inflation rate – foreign inflation rate

4 PPP line
Increased
purchasing C
power of
foreign goods
2 A
E

-3 -1 1 3 %  in the foreign
currency’s spot
rate

Decreased
-2 purchasing
power of foreign
goods
B D
-4
1-35
Graphic Analysis of Purchasing Power Parity

Pada titik E, untuk mengurangi arus kas keluar, di dalam atau


diluar negerikah sebaiknya perusahaan membeli bahan baku ?

1-36

Anda mungkin juga menyukai