01 02 03
Arteriosclerosis
Aneurisma (pecah di (penyempitan Malformasi
dinding arteri). pembuluh darah). arteriovena.
04 05 06
Vaskulitis (peradangan
pembuluh darah). Tumor. Pembekuan darah.
INDIKASI
Indikasi angiografi serebral atau DSA serebral (digital subtraction
angiography) sebagai pemeriksaan baku emas untuk menentukan
malformasi pembuluh darah serebral, seperti stroke, aneurisma,
fistula, atau thrombosis serebral. Namun, selain berperan
dalam diagnostik, DSA juga digunakan dalam tindakan intervensi atau
evaluasi terapi.
KONTRA INDIKASI
Kontraindikasi angiografi Sementara itu, kontraindikasi
serebral atau DSA serebral relatif tindakan ini adalah
(digital subtraction angiography) kondisi insufisiensi ginjal,
tidak ada yang absolut, tetapi riwayat reaksi anafilaksis akibat
perhatian khusus diperlukan penggunaan media kontras, dan
pada ibu hamil. koagulopati. Pasien dengan
kondisi ini tetap dapat dilakukan
DSA serebral, tetapi dengan
perhatian khusus.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
ANGIOGRAFI CEREBRAL
1. Persiapan pasien
Pasien harus dalam keadaan hidrasi yang baik dan cairan yang jernih yang selalu
diizinkan selama waktu pemeriksaan. Supaya sebelum menuju ruang radiologi,
pasien diinstruksikan untuk berkemih. Lokasi denyutan pembuluh darah perifer
yang tepat ditandai dengan pena. Pasien diminta untuk tidak bergerak selam proses
pencitraan dan diberitahu tentang adanya rasa hangat singkat di wajah, di belakang
mata, atau di rahang, gigi, lidah, dan bibir dan rasa logam ketika agen kontras di
injeksikan. (Smeltzer & Bare, 2002) Setelah sela paha dicukur dan disiapkan,
pasien diberikan anastesi lokal untuk mencegah nyeri pada saat daerah yang
disiapkan ditusuk dan untuk menurunkan spasme arteri. Kateter dimasukan
kedalam arteri femoralis, dialirkan NaCl 0,9% dan heparin, dan diisi zat kontras.
PERSIAPAN ALAT
Steril Venus
1) Ruangan 1) Kontras Media 12) Tensimeter
2) Spuit 20cc 2) Plester 13) Injektor
3) Duk lobang 3) Alkohol 14) Obat
4) Duk biasa 4) NaCl ) antihistamin
5) Baju steril 5) Iodium 15) Kaset
6) Bengkok 6) Xylocain Gel 16) Marker
7) Konektor + kunci 7) Gunting 17) Pesawat khusus
8) Infus set 8) Korentang
9) Spuit 5 cc 9) Standart infus
10) Abocath No 16 10) O2
11) Kain kassa 11) Stetoskop
PERAWATAN PRE PROSEDUR
1) Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
(apa yang akan terjadi pada pasien, apa yang harus dilakukan oleh pasien
pada saat dan setelah tindakan dilaksanakan)
2) Formulir persetujuan tindakan harus ditandatangani oleh pasien atau
anggota keluarga yang ditunjuk
3) Pasien harus berpuasa 8 sampai 12 jam sebelum angiografi dilakukan.
Konsumsi obat antikoagulan (heparin) biasanya dihentikan.
4) Catat tanda vital dan status neurologik pasien
5) Minta pasien berkemih sebelum uji dilakukan.
PERAWATAN PRE PROSEDUR
6) Gigi palsu dan benda yang terbuat dari logam harus dilepas sebelum uji
dilakukan dan ganti pakaian pasien dengan pakaian khusus yang telah
disediakan
7) Daerah akses pemasangan kateter angiografi harus dicukur.
8) Berikan premedikasi (mis., obat sedatif atau analgesik narkotik) jika
memang dipesankan, diberikan satu jam sebelum uji dilakukan. Jika pasien
memiliki riwayat reaksi alergi yang berat terhadap berbagai zat atau obat,
pemberi layanan kesehatan dapat memberikan obat steroid atau
antihistamin sebelum dan sesudah prosedur dilakukan, tindakan ini
dianggap sebagai tindakan profilaktik (upaya pencegahan).
9) Tanyakan apakah pasien (bila wanita) sedang hamil atau mempunyai
kelainan ginjal
PERAWATAN PASCA PROSEDUR
1) Perhatikan adanya tanda-tanda deficit neurologist seperti: gangguan
penglihatan, baal pada daerah kaki setelah prosedur, kelemahan otot wajah
dll.
2) Perhatikan adanya perdarahan pada tempat penusukan. Untuk menghindari
terjadinya perdarahan pada tempat penusukan kateter, tekan tempat
penusukan + 10 menit dan beristirahat ditempat tidur + 12 jam setelah
tindakan dilakukan.
3) Pada beberapa kasus, pasien dapat mengalami blok arteri mayor atau
minor karena embolisme, trombosis, hemoragi, yang menimbulkan defisit
neurologik. Tanda kejadian ini meliputi perubahan pada tingkat
responsivitas dan kesadaran, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, defisit
motorik atau sensorik, dan gangguan wicara. Karenanya, perlu
mengobservasi dengan sering terhadap tanda ini dan untuk melaporkannya
dengan segera bila terjadi.
PERAWATAN PASCA PROSEDUR