FARMAKODINAMIK
1.FARMAKOKINETIK
2.FARMAKODINAMIK
3.EFEK SAMPING OBAT
4.TOKSIKOLOGI
Dari skala 1 s.d 5
tuliskan mood kamu hari ini
1 2 3 4 5
FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
APAKAH OBAT ITU
BERMANFAAT ???
YES / NO
“Racun dalam dosis kecil adalah obat yang
paling terbaik; dan penggunaan obat-
obatan yang berlebihan adalah racun ”
Sediaan
Farmasi
Kosmet
Batra
ika
APA ITU
OBAT?
Obat adalah suatu senyawa yang beraksi di dalam tubuh,
berinteraksi dengan molekul target didalam tubuh,
menstimulasi datau menghambat proses fisiologi
normal
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia
(UU 36/2009 tentang Kesehatan)
PROSES
PERJALANA
N OBAT
PROSES PERJALANAN
OBAT
Administrasi A-D-M-E Efek Klinis
ADMINISTRASI-
Pelepasan Zat ABSORBSI-
Aktif
METABOLISME- Efek Toksik
EKSKRESI
PROSES PERJALANAN OBAT DI DALAM TUBUH
Tablet pecah menjadi
granul Ketersediaan
Zat aktif terlepas dan farmasi Obat utk
larut diabsorbsi
Terlepas Zat
Aktifnya
EFEK
OBAT
Zat Aktif
Terlarut
FASE FASE
FARMAKODINAMIKA FARMAKOKINETIKA
PROSES PERJALANAN OBAT DI DALAM TUBUH
/ Fase Farmaseutik
/ Fase Farmakokinetik
Farmasetik
Proses Pelepasan Zat Aktif dari sediaan obat
DISOLUSI DISINTEGRASI
Tablet dipecah ke dalam Pemecahan tablet atau
partikel-partikel kecil pil menjadi partikel-
supaya dapat larut ke partikel yang lebih
dalam cairan kecil
ABSORBSI
ADALAH PERGERAKAN
PARTIKEL OBAT DARI
SALURAN PENCERNAAN
KE DALAM CAIRAN
TUBUH MELALUI
ABSORPSI PASIF ATAU
PINOSITOSIS
Membran Biologis
Tidak membutuhkan energi; dari konsentrasi lebih
DIFUSI PASIF
tinggi ke konsentrasi lebih rendah
Cream Infusion
Solution
KECEPATAN PENYERAPAN OBAT DENGAN
BERBAGAI JENIS SEDIAAN
Pemberian Oral
Cair, elixir, syrup Tercepat
Suspensi ê
Serbuk ê
Kapsul ê
Tablet ê
Tablet Salut ê
Tablet Enterik Terlambat
RUTE PEMBERIAN OBAT
Keamanan
Tinggi Oral > SC > IM > IV Rendah
Kenyamanan
Tinggi Oral > SC > IM > IV Rendah
Biaya
Tinggi IV > IM > SC > ORAL Rendah
KEUNGGULAN DAN KERUGIAN DARI
PEMBERIAN SECARA ORAL, IV, IM DAN SC.
BIOAVAILABILITAS
Rendah & / atau Variabel
Tinggi dan Kuat IV > IM = SC > ORAL
Mula Kerja
Segera IV > IM > SC > Oral Terlambat
Kepatuhan Pasien
Tinggi Oral > SC > IM > IV Rendah
TAHAPAN FARMAKOKINETIK
ELIMINASI
proses eliminasi adalah TERDIRI DARI
semua proses yang
menyebabkan penurunan
kadar obat dalam sistem METABOLISME/
biologi/ tubuh EKSKRESI
BIOTRANSFORMASI
organisme.
TAHAPAN FARMAKOKINETIK
METABOLISME
MEMPENGARUHI WAKTU
PARUH OBAT
METABOLISM
•
E
Melalui metabolisme/biotransformasi; Efek Obat dalam bentuk:
• Efek terapi → efek yg diharapkan
• Efek samping → efek yg tidak diharapkan muncul pd pemberian dosis terapi
• Efek toksis → efek keracunan pd pemberian dosis tinggi
• Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah larut
dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresikan melalui
ginjal
• Obat pada umumnya menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam
mengakhiri kerja obat. Tetapi ada juga obat yang metabolitnya menjadi lebih aktif, lebih
toksik atau tetap sama aktifnya
• Obat dapat dimetabolisir secara cepat atau lambat, dan hal ini akan berpengaruh terhadap
dosis yang diberikan.
• Obat yang dimetabolisir secara cepat akan kehilangan aktifitasnya lebih cepat, sehingga
dosis obat yang diberikan harus lebih tinggi dan sebaliknya.
METABOLISME DI HEPAR
TOKSIK
REAKSI FASE II
Konjugasi dengan:
Obat - Asam glukoronat
- Sulfat
REAKSI FASE I : - Asetat
- Oksidasi - Glutation
- Reduksi
- Hidrolisis
BIOTRANSFORMASI/ METABOLISME
PERUBAHAN PADA BIOTRANSFORMASI OBAT
EKSKRESI
ADALAH PROSES
PENGELUARAN ZAT
AKTIF/METABOLIT DARI
TUBUH UNTUK
MENURUNKAN
KONSENTRASI ZAT
TERSEBUT AGAR TIDAK
MENYEBABKAN
AKUMULASI (TOKSIK)
EKSKRESI DI GINJAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EKSRESI DI GINJAL
HEMODINAMIKA GINJAL
USIA
PH URINE
IKATAN DENGAN
PROTEIN PLASMA
KETERGANTUNGAN
DOSIS
FORCED DIURESIS
KLIRENS GINJAL
UKURAN YANG MENGGAMBARKAN KEMAMPUAN GINJAL MENGELUARKAN OBAT DARI
TUBUH
MERUPAKAN HASIL FILTRASI GLOMERULUS, SEKRESI/REABSORBSI DI SEPANJANG
TUBULUS GINJAL
SIMPULAN
Distribusi obat adalah proses distribusi senyawa obat dalam aliran darah
menuju tempat proses berikutnya di seluruh tubuh
Obat dalam tubuh dapat terikat protein & berupa obat bebas
INTERAKSI OBAT-RESEPTOR
Persyaratan untuk interaksi obat-reseptor adalah terbentuknya kompleks obat-
reseptor.
Pembentukan kompleks obat dengan reseptor tergantung pada afinitas obat
(kemampuan obat berikatan dengan reseptor)
Kemampuan suatu obat untuk menimbulkan suatu efek disebut aktivitas instrisik.
Ikatan obat dg reseptor →ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der Walls, kovalen,
atau campuran →reversibel.
INTERAKSI OBAT-RESEPTOR
AGONIS ANTAGONIS
JIKA IKATAN ANTARA OBAT- JIKA IKATAN ANTARA OBAT-RESEPTOR
RESEPTOR DAPAT TIDAK MENIMBULKAN EFEK
MENSTIMULASI RESEPTOR FARMAKOLOGI
SEHINGGA TIMBUL EFEK
FARMAKOLOGI
EFEK UTAMA
EFEK TERAPEUTIK
EFEK SAMPING
ALERGI
TERATOGENIK
EFEK UTAMA (EFEK TERAPEUTIK)
• Efek yang diharapkan : Hilangkan penyebab penyakit, Hilangkan gejala penyakit dan
Terapi untuk gantikan /menambah zat yang hilang/kurang
• Tidak semua obat betul2 menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya yg meniadakan /
meringankan gejalanya saja.
Farmakokinetik (A,D,M,E)
Contoh :
Tetrasiklin dgn kation polivalen (Ca, Mg, Al, Fe)→komplek
Digoksin, digitoksin dgn Adsorbensia (carb adsorben, kaolin)
b. Perubahan pH cairan GI
● Cairan GI yang alkalis (akibat antasida, H2 Bloker atau penghambat
pompa Proton→ ↑kelarutan obat brsft asam dan ↓kelarutan obat brsft
basa.
Obat yang memperpendek waktu transit usus (WTU) akan mengurangi jumlah
absorbsi obat (biovavailabilitas menurun)
Demikian sebaliknya……
Tergantung kadar dan afinitas obat, maka ikatan obat A dg protein dapat digeser oleh obat B sehingga
efek/toksisitas obat A.
2. Induksi Metabolisme
SUBSTRAT PENGINDUKSI EFEK
Siklosporin Rifampisin Kadar siklosporin
Imunosupresi
Teofilin Fenobarbital, Merokok Kadar Teofilin , Dosis
Parasetamol Etanol, INH Hepatotoksisik
3. Gangguan Eksresi empedu dan Sirkulasi Enterohepatik
1. Obat-obat yang dapat merusak ginjal, jika diberikan bersama obat lain
yang eliminasinya terutama melalui ginjal akumulasi akan meningkat
→ toksik
3. Perubahan pH urin
efek sedative
● Efek samping tidak mungkin dihilangkan sama sekali
● RIsiko efek samping merupakan konsekuensi pemakaian obat
● Dapat dihindari/ditekan seminimal mungkin dengan menghindari faktor-
faktor risiko/penyebabnya, melalui :
○ Mengetahui secara seksama pengaruh-pengaruh farmakologis obat
○ Cara pemakaian
○ Aturan dosis
○ Penelaahan manfaat dan resiko pemakaian suatu obat
EFEK SAMPING OBAT (ESO)
Reaksi Segera
I Anafilaktik IgE Syok Anafilaktik, urtikaria, Asetosal, Penisilin
udema angioneurotik
Reaksi lambat
IV Limfosit R.Kulit diperlambat Ampisilin, Aurum (emas),
Tipe Tuberkulin, foto alergi Sulfonamida
Zat warna ttt.
TINDAKAN PENCEGAHAN ALERGI OBAT
BENAR BENAR
BENAR BENAR BENAR BENAR
BENAR DOSIS RUTE DOKUMEN
PASIEN OBAT WAKTU INFORMASI
PEMBERIAN TASI
79
1. BENAR PASIEN
Benar pasien dipastikan dengan memeriksa identitas pasien, pasien diminta untuk
menyebutkan namanya sendiri atau ditanyakan keluarga pasien.
80
2. BENAR OBAT
Pastikan obat yang diberikan adalah benar. Setiap obat memiliki nama dagang dan
nama generik. Obat ada yang memiliki nama yang mirip. Contoh: digoksin dan
digitoksin. Selain itu pastikan mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan apakah
perintah pengobatan lengkap dan sah.
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, label harus dibaca tiga kali:
1. Pada saat melihat botol atau kemasan obat
2. Sebelum menuang/mengisap obat
3. Setelah menuang/mengisap obat
3. BENAR DOSIS
Sebelum memberikan obat, harus dipasikan dosisnya. Jika ragu tanyakan kepada dokter
atau apoteker. Jika ragu, dosis dihitung oleh perawat lain. Jika pasien meragukan dosisnya,
perawat harus memeriksanya lagi.
Beberapa obat memiliki kandungan dosis yang berbeda. Pastikan dosis yang akan
diberikan sesuai dengan terapi yang dibutuhkan.
4. BENAR RUTE PEMBERIAN
Oral (p.o, sublingual;, bukal)
Ekonomis, aman, nyaman. Obat yang dapat menyebabkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet salut. Kapsul tidak boleh
dibuka, obat tidak boleh dikunyah, tidak minum antasida atau susu sekurang-kurangnya
satu jam setelah minum obat.
Rektal
Berupa enema atau supositoria yang akan mencari pada suhu badan. Pemberian rektal
untuk memperoleh efek local seperti konstipasi, hemoroid, pasien yang tidak sadar/kejang.
Efek lebih cepat dari oral, tetapi tidak semua obat tersedia dalam bentuk supositoria.
Inhalasi
Melalui saluran pernafasan. Pemberian obat lokal salbutamol (Ventolin), Combivent,
berotek untuk asma atau dalam keadaan darurat misal terapi oksigen.
4. BENAR RUTE PEMBERIAN
Obat diberikan harus didokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat diberikan.
Jika pasien menolak juga harus dicatat dan dilapporkan.
7. BENAR INFORMASI
Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat sehingga tidak ada kesalahan
pemberian obat.
Perawat mempunyai tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada pasien, keluarga
dan masyarakat luas terutama berkaitan dengan manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang
diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat,
interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan yang diperlukan dalam
aktivitas sehari-hari selama sakit.
TOKSIKOLOGI
Asal Kata
racun : “toxic” Yunani “tox” :
Panah
panah pada saat itu digunakan sebagai senjata dalam
peperangan, yang selalu pada anak panahnya terdapat
racun.
All substances are poisons; there is none that is not poison. The right dose
differentiates a poison and a remedy”
“Semua zat adalah racun dan tidak ada zat yang tidak
beracun, hanya dosis yang membuatnya menjadi tidak
beracun”
toksisitas
sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya
menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme.
Sifat toksik
dosis
konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”,
sifat zat
kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme,
paparan terhadap organisme
bentuk efek yang ditimbulkan.
Risiko Keracunan
Mekanisme kerja
waktu kerja.
Hubungan ilmu dasar dan terapan dengan cabang
toksikologi
Ruang Lingkup Berdasarkan Aplikasi
Toksikologi Lingkungan Toksikologi Ekonomi Toksikologi Forensik
Bidang Industri •sebagai zat tambahan baik langsung maupun tidak langsung,
Makanan
Bidang Pertanian •sebagai pestisida zat pengatur pertumbuhan, peyerbuk bantuan, dan zat tambahan pada
makanan hewan
Bidang Industri •sebagai pelarut, komponen, dan bahan antara bagi plastik, pengaruh logam (misal dalam
dalam pertambangan dan tempat peleburan), produk minyak bumi, kertas dan pulpa,
Kimia tumbuhan beracun, dan racun hewan terhadap kesehatan.
Subdisiplin Toksikologi
Analisis toksikologi Keracunan yang terjadi Mencoba melindungi
toksikologi klinik
Toksikologi hukum
Toksikologi kerja
klinik dapat berupa akibat pejanan tokson di masyarakat umum dari
analisis kualitatif tempat kerja. Hal ini efek berbahaya tokson
maupun kuantitatif. mungkin dapat dengan membuat undang-
Untuk mengetahui mengkibatkan efek buruk undang, peraturan, dan
yang akut maupun kronik. standar yang membatasi
tepatnya tingkat atau melarang
toksisitas pasien, Efek toksik yang
ditimbulkan oleh penggunaan zat kimia
biasanya diperlukan yang sangat beracun, juga
kesehatan dan
analisis tokson yang dengan menentukan
keselamatan kerja
berulang baik dari darah merupakan masalah syarat penggunaan zat
maupun urin. . bidang toksikologi kerja. kimia lainnya.
Subdisiplin Ilmu Toksikologi
Toksikologi Toksikologi
Hukum mekanistik
Perkembangan Mutakhir Toksikologi
● Dalam perkembangan beradaban modern, masyarakat
menuntut perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan,
diantaranya makanan bergizi, mutu kesehatan yang tinggi,
pakaian, dan transportasi.
● Meningkatnya jumlah penduduk dunia menuntut, salah
satunya meningkatnya jumlah produksi pangan. Dalam hal ini
diperlukan bahan kimia, seperti pupuk, pestisida, dan herbisida
Fase Kerja Tokson
Efek Kerja Tokson
Inhibisi pada
Toksisitas transpor O2
pada jaringan karena
Mekanisme
gangguan Hb
Kerja
Iritasi kimia Interkasi
Efek Toksik
Mekanisme
langsung pada dengan fungsi
Kerja
jaringan sel umum
Gangguan
Gangguan
pada sintesis
sistem umum
DNA & RNA
Kerja
Teratogen
Perkembangan Mutakhir Toksikologi
Modernisasi
Peningkatan mutu
Tuntutan perbaikan
kondisi kesehatan & PeningkatanProduksi
Kehidupan Makanan
Kesehatan Bahan kimia secara besar-
Pakaian besaran
transportasi
Pupuk
Pestisida
Herbisida
Kasus Keracunan Masif
Kontaminasi Ginger jake oleh Tri-o-kresil
(Detroit, 1930)
Yang paling tragis, untuk menghentikan tragedi obat ini diperlukan waktu yang
amat panjang, yaitu 8 tahun dengan korban lebih dari 10.000 bayi cacat di seluruh
dunia. Kasus ini menjadi "salah satu tragedi medis terbesar di masa modern".
Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pada saat hamil mengkonsumsi
thalidomide ditemukan cacat dalam bentuk :
• Amelia (tidak memiliki tangan dan kaki),
• Fokomelia (lengan dan kaki tidak lengkap),
• Labioschisis (Bibir sumbing ),
• Palatoschisis (Tanpa langit-langit ),
• Anophtalmus (Tanpa mata )
• Anotia (Tanpa telinga),
• Anencephali (Tanpa tempurung kepala ), hingga abnormalitas
berbagai organ tubuh.
akuinizakiah@gmail.com
081802062152