Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 5

PERTEMUAN 13-15

Dwi Putri Lestari

Maria Angelica Kristanti

Nadianti

Sri Antini

Zalfa Fadilah Karim


TOPIC
1
TOPIC 1 PERTEMUAN 13:
WEB DAN SOSIAL MEDIA

1. WEB 2.0 DAN SOSIAL MEDIA


a. Broadcast Vs. Conversation Models
Dahulu organisasi berkomunikasi dengan audiens mereka cukup menggunakan Broadcast
(model siaran), di mana pesan mengalir dari pengirim ke penerima. Sekarang, organisasi
harus belajar menggunakan model Conversation (percakapan), di mana komunikasi mengalir
bolak-balik antara pengirim dan penerima. Karena Web 2.0, orang memiliki sikap yang
berbeda tentang bagaimana mereka ingin bisnis berinteraksi dengan mereka. Mereka
memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap karakter perusahaan, perilaku etis, daya
tanggap, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu mereka.
b. Apakah Web 2.0?
Web 2.0 adalah generasi kedua layanan berbasis web yang menekankan pada kolaborasi online dan sharing antar
pengguna.
c. Aplikasi-aplikasi Web 2.0
 Blog - adalah kependekan dari web log dan merupakan situs web tempat pengguna
secara teratur memposting informasi untuk dibaca dan dikomentari oleh orang lain.
 Wiki - adalah situs web yang memungkinkan banyak orang untuk menambah atau
memperbarui informasi yang ditemukan di situs. Wiki adalah karya kolaboratif yang
mendapat manfaat dari upaya banyak peserta. Wikipedia adalah ensiklopedia online
yang merupakan karya referensi umum paling populer di Internet.
 Social Networking Service - Layanan jejaring sosial adalah situs web di mana individu
yang ditentukan oleh suatu profil dapat berinteraksi dengan orang lain.
 Sharing Sites - Beberapa situs didedikasikan untuk berbagi berbagai jenis media
termasuk video, audio, dan gambar.
 Widget dan Mashup. Widget adalah program mandiri yang dapat disematkan ke halaman
web, blog, profil di situs jejaring sosial, dan bahkan meja komputer.
 RSS (Really Simple Syndication) - Umpan RSS memungkinkan pengguna untuk
mengumpulkan data yang berubah secara teratur.
d. Sikap Web 2.0
Bisnis belajar untuk berpartisipasi dalam gelombang besar dengan menggunakan
perangkat Web 2.0 untuk mengimplementasikan integrated social media (ISM).
Organisasi yang gagal untuk berpartisipasi secara efektif dalam gelombang besar
berisiko menjadi tidak relevan.
2. KOMUNITAS MAYA DAN LAYANAN JEJARING SOSIAL

a. Komunitas Maya
Komunitas maya sebenarnya setara dengan komunitas fisik, seperti lingkungan
sekitar, klub, dan asosiasi, kecuali bahwa mereka tidak terikat oleh batasan politik
atau geografis. Komunitas ini menawarkan beberapa cara bagi anggota untuk
berinteraksi, berkolaborasi, dan berdagang. Komunitas maya dapat memiliki
beberapa bentuk. Misalnya, blogosphere adalah sebuah komunitas. YouTube adalah
komunitas orang yang memposting, melihat, dan mengomentari video.

b. Layanan Jejaring
Sosial Layanan jejaring sosial mewakili jenis komunitas maya khusus dan sekarang
menjadi bentuk komunitas online yang dominan. Dengan jejaring sosial, pengguna
individu mempertahankan identitas melalui profil mereka dan dapat selektif tentang
anggota komunitas yang lebih besar yang mereka pilih untuk berinteraksi.
c. Facebook Mendominasi Jejaring Sosial.
Facebook adalah layanan jejaring sosial terbesar di dunia, dengan lebih dari 901 juta
setiap bulan dan 526 juta pengguna aktif harian. Facebook diluncurkan pada 2004
oleh mantan mahasiswa Harvard, Mark Zuckerberg.
d. The Open Graph Initiative
Alasan utama Facebook berkembang adalah efek jaringan: lebih banyak
pengguna berarti lebih banyak nilai. Pada bulan April 2010, Zuckerberg
mengumumkan inisiatif baru Facebook yang disebut Open Graph.
Tujuannya adalah untuk menghubungkan semua hubungan berbeda yang
ada di Internet dengan menghubungkan situs web ke Facebook.

e. Microbloging: Twitter
Twitter adalah situs jejaring sosial tempat pengguna mengirim pesan
pendek yang disebut tweet dengan 140 karakter atau kurang ke
jaringan pengikut mereka. Twitter menyediakan platform bagi
pengguna untuk sering mengirimkan pembaruan status kepada
mereka yang mengikutinya.
3. ENTERPRISE 2.0 JEJARING SOSIAL DAN PERANG UNTUK BISNIS

Istilah Enterprise 2.0 mengacu pada penggunaan teknologi Web 2.0 untuk tujuan bisnis atau organisasi. Menurut
profesor Harvard Andrew McAffee (2008), aplikasi Enterprise 2.0 berharga karena tidak memaksakan batasan
buatan pada komunikasi karyawan. McAffee adalah di antara sejumlah ahli IT yang menganjurkan penggunaan
aplikasi Web 2.0 untuk melengkapi atau menggantikan platform intranet yang banyak digunakan oleh organisasi
bisnis saat ini. . Enterprise 2.0 akan menyebabkan perubahan dalam budaya organisasi dengan cara yang sama
seperti Web 2.0 menciptakan perubahan mendasar di pasar dan budaya secara umum.
 Bisnis yang menggunakan Teknologi Web 2.0
 Perekrutan dan Jaringan Profesional
 Pemasaran, Promosi, dan Penjualan
 Kolaborasi dan Komunikasi Internal
4. METRIK MEDIA SOSIAL
Manajemen bergantung pada pengukuran berdasarkan data, atau metrik. Bisnis secara konstan mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas aktivitas mereka.
a. Mengapa Mengukur Media Sosial?
Bidang media sosial dan masalah terkait metrik media sosial masih sangat baru sehingga hanya ada
beberapa cara standar untuk mengevaluasi aktivitas media sosial.
b. Berbagai Jenis Tujuan Media Sosial
Ada ratusan metrik untuk melacak bagaimana orang merespons media sosial. Ada banyak jenis metrik karena
media sosial dapat digunakan untuk melakukan banyak hal. Oleh karena itu, pertanyaan tentang jenis
informasi apa yang dilacak perusahaan bergantung pada apa yang ingin dicapai dengan upaya media
sosialnya.

Ada empat pendekatan dasar untuk metrik media sosial:


• Metrik Berbasis Perangkat
• Metrik Taktis
• Metrik Strategis
• Metrik ROI.
TOPIC
2
PERTEMUAN 14:
TOPIC 2 PERENCANAAN OPERASIONAL DAN SISTEM
CONTROL

1. TINGKATAN MANAJEMEN DAN SISTEM OPERASIONAL


a. Tingkatan Manajemen
Ada tiga tingkatan manajemen, setiap tingkat manajemen memiliki kebutuhan data,
tanggung jawab pengambilan keputusan, dan jangka waktu sendiri-sendiri, tiga tingkat
manajemen dan pengambilan keputusan tersebut adalah:
• Tingkat Strategis
• Tingkat Manajerial
• Tingkat Operasional
b. Sistem Operasional
Berbagai fungsi operasional berinteraksi, meneruskan data dari satu ke yang lain. Dalam
prosesnya, file dibuat untuk merekam detail aktivitas. Data pada tingkat operasional sangat
luas dan rutin, jarang berubah karena berasal dari sumber input yang tetap dan mengikuti
prosedur operasi standar (SOP). SOP adalah prosedur yang didefinisikan dengan jelas dan
wajib diikuti tanpa penyimpangan untuk menyelesaikan suatu proses atau fungsi.
c. Sub-Sistem Operasional
Sistem fungsional terdiri dari beberapa subsistem, yang mendukung aktivitas spesifik yang
dilakukan di area fungsional.
2. SISTEM MANUFACTUR DAN PRODUKSI
Fungsi Production and Operations Management (POM) atau fungsi manajemen produksi dan operasi dalam suatu
organisasi bertanggung jawab atas proses yang mengubah input menjadi output yang berguna, dibandingkan bidang
fungsional lainnya, POM mencakup kegiatan yang beragam.
a. Logistik, Dan Pengendalian Dan Manajemen Persediaan
Manajemen logistik berkaitan dengan aktivitas pemesanan, pembelian, logistik penerimaan, dan logistik pengiriman.
Aktivitas logistik in-house adalah proses yang melintasi beberapa departemen fungsional.

b. Kontrol Stok
Fungsi pengendalian Stock Control (persediaan) adalah meminimalkan total biaya persediaan. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan tingkat inventaris yang optimal dengan menyusun ulang jumlah yang benar pada waktu yang
tepat.

c. Just-in-Time Inventory Management


Manajemen persediaan Just-in-time (JIT) adalah metode alternatif yang bertujuan
untuk meminimalkan biaya penyimpanan dengan tidak mengambil kepemilikan
persediaan sampai dibutuhkan dalam proses produksi.
3. SISTEM PENJUALAN DAN PEMASARAN
a) Sistem Penjualan dan Pemasaran
Secara umum, sistem penjualan dan pemasaran mendukung riset pasar,
mendapatkan produk dan layanan kepada pelanggan, dan menanggapi kebutuhan
pelanggan, sistem Informasi pemasaran memiliki banyak komponen: penjualan,
penelitian, intelijen, pelaporan, pengadaan, logistik, dan pengiriman.
Interoperabilitas meningkatkan kekuatan dan kehadiran pasar.
b) Data-Driven Marketing
Sistem Informasi Pemasaran lebih dari sekedar sistem pengumpulan data atau
sekumpulan teknologi informasi. Mereka terdiri dari orang, peralatan, dan
prosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendistribusikan data yang relevan, tepat waktu, lengkap, dan akurat untuk
digunakan oleh pembuat keputusan pemasaran guna meningkatkan perencanaan,
implementasi, dan kontrol pemasaran mereka.
Berikut beberapa contoh Data Driven Marketing yang mengunakan teknologi
Data-Warehouse dan Data-Mining:
• Market Basket Analysis • Price optimization
• Product Development • Sales Person Productivity
• Sales Coverage Optimization
• Profitability Analysis
• Customer Satisfaction Evaluation
4. SISTEM AKUNTANSI DAN KEUANGAN

a. Audit Sistem Informasi


Kejahatan keuangan mudah dilakukan dan sulit dideteksi. Ada banyak cara untuk
menyembunyikan penyimpangan fiskal. Menurut (Romney, Steinbart, & Cushing,
2016) tujuan audit sistem informasi adalah untuk meninjau dan mengevaluasi
pengendalian internal yang melindungi sistem

b. Perencanaan Dan Penganggaran Keuangan


Manajemen aset keuangan adalah tugas utama dalam perencanaan dan penganggaran
keuangan. Manajer harus merencanakan perolehan sumber daya keuangan dan
penggunaannya. Ini dibagi menjadi jangka pendek, menengah, dan panjang, seperti
perencanaan kegiatan.
• Financial Forecasting
• Capital Budgeting
• XBRL - eXtensible Business Reporting Language (Bahasa Pelaporan Bisnis yang
Dapat Diperpanjang)
5. SISTEM SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah bidang yang berhubungan dengan kebijakan,
prosedur, persyaratan kepatuhan, dan praktik terbaik. Pada bagian berikut kami menjelaskan
secara lebih rinci bagaimana Sistem Informasi memfasilitasi manajemen SDM.
 Recruitment

 Menggunakan Jaringan Sosial dan Perangkat Lunak Cerdas

 Evaluasi kinerja

 Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

 Employee Relationship Management (ERM)


TOPIC
3
TOPIC 3 PERTEMUAN 15:
PERENCANAAN STRATEGI TI

1. STRATEGI TI
Organisasi mengembangkan rencana dan strategi TI yang mendukung strategi dan tujuan bisnis. Empat poin utama dari
rencana strategis TI adalah:
• Meningkatkan pemahaman manajemen tentang peluang dan keterbatasan TI
• Menilai kinerja saat ini
• Identifikasi kapasitas dan kebutuhan sumber daya manusia
• Memperjelas tingkat investasi yang dibutuhkan
Strategi TI memerlukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
a. Strategi TI : In-House And Outsourcing
Strategi TI dapat dibagi menjadi dua kategori besar:
• In-house Developmen
• Outsourcing
b. Strategi TI Dan Bisnis yang Terputus
Menurut survei pada Pemimpin bisnis oleh Diamond Management & Technology
Consultants (diamondconsultants.com), 87% percaya bahwa TI sangat penting bagi
kesuksesan strategis perusahaan mereka, tetapi relatif sedikit pemimpin bisnis yang
bekerja dengan TI untuk mencapai kesuksesan itu.
Contoh Sukses Strategi TI Dan Bisnis
Perusahaan yang menyelaraskan strategi bisnis dan strategi TI akan meningkatkan pendapatannya, berikut dua
contoh kasusnya:
1. Travellers Companies, Inc., sebuah perusahaan asuransi properti dan kecelakaan, penjualan pada pelanggan baru
meningkat sebesar 75% setelah mengimplementasikan perangkat lunak baru. Keberhasilan tersebut dikaitkan
dengan keterlibatan CIO dalam pengembangan strategi dan hubungan kerja yang erat antara divisi TI dan unit bisnis
yang bertanggung jawab.
2. Kraft Foods Inc., meluncurkan proyek Master Data Management (MDM) untuk menyederhanakan dan
menyelaraskan proses bisnis globalnya dan memungkinkan kemampuan informasi perusahaan yang strategis. Kraft
yang berkembang melalui akuisisi, menghasilkan sistim informasi yang tidak dapat berbagi data karena perbedaan
dalam cara data didefinisikan terutama pada data master.
2. PERUSAHAAN DAN TATA KELOLA TI
Tata kelola TI adalah cara utama para pemangku kepentingan dapat memastikan
bahwa investasi dalam TI menciptakan nilai bisnis dan berkontribusi untuk memenuhi
tujuan bisnis. Program tata kelola TI melangkah lebih jauh dan bertujuan untuk
"meningkatkan kinerja TI, memberikan nilai bisnis yang optimal, dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan." (Smallwood, R. F., 2019).

Tiga tujuan harus dipenuhi yakni:


 TI harus sepenuhnya selaras dengan strategi dan arah
bisnis.
 Risiko utama harus diidentifikasi dan dikendalikan.
 Kepatuhan terhadap hukum, aturan industri, dan badan
pengatur harus ditunjukkan.
1) Hal-hal yang Mendorong Kebutuhan akan Tata Kelola TI
SDG menemukan bahwa masalah berikut mendorong kebutuhan akan tata kelola TI:
 Akuntabilitas tidak memadai secara umum dan tidak cukupnya kepemilikan bersama
serta kejelasan tanggung jawab untuk layanan dan proyek TI.
 Ada kemungkinan pelebaran kesenjangan antara apa yang menurut departemen TI
dibutuhkan oleh bisnis dan apa yang menurut bisnis dapat diberikan oleh departemen
TI
 Organisasi perlu mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai yang dapat
diberikan oleh TI, baik secara internal maupun dari pemasok eksternal.
 Manajemen puncak ingin memahami bagaimana kinerja organisasi TI dibandingkan
dengan organisasi TI pada kelompok sejenis.
 Manajemen perlu memahami apakah infrastruktur yang menopang TI hari ini dan
masa depan (teknologi, orang, proses) mampu mendukung kebutuhan bisnis yang
diharapkan.
 Karena organisasi semakin mengandalkan TI, manajemen perlu lebih sadar akan risiko
TI yang kritis dan apakah risiko tersebut telah dikelola dengan baik.
2) Ruang Lingkup Tata Kelola TI
Tata kelola TI mencakup manajemen dan kontrol TI di lima bidang utama:
 Supports the strategy - Memberikan arahan strategis TI dan penyelarasan TI dan
bisnis.
 Delivers value - Menegaskan bahwa TI / organisasi bisnis dirancang untuk
memperoleh nilai bisnis maksimum dari TI. Mengawasi pengiriman nilai oleh
TI ke bisnis dan menilai ROI.
 Risk Management - Mengkonfirmasikan bahwa proses dilakukan dengan benar
dan memastikan bahwa risiko telah dikelola secara memadai. Termasuk
penilaian risiko investasi TI.
 Resource Management: Memberikan arahan tingkat tinggi untuk sumber dan
penggunaan sumber daya TI. Mengawasi pendanaan TI di tingkat perusahaan.
Memastikan bahwa ada kapabilitas dan infrastruktur TI yang memadai untuk
mendukung kebutuhan bisnis saat ini.
 IT Performance Management: Memverifikasi kepatuhan strategis, atau
pencapaian tujuan TI strategis. Mengukur kinerja TI dan kontribusi TI terhadap
bisnis, termasuk penyampaian nilai bisnis yang dijanjikan.
3. MENYELARASKAN TI DENGAN STRATEGI BISNIS
Penyelarasan TI Bisnis dapat ditingkatkan dengan berfokus pada aktivitas berikut:
 Memahami IT dan perencanaan perusahaan.
 CIO adalah anggota manajemen senior juga.
 Budaya bersama dan komunikasi yang baik.
 Komitmen terhadap perencanaan TI oleh manajemen senior.
 Tautan bertingkat.

1) Kemitraan Divisi TI Dan Manajemen Bisnis


Kemitraan antara divisi TI dan manajemen bisnis dapat meluas hingga menyatu dengan
bisnis. Penggabungan tersebut dapat dicapai dengan struktur organisasi baru, di mana CIO
menjadi bertanggung jawab untuk mengelola beberapa fungsi bisnis inti.
2) Peran Strategis TI
Perusahaan harus menentukan penggunaan, nilai, dan dampak TI untuk mengidentifikasi
peluang yang menciptakan nilai dan mendukung visi strategis. Ini mengharuskan CIO
dan staf TI senior lainnya berinteraksi erat dengan CEO dan manajemen senior di area
fungsional atau unit bisnis. Dan CIO harus berada dalam posisi untuk mempengaruhi
bagaimana TI dapat mengambil peran strategis dalam perusahaan.
4. PROSES PERENCANAAN STRATEGI TI
a. Strategic IT Plan (rencana TI strategis) atau Rencana TI jangka panjang, kemudian berdasarkan pada Strategic
Business Plan yang sudah disusun, Strategic IT plan dimulai dengan visi dan strategi TI, yang mendefinisikan
konsep masa depan tentang apa yang harus dilakukan TI untuk mencapai tujuan, sasaran, dan posisi strategis
perusahaan dan bagaimana ini akan dapat dicapai.
b. Medium-Term IT plan (rencana TI jangka menengah), yang mengidentifikasi rencana proyek umum dalam hal
kebutuhan khusus dan sumber sumber daya serta project portfolio (portofolio proyek).
c. Tactical plan (rencana taktis), yang merinci anggaran dan jadwal untuk proyek dan kegiatan tahun berjalan. Pada
kenyataannya, karena laju perubahan yang cepat dalam teknologi dan lingkungan, rencana jangka pendek dapat
mencakup hal-hal utama yang tidak diantisipasi dalam rencana lain.
1) Perangkat Dan Metodologi Perencanaan Strategis TI
 Balanced Scorecard (BSC) - Robert Kaplan dan David Norton dalam
sejumlah artikel yang diterbitkan di Harvard Business Review antara tahun
1992 dan 1996 mengajukan konsep BSC yaitu suatu konsep manajemen
bisnis yang mengubah data Keuangan dan non-Keuangan menjadi peta jalan
terperinci yang membantu perusahaan mengukur kinerja.

 Critical success factors (CSFs) - adalah hal (faktor) paling esensial yang
harus berjalan dengan benar atau dilacak dengan cermat untuk memastikan
kelangsungan dan kesuksesan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai