Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN BERBASIS KEKUASAAN EKONOMI POLITIK

DAN NEGARA KESEJAHTERAAN (WELFARE)

Kelompok 6

YANEU HARTATIH | DIMAS REZA PEBRIAN | KEISYA LARASSYIFA


AULIA | MUHAMMAD RIYADH HIMAMI

EKONOMI POLITIK
i
er
at
M
Section 1
Penafsiran Tentang Kepentingan

Section 2
Kekuasaan dan Perekonomian Pasar

Section 3
Ekonomi Politik Pendekatan Pasar VS Pendekatan Negara

Section 4
Globalisasi dan Perdagangan Bebas

Section 5
Konspirasi Penyebab Kebangkrutan Negara Dunia Krtiga

1
i
er
at
M
Section 6
Studi Kasus Konspirasi Ekonomi Politik

Section 7
Perkembangan Konsep Welfare

Section 8
Faktor Pendorong Munculnya Welfare State .

Section 9
Welfare State Sebagai Prinsip dan Tanggapan
terhadap Skeptisme.
Section 10
Jawaban Sejarah terhadap Skeptisme.

2
Section 1
Penafsiran Tentang Kepentingan

Subject 1 Subject 2 Subject 3


Kekuasaan berkaitan Dalam pandangan ekonomi,
dengan kepentingan. kepentingan diterjemahkan Konsep kepentingan
Hubungan antara keduanya menjadi pilihan. Selanjutnya, kedua disebut dengan
sangat kompleks. Dalam pilihan tersebut secara kepentingan real atau objektif.
perspektif Weber, seorang otomatis menjadi keputusan Connoly menyebutkan bahwa
kapitalis bukanlah pemegang tentang alternatif yang akan kepentingan real ini terberituk
tunggal kepentingan, dipilih. . Konsep kepentingan karena adanya kesadaran akan
melainkan hanya pelaksana semacam ini disebut sebagai diri sendiri dan pilihan yang
kepentingan orang lain. "kepentingan langsung" (direct dibuat dengan
interest). informasi penuh.
Section 2 Kekuasaan dan Perekonomian Pasar

Kekuasaan dan Ekonomi


Secara umum, kekuasaan dan ekonomi merupakan dua entitas
yang terpisah. Bahkan, ada fakta bahwa keduanya saling
menegasikan. Dalam The New Palgrave: A Dictionary of
Economics, sebuah kamus ilmu ekonomi tidak ditemukan satu
istilah tentang kekuasaan.
Section 2

Kekuasaan dan Ekonomi


Secara umum, kekuasaan dan ekonomi merupakan dua entitas yang terpisah.
Bahkan, ada fakta bahwa keduanya saling menegasikan. Dalam The New Palgrave:
A Dictionary of Economics, sebuah kamus ilmu ekonomi tidak ditemukan satu
istilah tentang kekuasaan.

Subject 1 Subject 2

Dua contoh kekayaan yang Adapun ilmu ekonomi


memberikan kekuasaan. neoklasik berusaha
Kekuatan pasar yang membatasi fokusnya pada
dimiliki perusahaan: pertukaran yang efisien.
(a) kontrak tenaga kerja, Para pemikir ekonomi
(b) hubungan produksi neoklasik cenderung
dalam perusahaan. menghindari istilah
"kekuasaan" (power).
Section 3 Ekonomi Politik
Subject 1
Pendekatan Pasar VS Negara Mekanisme pasar menentukan bahwa negara tidak
boleh melakukan intervensi, kecuali untuk
Pendekatan Pasar
menghindari terjadinya distorsi pasar. Artinya, melalui
Ekonomi politik tradisi klasik ditentukan oleh faktor ekonomi atau mekanisme pasar yang berjalan secara otomatis
sistem kepentingan privat, sedangkan negara dianggap sebagai sebagaimana dijelaskan dalam kerangka hukum
institusi yang dimanfaatkan oleh individu atau kelompok sebagai permintaan-penawaran (supply-demand), pembentukan
alat untuk mengejar tujuan privat. laba individu-individu yang berinteraksi di pasar akan
terbentuk.

Mazhab neoliberal ini


kemunculannya berkaitan
dengan dan ditandai dengan
terbitnya karya Alfred Marshal,
The Principle of Economics. Jika
mazhab Keynesian diarahkan
untuk pemberdayaan ekonomi Subject 2
masyarakat dengan menekankan
pada keterlibatan negara dalam Semakin intensif proses tersebut, semakin tinggi
menciptakan lapangan kerja, kemungkinan dicapainya kemakmuran individu.
jaminan sosial, dan sebagainya, Dengan demikian, secara agregat berjalan seiring
neoliberal merupakan jawaban dengan kemakmuran bersama masyarakat.
atas stagflasi,
Subject 1 Subject 2
Pendekatan yang berpusat pada Nordlinger, dalam On The
negara didasarkan pada asumsi Autonomy of The Demokratic
bahwa negara memiliki agenda State (1981), menyebutkan
sendiri dalam hubungannya bahwa negara bertindak

Pendekatan Negara
dengan menciptakan berdasarkan agendanya sendiri.
kesejahteraan dan kemakmuran

Section 3
masyarakat

Subject 3 Subject 4
Menurut Caporaso dan Levine Negara mempunyai
(1993), pendekatan terpusat ke kemampuan untuk menentukan
negara tidak resmi dimulai dan mengejar agenda yang tidak
dengan kegagalan pasar dalam ditentukan oleh kepentingan
mengintifikasi peran politik vis a privat. Hal ini yang disebut
vis peran ekonomi. sebagai otonomi negara.
Subject 1 Section 4
Kelompok yang mendukung globalisasi
menyatakan bahwa dengan globalisasi
dan liberalisasi, sumber ekonomi dapat
dialokasikan lebih efisien dan dapat
memperluas kesempatan kerja melalui
industri padat karya sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan.
Globalisasi dan
Perdagangan Bebas
Globalisasi
Globalisasi merupakan fakta yang harus
dihadapi manusia di seluruh belahan dunia.
Globalisasi adalah intensifikasi hubungan ekonomi,
politik, sosial, dan budaya lintas batas negara .
Subject 1 Section 4
Kelompok yang mendukung globalisasi
menyatakan bahwa dengan globalisasi dan
liberalisasi, sumber ekonomi dapat dialokasikan
lebih efisien dan dapat memperluas kesempatan
kerja melalui industri padat karya sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan.

Globalisasi dan
Subject 2 Perdagangan Bebas
Adapun kelompok yang kontra
mengatakan bahwa globalisasi dapat Globalisasi
meningkatkan kemiskinan, yaitu sebagai
Globalisasi merupakan fakta yang harus dihadapi manusia di
berikut: seluruh belahan dunia. Globalisasi adalah intensifikasi
 Di negara maju hubungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya lintas batas
 Di negara berkembang negara.
 Kelompok Miskin .
Subject 1 Section 4
Kelompok yang mendukung globalisasi
menyatakan bahwa dengan globalisasi dan
liberalisasi, sumber ekonomi dapat dialokasikan
lebih efisien dan dapat memperluas kesempatan
kerja melalui industri padat karya sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan

Globalisasi dan
Subject 2 Perdagangan Bebas
Adapun kelompok yang kontra mengatakan
bahwa globalisasi dapat meningkatkan Globalisas
kemiskinan, yaitu sebagai berikut:
Globalisasi merupakan fakta yang harus dihadapi
 Di negara maju
 Di negara berkembang manusia di seluruh belahan dunia. Globalisasi adalah
 Kelompok Miskin intensifikasi hubungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya
lintas batas negara.

Subject 3
Salah satu faktor yang memunculkan
kemiskinan, adalah perdagangan bebas.
Subject 3 Section 4
Dalam masyarakat terlihat beberapa
fenomena yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
 Masyarakat mengadopsi “bahasa pasar”
 Proses komodifikasi
 Privatisasi
 Konsumsi
 Konsumerisme
Globalisasi dan
Subject 2 Perdagangan Bebas
Paham neoliberalisme merupakan dasar konsep
dari perdagangan bebas. Secara garis besar, Perdagangan Bebas
Mansour Fakih (2003) menjelaskan pendirian
paham neoliberalisme: Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan
 Biarkan pasar bekerja tanpa distorsi sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan
 Kurangi pemborosan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan
 Privatisasi
antar individual dan perusahaan yang berada di
 Mengutamakan tanggung jawab individual
negara yang berbeda.

Subject 1
Perdagangan bebas adalah penjualan
produk antarnegara tanpa pajak ekspor-
impor atau hambatan perdagangan
lainnya
Subject 1 Section 4
Dalam masyarakat terlihat beberapa
fenomena yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
Masyarakat mengadopsi “bahasa pasar”Proses
komodifikasi, Privatisasi, Konsumsi dan
Konsumerisme

Globalisasi dan
Subject 2
Secara garis besar, Mansour Fakih
Perdagangan Bebas
(2003) menjelaskan pendirian paham
neoliberalisme: Perdagangan Bebas
 Biarkan pasar bekerja tanpa distorsi
 Kurangi pemborosan Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai
 Privatisasi tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang
 Mengutamakan tanggung jawab diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar
individual individual dan perusahaan yang berada di negara
yang berbeda. .
Subject 1 Section 4
Dalam masyarakat terlihat beberapa
fenomena yang terjadi:
 Masyarakat mengadopsi “bahasa
pasar”
 Proses komodifikasi
 Privatisasi Globalisasi dan
 Konsumsi
 Konsumerisme
Perdagangan Bebas
Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan
sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan
yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan
antar individual dan perusahaan yang berada di
negara yang berbeda.
Subject 1 Subject 2
Semenjak krisis hutang Dunia Kita mengenal pengaruh paham

Konspirasi Penyebab Kebangkrutan


Ketiga di tahun 1982, di mana ini di Indonesia, sebagai
semakin banyak hutang-hutang deregulasi perbankan yang
yang tak mampu dibayar, Bank dimulai sejak tahun 1983 yang

Negara Dunia Ketiga


Dunia telah menambahkan disertai dengan devaluasi
perangkat yang lebih kuat untuk rupiah (penurunan nilai mata

Section 5
memaksakan berbagai agenda tukar uang).
liberalisasi ekonomi yaitu SAP.

Subject 3 Subject 4
Bank Dunia menjadi mekanisme • Bank Dunia dan IMF
utama untuk menempa model-
• Program Penyesuaian
model pembangunan paska-
kemerdekaan bagi negara- Struktural (SAP)
negara Dunia Ketiga.
Section 6 Studi kasus
Subject 1
Konspirasi Ekonomi Politik Beberapa persoalan yang dihadapi dalam paradigma
kebijakan ada kecenderungan kebijakan didominasi
Kelangkaan dan Lonjakan Harga Minyak Goreng
oleh paradigma kekuasaan. Ada narasi ketergantungan
konsumsi minyak goreng di dalam negeri sehingga
Semenjak permasalahan minyak goreng muncul, pemerintah
perlu ada perubahan perilaku masyarakat seolah itu
sedikitnya telah mengeluarkan tiga kebijakan dalam waktu sumber masalahnya. Kemudian ada juga narasi
penimbunan minyak goreng.
berdekatan.

Mengatur subsidi minyak goreng


menggunakan dana perkebunan
kelapa sawit yang dikelola oleh
Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS), kebijakan Harga
Eceran Tertinggi (HET) Minyak
Goreng Sawit, dan Domestic
Market Obligation (DMO) atau Subject 2
kewajiban perusahaan untuk Karena itu, setiap kebijakan (ekonomi dan
memasok produksi bagi pasar
politik) selalu ada pihak yang diuntungkan dan yang
dalam negeri. Seluruhnya diatur
dirugikan. Dari sisi perspektif ekonomi politik bahwa
melalui Peraturan Menteri
Perdagangan. Pemerintah menghadapi tantangan untuk membuat
kebijakan yang tepat dalam krisis minyak goreng di
Indonesia. Dalam ekonoomi politik terutama pasar
tidak dilihat dari aspek perilaku jual beli tapi ada aktor
konstituen yang merupakan
Section 7

Perkembangan Konsep Welfare


Welfare state adalah sistem ekonomi negara di mana pelayanan
yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara sepenuhnya
disediakan oleh pemerintah. Muncul abad ke-19 di Jerman,
dikembangkan di negara Eropa dan Amerika Serikat.

Subject 1 Subject 2

Indonesia memisahkan
Di Indonesia, konsep
konsep negara
welfare state sejalan dengan
dasar negara Pancasila & kesejahteraan atau welfare
UUD 1945, yang
state 2 kategori, yaitu:
menekankan tanggung
jawab negara terhadap • Program Jaminan Hari
kesejahteraan rakyat. .
Tua

• Program Pemeliharaan
Kesehatan
Section 8
Faktor Pendorong Munculnya Welfare
Faktor Pendorong
 Faktor Ekonomi
Kehidupan ekonomi setelah revolusi industri secara faktual telah
memaksa munculnya konsep welfare state.
 Faktor Politik
Perluasan hak pilih kepada segmen masyarakat pada abad 20
sangatlah terbatas sehingga menimbulkan kesadaran baru
kepada para pemilih bahwa hak pilih mereka merupakan senjata
ampuh untuk memengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh
para politisi.
 Faktor Psikologis
Secara universal manusia memiliki keinginan untuk hidup
sejahtera.
Section 9
Welfare State Sebagai Prinsip dan
Tanggapan terhadap Skeptisme.

Subject 1 Subject 2
Skeptisisme terhadap Welfare State Dengan demikian, konsep Welfare
sering kali berkaitan dengan kekhawatiran State bukanlah ancaman terhadap demokrasi
akan potensi penggerogotan terhadap prinsip- liberal, tetapi lebih merupakan upaya untuk
prinsip liberalisme dalam demokrasi. Namun, memperkuat nilai-nilai tersebut dengan
dalam praktiknya, implementasi Welfare mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan
State tidak harus bertentangan dengan sosial yang mungkin timbul dalam
prinsip-prinsip tersebut. masyarakat modern.
10 Jawaban Sejarah
s i on Terhadap
ec
S Skeptisme

1. Memulihkan perhatian masyarakat kembali bahwa


1 demokratisasi, terlebih lagi kesejahteraan rakyat,
bukan semata-mata “hadiah”, melainkan juga berkat
perjuangan “arus bawah”. Para elite politik dan
ekonomi mempunyai kepentingan sendiri yang harus
dipertahankan.

3. Belajar dari pengalaman negara kesejahteraan 2. Pentingnya pertalian satu sama lain tanpa
(welfare state) di Eropa Barat, tidak dapat diingkari diskriminasi untuk berpartisipasi dalam suatu ikatan
sentralnya perjuangan gerakan buruh yang menuntut bersama dan solidaritas guna mengartikulasikan
hak-hak ekonomi dan sosial seperti jaminan sosial, aspirasi dan kepentingan mereka, terutama
perumahan, kesehatan, dan pendidikan. menyangkut isu-isu sosial-ekonomi, seperti hak atas
pekerjaan, upah yang layak, perumahan, kesehatan,
dan pendidikan.
4. Dengan format dan arena politik yang lebih terbuka
seharusnya tersedia kesempatan politik bagi
kelompok-kelompok di masyarakat untuk menata
kembali masa depannya, terutama yang bersifat
jangka panjang daripada menekankan kepentingan
sesaat.
Q E O
T
U S I N

THANK YOU.

DO YOU WANT

TO ASK ME A QUSTION . . . ?

OR

CAN I ASK
YOU A QUESTION . . .?

IT’S JUST
A QUESTION.

EKONOMI POLITIK

Anda mungkin juga menyukai