Anda di halaman 1dari 15

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PAK, IAKN 2024.

OLEH GRACE METARIA SIHOMBING, 220401005

TANTANGAN PAK DI ERA DIGITAL


PENGANTAR

 Dalam dunia pendidikan, revolusi 4.0 turut serta mewarnai keberlangsungan pendidikan.
Era revolusi 4.0 telah mengubah cara berfikir tentang pendidikan. Perubahan tersebut
bukan hanya tentang cara mengajar, tetapi termasuk dalam perubahan perspektif
pendidikan itu sendiri.
 Di zaman serba digital ini, manusia dituntut untuk mampu mengembangkan soft skill dan
transversal skill. Artinya, banyak situasi kerja yang meminta kemampuan keterampilan
interpersonal, hidup bersama, kemampuan berfikir global, literasi media dan informasi.
 Untuk itu pula, kurikulum harus mampu mengarahkan dan membentuk peserta didik
yang siap menghadapi era revolusi industry dan digitalisasi dengan penekanan pada
bidang Science, Technology, Egineering, dan Mathematics (STEM), serta berkarakter
unggul.
• Jika kita mengingat kembali ke belakang, bagaimana peristiwa besar Covid 19
telah mengubah paradigma kita semua. Pertemuan-pertemuan di kelas,
acara-acara besar dan kecil, dialihkan menjadi virtual, termasuk ibadah-
ibadah kita.
• Kenyataan ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang Kristen untuk mampu
menyikapi tantangan di era digital sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Karena itu gereja dan PAK di sekolah bertanggungjawab untuk menyampaikan
kebenaran yang sesungguhnya dalam mendidik generasi muda Kristen yang
tidak ketinggalan zaman dan mengikuti perkembangan teknologi digital,
namun tetap mampu mempertahankan iman Kristen dan cara hidup yang
mestinya dimiliki oleh orang Kristen.
PEMBAHASAN

 Dunia internet telah menawarkan  Dunia internet juga menawarkan


sebuah cara baru untuk hidup. berbagai cara untuk berbisnis,
memperbarui berita, mencari
 Internet menyediakan sebuah cara
informasi tentang apapun; dari cara
untuk tetap berhubungan dengan
mengikat dasi sampai mencari
keluarga dan teman, bertemu
tujuan hiburan. Dunia maya bukan
dengan orang baru dan menjalin
lagi tempat di luar sana yang
hubungan baru, berbagi foto, ide
terpisah dengan kehidupan kita,
dan perasaan dengan orang lain
tetapi terhubung secara integral
melalui jejaring social, blog atau
dengan kehidupan kita.
forum, tanpa bertemu secara
langsung.
Banyak orang
begitu
Manusia sekarang Setiap orang rata-
Michael Rossman, “terkoneksi”,
ini begitu rata akan
SJ, seorang kepala sehingga membuat
terkoneksi dengan mengecek
editor The Jesuit banyak orang
perangkat gadgetnya 85 kali
Post: kemudian tidak
gadgetnya per hari
memperhatikan
orang disekitarnya.
Digital berasal dari
bahasa Yunani yaitu,
kata digitus yang berarti
jari jemari.
Digital adalah sebuah metode yang kompleks, dan
fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang
pokok dalam kehidupan manusia.
Dampak positif dan negatif era
Menurut Wawan Setiawan digital
Teknologi digital adalah teknologi  Dalam era digital yang
canggih yang dapat mempermudah menghadirkan teknologi canggih
manusia dalam melalukan akses dan serba cepat mempermudah
terhadap informasi melalui banyak manusia dalam melakukan informasi
cara, serta dapat menikmati fasilitas dengan cepat pada aktivitas
dari teknologi digital dengan bebas, kehidupan sehari-sehari tentu
namun dampak negatif muncul pula banyak dampak yang dirasakan
sebagai mengancam. dalam penggunaan teknologi di era
digital baik dampak positifnya
maupun dampak negatifnya.
Dampak positif

1. Informasi yang dibutuhkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dalam
mengaksesnya
2. Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi
digital yang memudahkan proses dalam pekerjaan kita.
3. Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik sebagai
sumber pengetahuan dan informasi masyarakat.
4. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, media
pembelajaran online,diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
6. Munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai barang
kebutuhan dan memudahkan mendapatkannya.
 Dampak negative:

1. Ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI)


karena akses data yang mudah dan menyebabkan orang
plagiatis akan melakukan kecurangan.

2. Ancaman terjadinya pikiran pintas dimana anak-anak seperti


terlatih untuk berpikir pendek dan kurang konsentrasi.

3. Ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan


tindak pidana seperti menerobos sistem perbankan, dan lain-
lain (menurunnya moralitas).

4. Tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai media


atau sarana belajar, misalnya seperti selain men-download e-
book, tetapi juga mencetaknya, tidak hanya mengunjungi
perpustakaan digital, tetapi juga masih mengunjungi gedung
perpustakaan, perpustakaan, dan lain-lain.
Era Disrupsi Digital

Era disrupsi adalah zaman dimana  Era disrupsi pertama sekali terjadi di
cara memperoleh sesuatu tidak lagi dunia komersial atau bisnis transportasi
konvensional (lama) dan mengubah
gaya hidup manusia, misalnya belanja
online, kemudian inovasi ini mulai
online. Era dimana implementasi memasuki telekomunikasi ditandai
inovasi terjadi dan diterima secara dengan munculnya aplikasi seperti
utuh. Hal-hal yang bersifat tradisional WhatsApp, Line, Facebook, Instagram dan
(termasuk IPTEK, dll) digantikan aplikasi lainnya, sehingga komunikasi
dengan yang lebih maju dan modern,
fisik digantikan dengan digital; suatu manusia sangat dimudahkan dan menjadi
inovasi yang menggantikan sistem efektif.
yang lama dengan sistem inovasi yang
kekinian.
Sikap manusia juga berubah
dan kita perlu beradaptasi
dengan zaman yang selalu Click icon to add picture
berubah ini. Masyarakat harus
bisa mengikuti perkembangan
tersebut. Jika tidak, masyarakat
akan mengalami ketertinggalan
dan akan tersingkir di hampir
semua bidang.
Tantangan Pendidikan Kristen Pada Era Disrupsi

Era disrupsi teknologi dan digitalisasi yang semakin maju


mempengaruhi berbagai bidang kehidupan saat ini, termasuk dunia
pendidikan. Diharapkan semua pihak yang terlibat, termasuk guru dan
siswa, akan mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dihadapkan
dengan era yang membutuhkan tingkat pemikiran analitik yang lebih
tinggi. Menurut Totok Suprayitno, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), ada tiga tantangan yang dihadapi pendidik
saat ini: Kurikulum, pembelajaran dan penilaian/evaluasi.
Tantangan pendidikan Kristen pada era disrupsi adalah:

1. Perkembangan teknologi demikian 3. Keterbatasan sumber daya manusia, dimana


pesat, jika guru Kristen atau perubahan sangat cepat, tidak ada kemauan untuk
pendidik tidak mempergunakan menerima perubahan, kemauan untuk belajar lemah,
teknologi dalam pembelajaran warga gereja belajar dari internet tanpa seorang guru
atau kurikulum, maka akan yang mengajar secara konvensional;
tertinggal;
4. Kurangnya minat belajar karena budaya killing time
2. Kemurnian ajaran, karakter dan di depan gadget yang marak, budaya egosentris yang
kompetensi sumber daya manusia meningkat karena asyik dengan kesibukan sendiri.
(dalam pengelolaan yayasan, Kurangnya minat terhadap hal-hal yang bersifat
tenaga pengajar baik guru maupun kebenaran dan lebih tertarik terhadap hal-hal yang
dosen), sistem pendidikan menghasilkan (youtuber, sosmed, jualan online, dll.);
Indonesia yang tidak kokoh, sering
berganti; 5. Semakin gencarnya berita-berita hoaks.
Mungkin ada banyak lagi yang menjadi tantangan pendidikan Kristen di zaman era
digital ini. Yang perlu kita sadari adalah para pemangku pendidikan mesti lebih aware lagi
terhadap anak didik. Terlebih orangtua tidak boleh tidak mau tahu terhadap anak-anaknya.
Orangtua tidak boleh mempercayakan sepenuhnya apa saja terhadap anaknya sebab hal itu
hanyalah kemerdekaan yang sia-sia. Batasan-batasan terhadap apa yan perlu dan tidak
perlu, apa yang baik dan tidak baik, apa yang boleh dan tidak boleh harus diajarkan kepada
anak-anak. Tetaplah pantau anak didik kita dan tetaplah pantau anak-anak kita di
rumah. Bila handphone dan media social sudah mengubah seorang anak, maka
sudah saatnya menarik Handphone itu. Sebagaimana di sekolah, dirumah pun perlu
diberikan evaluasi-evaluasi terhadap anak-anak oleh ornagtuanya.
PENUTUP

Pendidikan Agama Kristen sebagai sebuah pendidikan formal yang wajib diikuti oleh pelajar tidak bisa
menutup mata pada perkembangan kemajuan teknologi zaman sekarang. Kita bisa melihat bahwa di
zaman ini sudah serba digital. Dunia ada di jari kita. Maksudnya, apa pun yang ingin kita cari dan
ketahui, tersedia di Handphone kita. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pendidikan Agama
Kristen sebagai pendidikan yang seharusnya tidak hanya bicara tentang ilmu tetapi pembentukan karakter
dan iman. Segala hal yang menjadi tantangan PAK tidak menjadi alasan pengajaran PAK melemah dan
ditinggalkan. Malahan, menurut penulis, PAK lah menjadi satu-satunya mata pelajaran yang harus
mampu menanamkan nilai-nilai moral dan etika, nilai-nilai yang mampu membuat anak didik kita
menolak untuk melakukan hal-hal negative sebagai dampak dari digitalisasi ini. Mengapa? Sekali lagi
karena PAK tidak hanya mengajarkan anak tentang ilmu, tentang siapa Yesus, tentang konsumsi otak,
tetapi PAK mengajarkan lebih dalam tentang itu; PAK mengajarkan bagaimana beriman kepada Yesus,
mengajarkan karakter dan iman, dan harus dapat mengukur dan memberi nilai dengan melihat perubahan
pada pola tingkah laku anak.

Anda mungkin juga menyukai