Anda di halaman 1dari 54

Kimia Dasar

FPP-2101/2103

Ikatan dan Properti Materi

17/11/2022 Oleh : Mustafid Amna R. ST, M.Sc


1
IKATAN DAN PROPERTI MATERI PADAT DAN CAIR

 Struktur Molekul dan Ion Poliatom Lewis


 Struktur Resonansi
 Bentuk Molekul dan Ion Poliatom (Teori VSEPR)
 Elektronegativitas dan Polaritas Ikatan
 Polaritas Molekul
 Gaya Intermolekul
 Perubahan Wujud

2
STRUKTUR MOLEKUL DAN ION POLIATOM LEWIS

3
 Simbol Lewis digunakan untuk merepresentasikan elektron valensi
pada atom unsur dengan menggunakan tanda titik.

4
Struktur Lewis untuk Molekul Hidrogen
• Molekul hidrogen (H2) merupakan molekul
paling sederhana.
• Ketika dua atom berjauhan, tidak ada gaya
tarik-menarik antar keduanya.
• Ketika dua atom berdekatan, inti atom yang
bermuatan positif akan menarik elektron
atom yang lain.
• Gaya tarik tsb lebih kuat dibandingkan gaya
tolaknya hingga kedua atom tersebut
berbagian elektron dan membentuk
molekul.
5
Struktur Lewis untuk Senyawa Molekuler
• Molekul yang dinyatakan dalam struktur Lewis mengikuti kaidah
oktet, dengan 8 elektron valensi, kecuali hidrogen yaitu dengan 2 ev.
• Elektron yang digunakan bersama-sama digambarkan di antara kedua
atom.
• Elektron yang tidak terikat digambarkan sebagai garis.

6
Penggambaran Struktur Lewis
• Jumlah elektron yang digunakan bersama-sama dari atom nonlogam dan
jumlah ikatan kovalen yang terbentuk sejumlah total elektron untuk
mencapai konfigurasi elektron stabil.
• Untuk menggambarkan struktur Lewis
misal untuk molekul CH4
- Tentukan elektron valensi atom C
(4) dan H (1).
- Menurut kaidah oktet, atom C
memerlukan 4 e dan atom H memerlukan 1 e.
- Gambarkan ikatan kovalen.

7
Soal 7.1

Gambarkan struktur Lewis molekul PCI3


• Total elektron valensi P = 5 e-
• Total elektron valensi 3CI = 3 x 7 = 21 e-
• Enam elektron dipakai bersama-sama (3 x 2e-), sisa elektron 20.
• Gambarkan struktur Lewis

Gambarkan struktur lewis Cl2O

8
Soal 7.1
Gambarkan struktur Lewis ion poliatom klorit

• Atom Cl ada ditengah karena merupakan satu-satunya atom Cl


[O O]
• Tentukan jumlah elektron valensi; Cl = 7, 2O = 2 x 6 = 12muatan ion 1 , jumlah
keseluruhan elektron valensi = 20
• Masing-masing 2 digunakan sebagai ikatan dengan O sehingga memenuhi kaedah
octet
• Satu melengkapi Cl sehingga memenuhi kaedah oktet

9
Gambarkan struktur Lewis ion poliatom klorit

Gambarkan struktur Lewis HCN

10
Pengecualian Kaidah Oktet

 Pada umumnya atom nonlogam mengikuti kaidah oktet


 Pengecualian pada H2 dimana hanya ada 2 ev
 Pengecualian pada BCl3 (Boron 3 ev) tetapi hanya membentuk 3 ikatan sehingga
teredapat 6 ev saja
 Pengecualian pada atom-atom P, S, Cl, Br dimana memungkinkan ev melebihi
kaidah octet, mecapai 10, 12, atau 14: contoh PCl3 (oktet) dan PCl5 (P memiliki 10
ev), pada H2S (S oktet) dan SF6 (S memiliki 12 ev)

11
STRUKTUR RESONANSI

12
• Struktur resonansi adalah struktur Lewis yang digambarkan dengan ikatan
ganda
• Contoh struktur resonansi terdapat pada molekul Ozon (O3)

13
• Gambarkan struktur Lewis molekul SO2

14
15
BENTUK MOLEKUL DAN ION POLIATOM (TEORI VSEPR)

16
• Struktur Lewis dapat digunakan untuk memprediksi struktur tiga
dimensi (3D) dari molekul ion poliatom.
• Bentuk 3D dari molekul ditentukan melalui identifikasi jumlah grup
elektron (baik pasangan tunggal atau lebih).
• Menurut teori VSEPR (valence shell electron-pair repulsion), grup
elektron disusun sedemikian rupa sehingga sejauh mungkin dengan
grup lainnya agar gaya tolak-menolak minimum.
• Setelah jumlah grup elektron di sekitar atom pusat dihitung , bentuk
molekul atau ion poliatom dapat ditentukan.

17
Atom Pusat Dengan Dua Grup Elektron

• Contoh molekul CO2


• Terdapat 2 grup elektron dengan ikatan ganda terikat pada atom
pusat.
• Kedua muatan O saling tolak-menolak dengan muatan sama,
membentuk konfigurasi linier.

18
Atom Pusat Dengan Tiga Grup Elektron
• Contoh molekul H2CO
• Atom pusat C terikat ke 2 atom H dengan satu ikatan, dan 2 ikatan
dengan O
• Gaya tolak-menolak minimum ketika ketiga grup elektron saling
menjauh membentuk bidang segitiga.

19
Atom Pusat Dengan Empat Grup Elektron

• Contoh molekul CH4, NH3, dan H2O

20
21
ELEKTRONEGATIVITAS DAN POLARITAS IKATAN

22
• Pada senyawa kimia, elektron dipakai bersama-sama antar atom
• Pada senyawa antara atom nonlogam yang sama, ikatan elektron yang
digunakan sama
• Pada senyawa antara atom berbeda, ikatan elektron yang digunakan
tidak sama
• Elektronegativitas atom adalah kemampuan atom tersebut untuk
menarik elektron yang dipakai bersama-sama dalam sebuah ikatan
kimia
• Elektronegativitas atom nonlogam lebih tinggi dibanding atom logam,
karena kemampuan menarik elektron lebih kuat
• Dalam skala elektronegativitas, fluorin (F) memiliki skala 4 (paling
tinggi), dan logam sesium (Cs) memiliki skala 0.7 (paling rendah)

23
• Unsur-unsur golongan 8A (gas mulia)
tidak memiliki skala elektronegativitas
karena mereka sangat stabil (tidak
membentuk ikatan)
• Unsur-unsur transisi memiliki
elektronegativitas sangat rendah
(tidak didiskusikan).

24
Polaritas Ikatan
• Perbedaan elektronegativitas atom dalam senyawa dapat digunakan
untuk menentukan jenis ikatan kimia yang terjadi, apakah ionik atau
kovalen
• Contoh senyawa H2, memiliki perbedaan elektronegativitas 0,
menandakan elektron yang disumbangkan dipakai bersama-sama
secara setara
• Ikatan antara atom dengan nilai elektronegativitas identik atau
mendekati sama dinamakan sebagai ikatan kovalen nonpolar,
sedangkan ikatan antara atom dengan elektronegativitas berbeda
dinamakan ikatan kovalen polar

25
Contoh Ikatan Kovalen Nonpolar dan Polar

26
Dipol dan Polaritas Ikatan
• Polaritas dari sebuah ikatan tergantung pada perbedaan
elektronegativitas atom-atom yang terlibat
• Pada ikatan kovalen, elektron tertarik ke arah atom dengan nilai
elektronegativitas lebih tinggi
• Fenomena tsb membuat satu sisi relatif bermuatan negatif sedangkan
sisi lainnya relatif bermuatan positif, membentuk ikatan kovalen polar
• Kondisi di mana terjadi pemisahan muatan dalam sebuah ikatan
kovalen polar disebut sebagai dipol (kutub)
• Sisi positif dan negatif dipol disimbolkan menggunakan huruf Yunani;
delta (δ + δ -)
27
Variasi Dalam Ikatan
• Variasi dalam ikatan merupakan variasi kontinu, artinya tidak terdapat
titik henti tipe ikatan dan dimulai ikatan baru
• Jika perbedaan elektronegativitas antara 0 – 0.4 maka ikatan yang
terbentuk digolongkan sebagai ikatan kovalen nonpolar
• Jika perbedaan elektronegativitas lebih dari 1.8, maka elektron
ditransfer dari satu atom ke atom lainnya; terbentuk ikatan ionik
• Contoh ikatan kovalen nonpolar dalam senyawa: C - C (2.5 – 2.5 = 0),
C-H (2.5 – 2.1 = 0.4)
• Contoh ikatan ionik: NaCI (3.0 – 0.9 = 2.1)

28
29
Latihan
• Menggunakan nilai elektronegativitas, klasifikasikan ikatan antara
setiap ikatan atom berikut sebagai kovalen nonpolar, kovalen polar,
atau ionik dan labelkan setiap kovalen polar dengan δ+ dan δ-

a. K dan O
b. N dan N
c. As dan Cl
d. P dan Br

30
POLARITAS MOLEKUL

31
• Struktur molekul 3D dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
apakah ikatan yang terbentuk polar atau nonpolar
• Molekul nonpolar dapat diidentifikasi jika semua ikatan adalah ikatan
nonpolar atau ikatan polar yang ada saling menghilangkan. Contoh
molekul: H2, CI2, CH4
• Molekul polar terjadi jika salah satu sisi molekul jauh lebih bermuatan
negatif dibandingkan sisi molekul lainnya. Contoh molekul : HCI, H2O,
NH3, CH3F (C – F ikatan kovalen polar, C –H ikatan kovalen nonpolar;
sehingga hanya ada 1 dipol dan membuat molekul tsb tergolomg
molekul polar)

32
Molekul Polar dan Nonpolar

33
Soal 7.9

Tentukan apakah molekul OF2 merupakan molekul polar atau nonpolar

PCl3

Cl2

34
GAYA INTERMOLEKUL

35
• Mendeskripsikan gaya intermolekul antara ion-ion, molekul-molekul
kovalen polar, dan molekul-molekul kovalen nonpolar
• Pada gas, interaksi antar partikel sangat minim sehingga membuat
molekul gas dapat bergerak sangat jauh satu dengan yang lainnya
• Pada materi padat dan cair, interaksi antar partikel dapat
mempertahankan posisi antara partikel, tetap berdekatan satu sama
lain
• Properti gas, padat, maupun cair sangat berbeda dan dapat
diidentifikasikan/dijelaskan melalui beberapa jenis gaya intermolekul,
meliputi: tarik-menarik dipol-dipol, ikatan hidrogen, gaya dispersi, dan
ikatan ionik

36
Ikatan Ionik
• Ikatan ionik memiliki gaya tarik-menarik paling kuat, berupa materi
padat pada suhu kamar. Contoh: NaCI meleleh pada 801 °C
• Energi besar diperlukan untuk memutus gaya tarik-menarik yang
sangat kuat pada ikatan ionik

Tarik menarik Dipol-dipol


• Semua molekul polar terbentuk akibat gaya tarik-menarik dipol-dipol
• Molekul dipol memiliki sisi bermuatan positif dan negatif secara
terpisah
• Sisi muatan negatif dari molekul satu akan tertarik pada sisi muatan
positif molekul lainnya

37
Ikatan Hidrogen
• Molekul polar memuat atom-atom hidrogen (H) memiliki ikatan kuat
terhadap atom-atom dengan nilai elektronegativitas tinggi seperti
nitrogen (N), oksigen (O), atau fluorin (F)
• Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen bermuatan positif
dengan atom N/O/F bermuatan negatif
• Ikatan hidrogen merupakan ikatan dengan gaya tarik-menarik paling
kuat di antara jenis-jenis molekul kovalen polar
• Ikatan hidrogen banyak ditemui pada molekul-molekul biologis,
seperti protein dan DNA

38
Gaya Dispersi
• Merupakan gaya tarik-menarik paling lemah yang terjadi pada
molekul nonpolar
• Umumnya, elektron-elektron pada molekul kovalen nonpolar
terdistribusi secara simetris
• Untuk sementara waktu, pergerakan elektron dapat menimbulkan
dipol sementara, yang memberi kesempatan adanya gaya tarik-
menarik antara muatan berbeda antar molekul
• Meski gaya dispersi ini sangat lemah, tetapi gaya ini memungkinkan
molekul nonpolar memiliki bentuk cair maupun padat

39
Contoh Gaya Tarik-Menarik Molekul

40
Gaya Tarik-Menarik dan Titik Leleh
• Titik leleh suatu substansi/materi
tergantung pada kekuatan gaya tarik
antara partikel-partikel penyusunnya
• Makin kuat gaya tarik-menarik partikel,
makin besar energi yang dibutuhkan untuk
memutus ikatan antar partikel sehingga
titik leleh naik

41
Perbandingan Ikatan dan Gaya Tarik-menarik

42
Ukuran, Massa, dan Titik Leleh dan Titik Didih
• Makin besar ukuran dan massa suatu senyawa, jumlah elektron
pembentuk dipol sementara yang kuat semakin banyak
• Makin besar massa molar suatu senyawa, gaya disperse juga
meningkat karena jumlah elektron semakin banyak
• Pada umumnya, molekul nonpolar berukuran besar dengan
peningkatan massa molar juga akan memiliki titik leleh dan titik
didih yang lebih tinggi

43
Soal 7.10
Identifikasi gaya intermolekul dominan pada senyawa berikut
HF, Br2, PCl3
• HF merupakan molekul polar yang berinteraksi dengan molekul HF
lainnya melalui ikatan hidrogen
• Br2 merupakan molekul nonpolar, gaya tarik menarik berasal dari
gaya dispersi
• PCl3 molekul polar dengan gaya tarik-menarik antar dipol

44
PERUBAHAN WUJUD

45
• Mendeskripsikan perubahan wujud
antara padat, cair, dan gas, serta
menghitung energi yang terlibat
• Wujud padat, cair, dan gas dari suatu
substansi tergantung dari gaya tarik-
menarik antar partikel penyusunannya
• Materi mengalami perubahan wujud
ketika dikonversi dari wujud satu ke
wujud lainnya

46
Pelelehan dan Pembekuan
• Jika panas (energi) diberikan pada
materi padat, partikelnya bergerak
lebih cepat
• Pada temperatur tertentu, disebut
sebagai titik leleh, partikel-partikel
materi padat mendapatkan cukup
energi untuk mengatasi gaya tarik-
menarik yang mengikat partikel-
partikel materi tersebut untuk tetap
bersama
• Lebih dari titik tersebut, materi padat
berubah wujud menjadi materi cair
• Fenomena tsb dinamakan sebagai
pelelehan/meleleh 47
Pelelehan dan Pembekuan

• Jika proses sebelumnya dibalik, maka


energi kinetik hilang dan partikel bergerak
melambat
• Karena gerak partikel melambat, gaya tarik-
menarik antar partikel akan membuat
partikel-partikel tersebut makin dekat
• Pada temperatur tertentu, disebut sebagai
titik beku, materi cair berubah wujud
menjadi materi padat
• Melebihi titil tersebut, materi mengalami
pembekuan/membeku
48
Energi/Panas Fusi
• Selama pelelehan, energi/panas fusi didefinisikan sebagai jumlah
energi yang dibutuhkan untuk mengonversi tepat 2 gr materi padat
menjadi cair pada titik lelehnya
• Contoh: Energi sebesar 334 J dibutuhkan untuk melelehkan 1 gr es
pada titik lelehnya (0 °C)
• Pelelehan merupakan reaksi endotermik
• Pembekukan merupakan reaksi eksotermik
• Energi/panas = massa x energi fusi

49
Soal 7.11

Sebuah tas berisi 26.0 gr es digunakan untuk memberikan perawatan


cedera otot. Berapa banyak panas yang harus diserap agar melelehkan
semua es tersebut pada suhu 0 °C?

50
Soal 7.12

Sebanyak 125 gr air dimasukkan dalam freezer dengan suhu 0oC.


Berapa panas yang harus dilepaskan agar semua massa air berubah
menjadi es?

51
Evaporasi, Mendidih dan Kondensasi

• Evaporasi (penguapan) adalah fenomena


dimana molekul air dengan energi yang
cukup mampu dari permukaan materi cair
dan masuk ke fase gas
• Titik didih merupakan titik dimana partikel
menmpunyai cukup energi untuk mengatasi
gaya tarik-menarik diantara partikel dalam
fase cair
• Proses mendidih nampak seperti
gelembung-gelembung gas yang merupakan
partikel yang telah berubah wujud dari cair
menjadi gas dan menembus permukaan
materi cair
• Fenomena kebalikan disebut sebagai
kondensasi, dimana uap air kehilangan
energi kinetik dan melambat menjadi materi 52
Energi Fusi dan Energi Vaporasi Beberapa Substansi

53
Kurva Pemanasan dan Pendinginan

54

Anda mungkin juga menyukai