Anda di halaman 1dari 22

HIPNOTIK -

SEDATIF
Arie J. Pitono
2018
Pendahuluan

• Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi SSP.

• Efeknya bergantung pada dosis, mulai dari yang ringan (menenangkan, mengantuk), menidurkan, hingga yang
berat (hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma, meninggal).

• Pada dosis terapi :


• Menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan.
• Menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.

• Beberapa obat golongan hipnotik dan sedatif, khususnya golongan benzodiazepin diindikasikan sebagai pelemas
otot, antiepilepsi, antiansietas, dan sebagai penginduksi anestesi.
Benzodiazepin

• Alprazolam ( Xanax ) • Halazepam ( Paxipam )


• Brotizolam • Lorazepam ( Ativan )
• Klordiazepoksid ( Librium ) • Midazolam ( Versed )
• Klobazam • Nitrazepam
• Klonazepam ( Klonopin ) • Nordazepam
• Klorazepat ( Tranxene ) • Oksazepam ( Serax )
• Demoksepam • Prazepam
• Diazepam ( Valium ) • Quazepam ( Doral )
• Estazolam ( Prozom ) • Temazepam ( Restoril )
• Flumazenil • Triazolam ( Halcion )
• Flurazepam ( Dalmane )
Benzodiazepin

• Secara kualitatif memiliki efek yang hampir sama, namun secara kuantitatif spektrum farmakodinamik dan data
farmakokinetiknya berbeda.

• Memiliki efek hipnosis, sedasi, relaksasi otot, ansiolitik, dan antikonvulsi dengan potensi yang berbeda-beda.

• Efek pada SSP :


• Efek utamanya bervariasi sehingga indikasi kliniknya dapat berbeda.
• Tidak mampu menghasilkan tingkat depresi saraf sekuat golongan barbiturat atau anestesi umum.
• Tidak benar-benar memperlihatkan efek anestesi umum yang spesifik, karena kesadaran pasien tetap
bertahan dan relaksasi otot yang diperlukan untuk pembedahan tidak tercapai.
• Pada dosis preanestetik menimbulkan amnesia anterograd terhadap kejadian yang berlangsung setelah
pemberian obat.
Benzodiazepin

• Efek pada pernapasan :


• Pada dosis hipnotik tidak berefek pada pernapasan orang normal.
• Pada dosis yang lebih tinggi, misalnya pada anestesi premedikasi atau pada endoskopi, sedikit mendepresi
ventilasi alveoli dan menyebabkan asidosis respiratoar ; Efek ini terutama terjadi pada pasien dengan PPOK.
• Dapat menyebabkan apnea selama anestesi atau bila diberi bersama opiat.
• Dapat memperburuk keadaan tidur yang berhubungan dengan kelainan pernapasan dengan mengganggu
kontrol terhadap otot pernapasan bagian atas atau menurunkan respons ventilasi CO2.
• Pada pasien Obstructive Sleep Apnea (OSA), efek hipnotik dapat menurunkan tonus otot pada saluran napas
atas dan meningkatkan terjadinya episode apnea pada hipoksia alveolar, hipertensi pulmonaris, dan
pembebanan ventrikel jantung ; Hal tersebut menyebabkan alkohol dan obat-obatan hipnotik sedatif
dikontraindikasikan pada pasien yang secara reguler tidur mendengkur, obat ini dapat mengubah
penymbatan jalan napas parsial menjadi OSA.
Benzodiazepin

• Efek pada sistem kardiovaskular :


• Umumnya ringan, kecuali pada intoksikasi berat.
• Pada dosis praanestesia dapat menurunkan tekanan darah dan menaikkan denyut jantung.

• Efek pada saluran cerna :


• Diduga dapat memperbaiki gangguan saluran cerna yang berhubungan dengan ansietas.
• Diazepam menurunkan sekresi cairan lambung waktu malam.
Benzodiazepin

• Efek samping :
• Pada dosis hipnotik pada kadar puncak dapat menimbulkan : kepala ringan, malas / kurang bermotivasi,
lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir,
bingung, disartria, amnesia anterograd.
• Kemampuan motorik lebih dipengaruhi dibandingkan kemampuan berpikir.
• Efek residual terlihat pada beberapa benzodiazepin dan berhubungan erat dengan dosis yang diberikan.
• Intensitas dan insiden intoksikasi SSP umumnya meningkat sesuai dengan usia pasien, farmakokinetik dan
farmakodinamik obat.
• Efek samping lain yang relatif lebih umum : lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo, mual dan muntah,
diare, nyeri epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada, dan beberapa pasien dapat mengalami inkontinensia.
Benzodiazepin

• Efek samping psikologik :


• Efek paradoksal, misalnya flurazepam sesekali meningkatkan insiden mimpi buruk terutama pada minggu
pertama penggunaan obat, kadang-kadang pasien menjadi banyak bicara, cemas, mudah tersinggung,
takikardi, dan berkeringat.
• Amnesia, euforia, gelisah, halusinasi, dan tingkah laku hipomaniak ; tingkah laku aneh / tanpa inhibisi,
bermusuhan, dan kemarahan ; paranoid, depresi, keinginan bunuh diri.
• Walaupun demikian, insiden efek paradoksal dan reaksi diskontrol tersebut sangat jarang terjadi dan tampak
nya bergantung kepada dosis.
Benzodiazepin

• Efek samping psikologik :


• Penggunaan kronik memiliki risiko terjadinya ketergantungan dan penyalahgunaan.
• Ketergantungan ringan sudah dapat terjadi pada banyak pasien yang menggunakan pada dosis terapi secara
teratur untuk waktu lama.
• Gejala putus obat dapat berupa makin hebatnya kelainan yang semula akan diobati, misalnya insomnia dan
ansietas.
• Disforia, mudah tersinggung, berkeringat, mimpi buruk, tremor, anoreksia, dan pusing dapat terjadi pada
penghentian obat secara tiba-tiba.
• Penghentian penggunaan obat sebaiknya dilakukan secara bertahap.
• Penggunaan dosis tinggi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gejala putus obat lebih parah,
seperti : agitasi, panik, paranoid, mialgia, kejang otot, bahkan konvulsi.
Benzodiazepin

• Selain efek samping yang luas, secara umum benzodiazepin merupakan obat yang relatif aman.
• Dosis tinggi jarang menyebabkan kematian, kecuali bila digunakan bersama-sama dengan depresan SSP yang
lain, misalnya alkohol.
• Takar lanjak jarang menyebabkan deprasi kardiovaskular serta pernapasan yang berat, tetapi pada pasien PPOK
dosis terapi dapat memperburuk fungsi napas.
Benzodiazepin

• Indikasi dan posologi :


• Dapat digunakan untuk berbagai indikasi, antara lain : insomnia, ansietas, kaku otot, medikasi preanestesi,
dan anestesi.
• Secara umum penggunaan terapi benzodiazepin bergantung kepada waktu paruhnya, dan tidak selalu sesuai
dengan indikasi yang dipasarkan.
• Penggunaan sebagai antikonvulsi harus memiliki waktu paruh yang panjang, dan dibutuhkan cepat
masuk ke dalam otak agar dapat mengatasi status epilepsi dengan cepat.
• Waktu paruh yang pendek diperlukan sebagai hipnotik, walaupun memiliki kelemahan yaitu peningkatan
penyalahgunaan dan beratnya gejala putus obat setelah penghentian penggunaan secara kronik.
• Penggunaan sebagai antiansietas harus memiliki waktu paruh yang panjang, meskipun disertai risiko
neuropsikologik akibat akumulasi obat.
Benzodiazepin

Nama Obat Bentuk Sediaan Penggunaan Terapi


Alprazolam Oral Ansietas
Klordiazepoksid Oral, IM, IV Ansietas, ketergantungan alkohol,
anestesi premedikasi
Klonazepam Oral Gejala bangkitan, tambahan terapi
mania akut, kelainan pergerakan
Klorazepat Oral Ansietas, gejala bangkitan
Diazepam Oral, IM, IV, Rektal Ansietas, status epilepsi, relaksasi
otot, anestesi premedikasi
Estazolam Oral Insomnia
Flurazepam Oral Insomnia
Benzodiazepin

Nama Obat Bentuk Sediaan Penggunaan Terapi


Halazepam Oral Ansietas
Lorazepam Oral, IM, IV Ansietas, anestesi premedikasi
Midazolam IV, IM Preanestesi, intraoperatif anestesi
Oksazepam Oral Ansietas
Quazepam Oral Insomnia
Temazepam Oral Insomnia
Triazolam Oral Insomnia
Barbiturat

• Amobarbital ( Amytal )
• Aprobarbital ( Alurate )
• Butabarbital ( Butisol )
• Butalbital
• Mefobarbital ( Mebaral )
• Metoheksital ( Brevital )
• Pentobarbital ( Nembutal )
• Fenobarbital ( Luminal )
• Sekobarbital ( Seconal )
• Tiopental ( Pentothal )
Barbiturat

• Saat ini penggunaan Barbiturat hanya untuk beberapa penggunaan yang spesifik, penggunaan sebagai hipnotik
dan sedatif telah digantikan oleh benzodiazepin yang lebih aman.
• Efek pada SSP :
• Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma, sampai
kematian.
• Tidak dapat mengurangi rasa nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran.
• Dosis kecil dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsang nyeri.
• Efek pada tingkatan tidur :
• Meningkatkan total lama tidur dan mempengaruhi tingkatan tidur yang bergantung kepada dosis.
• Pada penggunaan ulang setiap malam, toleransi terhadap efek menidurkan terjadi dalam beberapa hari, dan
efeknya terhadap total lama tidur dapat menurun hingga 50% setelah 2 minggu pemberian.
• Penghentian obat dapat meningkatkan gejala-gejala yang semula diobati (rebound phenomenon).
Barbiturat

• Toleransi :
• Dapat terjadi secara farmakodinamik maupun secara farmakokinetik.
• Toleransi terhadap efek sedasi dan hipnosis terjadi lebih segara dan lebih kuat daripada efek antikonvulsi.
• Pasien yang toleransi terhadap barbiturat juga akan toleransi terhadap senyawa pendepresi SSP lainnya,
seperti alkohol.

• Efek terhadap pernapasan :


• Menyebabkan depresi napas yang sebanding dengan besarnya dosis :
• Pemberian dosis sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernapasan.
• Dosis hipnotik oral menyebabkan pengurangan frekuensi dan amplitudo napas, ventilasi alveoli sedikit
berkurang, sesuai dengan keadaan tidur fisiologis.
• Pemberian oral dosis yang sangat tinggi atau suntikan IV yang terlalu cepat menyebabkan depresi napas
lebih berat.
Barbiturat

• Efek terhadap sistem kardiovaskular :


• Pada dosis oral sedatif atau hipnotik tidak memberikan efek yang nyata terhadap sistem kardiovaskular.
• Frekuensi nadi dan tekanan darah sedikit menurun seperti terjadi dalam keadaan tidur fisiologis.
• Pemberian dosis terapi IV secara cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak,
meskipun hanya selintas.
• Efek kardiovaskular pada intoksikasi sebagian besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat depresi
napas.
• Dosis tinggi menyebabkan depresi pusat vasomotor diikuti vasodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi.
• Dosis sangat tinggi berpengaruh langsung terhadap kapiler sehingga menyebabkan syok kardiovaskular.
Barbiturat

• Efek samping :
• Hangover / after effects :
• Merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik berakhir.
• Dapat terjadi beberapa hari setelah pemberian obat dihentikan.
• Dapat berupa vertigo, mual, muntah, atau diare ; Kadang-kadang timbul kelainan emosional dan fobia
dapat bertambah hebat.
• Eksitasi paradoksal
• Rasa nyeri
• Hipersensitivitas
Barbiturat

• Intoksikasi :
• Kejadian intoksikasi saat ini sudah menurun secara nyata, terutama disebabkan penurunan pemakaian
sebagai hipnotik-sedatif.
• Merupakan persoalan klinik yang serius : kematian terjadi pada beberapa kasus intoksikasi.
• Penyebab intoksikasi antara lain karena percobaan bunuh diri, kelalaian, kecelakaan pada anak-anak atau
pada penyalahguna obat.
• Dosis letal sangat bervariasi, tapi keracunan berat terjadi bila lebih dari 10 kali dosis hipnotik dimakan
sekaligus.
• Bila alkohol atau depresan SSP lain juga ada, kadar yang dapat menyebabkan kematian akan lebih rendah.
Barbiturat

Nama Obat Bentuk Sediaan Penggunaan Terapi


Amobarbital Oral, IM, IV Insomnia, sedasi preoperatif, status
epilepsi
Aprobarbital Oral Insomnia
Butabarbital Oral Insomnia, sedasi preoperatif
Butalbital Oral Kombinasi dengan analgesik lain
Mefobarbital Oral Gejala bangkitan, sedasi siang hari
Barbiturat

Nama Obat Bentuk Sediaan Penggunaan Terapi


Metoheksital IV Induksi dan/atau mempertahankan
anestesi
Pentobarbital Oral, IM, IV, rektal Insomnia, sedasi preoperatif, status
epilepsi
Fenobarbital Oral, IM, IV Gejala bangkitan, status epilepsi,
sedasi siang hari
Sekobarbital Oral, IM, IV, rektal Insomnia, sedasi preoperatif,
mengatasi bangkitan darurat
Tiopental IV, rektal Induksi dan/atau mempertahankan
anestesi, mengatasi bangkitan
darurat
Kepustakaan

• Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth (Eds.). 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Jakarta :
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai