ANGGOTA KELOMPOK :
1. Dodi A
2. Laela F
3. Siti Nurul Rahayu Setyabudi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu parasit
Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus), virus Herpes Simplex (HSV1 –
HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya
Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B).
Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang
bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita.
Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya,
yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam.
Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem saraf
pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan, pendengaran, sistem
kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.
B. Tujuan
Adapun tujun penulisan dari makalah ini adalah :
1) Memberikan informasi kepada pembaca tentang torch.
2) Mahasiswa dapat mengetahui Asuhan keperawatan torch.
3) Menambah dan memperluas pengetahuan tentang torch
C. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud torch?
2) Apa yang menyebabkan torch ?
3) Bagaimana patofisiologi torch ?
4) Apa saja klasifikasi toch?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
TORCH adalah sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi
yang menyebabkan kelainan bawaan, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu
hamil.
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti (antibodi) yang spesifik taerhadap
kuman penyebab infeksi tersebut sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman.
Antibodi yang terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G
(IgG).Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang
bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita.
Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya,
yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam. Ke empat macam jenis infeksi tersebut adalah:
a) Toxoplasma
Toxoplasmosis penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke
manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii.
Toxoplasma gondii yaitu suatu parasit intraselluler yang menginfeksi pada manusia dan hewan.
Toxoplasma gondii termasuk spesies dari kelas sporozoa (Cocidia), pertama kali ditemukan pada
binatang pengerat Ctenodactylus gundi di Afrika Utara (Tunisia) oleh Nicolle dan Manceaux
tahun 1908. Tahun 1928 Toxoplasma gondii ditemukan pada manusia pertama kali oleh
Castellani
b) Rubella
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili Togaviridae dan genus
Rubivirus, infeksi virus ini terjadi karena adanya kontak dengan sekret orang yang terinfeksi;
pada wanita hamil penularan ke janin secara intrauterin. Masa inkubasinya rata-rata 16-18 hari.
Periode prodromal dapattanpa gejala (asimtomatis), dapat juga badan terasa lemah,demam
ringan, nyeri kepala, dan iritasi konjungtiva. Penyakit ini agak berbeda dari toksoplasmosis
karena rubela hanya mengancam janin
Penyakit yang juga disebabkan oleh virus yang menimbulkan demam ringan dengan
ruam yang menyebar dan kadang-kadang mirip dengan campak. Rubella menjadi penting karena
penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada janin. Sindroma rubella congenital terjadi pada
90% bayi yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi rubella selama trimester pertama
kehamilan, resiko kecacatan ini menurun hinggga kira-kira 10-20% pada minggu ke 16 dan lebih
jarang terjadi bila ibu terkena infeksi pada usia kehamilan 20 minggu.
c) Cyto Megalo Virus (CMV)
Penyakit ini disebabkan oleh Human cytomegalovirus, subfamili betaherpesvirus, famili
herpesviridae. Penularannya lewat paparan jaringan, sekresi maupun ekskresi tubuh
yangterinfeksi (urine, ludah, air susu ibu, cairan vagina, dan lainlain). Masa inkubasi penyakit ini
antara 3-8 minggu. Pada kehamilan infeksi pada janin terjadi secara intrauterin. Pada bayi,
infeksi yang didapat saat kelahiran akan menampakkan gejalanya pada minggu ke tiga hingga ke
dua belas; jika didapat pada masa perinatal akan mengakibatkan gejala yang berat.
Infeksi virus ini dapat ditemukan secara luas di masyarakat; sebagian besar wanita telah
terinfeksi virus ini selama masa anak-anak dan tidak mengakibatkan gejala yang berarti. Tetapi
bila seorang wanita baru terinfeksi pada masa kehamilan maka infeksi primer ini akan
menyebabkan manifestasi gejala klinik infeksi janin bawaan sebagai berikut:
hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis dan optic atrophy,
mikrosefali, letargia, kejang, hepatitis dan jaundice, infiltrasi pulmonal dengan berbagai
tingkatan, dan kalsifikasi intrakranial. Jika bayi dapat bertahan hidup akan disertai retardasi
psikomotor maupun kehilangan pendengaran..
d) Herpes Simplek
Penyakit ini disebabkan infeksi Herpes simplex virus (HSV); ada 2 tipe HSV yaitu tipe 1
dan 2. Tipe 1 biasanya mempunyai gejala ringan dan hanya terjadi pada bayi karena adanya
kontak dengan lesi genital yang infektif; sedangkan HSV tipe 2 merupakan herpes genitalis yang
menular lewat hubungan seksual. HSV tipe 1 dan 2 dapat dibedakan secara imunologi. Masa
inkubasi antara 2 hingga 12 hari. Infeksi herpes superfisial biasanya mudah dikenali misalnya
pada kulit dan membran mukosa juga pada mata.
Penyakit infeksi virus yang ditandai dengan lesi primer terlokalisir, laten dan adanya
kecenderungan untuk kambuh kembali. Ada 2 jenis virus yaitu virus herpes simpleks (HSV) tipe
1 dan 2 pada umumnya menimbulkan gejala klinis yang berbeda, tergantung pada jalan
masuknya. Dapat menyerang alat-alat genital atau mukosa mulut.
B. Penyebab TORCH
Penyebab utama dari virus dan parasit TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes)
adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing,
sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun tidak secara langsung sebagai penyebab terjangkitnya
penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena
perantara (tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah matang dan lainnya.
C. Penyebab TORCH
Toxoplasma
Gejala yang diderita biasanya dengan mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise,
demam disertai hepatomegali, dan umumnya tidak menimbulkan masalah,
Herpes Simpleks
Penderita biasanya mengalami demam, salivasi, mudah terangsang dan menolak untuk
makan. Dengan dilakukan pemeriksaan menunjukan adanya ulkus dangkal multiple yang nyeri
pada mukusa lidah, gusi, dan bukal denganvesikel pada bibir dan sekitarnya.
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga
Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam
tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi
yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Antara lain:
- Demam
- penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
- letih- lesi
- kulit berwarna kuning
- pembesaran hati dan limpa
- kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan
lain-lain tergantung organ janin mana yang diserang
- Umumnya janin yang terinfeksi CMV lahir prematur dan berat badan lahir rendah.
Rubella
Tanda dan gejala yang muncul biasanya bertahan dalam dua hingga tiga hari dan mungkin
melibatkan:
- Demam ringan 38,9 derajat Celcius atau lebih rendah
- Sakit kepala
- Hidung tersumbat atau pilek
- Peradangan, mata merah
- Pembesaran, pelunakan kelenjar getah bening di dasar tengkorak, leher bagian belakang dan di
belakang telinga
- Muncul ruam warna merah muda/pink di wajah dan dengan cepat menyebar ke pundak, lengan,
kaki sebelum menghilang di sekuens yang sama.
- Nyeri pada persendian, khususnya pada perempuan muda.
D. Pathofisiologi TORCH
a. Toxoplasma
Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang merupakan salah satu penyebab kelainan
kongenital yang cukup dominan dibandingkan penyebab lainnya yang tergolong dalam TORCH.
Hospes primernya adalah kucing. Kucing ini telah mempunyai imunitas, tetapi pada saat
reinfeksi mereka dapat menyebarkan kembali sejumlah kecil ookista. Ookista ini dapat
menginfeksi manusia dengan cara memakan daging, buah-buahan, atau sayuran yang
terkontaminasi atau karena kontak dengan faeces kucing. Dalam sel–sel jaringan tubuh manusia,
akan terjadi proliferasi trophozoit sehingga sel–sel tersebut akan membesar. Trophozoit akan
berkembang dan terbentuk satu kista dalam sel, yang di dalamnya terdapat merozoit. Kista
biasanya didapatkan di jaringan otak, retina, hati, dan lain-lain yang dapat menyebabkan
kelainan pada organ-organ tersebut, seperti microcephali, cerebral kalsifikasi, chorioretinitis, dll.
Kista toksoplasma ditemukan dalam daging babi atau daging kambing. Sementara itu, sangat
jarang pada daging sapi atau daging ayam. Kista toksoplasma yang berada dalam daging dapat
dihancurkan dengan pembekuan atau dimasak sampai dagingnya berubah warna. Buah atau
sayuran yang tidak dicuci juga dapat menstranmisikan parasit yang dapat dihancurkan dengan
pembekuan atau pendidihan. Infeksi T.gondii biasanya tanpa gejala dan berlalu begitu saja.
Setelah masa inkubasi selama lebih kurang 9 hari, muncul gejala flu seperti lelah, sakit kepala,
dan demam yang dapat muncul hampir bersamaan dengan limpadenopati, terutama di daerah
serviks posterior.
b. Rubella
Kematian pada post natal rubella biasanya disebabkan oleh enchepalitis. Pada infeksi awal, virus
akan masuk melalui traktus respiratorius yang kemudian akan menyebar ke kelenjar limfe sekitar
dan mengalami multiplikasi serta mengawali terjadinya viremia dalam waktu 7 hari. Janin dapat
terinfeksi selama terjadinya viremia maternal. Saat ini, telah diketahui bahwa infeksi plasenta
terjadi pada 80% kasus dan risiko kerusakan jantung, mata, atau telinga janin sangat tinggi pada
trisemester pertama. Jika infeksi maternal terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu, 60% bayi
akan terinfeksi. Kemudian, risiko akan menurun menjadi 17% pada minggu ke-14 dan
selanjutnya menjadi 6% setelah usia kehamilan 20 minggu. Akan tetapi, plasenta biasanya
terinfeksi dan virus dapat menjadi laten pada bayi yang terinfeksi kongenital selama bertahun-
tahun.
c. Cytomegalovirus (CMV)
Penyakit yang disebabkan oleh Cytomegalovirus dapat terjadi secara kongenital saat bayi atau
infeksi pada usia anak. Kadang-kadang, CMV juga dapat menyebabkan infeksi primer pada
dewasa, tetapi sebagian besar infeksi pada usia dewasa disebabkan reaktivasi virus yang telah
didapat sebelumnya. Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh reaktivasi CMV selama
kehamilan. Di negara berkembang, jarang terjadi infeksi primer selama kehamilan, karena
sebagian besar orang telah terinfeksi dengan virus ini sebelumnya. Bila infeksi primer terjadi
pada ibu, maka bayi akan dapat lahir dengan kerusakan otak, ikterus dengan pembesaran hepar
dan lien, trombositopenia, serta dapat menyebabkan retardasi mental. Bayi juga dapat terinfeksi
selama proses kelahiran karena terdapatnya CMV yang banyak dalam serviks. Penderita dengan
infeksi CMV aktif dapat mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus respiratorius, saliva,
semen, dan serviks. Virus juga didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui tranfusi.
Berdasarkan kenyataan di atas, penyakit TORCH ini sifatnya menular. Oleh karena itu dalam satu
keluarga biasanya kalau salah satu anggota keluarga terkena penyakit tersebut maka yang lainnya
pun juga bisa terkena. Malah ada beberapa kasus dalam satu keluarga seluruh anggota
keluarganya mulai dari kakek - nenek, kakak - adik, bapak - ibu, anak - anak semuanya terkena
penyakit TORCH.
I. Diagnosa TORCH
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama untuk menangani suatu penyakit.
Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis sering sukar dilaksanakan, maka dilakukan
diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum darah, untuk mengukur titer-titer antibodi IgM
atau IgG-nya.
Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, bahkan bisa jadi sama
sekali tidak merasakan sakit. Secara umum keluhan yang dirasakan adalah mudah pingsan,
pusing, vertigo, migran, penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang
sendi, nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan keluhan lainnya.
Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak lengkap, cacat fisik
maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya.
Namun begitu, gejala diatas tentu belum membuktikan adanya penyakit TORCH sebelum
dibuktikan dengan uji laboratorik.
J. Pemeriksaan TORCH
1) Cara Pemeriksaannya:
a. Toxoplasma
Tes ini mempergunakan antigen Toxoplasma yang diletakkan pada penyangga padat, mula-mula
di inkubasi dengan serum penderita kemudian dengan antibodi berlabel enzim. Kadar antibodi
dalam serum penderita sebanding dengan intertitas warna yang timbul setelah ikatan antigen
antibodi dicampur dengan substrat. Uji aviditas pada ELISA bermanfaat untuk determinasi
prediktif kapan seseorang atau individu tersebut diperkirakan terinfeksi Aviditas ELISA juga
dapat digunakan untuk menentukan status infeksi serta kekuatan ikatan intrinsik antara antibodi
dengan antigen. Apabila ikatan intrinsiknya lemah maka daya proteksinya juga lemah meskipun
titernya cukup tinggi. Sebaliknya apabila ikatan intrinsik antigen-antibodinya cukup tinggi maka
daya proteksinya cukup baik meskipun titernya tidak terlalu tinggi.
Cara Kerja;
- Lokasi Pengambilan Sampel:
vena mediana cubiti ( dewasa ), vena jugularis superficialis ( bayi )
b. Rubella
Dengan tes ELISA, HAI,Pasif HAatau tes LA, atau dengan adanya IgM spesifik rubella yang
mengindikasikan infeksi rubella telah terjadi.
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM.
Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat
sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi.
Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut
pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubella bawaan.
d. Herpes Simpleks
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting untuk mendeteksi
secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencaegah bahaya lebih
lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
Seorang perempuan usia 28 tahun, dengan usia kehamilan 20 minggu klien mengeluh sakit
kepala hidung tersumbat, nyeri pada kulit. Setelah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh 38,5°;
ekstremitas atas dan bawah terlihat bintik merah iritasi, TD 125/90 mmhg, nadi 90 kali per
menit, RR 20 kali per menit, mata tampak merah, terdapat peradangan pada tangan,saat dipegang
kulit terasa hangat. Klien menceritakan bahwa dirumah memelihara banyak kucing dan dia
sering makan sayuran mentah.
Pengkajian:
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Mengeluh sakit kepala S : 38,5 °
Diagnosa:
DATA FOKUS Masalah Etiologi
-S : 38,5 ° Nyeri akut Agen biologis
-N : 90 x / menit
-kulit terasa hangat
-kulit kemerahan
-S : 38,5 ° Hipertermi proses perjalanan penyakit
-N : 90 x / menit
-kulit terasa hangat
-kulit kemerahan
Hipertermi
Proses perjalanan penyakit
-TD : 125/95 mmHg
-Mengeluh nyeri pada kulit
-Terdapat peradangan pada
tangan