Anda di halaman 1dari 14

SALURAN JARINGAN SEKUNDER

KELOMPOK 2

NAMA :
1. MUHAMMAD ZULFIKRI BASHIR
2. MUHAMMAD RIDZWAN SAID
3. FEBRIAN AGO FIRMANSYAH FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
2020
DAFTAR

1. JARINGAN IRIGASI
2. JARINGAN IRIGASI SEKUNDER
3. CONTOH JARINGAN SEKUNDER
4. KESIMPULAN
1. JARINGAN IRIGASI

Jaringan irigasi adalah satu kesatuan bangunan


dan saluran yang dipergunakan untuk mengatur
jalannya air irigasi, dimulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian, pemberian dan
pemanfaatannya. Secara umum saluran atau
jaringan irigasi di bagi jadi jaringan utama dan
tersier.
JARINGAN IRIGASI UTAMA

1.Saluran primer membawa air dari bendung ke


saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi.
Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi
yang terakhir.
2.Saluran sekunder membawa air dari saluran primer
ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada
bangunan sadap terakhir.
2. JARINGAN IRIGASI SEKUNDER
Jaringan/saluran Sekunder yaitu cabang dari saluran primer yang
membagi saluran induk kedalam saluran yang lebih kecil (tersier).
Sementara jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi
yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya. Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang
kesemuanya dilayani olehsatu saluran sekunder. Biasanya petak
sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran
primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada urnumnya
berupa tanda topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas petak
sukunder dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi topografi daerah
yang bersangkutan.
Saluran sekunder pada umumnya terletak pada punggung
mengairi daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut sampai
saluran drainase yang membatasinya. Saluran sekunder juga
dapat direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang mengairi
lereng lereng medan yang lebih rendah. Saluran sekunder
membawa air dari saluran primer ke petakpetak tersier yang
dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran
ini adalah pada bangunan sadap terakhir. Saluran sekunder
sering diberi nama sesuai dengan nama desa yang terletak
di petak sekunder. Petak sekunder akan diberi nama sesuai
dengan nama saluran sekundernya. Sebagai contoh saluran
sekunder Sambak mengambil nama desa Sambak yang
terletak di petak sekunder Sambak.
Ada beberapa cara pemberian air irigasi :

a. Kondisi debit lebih besar dari 70% debit rencana air irigasi dari
saluran primer dan sekunder dialirkan secara terus-menerus
(continous flow) ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier.
b. Kondisi debit 50 - 70% dari debit rencana air irigasi dialirkan ke
petak-petak tersier dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan rotasi
dapat diatur antar saluran sekunder misalnya jaringan irigasi
mempunyai 2 (dua) saluran sekunder a dan sekunder b maka rotasi
dilakukan selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan ke sekunder a
dan 3 (tiga) berikutnya ke sekunder b demikian seterusnya setiap 3
(tiga) hari dilakukan penggantian sampai suatu saat debitnya
kembali normal.
c. Cara pemberian air terputusputus (intermitten)
dilaksanakan dalam rangka efisiensi penggunaan air pada
jaringan irigasi yang mempunyai sumber air dari waduk atau
dari sistem irigasi pompa, misalnya 1 (satu) minggu air
waduk dialirkan ke jaringan irigasi dan 1 (satu) minggu
kemudian waduknya ditutup demikian seterusnya sehingga
setiap minggu mendapat air dan satu minggu kemudian tidak
mendapat air.
Adapun jenis penggolongan dalam pemberian air irigasi adalah :

1. Golongan vertikal adalah cara penentuan waktu awal pemberian


air (awal tanam) secara bersamaan pada petak tersier dari hulu ke
hilir dalam suatu saluran sekunder dengan tenggang waktu pemberian
air antargolongan, biasanya antara 10 sampai dengan 15 hari.
2. Golongan horisontal adalah cara penentuan waktu pemberian air
(awal tanam) secara bersamaan pada petak tersier yang berada di
bagian hulu dari saluran sekunder yang berlainan dan diteruskan pada
periode berikutnya ke petak tersier yang berada di bagian hilirnya
dengan tenggang waktu pemberian air antargolongan, biasanya antara
10 sampai dengan 15 hari.
3. Golongan tersebar adalah cara penentuan waktu awal
pemberian air (awal tanam) secara bersamaan pada petak
tersier yang telah ditentukan dan tersebar pada satu daerah
irigasi dengan tenggang waktu pemberian air antargolongan,
biasanya antara 10 sampai dengan 15 hari.
3. CONTOH JARINGAN SEKUNDER
Saluran sekunder membawa air dari
saluran primer ke petak petak tersier yang
dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas ujung saluran ini adalah pada
bangunan sadap terakhir. Banyak saluran
sekunder tidak dilengkapi dengan
bangunan pembuang (wasteway).
4. KESIMPULAN
Jadi jaringan irigasi sekunder adalah cabang dari saluran
primer yang membagi saluran induk kedalam saluran
yang lebih kecil (tersier) yang terdiri dari saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi,
bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya. Dimana dalam pengaplikasiaanya pada
irigasi yaitu membawa air dari saluran primer ke petak
petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan
sadap terakhir. Banyak saluran sekunder tidak dilengkapi
dengan bangunan pembuang (wasteway).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai