Anda di halaman 1dari 24

PENYAKIT INFEKSI

KELOMPOK TORCH SERTA


PENGARUHNYA
TERHADAP KEHAMILAN
1.TOKSOPLASMOSIS

Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii,


merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseluler. Toxoplasma
gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole dan Splendore pada tahun 1908 pada
limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundii di Tunisia Afrika dan pada
seekor kelinci di Brazil (Gandahusada, 2003). Di Indonesia, toksoplasmosis mulai
diteliti oleh Durfee sejak tahun 1971 dan 1972 yang dilaporkan pada tahun 1976
(Sasmita, 2006).
Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada
masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang.
Di Indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan keadaan sanitasi lingkungan dan
banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae (Hendri, 2008).
Menurut Gilbert (2001) dalam Indrawati (2002) bahawa ibu hamil yang menderita
toksoplasmosis 25% akan menular ke janinnya. Penularan toksoplasmosis kongenital
terjadi apabila infeksi pada saat gestasi dan menyebabkan abortus pada trimester
pertama kehamilan (Smith dan Rebuck, 2001).
Resiko penularan terhadap janin pada trimester pertama adalah 15%, 25% pada
trimester kedua dan 65% pada trimester ketiga (Widjanarko, 2009). Namun derajat
infeksi terhadap janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester pertama.
Sekitar 75% kasus yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala saat persalinan namun
25-50% bayi yang dilahirkan akan mengalami hidrosefalus, korioretinitis,
mikrosefali, mikroptalmia, hepatosplenomegali, kalsifikasi serebral, adepati, konvulsi
dan perkembangan mental terganggu.
2. RUBELLA

Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA dari
golongan Togavirus.dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan
dapat mengakibatkan kecacatan. Virus penyebab rubela atau campak Jerman ini
bekerja dengan aktif khususnya selama masa hamil. Akibat yang paling penting
diingat adalah keguguran, lahir mati, kelainan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang
terjadi jika infeksi rubela ini muncul pada awal kehamilan, khususnya pada trimester
pertama. Apabila seorang wanita terinfeksi rubela selama trimester pertama, ia
memiliki kemungkinan kurang lebih 52% melahirkan bayi dengan sindrom rubela
kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome).
TANDA DAN GEJALA

1. Demam ringan dengan suhu 38,9 derajat Celcius atau lebih rendah Mengantuk
2. Sakit tenggorok
3. Ruam-berwarna merah terang atau pucat pada hari pertama atau kedua,
menyebar dengan cepat dari wajah ke seluruh tubuh, dan menghilang dengan cepat
pula.
4. Pembengkakan kelenjar leher.
5. Sakit kepala
6. Hidung tersumbat atau pilek.
7. Radang, mata merah
PENYEBAB

Virus yang ditularkan melalui kontak udara maupun kontak badan. Virus ini bisa
menyerang usia anak dan dewasa muda. Pada ibu hamil bisa mengakibatkan bayi
lahir tuli. Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal
melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi
antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul
ruam.
Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi
kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal.
Viremia maternal terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian
tergantung kemampuan virus untuk masuk dalam barier bayi-bayi lain, disamping
bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut.
3. Cytomegalovirus (CMV)

Cytomegalovirus (CMV) merupakan virus yang diklasifikasikan dalam keluarga


virus herpes. Pada manusia dikenal sebagai HCMV (Human Cytomegalovirus) atau
Human Herves 5 (HHV 5), dan memiliki potensi yang berbahaya bagi janin, pasien
operasi cangkok organ, mengganggu atau merusak organ paru-paru, jantung, mata,
usus, ginjal, lambung, dan lain-lain. Pengobatannya pun tidak semudah mengobati
virus lainnya.
Macam-macam Cytomegalovirus

a.CMV Nefritis adalah adalah virus yang menggangu organ-organ ginjal.


b.CMV Hepatitis adalah virus yang mengganggu organ hati.
c.CMV Myocarditis adalah virus yang mengganggu organ-organ jantung.
d.CMV Pneumonitis adalah virus yang menyerang organ-organ paru-paru.
e.CMV Retinitis adalah virus yang mengganggu organ mata.
f. CMV Gastritis adalah virus yang menyerang lambung.
g.CMV Colotis adalah virus yang mengganggu usus.
h. CMV Encephalitis adalah virus yang menyerang otak.
Tanda-tanda Cytomegalovirus

Janin yang terinfeksi Cytomegalovirus (CMV) memiliki tanda-tanda antara lain kulit
berwarna kuning, pembesaran hati dan limpa, kerusakan atau hambatan pembentukan
organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan lain-lain tergantung organ janin
mana yang diserang. Umumnya janin yang terinfeksi CMV lahir prematur dan berat
badan lahir rendah.
Transmisi dari satu individu ke individu
lain dapat terjadi melalui berbagai cara.
 1. Transmisi intrauterus
terjadi karena virus yang beredar dalam sirkulasi (viremia) ibu menular ke janin.
Kejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 0,5 – 1% dari kasus yang
mengalami reinfeksi atau rekuren. Viremia pada ibu hamil dapat menyebar melalui
aliran darah (per hematogen), menembus plasenta, menuju ke fetus baik pada infeksi
primer eksogen maupun pada reaktivasi, infeksi rekuren endogen yang mungkin akan
menimbulkan risiko tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal yang serius. Risiko
pada infeksi primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu terinfeksi sebelum
konsepsi. Infeksi transplasenta juga dapat terjadi, karena sel terinfeksi membawa
virus dengan muatan tinggi. Transmisi tersebut dapat terjadi setiap saat sepanjang
kehamilan,
namun infeksi yang terjadi sampai 16 minggu pertama, akan menimbulkan penyakit
yang lebih berat.
2. Transmisi perinatal terjadi karena sekresi melalui saluran genital atau air susu ibu.
Kira-kira 2% – 28% wanita hamil dengan CMV seropositif, melepaskanCMV ke
sekret serviks uteri dan vagina saatmelahirkan, sehingga menyebabkan kurang lebih
50%kejadian infeksi perinatal. Transmisi melalui air susu ibu dapat terjadi, karena
9% - 88% wanita seropositif yang mengalami reaktivasi biasanya melepaskan CMV
ke ASI. Kurang lebih 50% - 60% bayi yang menyusui terinfeksi asimtomatik, bila
selama kehidupan fetus telah cukup memperoleh imunitas IgG spesifik dari ibu
melalui plasenta.8 Kondisi yang jelek mungkin dijumpai pada neonatus yang lahir
prematur atau dengan berat badan lahir rendah.
 3. Transmisi postnatal dapat terjadi melalui saliva, mainan anak-anak misalnya
karena terkontaminasi dari vomitus.
Transmisi juga dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung, kontak
seksual,transfusi darah, transplantasi organ.Penyebaran endogen di dalam diri
individu dapatterjadi dari sel ke sel melalui desmosom yaitu celah diantara 2
membran atau dinding sel yang berdekatan. Disamping itu, apabila terdapat
pelepasan virus dari sel terinfeksi, maka virus akan beredar dalam sirkulasi (viremia),
dan terjadi penyebaran per hematogen ke sel lain yang berjauhan, atau dari satu
organ ke organ
 Gejala atau akibat dari CMV
 Akibat dari terinfeksi CMV dapat ringan namun juga dapat amat berbahaya.
Gejala dapat bervariasi mulai dari amat berat hingga gejala minimal, bahkan ada
juga yang tanpa gejala. Karena dapat menyerang hampir semua organ, gejalanya
sangat bervariasitergantung dari organ yang diserang. Biasanya CMV
menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan letih-
lesu.
 Pencegahan dan penanggulangannya
Belum didapatkan obat yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi CMV pada ibu
dan janin yang dikandungnya.Tetapi dapat diusahakan beberapa cara sebagai berikut:
a. Memberikan penerangan cara hidup yang higienis.
b. Bagi ibu, terutama yang melahirkan bayi prematur untuk berhati-hati
dalam memberikan ASI. Bayi prematur imunitasnya masih rendah.
c. Hati-hati pada transfusi darah harus dari donor sero-negatif.
d. Vaksinasi mempunyai harapan dimasa datang.
4.HERPES SIMPLEKS

Herpes simpleks adalah infeksi akut suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di
atas daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau
dekat sambungan mukokutan.Herpes simpleks disebabkan oleh herpes simpleks virus
(HSV) tipe I atau tipe II yang dapat berlangsung primer maupun rekurens. Herpes
simpleks disebut juga fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes
genitalis (Handoko, 2010).
Penyakit herpes simpleks tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun
wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda (Siregar, 2005). Sekitar 50 juta
penduduk di Amerika Serikat menderita infeksi HSV pada usia 12 tahun atau lebih
(Habif, 2004). Infeksi primer oleh HSV tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak,
sedangkan infeksi HSV tipe II biasanya terjadi sebanyak 25-50% dari populasi
(Sterry, 2006) pada dekade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas
seksual. Infeksi HSV berlangsung dalam tiga tingkat : infeksi primer, fase laten dan
infeksi rekurens (Handoko, 2010).
Pada infeksi primer tempat predileksi HSV tipe I di daerah pinggang ke atas terutama
daerah mulut dan hidung yang biasanya dimulai pada usia anakanak. Inokulasi dapat
terjadi secara kebetulan, misalnya kontak kulit pada perawat, dokter, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang tidak menggunakan sarung tangan dan mengalami
Herpetic Whitlow pada jari tangannya (Sterry, 2006).Dilaporkan juga bahwa Herpetic
Whitlow sering didapati pada wanita dengan herpes genital (Habif, 2004).Virus ini
juga sebagai penyebab herpes ensefalitis (Handoko, 2010).
ejala yang ditimbulkan berupa perasaan gatal, rasa terbakar, eritema, malaise, demam
dan nyeri otot (Siregar, 2005).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai