Pendekatan Berbasis Kekuasaan Ekonomi Politik Dan Negara Kesejahteraan (Welfare)
Pendekatan Berbasis Kekuasaan Ekonomi Politik Dan Negara Kesejahteraan (Welfare)
Kelompok 6
EKONOMI POLITIK
i
er
at
M
Section 1
Penafsiran Tentang Kepentingan
Section 2
Kekuasaan dan Perekonomian Pasar
Section 3
Ekonomi Politik Pendekatan Pasar VS Pendekatan Negara
Section 4
Globalisasi dan Perdagangan Bebas
Section 5
Konspirasi Penyebab Kebangkrutan Negara Dunia Krtiga
1
i
er
at
M
Section 6
Studi Kasus Konspirasi Ekonomi Politik
Section 7
Perkembangan Konsep Welfare
Section 8
Faktor Pendorong Munculnya Welfare State .
Section 9
Welfare State Sebagai Prinsip dan Tanggapan
terhadap Skeptisme.
Section 10
Jawaban Sejarah terhadap Skeptisme.
2
Section 1
Penafsiran Tentang Kepentingan
Subject 1 Subject 2
Pendekatan Negara
dengan menciptakan berdasarkan agendanya sendiri.
kesejahteraan dan kemakmuran
Section 3
masyarakat
Subject 3 Subject 4
Menurut Caporaso dan Levine Negara mempunyai
(1993), pendekatan terpusat ke kemampuan untuk menentukan
negara tidak resmi dimulai dan mengejar agenda yang tidak
dengan kegagalan pasar dalam ditentukan oleh kepentingan
mengintifikasi peran politik vis a privat. Hal ini yang disebut
vis peran ekonomi. sebagai otonomi negara.
Subject 1 Section 4
Kelompok yang mendukung globalisasi
menyatakan bahwa dengan globalisasi
dan liberalisasi, sumber ekonomi dapat
dialokasikan lebih efisien dan dapat
memperluas kesempatan kerja melalui
industri padat karya sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan.
Globalisasi dan
Perdagangan Bebas
Globalisasi
Globalisasi merupakan fakta yang harus
dihadapi manusia di seluruh belahan dunia.
Globalisasi adalah intensifikasi hubungan ekonomi,
politik, sosial, dan budaya lintas batas negara .
Subject 1 Section 4
Kelompok yang mendukung globalisasi
menyatakan bahwa dengan globalisasi dan
liberalisasi, sumber ekonomi dapat dialokasikan
lebih efisien dan dapat memperluas kesempatan
kerja melalui industri padat karya sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan.
Globalisasi dan
Subject 2 Perdagangan Bebas
Adapun kelompok yang kontra
mengatakan bahwa globalisasi dapat Globalisasi
meningkatkan kemiskinan, yaitu sebagai
Globalisasi merupakan fakta yang harus dihadapi manusia di
berikut: seluruh belahan dunia. Globalisasi adalah intensifikasi
Di negara maju hubungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya lintas batas
Di negara berkembang negara.
Kelompok Miskin .
Subject 1 Section 4
Kelompok yang mendukung globalisasi
menyatakan bahwa dengan globalisasi dan
liberalisasi, sumber ekonomi dapat dialokasikan
lebih efisien dan dapat memperluas kesempatan
kerja melalui industri padat karya sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan
Globalisasi dan
Subject 2 Perdagangan Bebas
Adapun kelompok yang kontra mengatakan
bahwa globalisasi dapat meningkatkan Globalisas
kemiskinan, yaitu sebagai berikut:
Globalisasi merupakan fakta yang harus dihadapi
Di negara maju
Di negara berkembang manusia di seluruh belahan dunia. Globalisasi adalah
Kelompok Miskin intensifikasi hubungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya
lintas batas negara.
Subject 3
Salah satu faktor yang memunculkan
kemiskinan, adalah perdagangan bebas.
Subject 3 Section 4
Dalam masyarakat terlihat beberapa
fenomena yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
Masyarakat mengadopsi “bahasa pasar”
Proses komodifikasi
Privatisasi
Konsumsi
Konsumerisme
Globalisasi dan
Subject 2 Perdagangan Bebas
Paham neoliberalisme merupakan dasar konsep
dari perdagangan bebas. Secara garis besar, Perdagangan Bebas
Mansour Fakih (2003) menjelaskan pendirian
paham neoliberalisme: Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan
Biarkan pasar bekerja tanpa distorsi sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan
Kurangi pemborosan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan
Privatisasi
antar individual dan perusahaan yang berada di
Mengutamakan tanggung jawab individual
negara yang berbeda.
Subject 1
Perdagangan bebas adalah penjualan
produk antarnegara tanpa pajak ekspor-
impor atau hambatan perdagangan
lainnya
Subject 1 Section 4
Dalam masyarakat terlihat beberapa
fenomena yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
Masyarakat mengadopsi “bahasa pasar”Proses
komodifikasi, Privatisasi, Konsumsi dan
Konsumerisme
Globalisasi dan
Subject 2
Secara garis besar, Mansour Fakih
Perdagangan Bebas
(2003) menjelaskan pendirian paham
neoliberalisme: Perdagangan Bebas
Biarkan pasar bekerja tanpa distorsi
Kurangi pemborosan Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai
Privatisasi tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang
Mengutamakan tanggung jawab diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar
individual individual dan perusahaan yang berada di negara
yang berbeda. .
Subject 1 Section 4
Dalam masyarakat terlihat beberapa
fenomena yang terjadi:
Masyarakat mengadopsi “bahasa
pasar”
Proses komodifikasi
Privatisasi Globalisasi dan
Konsumsi
Konsumerisme
Perdagangan Bebas
Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan
sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan
yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan
antar individual dan perusahaan yang berada di
negara yang berbeda.
Subject 1 Subject 2
Semenjak krisis hutang Dunia Kita mengenal pengaruh paham
Section 5
memaksakan berbagai agenda tukar uang).
liberalisasi ekonomi yaitu SAP.
Subject 3 Subject 4
Bank Dunia menjadi mekanisme • Bank Dunia dan IMF
utama untuk menempa model-
• Program Penyesuaian
model pembangunan paska-
kemerdekaan bagi negara- Struktural (SAP)
negara Dunia Ketiga.
Section 6 Studi kasus
Subject 1
Konspirasi Ekonomi Politik Beberapa persoalan yang dihadapi dalam paradigma
kebijakan ada kecenderungan kebijakan didominasi
Kelangkaan dan Lonjakan Harga Minyak Goreng
oleh paradigma kekuasaan. Ada narasi ketergantungan
konsumsi minyak goreng di dalam negeri sehingga
Semenjak permasalahan minyak goreng muncul, pemerintah
perlu ada perubahan perilaku masyarakat seolah itu
sedikitnya telah mengeluarkan tiga kebijakan dalam waktu sumber masalahnya. Kemudian ada juga narasi
penimbunan minyak goreng.
berdekatan.
Subject 1 Subject 2
Indonesia memisahkan
Di Indonesia, konsep
konsep negara
welfare state sejalan dengan
dasar negara Pancasila & kesejahteraan atau welfare
UUD 1945, yang
state 2 kategori, yaitu:
menekankan tanggung
jawab negara terhadap • Program Jaminan Hari
kesejahteraan rakyat. .
Tua
• Program Pemeliharaan
Kesehatan
Section 8
Faktor Pendorong Munculnya Welfare
Faktor Pendorong
Faktor Ekonomi
Kehidupan ekonomi setelah revolusi industri secara faktual telah
memaksa munculnya konsep welfare state.
Faktor Politik
Perluasan hak pilih kepada segmen masyarakat pada abad 20
sangatlah terbatas sehingga menimbulkan kesadaran baru
kepada para pemilih bahwa hak pilih mereka merupakan senjata
ampuh untuk memengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh
para politisi.
Faktor Psikologis
Secara universal manusia memiliki keinginan untuk hidup
sejahtera.
Section 9
Welfare State Sebagai Prinsip dan
Tanggapan terhadap Skeptisme.
Subject 1 Subject 2
Skeptisisme terhadap Welfare State Dengan demikian, konsep Welfare
sering kali berkaitan dengan kekhawatiran State bukanlah ancaman terhadap demokrasi
akan potensi penggerogotan terhadap prinsip- liberal, tetapi lebih merupakan upaya untuk
prinsip liberalisme dalam demokrasi. Namun, memperkuat nilai-nilai tersebut dengan
dalam praktiknya, implementasi Welfare mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan
State tidak harus bertentangan dengan sosial yang mungkin timbul dalam
prinsip-prinsip tersebut. masyarakat modern.
10 Jawaban Sejarah
s i on Terhadap
ec
S Skeptisme
3. Belajar dari pengalaman negara kesejahteraan 2. Pentingnya pertalian satu sama lain tanpa
(welfare state) di Eropa Barat, tidak dapat diingkari diskriminasi untuk berpartisipasi dalam suatu ikatan
sentralnya perjuangan gerakan buruh yang menuntut bersama dan solidaritas guna mengartikulasikan
hak-hak ekonomi dan sosial seperti jaminan sosial, aspirasi dan kepentingan mereka, terutama
perumahan, kesehatan, dan pendidikan. menyangkut isu-isu sosial-ekonomi, seperti hak atas
pekerjaan, upah yang layak, perumahan, kesehatan,
dan pendidikan.
4. Dengan format dan arena politik yang lebih terbuka
seharusnya tersedia kesempatan politik bagi
kelompok-kelompok di masyarakat untuk menata
kembali masa depannya, terutama yang bersifat
jangka panjang daripada menekankan kepentingan
sesaat.
Q E O
T
U S I N
THANK YOU.
DO YOU WANT
TO ASK ME A QUSTION . . . ?
OR
CAN I ASK
YOU A QUESTION . . .?
IT’S JUST
A QUESTION.
EKONOMI POLITIK