✓ FARMAKOKINETIK
✓ FARMAKODINAMIK
✓ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HUBUNGAN DOSIS DAN EFEK OBAT
✓ PENGOLONGAN OBAT
✓ BENTUK SEDIAAN, CARA DAN RUTE PEMBERIAN
OBAT
TIK :
✓ Mahasiswa dapat memahami konsep dasar/pengertian
penggunaan obat,
✓ Mahasiswa dapat memahami aspek-aspek yang memungkinkan
bahaya dalam penggunaan obat,
✓ Memahami macam-macam efek yang dapat ditimbulkan dalam
penggunaan obat,
✓ Memahami macam-macam efek bahaya penggunaan /pemberian
obat pada pasien,
✓ Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kemungkinan
efek yang membahayakan dalam penggunaan obat serta mampu
mencegah terjadinya pada pasien.
Pengertian Penggunaan Obat
Penggunaan Obat
=
Upaya pengaplikasian/penerapan
suatu zat/formulasi sebagai obat
dari suatu bentuk sediaannya
untuk tujuan tertentu.
Atau ADR
(Efek Terapi)
Tablet
pecah ABSORBSI INTERAKSI
Granul DISTRIBUSI OBAT
pecah METABOLISME/ DG
Zat aktif BIOTRANSFORMAS RESEPTOR
lepas
I DI TEMPAT EFEK
Obat dg EKSRESI KERJA
zat aktif Dan larut
FASE
FARMAKOKINETIK
FASE FASE
BIOFARMASI FARMAKODINAMIK
FARMACEUTICAL AVAILABILITY BIOLOGICAL AVAILABILITY
Tablet
ABSORBSI INTERAKSI
pecah
DISTRIBUSI OBAT
Granul
METABOLISME/ DG
pecah
BIOTRANSFORMAS RESEPTOR EFEK
Obat dg Zat aktif I DI TEMPAT
zat aktif lepas EKSRESI KERJA
Dan larut
mekanisme
➢ Obat dianggap absorpsi obatoleh
benda asing melalui usus,prinsipnya
tubuh (obat ada 2 cara:
adalah racun)
FASE
EKSRESI
FASE
DISTRIBUSI
➢Tubuh FARMAKODINAMIK
ABSORBSI
✓SECARA
RESEPTOR
OBAT
:
FARMAKOKINETIKA:
Sediaan obat
PASIF
memiliki bentuk
:
mekanisme BIOLOGICAL
(tanpa larutan
alamiah energi) : AVAILIBILITY
ketersediaan
untuk mendetoksifikasi farmasi
(menurunkan (BA) suatu zat).
tercapai dalam waktu
ketoksikan
“FASE
tahap ini BIOFARMASI”
obat
DIMINUM
akan dikeluarkan
MELALUI ORAL
dari dalam tubuh dengan berbagai cara,
Ialah
•
➢Yaitu
lebih fase
filtrasi,
Hidrolisa,
➢Setelah
Obat
❖Beberapa
Adalah tahabberada
dimana
(melaui
oksidasi
Diserap/
singkatyg &obat
pori2
meliputi
karena
senyawa
komponen Farmaceutical
dipembuluh
mulai
obat
molekul kecil
konjugasi
absorbsi
waktu
tidak
juga
sel
darah,
bereaksi
membran
obat
dapatobat
melalui dg
mulai
mengalami
(biasanya
akan
sisi
utk
diavailibility
disebarkan
reseptor
zat
dinding
absorsi
fase
melintasi
protein
& akan
hidriofil)
usus
sampaike
dan(FA)
desintegrasi
plasenta/tali
membran )
LIBERASIseluruh
menimbulkan
yg memasuki
obat tubuh
diangkut
dan bersamadg
respon
fase
pusat/menembus
terlibat
:
biologik
keorgan
melarut
langsung yg
sawar
thd
antara
Obat DI bisa
➢Ketersediaan
➢ aliran lain
DALAM
darah.
Prinsipnya
•ditargetkan
difusi
pembuluh melalui
bersifat
(melarut
SALURAN
Hayati
Obat
obat akan
dlm
darah. :didetoksifikasi
@
agonios
dapat ginjal
atau
CERNA
adalah
keluar
lapisan (air
OBAT
dari
lemak seni)
antagonis
pembuluh
sehingga
dari
bila
MENGALAMI
persentase @saluran
berinteraksi
obat
darah
tidak
membran ygdan
terlalu
sel, cerna
dg
diabsorbsi
memasuki (faeces)
reseptor
toksik/beracun
utk ion tubuh dari
organ-organ
anorganik)serta suatu
tubuh.
menjadi
uri.
✓mudah
respon
dosis Contoh:
FASEbiologic
yg alkoloida,
untuk
tahap dicapai
(dalam
diberikan ketika
dan phenobarbital,
: BIOFARMASI/FARMASETIK
haltersediaZA
inilewat obat
aksiorgan2 nikotin,
dilepaskan
obat/efek)
untuk melakukan dari
= fase ygefekmeliputibentuk waktu mulai
terapeutik.
yg@ kulit (keringat), @pernapasan
efek obat thdp(udara),
YAITU dibuang dari tubuh eksresi
✓transport aktif,
Farmakodinamik : Ilmu(mengunakan
mempelajari energi)
cara kerja obat funsi organ
LARUTAN---SUSPENSI---EMULSI
Adalah
Pada : ukuran
sediaannya
penggunaan
tahapan ini,banyaknya
sediaan
obat obat
sudah zat
ADME
hingga
dapat ---SERBUK----KAPSUL----TABLET----
aktif yg
pelepasan
mencapai dilepaskan
zat
tempat dari
aktifnya
kerja danbentuk
kedalam sediaan
memberikan
➢➢Sebagian
Agonis…………=
Dilakukan
(pengaruh
➢Hanya
❖Beberapa
besar thdp
zat
obat dgobat
aktif
senyawa
akan
mengikat @
kompleks
yang
reaksi
obat mata
yg
berada
biokimia
juga (air
didetoksifikasi
zat2 &
dapat
di mata),
menghasilkan
hati
(makromolekul
dalam
strukturoleh @
keadaan
organ
memasuki / kelenjar
perubahan
enzim-enzim
ataupengaruhfungsi
dg
larut
otakmengambil
menembus payudara
mikrosomal
ion) hati.
pengangkut
yang
obat thp yaitu
dapat
sel
sawar (air
hidup)
otak, susu).
TABLET
obat
➢ efek
BA yg
cairanSALUT
diberikan
yang
suatu
sitokrom tubuh
P4503Adiharapkan
obat GULA----SALUT
(CYP3A) dan
dan& siap
diukur ketersediaan
untuk
(syaratnya
secara
sitokrom P4502C9 ENTERIK
proses zat
berikatan
In-vivo
(CYP2C9) aktif
absorbsi.
dg
dg siap
reseptor)
Hasilnya untuk
sifat toksik lbh proses
darah
rendah absobsi.
pasien dan
Antagonis
spesifik
diabsorpsi
EX: CTM, …..=
ex
DMP,: obat
ATP
Sebagian
menyebabkanbesar
memblokir obat
letak
kantuk dikeluarkan
reseptor
(diubah thdp
gugus melalui
agonis
jd polar ginjal.
endogenagar dari
tak dalam
masuk) tubuh
ditentukan
dibanding dgkadar
snyawa awalobat dalam plasma darahnya
Toxic
Efek TOKSIK Concentrations
C MTC
(Minimum Toxic Concentration)
o
n Drug Concentrations in the Plasma (Cp)
s
e Efek TERAPI
n Therapeutic Window/Indeks Terapi optimal
t Therapeutic
r Concentrations
a
t
i (MEC)
Sub Terapi
o
(Tidak berEfek)
n
(mg/L)
Time (hour)
O + R OR EFEK
Ket:
O = Obat
R = Reseptor
OR = Interaksi Obat dan Reseptor
Masih dikenal pula beberapa mekanisme kerja lain tanpa
pengikatan pada reseptor (AKSI NON-SPESIFIK)
berdasarkan sifat fisika-kimia obat yaitu :
A. Efek2
pengulangan obat &
penggunaan obat C. Fotosensitasi
waktu yang lama
B. Efek2
D. Idiosinkrasi
Penggunaan
1. Reaksi hipersensitif
2. Kumulasi Obat campuran E. Efek teratogen
3. Toleransi 1. ADISI (1 + 1 = 2).
4. Takhifilaksis (onset melambat) 2. SINERGI A+B = (A + B) >
INTERAKSI Aksi SAMA F. Efek toksis
5. Habituasi
3. POTENSIASI A+B = (A + B) >
6. Adiksi
Aksi Beda
7. Resistensi terhadap bakteri. 4. ANTAGONIS saling mengurangi
Faktor FORMULASI dan CARA PENGGUNAAN OBAT
akan menentukan KECEPATAN dan BANYAKNYA OBAT
DAPAT DIABSORPSI dan EFEK yang diperoleh yaitu:
1. . Reaksi hipersensitif
2. . Kumulasi
3. . Toleransi
4. . Takhifilaksis
5. . Habituasi
6. . Adiksi
7. . Resistensi terhadap bakteri.
8. dll
A. EFEK PENGULANGAN ATAU
PENGGUNAAN OBAT YANG LAMA
1. Reaksi hipersensitivitas (Alergi)
suatu reaksi imunologi tubuh terhadap obat / respon
alergik yang merupakan respon abnormal terhadap
obat atau zat dimana pasien sebelumnya sudah
pernah kontak dengan obat tersebut sehingga tubuh
membentuk antibody dan tubuh menjadi
hipersensitivitas terhadap obat tersebut.
2. Kumulasi
suatu fenomena pengumpulan obat dalam
badan sebagai akibat pengulangan penggunaan
obat, dimana obat diekskresikan lebih lambat
dibanding kecepatan adsorpsi.
Ex:
Penggunaan obat larut lemak jangka Panjang.
A. EFEK PENGULANGAN ATAU
PENGGUNAAN OBAT YANG LAMA
3. Toleransi
suatu fenomena berkurangnya respon terhadap dosis obat yang sama. Untuk memperoleh respon
yang sama perlu dosisnya diperbesar.
Toleransi obat terjadi pada orang yang respon fisiologi terhadap obat rendah dan
membutuhkan peningkatan dosis utk mempertahankan efek terapeutik. Pemakain
kronis efek yang diproleh semakin berkurang.
ex: - opiat : menghilangkan nyeri
- barbiturat
9. Efek Placebo
: efek terapi yang diperoleh
karena faktor sugesti obat.
B. EFEK PENGGUNAAN OBAT CAMPURAN
INTERAKSI
DAPAT TERJADI INTER-AKSI OBAT
Interaksi obat = fenomena yang terjadi bila efek suatu obat dimodifikasi
oleh ZAT lain (Obat-Makanan-Minuman) yang tidak sama atau sama
efeknya dan diberikan sebelum, bersama-sama atau sesudah obat lain
sehingga merubah efek satu obat atau keduanya.
EFEKNYA : - Meningkat atau Menurun/Menghambat
a. Interaksi Farmakodinamis Obat-Obat
- Sinergis : Efeknya meningkat
- Antagonis : Efeknya menurun/menghambat
b. Interaksi Farmakokinetik
- ADME
Interaksi :
Obat –X— Obat
Contoh :
- Fenitoin diikat oleh Kalsium,
- Tetraksiklin oleh logam valensi dua.
Interaksi Farmakokinetik
1. Absorbsi: Waktu pengosongan
lambung, kadar pH.
2. Distribusi: ikatan obat dengan protein.
3. Biotransformasi: enzim stimulant/induksi &
enzim penghambat/inhibitor.
4. Ekskresi: / ekskresi urin,
mengubah pH urin.
INTERAKSI OBAT
Interaksi farmakodinamik
- Indifference: efek kombinasi = komponen yang
paling aktif
- Additive: efek kombinasi obat = jumlah efek
setiap
obat
- Synergistic: efek kombinasi obat > efek masing2
- Potentiation: satu obat kerja obat lain
- Antagonistic: satu obat kerja obat lain
34
Contoh interaksi obat: (Obat-Obat; Obat-Nutrisi/Makanan;Obt-penyakit, )
dll
menurunkan sakit
✓ Tetrasiklin + antasida : membentuk komponen yg tidak
dpt diabsorbsi, menggumpal
✓ Tetrasiklin + susu : menggumpal
Jika IKATAN antara ANTAGONIS dg RESEPTOR lebih kuat dibandingkan AGONIS, maka jika diberikan
BERSAMAAN dapat MENGHALANGI EFEK AGONIS.
ANTAGONIS dapat bersifat KOMPETITIF atau NON_KOMPETITIF. (Kompetitif = berikatan dg reseptor pd
tempat yg SAMA PERSIS dg tempat AGONIS berikatan, dpt diatasi dg peningkatan dosis, Non=tdk bs).
C. FOTOSENSITASI
ialah efek kepekaan yang berlebihan
terhadap CAHAYA yang timbul akibat
penggunaan OBAT terutama lokal.
Ex:
Obat-obat imunosupresi dapat memacu
terjadinya tumor limfoid.
E. EFEK TERATOGEN
- Kategori A:
Yang termasuk dalam kategori ini adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
EX : parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan
asam folat
- Kategori B:
Obat kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak
terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Mengingat terbatasnya
pengalaman pemakaian pada wanita hamil, maka obat-obat kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada
studi toksikologi pada hewan, yaitu:
B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin
(fetal damage). EX: simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
B2: Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak meningkatnya
kejadian kerusakan janin EX: tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona.
B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu
bermakna pada manusia. EX: karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan
mebendazol.
- Kategori C:
Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomik
semata-mata karena efek farmakologiknya. Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali).
EX: analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika.
- Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau
menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat dalam
kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.
EX: androgen, fenitoin, pirimidon,fenobarbiton, kinin, klonazepam, valproat, steroid anabolik, dan antikoagulansia.
Keamanan Jika Diberikan Selama Kehamilan
kecepatan Σ absorpsi
A. Efek2
pengulangan obat &
penggunaan obat C. Fotosensitasi
waktu yang lama
B. Efek2
D. Idiosinkrasi
Penggunaan
1. Reaksi hipersensitif
2. Kumulasi Obat campuran E. Efek teratogen
3. Toleransi
4. Takhifilaksis 1. ADISI
INTERAKSI F. Efek toksis
5. Habituasi 2. SINERGI
6. Adiksi 3. POTENSIASI
7. Resistensi terhadap bakteri. 4. ANTAGONIS