FPP-2101/2103
2
STRUKTUR MOLEKUL DAN ION POLIATOM LEWIS
3
Simbol Lewis digunakan untuk merepresentasikan elektron valensi
pada atom unsur dengan menggunakan tanda titik.
4
Struktur Lewis untuk Molekul Hidrogen
• Molekul hidrogen (H2) merupakan molekul
paling sederhana.
• Ketika dua atom berjauhan, tidak ada gaya
tarik-menarik antar keduanya.
• Ketika dua atom berdekatan, inti atom yang
bermuatan positif akan menarik elektron
atom yang lain.
• Gaya tarik tsb lebih kuat dibandingkan gaya
tolaknya hingga kedua atom tersebut
berbagian elektron dan membentuk
molekul.
5
Struktur Lewis untuk Senyawa Molekuler
• Molekul yang dinyatakan dalam struktur Lewis mengikuti kaidah
oktet, dengan 8 elektron valensi, kecuali hidrogen yaitu dengan 2 ev.
• Elektron yang digunakan bersama-sama digambarkan di antara kedua
atom.
• Elektron yang tidak terikat digambarkan sebagai garis.
6
Penggambaran Struktur Lewis
• Jumlah elektron yang digunakan bersama-sama dari atom nonlogam dan
jumlah ikatan kovalen yang terbentuk sejumlah total elektron untuk
mencapai konfigurasi elektron stabil.
• Untuk menggambarkan struktur Lewis
misal untuk molekul CH4
- Tentukan elektron valensi atom C
(4) dan H (1).
- Menurut kaidah oktet, atom C
memerlukan 4 e dan atom H memerlukan 1 e.
- Gambarkan ikatan kovalen.
7
Soal 7.1
8
Soal 7.1
Gambarkan struktur Lewis ion poliatom klorit
9
Gambarkan struktur Lewis ion poliatom klorit
10
Pengecualian Kaidah Oktet
11
STRUKTUR RESONANSI
12
• Struktur resonansi adalah struktur Lewis yang digambarkan dengan ikatan
ganda
• Contoh struktur resonansi terdapat pada molekul Ozon (O3)
13
• Gambarkan struktur Lewis molekul SO2
14
15
BENTUK MOLEKUL DAN ION POLIATOM (TEORI VSEPR)
16
• Struktur Lewis dapat digunakan untuk memprediksi struktur tiga
dimensi (3D) dari molekul ion poliatom.
• Bentuk 3D dari molekul ditentukan melalui identifikasi jumlah grup
elektron (baik pasangan tunggal atau lebih).
• Menurut teori VSEPR (valence shell electron-pair repulsion), grup
elektron disusun sedemikian rupa sehingga sejauh mungkin dengan
grup lainnya agar gaya tolak-menolak minimum.
• Setelah jumlah grup elektron di sekitar atom pusat dihitung , bentuk
molekul atau ion poliatom dapat ditentukan.
17
Atom Pusat Dengan Dua Grup Elektron
18
Atom Pusat Dengan Tiga Grup Elektron
• Contoh molekul H2CO
• Atom pusat C terikat ke 2 atom H dengan satu ikatan, dan 2 ikatan
dengan O
• Gaya tolak-menolak minimum ketika ketiga grup elektron saling
menjauh membentuk bidang segitiga.
19
Atom Pusat Dengan Empat Grup Elektron
20
21
ELEKTRONEGATIVITAS DAN POLARITAS IKATAN
22
• Pada senyawa kimia, elektron dipakai bersama-sama antar atom
• Pada senyawa antara atom nonlogam yang sama, ikatan elektron yang
digunakan sama
• Pada senyawa antara atom berbeda, ikatan elektron yang digunakan
tidak sama
• Elektronegativitas atom adalah kemampuan atom tersebut untuk
menarik elektron yang dipakai bersama-sama dalam sebuah ikatan
kimia
• Elektronegativitas atom nonlogam lebih tinggi dibanding atom logam,
karena kemampuan menarik elektron lebih kuat
• Dalam skala elektronegativitas, fluorin (F) memiliki skala 4 (paling
tinggi), dan logam sesium (Cs) memiliki skala 0.7 (paling rendah)
23
• Unsur-unsur golongan 8A (gas mulia)
tidak memiliki skala elektronegativitas
karena mereka sangat stabil (tidak
membentuk ikatan)
• Unsur-unsur transisi memiliki
elektronegativitas sangat rendah
(tidak didiskusikan).
24
Polaritas Ikatan
• Perbedaan elektronegativitas atom dalam senyawa dapat digunakan
untuk menentukan jenis ikatan kimia yang terjadi, apakah ionik atau
kovalen
• Contoh senyawa H2, memiliki perbedaan elektronegativitas 0,
menandakan elektron yang disumbangkan dipakai bersama-sama
secara setara
• Ikatan antara atom dengan nilai elektronegativitas identik atau
mendekati sama dinamakan sebagai ikatan kovalen nonpolar,
sedangkan ikatan antara atom dengan elektronegativitas berbeda
dinamakan ikatan kovalen polar
25
Contoh Ikatan Kovalen Nonpolar dan Polar
26
Dipol dan Polaritas Ikatan
• Polaritas dari sebuah ikatan tergantung pada perbedaan
elektronegativitas atom-atom yang terlibat
• Pada ikatan kovalen, elektron tertarik ke arah atom dengan nilai
elektronegativitas lebih tinggi
• Fenomena tsb membuat satu sisi relatif bermuatan negatif sedangkan
sisi lainnya relatif bermuatan positif, membentuk ikatan kovalen polar
• Kondisi di mana terjadi pemisahan muatan dalam sebuah ikatan
kovalen polar disebut sebagai dipol (kutub)
• Sisi positif dan negatif dipol disimbolkan menggunakan huruf Yunani;
delta (δ + δ -)
27
Variasi Dalam Ikatan
• Variasi dalam ikatan merupakan variasi kontinu, artinya tidak terdapat
titik henti tipe ikatan dan dimulai ikatan baru
• Jika perbedaan elektronegativitas antara 0 – 0.4 maka ikatan yang
terbentuk digolongkan sebagai ikatan kovalen nonpolar
• Jika perbedaan elektronegativitas lebih dari 1.8, maka elektron
ditransfer dari satu atom ke atom lainnya; terbentuk ikatan ionik
• Contoh ikatan kovalen nonpolar dalam senyawa: C - C (2.5 – 2.5 = 0),
C-H (2.5 – 2.1 = 0.4)
• Contoh ikatan ionik: NaCI (3.0 – 0.9 = 2.1)
28
29
Latihan
• Menggunakan nilai elektronegativitas, klasifikasikan ikatan antara
setiap ikatan atom berikut sebagai kovalen nonpolar, kovalen polar,
atau ionik dan labelkan setiap kovalen polar dengan δ+ dan δ-
a. K dan O
b. N dan N
c. As dan Cl
d. P dan Br
30
POLARITAS MOLEKUL
31
• Struktur molekul 3D dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
apakah ikatan yang terbentuk polar atau nonpolar
• Molekul nonpolar dapat diidentifikasi jika semua ikatan adalah ikatan
nonpolar atau ikatan polar yang ada saling menghilangkan. Contoh
molekul: H2, CI2, CH4
• Molekul polar terjadi jika salah satu sisi molekul jauh lebih bermuatan
negatif dibandingkan sisi molekul lainnya. Contoh molekul : HCI, H2O,
NH3, CH3F (C – F ikatan kovalen polar, C –H ikatan kovalen nonpolar;
sehingga hanya ada 1 dipol dan membuat molekul tsb tergolomg
molekul polar)
32
Molekul Polar dan Nonpolar
33
Soal 7.9
PCl3
Cl2
34
GAYA INTERMOLEKUL
35
• Mendeskripsikan gaya intermolekul antara ion-ion, molekul-molekul
kovalen polar, dan molekul-molekul kovalen nonpolar
• Pada gas, interaksi antar partikel sangat minim sehingga membuat
molekul gas dapat bergerak sangat jauh satu dengan yang lainnya
• Pada materi padat dan cair, interaksi antar partikel dapat
mempertahankan posisi antara partikel, tetap berdekatan satu sama
lain
• Properti gas, padat, maupun cair sangat berbeda dan dapat
diidentifikasikan/dijelaskan melalui beberapa jenis gaya intermolekul,
meliputi: tarik-menarik dipol-dipol, ikatan hidrogen, gaya dispersi, dan
ikatan ionik
36
Ikatan Ionik
• Ikatan ionik memiliki gaya tarik-menarik paling kuat, berupa materi
padat pada suhu kamar. Contoh: NaCI meleleh pada 801 °C
• Energi besar diperlukan untuk memutus gaya tarik-menarik yang
sangat kuat pada ikatan ionik
37
Ikatan Hidrogen
• Molekul polar memuat atom-atom hidrogen (H) memiliki ikatan kuat
terhadap atom-atom dengan nilai elektronegativitas tinggi seperti
nitrogen (N), oksigen (O), atau fluorin (F)
• Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen bermuatan positif
dengan atom N/O/F bermuatan negatif
• Ikatan hidrogen merupakan ikatan dengan gaya tarik-menarik paling
kuat di antara jenis-jenis molekul kovalen polar
• Ikatan hidrogen banyak ditemui pada molekul-molekul biologis,
seperti protein dan DNA
38
Gaya Dispersi
• Merupakan gaya tarik-menarik paling lemah yang terjadi pada
molekul nonpolar
• Umumnya, elektron-elektron pada molekul kovalen nonpolar
terdistribusi secara simetris
• Untuk sementara waktu, pergerakan elektron dapat menimbulkan
dipol sementara, yang memberi kesempatan adanya gaya tarik-
menarik antara muatan berbeda antar molekul
• Meski gaya dispersi ini sangat lemah, tetapi gaya ini memungkinkan
molekul nonpolar memiliki bentuk cair maupun padat
39
Contoh Gaya Tarik-Menarik Molekul
40
Gaya Tarik-Menarik dan Titik Leleh
• Titik leleh suatu substansi/materi
tergantung pada kekuatan gaya tarik
antara partikel-partikel penyusunnya
• Makin kuat gaya tarik-menarik partikel,
makin besar energi yang dibutuhkan untuk
memutus ikatan antar partikel sehingga
titik leleh naik
41
Perbandingan Ikatan dan Gaya Tarik-menarik
42
Ukuran, Massa, dan Titik Leleh dan Titik Didih
• Makin besar ukuran dan massa suatu senyawa, jumlah elektron
pembentuk dipol sementara yang kuat semakin banyak
• Makin besar massa molar suatu senyawa, gaya disperse juga
meningkat karena jumlah elektron semakin banyak
• Pada umumnya, molekul nonpolar berukuran besar dengan
peningkatan massa molar juga akan memiliki titik leleh dan titik
didih yang lebih tinggi
43
Soal 7.10
Identifikasi gaya intermolekul dominan pada senyawa berikut
HF, Br2, PCl3
• HF merupakan molekul polar yang berinteraksi dengan molekul HF
lainnya melalui ikatan hidrogen
• Br2 merupakan molekul nonpolar, gaya tarik menarik berasal dari
gaya dispersi
• PCl3 molekul polar dengan gaya tarik-menarik antar dipol
44
PERUBAHAN WUJUD
45
• Mendeskripsikan perubahan wujud
antara padat, cair, dan gas, serta
menghitung energi yang terlibat
• Wujud padat, cair, dan gas dari suatu
substansi tergantung dari gaya tarik-
menarik antar partikel penyusunannya
• Materi mengalami perubahan wujud
ketika dikonversi dari wujud satu ke
wujud lainnya
46
Pelelehan dan Pembekuan
• Jika panas (energi) diberikan pada
materi padat, partikelnya bergerak
lebih cepat
• Pada temperatur tertentu, disebut
sebagai titik leleh, partikel-partikel
materi padat mendapatkan cukup
energi untuk mengatasi gaya tarik-
menarik yang mengikat partikel-
partikel materi tersebut untuk tetap
bersama
• Lebih dari titik tersebut, materi padat
berubah wujud menjadi materi cair
• Fenomena tsb dinamakan sebagai
pelelehan/meleleh 47
Pelelehan dan Pembekuan
49
Soal 7.11
50
Soal 7.12
51
Evaporasi, Mendidih dan Kondensasi
53
Kurva Pemanasan dan Pendinginan
54