Anda di halaman 1dari 34

RESONANSI

Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau


ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan
dalam satu struktur Lewis

Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokalisasi elektron


disebut dengan struktur resonan.
atau
Struktur resonan adalah salah satu dari dua atau lebih
struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan
secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis.

Istilah resonansi berarti penggunaan dua atau lebih struktur


Lewis untuk menggambarkan molekul tertentu.
RESONANSI
Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan
struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara
masing-masing pasangan atom.

Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk


menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak
tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap
dengan elektron, saling berbolak-balik (resonansi)

Struktur sebenarnya kemungkinan adalah peralihan dari dua


struktur resonan

Bentuk peralihan (intermediet) dari struktur resonan disebut


dengan hibrida resonan.
Resonansi dalam kimia diberi simbol garis dengan dua arah
anak panah ( ). Misal untuk resonansi ozon (O3)

Pada ozon, terdapat perpindahan elektron antar inti yang


dijealskan dengan anak panah. Perhatikan contoh berikut:
Sifat Umum Resonansi

Molekul atau ion yang dapat beresonansi mempunyai


sifat-sifat berikut:
1.Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis
(struktur resonan). Tetapi tidak satupun struktur
tersebut melambangkan bentuk asli molekul yang
bersangkutan
2.Di antara struktur yang saling beresonansi
bukanlah isomer. Perbedaan antar struktur hanyalah
pada posisi elektron, bukan posisi inti.
3.Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai
jumlah elektron valensi dan elektron tak berpasangan
yang sama
Sifat Umum Resonansi

4. Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang berbeda


pada masing-masing struktur tidak mempunyai
panjang ikatan yang khas.

5. Struktur yang sebenarnya mempunyai energi yang


lebih rendah dibandingkan masing-masing
struktur resonan
Aturan Untuk menggambarkan struktur
Resonansi
Posisi elektron dapat diubah-ubah untuk menghasilkan
struktur resonansi yang lain, tanpa mengubah posisi
atom-atomnya

Atom-atom yang saling berikatan harus tetap dalam


semua struktur resonasi.

Walapupun suatu ion atau senyawa dapat digambarkan


secara lebih akurat dengan menyertakan semua
struktur resonansinya, tetapi agar sederhana
biasanya hanya satu struktur Lewis saja yang
dipergunakan.
Resonansi
Struktur Lewis Ozon (O 3)

Aturan oktet akan terpenuhi jika ikatan rangkap dua


ditempatkan di antara atom O pusat dengan salah satu dari
dua atom O ujung. Karena itu kita dapat menggambarkam
ikatan rangkap dua baik dengan atom O ujun kiri maupun
kanan, dan kedunya merupakan struktur yang identik

Struktur Lewis Ozon


Fakta kedua struktur ini tidak ada yang benar karena
panjang ikatan dua ikatan O memiliki nilai yang sama
diantara panjang O O dan O=O, padahal dari struktur
diatas, kedua ikatan pada atom O pusat akan memiliki
panjang yang berbeda dikarenakan ikatan tunggal akan
memiliki panjang ikatan yang lebih panjang dibandingkan
dengan ikatan rangkap.

Keanehan pada ikatan O3 ini dapat diatasi dengan


menggunakan konsep resonansi, pada struktur resonansi
terdapat dua atau lebih struktur Lewis untuk satu molekul
yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya
menggunakan satu struktur Lewis. Dalam kasus ozon ini,
struktur resonansi dari molekul O3 dapat digambarkan
dengan menggunakan kedua struktur Lewisnya
Dapat diubah menjadi strutur resonansi:

Istilah resonansi sering disalah artikan dengan mengatakan


bahwa molekul seperti ozon berpindah secara cepat dari satu
struktur resonansi ke satu struktur resonansi lain. Namun hal
ini tidaklah tepat karena perlu diingat bahwa tidak satupun
dari struktur resonansi yang diberikan dapat menggambarkan
secara tepat struktur resonansi yang sesungguhnya , yang
merupakan struktur tesendiri yang unik dan stabil. Konsep
resonansi hanyalah sebuah cara untuk menggambarkan model
.. ikatan tersebut
Oleh karena banyaknya struktur yang terbentuk apabila
mengalami resonansi maka dalam penggambaran struktur
lewis nya dengan mendistribusikan kepadatan elektron yang
sama di antara ikatan. Biasanya ditandai dengan garis putus-
putus
Contoh resonansi lain

Ion Nitrit (NO2-)

Atau disederhanakan menjadi


Contoh resonansi lain

Ion Nitrat (NO3-)

Atau disederhanakan menjadi


Struktur Resonasi Benzena (C6H6)

Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi


elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal.
Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena
pada struktur resonansi adalah sebagai berikut:
Struktur Resonasi Benzena (C6H6)

Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa


lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu
senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan.
Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan
dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun
berlaku dalam struktur resonansi benzena,
sehingga benzena lebih sering digambarkan
sebagai berikut:
Struktur Resonasi Benzena (C6H6)

Dalam kasus benzena ini, Teori resonansi dapat


menerangkan mengapa benzena sukar diadisi.
Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam
benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam
cincin yang kokoh terhadap serangan kimia,
sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah
reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi
substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu
cincin karbonnya.
Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen merupakan ikatan antar molekul


non logam. Ikatan ini terjadi karena terjadinya
penggunaan pasangan elektron yang digunakan
secara bersamaan.

Dalam ikatan kovalen dikenal dengan adanya ikatan


kovalennonpolar dan polar.
Perbedaan di antara keduanya adalah asal
pemakaian elektron yang digunakan untuk
berikatan
Ikatan kovalen nonpolar

Ikatan kovalen non polar adalah Ikatan yang


terbentuk ketika atom membagikan elektronnya
secara setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada
atom mempunyai afinitas elektron yang sama atau
hampir sama
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang
pasangan elektron yang dipakai bersama tertarik
sama kuat. Pada molekul yang atom penyusunnya
sejenis, contohnya pada molekul H2, hal ini
disebabkan tidak ada perbedaan
keelektronegatifan
Ikatan kovalen nonpolar
Pada molekul yang penyusunnya beda jenis,
kepolaran senyawa disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang simetris, atau momen dipol = 0.
Contoh pada senyawa CH4. Ikatan antar atomnya
bersifat polar, namun molekulnya bersifat
nonpolar, dikarenakan bentuknya yang simetris
dengan sudut sama besar.
Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron
pasangan di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi
ketika satu atom mempunyai elektronegativitas yang lebih tinggi daripada atom
yang lainnya.
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang pasangan elektron yang dipakai
bersama cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran ikatan
disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan

Ikatan Kovalen Polar


Untuk molekul yang terdiri dari beberapa atom,
kepolaran molekul disebabkan bentuk molekulnya tidak
simetris atau momen dipole 0. Contoh : pada air, H2O,
atom pusat O memiliki 2 pasang elektron bebas, 2
pasang elektron ikat, sehingga tidak simetris, dapat
digambarkan dengan model berikut

Ikatan kovalen polar pada H2O


Ikatan Kovalen Polar

Pada HCl, keelektronegatifan Cl lebih besar dibandingkan H,


sehingga elektron cenderung tertarik ke arah Cl

Ikatan kovalen polar pada HCl


Perbedaan antara ikatan kovalen
nonpolar dan polar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang
pasangan elektron yang dipakai bersama tertarik
sama kuat

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang


pasangan elektron yang dipakai bersama
cenderung tertarik ke salah satu atom yang
berikatan
Hal-hal lain mengenai ikatan kovalen non
polar dan polar
Pasangan elektron yang digunakan secara bersama pada
pembentukan ikatan kovalen yang terletak diantara dua inti atom
akan ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan. Akibatnya akan
mempengaruhi distribusi elektron di antara kedua inti yang
berikatan. Kemampuan menarik elektron kearah dirinya tergantung
pada keelektronegatifan masing-masing unsur yang berikatan
Untuk molekul unsur, seperti H 2, Cl2 dan N2 ikatan kovalen yang
terbentuk seratus persen bersifat kovalen. Hal ini disebabkan kedua inti
atom memiliki kemampuan yang sama untuk menarik elektron ke arah
dirinya, sehingga elektron ikatan akan terdistribusi secara merata di
antara kedua inti, seperti yang ditunjukan pada Gambar.Ikatan yang
terbentuk dengan kemampuan menarik pasangan elektron yang sama kuat
disebut ikatan kovalen nonpolar.

Gambar Penyebaran elektron pada ikatan kovalen nonpolar Cl-Cl


Apabila kedua atom yang berikatan berbeda
misalnya pada HF, HCl dan HI, maka ikatan yang
terbentuk tidak sepenuhnya bersifat kovalen. Hal ini
yang dinamakan ikatan kovalen polar. Dikatakan
ikatan kovalen polar karena kedua atom yang
berikatan terdapat gaya elektrostatik.

Gambar Ikatan kovalen polar C-Cl


Berdasarkan perbedaan kelektronegatifan, suatu ikatan
kovalen dikatakan ikatan kovalen polar apabila suatu atom
mampu menarik elektron ikatan ke arah dirinya tanpa
melakukan perpindahan secara sempurna
Molekul Polar dan Nonpolar
Suatu senyawa yang memiliki ikatan kovalen polar, belum tentu
molekul yang dimiliki bersifat polar. Demikian juga untuk ikatan
kovalen nonpolar, molekul yang dimiliki belum tentu bersifat
nonpolar. Kepolaran suatu molekul dinyatakan menggunakan
suatu besaran yang disebut momen dipol (). Besarnya momen
dipol suatu molekul ditentukan menggunakan persamaan berikut.
= Q x r 1 D = 3,33 x 10-30 C.m (coulombmeter)
= 0 molekul nonpolar

> 0 atau 0 molekul polar


keterangan:
= momen dipol (D, debye)
Q = selisih muatan (Coulomb)
r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif (m)
Semakin besar harga momen dipol, semakin polar
senyawa yang bersangkutan bahkan mendekati ke sifat
ionik. Harga momen dipol beberapa molekul seperti yang
tertera pada Tabel

Moleku Momen molekul Momen


l dipol (D) dipol (D)

NO 0,159 CO 0,112
NH3 0,23 CO2 0
HF 1,78 CHCl3 1,09
HCl 1,078 CH4 0
HBr 0,82 CCl4 0
HI 0,44 BF3 0
H2 O 1,85 BF2 0
Momen dipol merupakan suatu besaran vektor yang
digambarkan menggunakan moment ikatan. Jika jumlah
vektor momen-momen ikatan lebih besar dari nol, maka
molekul tersebut bersifat polar, sebaliknya jika jumlah
vektor momen-momen ikatan sama dengan nol, maka
maka molekul tersebut bersifat nonpolar
Momen ikatan terbentuk jika dua atom yang berikatan dalam
suatu senyawa memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Elektron yang yang ditarik oleh atom yang lebih
elektronegatif menunjukan arah momen ikatan dan
ditunjukan menggunakan tanda dari atom yang kurang
elektronegatif menuju atom yang lebih elektronegatif.
Akibat tarikan elektron yang terjadi, terbentuk semacam
kutub negatif pada atom yang lebih elektronegatif,
sedangkan pada atom yang kurang elektronegatif akan
terbentuk semacam kutub positif
Kutub positif atau negatif yang terbentuk disebut
muatan parsial, yang digambarkan menggunakan simbol
delta (). Muatan parsial negatif () diberikan pada
unsur yang lebih elektronegatif dan muatan parsial
positif (+) diberikan pada unsur yang kurang
elektronegatif (lebih elektropositif).
Contoh menggambar muatan parsial pada molekul HCl.

Dari contoh di atas terlihat bahwa terdapat muatan positif


dan negatif pada tanda yang digunakan. Tanda tersebut
tidak sama dengan +1 atau -1 seperti pada simbol ion, tetapi
tanda ini hanya menggambarkan elektron ikatan tidak
sepenuhnya dipindahkan ke atom Cl.
Untuk senyawa diatom yang disusun oleh unsur yang
sejenis, molekul yang dimiliki selalu bersifat
nonpolar kecuali ozon yang bersifa polar.
Hal ini disebabkan dua atom penyusun senyawa memiliki
keelektronegatifan sama sehingga tidak terbentuk momen
ikatan. Sedangkan untuk senyawa diatom yang disusun
oleh dua atom yang berbeda molekul yang dimiliki selalu
bersifat polar karena adanya perbedaan keeltronegatifan

Tetapi untuksenyawa-senyawa yang tersusun lebih


dari dua atom, kepolaran molekul tidak dapat
ditentukan jika hanya didasarkan pada perbedaan
keelektronegatifan.
Hal ini disebabkan senyawa-senyawa tertentu walaupun
memiliki ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat
nonpolar. Misalnya CCl4, CO2dan BeCl2merupakan
beberapa senyawa dengan ikatan kovalen polar tetapi
memiliki molekul yang nonpolar
Molekul CCl4, bentuk molekul tetrahedaral dengan C sebagai
atom pusat dan dikelilingi oleh 4 atom Cl.
Perbedaan keelektronegatifan C dan Cl adalah sebesar 3-2,5 =
0,5. Jadi ikatan CCl termasuk ikatan kovalen (tepatnya ikatan
kovalen polar) karena perbedaan keeltronegatifan lebih kecil 1,7.
Walaupun ikatan CCl berupa ikatan kovalen polar tetapi
molekulnya bersifat nonpolar.
Hal ini disebabkan, bentuk tetrahedral dari molekul CCl4 dapat
dikatakan simetris karena memiliki pusat simetri pada atom C
ditengah, sehingga jumlah momen ikatan yang sama dengan nol.
Atau dapat dikatakan tarikan elektron akibat adanya perbedaan
keelektronegatifan saling meniadakan atau saling menguatkan
(perhatikan tanda panah pada struktur). Hal ini dapat diandaikan,
suatu benda yang berada di tengah-tengah ditarik dari empat
sudut dengan kekuatan sama, maka benda tersebut tidak akan
bergerak. Karena hal inilah molekul CCl4 bersifat nonpolar.
Jika CCl4 salah satu atom Cl diganti oleh atom lain misalnya
H, maka sifat molekul yang awalnya nonpolar berubah
menjadi polar. Hal ini disebabkan kepolaran ikatan C-H
berbeda dengan kepolaran ikatan C-Cl, sehingga momen dipol
yang terbentuk tidak saling meniadakan. Tetapi apabila
semua atom C diganti oleh atom H maka molekulnya bersifat
nonpolar karena kepolaran semua ikatan CH sama besar
sehingga mpmen ikatan yang terbentuk saling meniadakan
Pada molekul BCl2 dan CO2 mempunyai bentuk molekul linear
dengan B dan C sebagai atom pusat.

Atom Cl dan atom O lebih elektronegatif dibanding atom B


dan C yang bertindak sebagai atom pusat (pada gambar yang
berwarna hitam), sehingga elektron ikatan lebih tertarik
kearah atom Cl dan O. Namun, atom B dan C masing-masing
mengikat 2 atom yang sejenis maka momen ikatan yang
terbentuk tertarik ke arah yang berlawanan dengan
kekuatan yang sama, sehingga molekulnya bersifat nonpolar.
Molekul H2O walaupun rumus molekulnya mirip dengan CO 2 dan
BCl2 tetapi bersifat polar.

Hal ini disebabkan, pada molekul H 2O, atom O sebagai atom


pusat masih memiliki pasangan elektron bebas. Hal ini
menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk linear seperti
molekul CO2 dan BCl2, sehingga momen ikatan yang
terbentuk tidak saling menguatkan atau tidak saling
meniadakan

Anda mungkin juga menyukai