Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian


1.1.1. Profil Spotify
Spotify merupakan perusahaan layananan aplikasi streaming musik, podcast,
dan video komersial asal Swedia. Perusahaan ini menyediakan hak digital
management yang dilindungi oleh label rekaman dan perusahaan media. Spotify
didirikan pada tahun 2006 dan dirilis pada tahun 2008 di Stockholm, Swedia. Spotify
meluncurkan aplikasinya ke Eropa dan dengan cepat menjadi salah satu cloud-based
music service terpopuler di dunia setelah Itunes. Sejak Desember 2013, Spotify telah
tersedia di android, Blackberry, iOS, Linux, Microsoft, dsb. Spotify beroperasi
dibawah model bisnis freemium yang memiliki dua tingkatan layanan streaming
musik online yaitu free dan premium. Spotify Ltd yang merupakan perusahaan induk
berkantor pusat di London, Inggris. Sedangakan Spotify AB yang menangani
penelitian dan pengembangan bertempat di Stockholm, Swedia.
Dalam perkembangannya Spotify 75 juta pengguna aktif dengan 20 juta
pengguna berbayar pada tahun 2015 dan 30 juta pengguna berbayar pada tahun 2016.
Pada tahun 2017, Spotify mengklaim memiliki 100 juta pengguna aktif dimana 50
juta diantaranya merupakan pengguna berbayar.
Pada tahun 2016 Spotify memasuki pasar Indonesia dan bersaing dengan
streaming musik online lainnya di Indonesia.
1.1.2. Logo Spotify

Gambar 1.1 Logo Spotify


Sumber : Commons.wikimedia.org

1
1.1.3. Bidang Usaha Spotify
Bidang Usaha Spotify adalah aplikasi layanan streaming musik online.
1.1.4. Produk dan Servis Spotify
Spotify memiliki beberapa produk dan servis diantaranya :
1. Layanan Paket Premium
2. Layanan Paket Free
3. Layanan Paket Family
4. Layanan Iklan

1.2. Latar Belakang Penelitian


Perkembangan teknologi yang terus meningkat dan sangat signifikan dari
zaman ke zaman mempengaruhi manusia untuk terus merubah gaya hidup keseharian
mereka. Dalam perkembangannya, manusia semakin dimanjakan oleh berbagai
teknologi yang telah diciptakan. Hal ini di buktikan dengan semakin sempitnya dunia
melalui teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi yang mulai
memasuki era globalisasi. Dalam era globalisasi inilah, internet menjadi suatu
kebutuhan penting dalam mewujudkannya.
Internet menjadi simbol perkembangan teknologi di era globalisasi ini.
Internet telah merubah pola interaksi antar sesama manusia di masyarakat,
diantaranya dalam bidang interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet
telah memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat, perusahaan / industri,
maupun pemerintah di dunia. Apalagi setelah diciptakannya berbagai merk
smartphone yang dapat mengakses internet dengan begitu mudah dimanapun dan
kapanpun. Internet menjadi satu simbol yang mempersempit dunia. Umat manusia
menjadi tidak memiliki batas dalam berinteraksi kepada manusia lainnya. Sudah tidak
dapat dipungkiri bahwa internet memberikan dampak yang positif terhadap manusia
di seluruh belahan dunia.
Berdasarkan data dari internetworldstats tahun 2017 tercatat bahwa total
jumlah pengguna internet di dunia sebesar 3,8 miliar. Dalam perkembangannya
internet telah menjadi kebiasaan dari pola hidup manusia di zaman sekarang. Dari
seluruh dunia, Benua Asia telah mendominasi pengguna internet terbanyak di
banding benua lainnya (sumber : internetworldstats.com). Pengguna internet di Asia
melambung tinggi jauh dari benua – benua lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
Benua Asia memiliki masyarakat yang berketergantungan pada internet dengan
intesitas sangat tinggi. Hal ini menimbulkan para pelaku yang memiliki perusahaan
atau organisasi berbasis internet menargetkan Asia sebagai pasar utama mereka
(sumber : internetworldstats.com).
Di Indonesia sendiri Internet telah menjadi kebutuhan dalam menjalani
kehidupan sehari – hari. Digunakan dalam bekerja, memenuhi kewajiban, bahkan
hingga memenuhi kebutuhan sekunder seperti berfoto, mendengarkan musik, dsb.
Menurut data riset yang dilakukan oleh emerketer.com dan diunggah oleh
tekno.kompas.com tercatat Indonesia menduduki peringkat ke 6 di dunia dari tahun
2013 sampai 2018 dengan jumlah pengguna internet sekitar 83,7 juta orang. Data
tersebut telah diakui valid oleh kominfo dengan diunggahnya artikel dari
tekno.kompas.com ke website resmi dari kominfo.go.id. Hal ini memiliki dampak
positif bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya internet, masyarakat Indonesia
telah melangkah maju dari masyarakat dengan gaya hidup primitif menuju
masyarakat dengan gaya hidup modern. Selain itu internet juga mendukung beberapa
faktor komunikasi di Indonesia dikarenakan bentuk demografi Indonesia yang
memiliki berbagai macam pulau dan memiliki berbagai macam budaya, agama, suku,
dsb menjadi satu kesatuan Negara Republik Indonesia. Berikut data pengguna
internet dari setiap negara di dunia berdasarkan hasil penelitian dari emerketer.
Tabel 1.1
Jumlah Pengguna Internet di Dunia Dari Setiap Negara
Country 2013 2014 2015 2016 2017 2018
China 620,7 643, 6 669, 8 700,1 736,2 777,0
US 246,0 252,9 259,3 264,9 269,7 274,1
India 167,2 215,6 252,3 283,8 313,8 346,3
Brazil 99,2 107,7 113,7 119,8 123,3 125,9
Japan 100,0 102,1 103,6 104,5 105,0 105,4
Indonesia 72,8 83,7 93,4 102,8 112,6 123,0
Russia 77,5 82,9 87,3 91,4 94,3 96,6
Germany 59,5 61,6 62,2 62,5 62,7 62,7
Mexico 53,1 59,4 65,1 70,7 75,7 80,4
Nigeria 51,8 57,7 63,2 69,1 76,2 84,3

(sumber: www.emarketer.com)
Pada era globalisasi saat ini, internet tak hanya digunakan dalam bidang
komunikasi dan sosial saja, akan tetapi banyak juga digunakan dalam bidang
ekonomi, pemerintahan, kemiliteran, bahkan hingga kebiasaan sehari – hari
masyarakat. Tak bisa dipungkiri bahwa internet telah menjadi kebutuhan bagi setiap
umat manusia di dunia khususnya di Asia. Banyak sekali program dan aplikasi
berbasis intenet diciptakan untuk mempermudah umat manusia dalam berinteraksi di
kehidupan sehari – hari. Salah satu program berbasis internet yang telah diterapkan
adalah E-Commerce.
E-Commerce merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual
dan pembeli dengan menggunakan media internet. Menurut E. Tuban, David K, J.
Lee, T. Liang, D. Turban pada bukunya yang berjudul Electronic Commerce (2015:7)
mengungkapkan bahwa E-Commerce mencangkup proses pembelian, penjualan,
transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer
dan internet. Sama halnya dengan tranksasi ketika di dunia nyata interaksi saling
tukar - menukar dan tawar - menawar terjadi hanya saja ini terjadi di dunia maya. E-
Commerce telah menjadi jembatan bagi para pengusaha untuk memasarkan,
mempromosikan, dan mempublikasikan produk dan jasanya ke suluruh penjuru
dunia. Berdasarkan data yang didapat dari Techinasia.com seiring dengan
bertambahnya daya beli masyarakat, penetrasi internet yang kian tinggi, serta layanan
yang ditawarkan semakin banyak, pangsa pasar E-Commerce di Asia Tenggara
diprediksi mencapai 25% dalam beberapa tahun kedepan, bahkan pasar E-Commerce
di Indonesia diprediksi akan bernilai 320,8 Triliun Rupiah. Hal ini dimungkinkan
dengan semakin mudahnya mengakses internet dari hari ke hari yang membuat para
pelaku E-Commerce semakin membeludak.
Berbagai perusahaan berbasis E-Commerce pun bermunculan dan bersaing di
pasar Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, kebiasaan dalam kehidupan
sehari – hari pun dijadikan peluang untuk menciptakan suatu bisnis. Mulai dari saling
bertukar produk hingga menawarkan jasa. Berbagai aspek kehidupan manusiapun
digunakan mulai dari transportasi, pemberlanjaan, hingga hobi seperti musik pun
digunakan sebagai objek bisnis E-Commerce. Industri musik yang tadinya masih
berbentuk fisik atau monolog seperti kaset pita, piringan hitam, dan kepingan cd pun
berubah menjadi digital. Perusahaan yang bergerak di bidang musik pun berlomba –
lomba untuk menciptakan suatu aplikasi digital dalam mempublikasikan artis yang
telah dilabelinya. Dengan tujuan memerangi pembajakan labelisasi lagu yang
diciptakan oleh para musisi handal terciptalah solusi untuk membuat suatu aplikasi
streaming musik radio berbasis web. Menurut carisinyal.com beberapa perusahaan
yang bergerak di bidang aplikasi streaming musik adalah Apple Music, Deezer, Joox,
Shazam, Musixmatch. Songflip, Amazon Music, Google Play Music, Spotify, dsb.
Berbagai perusahaan tersebut bersaing untuk menjadi aplikasi streaming yang
terpopuler dan banyak diminati. Salah satu yang terpopuler saat ini dan berhasil
meraih puncak dalam bidang aplikasi streaming musik online adalah Spotify.
Dikutip dari website resmi Spotify, Spotify memiliki 2 pilihan subscription
yang pertama adalah “Free” dan “Premium”. Pilihan pertama ialah “Free” dimana
Spotify menawarkan versi gratis dari produknya dengan fasilitas dan akses yang
terbatas. Bagi para costumer Spotify yang memilih “Premium”, ini merupakan
subscription berbayar. Sedangkan bagi para costumer yang memilih pilihan
“Premium” akan dikenakan biaya sekitar Rp 49.990 per bulan dimana pelanggan
memiliki keuntungan yang lebih besar seperti memutar lagu tanpa iklan dan memutar
lagu via smartphone dan komputer baik online maupun offline, memiliki kualitas
musik yang lebih baik dll. 2 pilihan tipe berlangganan Spotify tersebut merupakan
cara mereka alam menjual setiap lagu dari artis yang telah dilabelinya. Berikut
merupakan tipe pilihan langganan serta fasilitas apa saja yang ditawarkan Spotify
setelah berlangganan:

Gambar 1.2. Tipe Berlangganan Spotify


Sumber : Spotify.com/id/
Spotify telah memiliki sekitar 30 juta koleksi lagu dari seluruh dunia yang
memungkinkan para costumernya dapat mengakses seluruh lagu tersebut. Spotify
juga memiliki beberapa layanan unggulan yang tidak dimiliki oleh aplikasi streaming
musik online lainnya. Menurut Fadly Yanuar (2016) pada artikelnya yang ditulis di
technisia.com Spotify memiliki berbagai fitur yang tidak dimiliki oleh aplikasi
lainnya. Berikut merupakan perbandingan fitur dan layanan yang diberikan oleh
Spotify dengan aplikasi lainnnya:

Gambar 1.3. Perbandingan Layanan Streaming Musik


Sumber : technisia.com
Untuk dapat bertahan dalam meungguli para pesaingnya, spotify terus
berinovasi dan meningkatkan strategi marketingnya. Spotify menggunakan berbagai
metode untuk meningkatkan para penggunanya. Seperti saat pelanggan spotify
mengunduh aplikasinya pertama kali, spotify memberikan mode berbayar selama
seminggu secara free agar para pelanggannya mengetahui bagaimana rasanya
menggunakan paket premium. Selain itu Spotify juga menggunakan iklan dalam
menambah keuntungan mereka. Terdapat dua jenis iklan yang ditawarkan spotify
yaitu audio dan display ads. Perusahaan pengiklan dapat memilih target pelanggan
sesuai dengan keinginannya (berdasarkan informasi data pelanggan yang dimiliki
spotify). Layanan ini hanya berada pada pilihan langganan “Free” yang merupakan
mayoritas pengguna dari spotify. Sudah banyak perusahaan besar memasang iklannya
di spotify seperti NBC Universal, Coca Cola, McDonals,dsb. Selain itu spotify juga
mengintegerasikan aplikasinya dengan situs media sosial seperti Facebook, Twitter,
dan Klout.
Pada sisi industri musik global, menurut International Federation of the
Phonographic Industry (IFPI), 50% pendapatan musik berasal dari layanan streaming.
Secara global, Spotify mengklaim memiliki lebih dari 100 juta pengguna, dimana 50
juta diantaranya merupakan pelanggan berbayar. Menurut gadget.jagatreview.com
analisis yang bernama sensor tower mengumumkan bahwa Spotify meraih
pendapatan terbesar di tahun 2016. Tanpa kita sadari Spotify telah meraih pendapatan
terbesar dalam 8 tahun setelah aplikasinya dirilis dan dapat dibilang pertumbuhan
Spotify sangatlah cepat.
Pada tahun 2016, Spotify memasuki pasar industri musik Indonesia yang
sebelumnya Spotify telah memasuki pasar beberapa negara di Asia Tenggara.
Sebelum Spotify masuk ke pasar industri musik Indonesia, beberapa aplikasi
streaming online lainnya telah memasuki pasar Indonesia terlebih dahulu. Akan tetapi
melalui popularitasnya di dunia, Spotify dapat mengambil alih keadaan pasar di
Indonesia.
Indonesia merupakan pasar Spotify di Asia dengan pertumbuhan tercepat
(Rollingstone.co.id, 2017) lebih dari 11 miliar menit, rata – rata pendengar di
Indonesia menghabiskan waktunya untuk menggunakan Spotify dalam setahun ini.
Spotify telah memutar lebih dari 3,9 miliar lagu dengan waktu pemutaran 162 menit
perharinya. Hal tersebut telah mengejutkan beberapa netizen di internet. Hal ini
sangat mengherankan, banyak artikel yang mengutip tentang keunggulan spotify yang
membuat spotify dapat memiliki jumlah pelanggan yang melambung tinggi di atas
aplikasi streaming lainnya.
Bagaimana cara Spotify mengembangkan bisnisnya di Indonesia hingga
seperti itu sehingga dapat mempengaruhi para konsumennya untuk menggunakan
aplikasinya. Akan tetapi walaupun seperti itu, jumlah dari pelanggan berbayar Spotify
dengan jumlah pelanggan free Spotify berbanding terbalik. Hal yang dimaksud
merupakan jumlah pelanggan free Spotify lebih banyak dibandingkan jumlah
pelanggan berbayar. Menurut perhitungan Spotify sendiri, setiap bulannya ada sekitar
1,8 juta pengguna baru akan tetapi hanya 30% nya saja yang memilih untuk
berlangganan paket premium (dailysocial.id, 2016). Hal ini membuktikan bahwa
kurangnya ketertarikan pelanggan untuk berlangganan paket premium yang diberikan
oleh Spotify. Spotify telah menurunkan harga paket premium untuk keluarga, hal ini
semestinya mendorong para pelanggannya untuk berlangganan paket premium.
Dalam sisi pendapatan, Spotify mendapatkan 1,95 miliar euro, akan tetapi angka
kerugian yang didapatkan oleh Spotify meningkat sebesar 10% menjadi 173 juta euro
(dailysocial.id, 2016). Hal tersebut menjelaskan bahwa Spotify haruslah bergerak
untuk meyakinkan penggunanya beralih ke paket premium agar bisnisnya dapat
bertahan. Walaupun jumlah pengguna berbayar Spotify mengungguli Apple Music
akan tetapi pengguna aktif setiap bulannya masih dibawah dari Apple Music
(makemac.com, 2017). Berikut merupakan data pengguna aktif dari seluruh aplikasi
streaming musik online.

Gambar 1.4. Jumlah Pengguna Aktif Aplikasi Streaming Online


Sumber : makemac.com
Spotify haruslah berbenah dalam menambah jumlah penggunanya dan
mempertahankan jumlah tersebut termasuk di Indonesia. Bandung merupakan salah
satu kota besar di Indonesia yang memiliki berbagai macam musisi. Banyak musisi –
musisi besar terlahir disini dengan berlabel mayor maupun indie. Bandung sempat
disebut dengan kota para musisi. Sama halnya dengan para musisinya, penikmat
musiknya pun sangatlah antusias. Dalam acara talkshow Xtreme Moshpit TV,
Walikota Bandung Bapak Ridwan Kamil menjelaskan bahwa salah satu misinya
adalah menjadikan kota Bandung menjadi kota musik. Spotify juga bekerjasama
dengan Nielsen Indonesia pada tahun 2016 melakukan survey untuk membandingkan
perilaku pengguna Spotify dengan non pengguna ke 4 kota besar di Indonesia, salah
satunya adalah Bandung (teknologi.metrotvnews.com). Hal tersebut membuktikan
bahwa Bandung merupakan termasuk kota yang memiliki banyak pengguna Spotify
di Indonesia.
Walaupun diatas telah dijelaskan bahwa Indonesia merupakan negara dengan
pertumbuhan Spotify yang tercepat akan tetapi dalam kenyataanya penulis
menemukan dari beberapa para pengguna Spotify yang dijumpai penulis, para
pengguna lebih banyak memilih paket free dibandingkan Premium. Hal ini
membuktikan bahwa Spotify haruslah meningkatkan minat beli para pelanggannya.
Dalam jurnal (Tseng Lin & Chien Hsiung, 2012) dijelaskan bahwa minat beli
atau minat konsumen dianggap sebagai pengukuran kemungkinan konsumen
membeli produk tertentu, dimana tingginya minat beli akan berdampak pada
kemungkinan yang cukup besar dalam terjadinya keputusan pembelian. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi para pelanggan untuk melakukan keputusan
pembelian produknya, mulai dari kualitas layanan, harga.
Pendapat yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa dalam mengukur
minat pelanggan, banyak faktor yang mempengaruhi untuk melakukan keputusan
pembelian. Hal ini jugalah yang harus di tekankan oleh Spotify dalam
mempertahankan bisnisnya.
Pada penelitian ini, faktor - faktor yang akan diteliti untuk mengetahui minat
konsumen merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Erni Muliana, I Made
Kusuma Negara, Luh Gede Leli Kusuma Dewi (2016) yang berjudul “Analisis Faktor
– Faktor yang Mendorong Wisatawan Melakukan Keputusan Pembelian Tiket
Pesawat Melalui Mobile Booking pada Situs Traveloka.com” dan penellitian yang
dilakukan oleh Yohanes Suhari (2013) yang berjudul “Keputusan Membeli Secara
Online dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya”. Kedua penelitian tersebut
menghasilkan faktor – faktor yang membuat masyarakat membeli produk atau
menggunakan jasa secara online.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa penasaran mengapa dan apa yang
dilakukan oleh Spotify dalam mengembangkan bisnisnya sehingga dapat seperti itu,
akan tetapi ketertarikan pelanggan untuk beralih ke paket premium masihlah sangat
kurang. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi pelanggan untuk menggunakan
Spotify. Dengan menggunakan latar belakang di atas, judul penelitian ini adalah
“Analisis Faktor Minat Konsumen Menggunakan Aplikasi Streaming Musik
Online Spotify di Bandung”.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai
berikut:
1. Faktor apa sajakah minat konsumen menggunakan Spotify?
2. Faktor apa yang paling dominan minat konsumen menggunakan Spotify?

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor apa sajakah minat konsumen menggunakan Spotify.
2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan minat konsumen
menggunakan Spotify.

1.5. Kegunaan Penelitian


1.5.1. Aspek Teoritis
a. Bagi penulis :
Menambah wawasan dan keilmuan dalam bidang penelitian dan menambah
kepuasan intelektual.
b. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca dan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian
selanjutnya.
c. Bagi Spotify
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi minat pelanggan untuk menggunakan aplikasi layanan streaming
musik online Spotify.

1.5.2. Aspek Praktis


Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan
pertimbangan bagi perusahaan sehingga apa yang menjadi kebutuhan bagi konsumen
dapat terpenuhi serta dapat mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab yang susunannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab berisi tentang gambaran umum perusahaan, latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini membahas mengenai hasil dari landasan dan tinjauan kepustakaan
atau riset terdahulu sebagai landasan penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan gambaran umum mengenai metodologi yang akan
digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu metode pengambilan sampel,
penjelasan mengenai variabel penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan dan
analisis data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai analisis terhadap hasil – hasil penelitian yang
kemudian digunakan untuk menjawab masalah yang tertera di atas.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bagian penutup yang mencangkup hasil penelitian berupa
kesimpulan yang didapat dari penelitian, implikasi manajerial, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

1.7. Waktu dan Periode Penelitian


Penulisan penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2017 sampai Februari
2018.

Anda mungkin juga menyukai