Anda di halaman 1dari 16

MODUL III

PERAN POLRI DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
1. Pengertian tugas pokok
Polri dalam penanggulangan
bencana
Polri beserta seluruh jajaran bekerja sama dengan BNPB/BPBD, Basarnas/Basarda,
TNI dan pemerintah/pemerintah daerah beserta potensi SAR/masyarakat lainnya
melaksanakan kegiatan operasi kontijensi aman nusa II, yang dimulai saat siaga darurat
bencana, saat teradinya bencana dan pasca bencana diseluruh wilayah negara republik
indonesia yang mengalami bencana denagn melalui langkah-langkah penguatan dan
pendampingan psiklogi, pencarian, pertlongan, penyelamatan, perlindungan, pengamanan dan
evakuasi korban, harta benda, disaster victim identification (DVI) dan menegakan hukum.
2. Tujuan penggulangan
bencana dalam
tugas Polri

Melaksanakan bantuan personal dan


01 peralatan kepada BNPB/BPBD dan
Basarnas/Basarda di lokasi terjadinya
bencana. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
04 dalam penanganan bencana.
Bersama BNPB/BPBD membentuk satuan tugas yang terdiri
dari beberapa kluster yang telah diatur dalam Peraturan
02 Kepala Sadan BNPB/BPBD maupun Basarnas/Basarda untuk
penyelamatan terhadap korban bencana. Pelibatan Polri secara aktif dalam upaya
05 membantu penanganan bencana.
Melakukan langkah-langkah siaga darurat, tanggap

03 darurat bencana dan pascabencana, bersama


BNPB/BPBD dan Basarnas/Basarda.
Segala bentuk Potensi Gangguan (PG), Ambang 3. Sasaran penggulangan
Gangguan (AG) dan Gangguan Nyata (GN).
bencana dalam
a. Potensi gangguan tugas Polri
1. Kondisi geografis:
a. Luas wilayah Indonesia.
b. Banyaknya gunung berapi.
c. Wilayah kepulauan.
d. Banyaknya daerah aliran sungai, danau.
e. Musim kemarau.
f. Musim hujan.
g. Cuaca ekstrem.
2. Kondisi demografi:
h. Jumlah penduduk yang besar.
i. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
j. Keragaman budaya, etnis, suku dan ras.
k. Adanya penduduk yang mendiami daerah rawan bencana.
3. Sumber daya alam:
l. Eksploitasi sumber daya alam;.
m. Penyimpangan pengelolaan.
n. Kerusakan lingkungan hidup.
3. Sasaran penggulangan
b. Ambang Gangguan: bencana dalam
1) Letak dan posisi Geologis Indonesia. tugas Polri
2) Kondisi topografi (gunung berapi).
3) Musim kemarau.
4) Musim hujan.
5) Cuaca ekstrem.
c. Gangguan Nyata:
1) Gempa bumi.
2) Tsunami.
3) Likuefaksi tanah/pergeseran permukaan tanah.
4) Gunung meletus.
5) Banjir dan tanah longsor.
6) Kebakaran hutan/lahan.
7) Epidemik.
8) Kecelakaan transportasi (darat, laut, udara).
4. Target penanggulangan bencana dalam tugas Polri

1 2 3 4

Manusia/orang: Tempat/Lokasi Barang/Harta benda Kegiatan


1. Korban bencana. 1. Lokasi bencana
2. Tempat penampungan 1. Brg milik korban 1. Kegiatan siaga darurat
2. Petugas bencana 2. Giat tanggap darurat
a) Kantor pemerintah/swasta.
penyelamatan. b) Gedung sekolah. 2. Logistik Bantuan 3. Giat pasca
c) Tempat ibadah. bencana bencana/rehabilitas
3. Relawan. 3. Sarana dan prasarana
d) Gedung olahraga.
4. ejabat pemerintah. e) Rumah penduduk. 4. Hewan peliharaan, dll
f) Dan lain-lain.
5. Pelaku kejahatan
3. Hunian sementara
a) Tenda darurat.
b) Pemukiman sementara (lapangan).
4. Rumah sakit
5. Fasillitas air bersih, penerangan, &
Komunikasi
6. Dapur umum
5. Daerah penanganan bencana

Daerah penanganan kegiatan Operasi


Kontinjensi "AMAN NUSA II -2021" adalah
seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terkena musibah bencana.
6. Cara bertindak penanggulangan bencana dalam tugas Polri
a. Melakukan kegiatan mapping/pemetaan, monitoring dan pendataan tentang bencana yang terjadi menyangkut peristiwa, korban, penyebab
dan sebagainya serta melakukan deteksi dini guna mengantisipasi kemungkinan adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi.
b. Melakukan kegiatan penyuluhan bersama BNPB/BPBD kepada masyarakat yang berpotensi korban terkena bencana, penyebarluasan
informasi dari Sadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada masyarakat mengenai kemungkinan terjadinya bencana.
c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyiapkan tempat penampungan yang aman untuk evakuasi/pengungsian korban
bencana.
d. Melakukan koordinasi dengan BNPB/BPBD atau Basarnas/Basarda untuk antisipasi daerah-daerah yang mengalami bencana.
e. Mengawasi/pengamanan distribusi pembagian logistik untuk para korban bencana.
f. Melaksanakan kegiatan patroli di lokasi daerah yang ditinggalkan oleh masyarakat karena mengungsi.
g. Melaksanakan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan distribusi logistik untuk korban bencana dan
pelaku tindak pidana pada lokasi bencana.
h. Melaksanakan kegiatan koordinasi dengan BNPB/BPBD atau Basarnas/ Basarda untuk menentukan titik-titik lokasi daerah bencana yang
memerlukan segera kegiatan SAR.
i. Memberikan pelayanan kesehatan, kegiatan kedokteran forensik dan Disaster Victim Investigation (DVI) kepada korban bencana tersebut
yang dikoordinasikan dengan Kementerian/Lembaga terkait lainnya.
j. Memberikan pelayanan psikologis kepada korban, survivor dan petugas yang dikoordinasikan dengan Himpunan Himpsi Psikologis dan
stakeholder terkait.
7. Tahapan penanggulangan bencana dalam tugas Polri

a. Saat siaga darurat bencana/pra bencana


1. Menyusun Kirpat lntelijen.
2. Membuat Pasko siaga darurat bencana di Mabes Polri (Mako Korbrimob Polri) dan lokasi bencana.
3. Membuat Sprinlakops Kontinjensi Aman Nusa II, sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
4. Berkoordinasi/bergabung · dengan Pos Komando Siaga Bencana pada tingkat provinsi/kabupaten/kota.
5. Menyiapkan personel dan materiil Satgas Operasi Siaga Darurat.
6. Penyaluran anggaran Kontinjensi oleh Srena Polri (Terpusat) maupun oleh Birorena Polda (Kewilayahan).
7. Melakukan patroli ke daerah atau lokasi bencana seperti melakukan pemadaman dini pada titik api
kejadian kebakaran hutan/lahan dan lain-lain.
8. Menggerakkan tim kesehatan di daerah bencana.
9. Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan kesiapsiagaan institusi pelayanan kesehatan di provinsi dan
kabupaten/kota.
10. mengumpulkan, mengolah dan melaporkan data.
7. Tahapan penanggulangan bencana dalam tugas Polri

b. Saat tanggap darurat bencana


1. Pengerahan kekuatan ke lokasi bencana dengan berpedoman pada Standard Operating Procedur didahului koordinasi
dengan SRC-PB BNPB/BPBD dan Basarnas/Basarda.
2. Mendukung Satwil dengan personel dan logistik yang ada di Mabes Polri seperti kapal, pesawat/heli, peralatan Search
and Rescue (SAR), Satwa dan perlengkapan serta bekal umum lainnya yang diperlukan.
3. Membantu dalam pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
4. Membantu pelayanan kesehatan, Labfor, Psikologi, Disaster Victim Investigation (DV{) dan lain-lain.
5. Memberikan bantuan jaringan telekomunikasi dan informasi.
6. Pengamanan dan pengawalan korban bencana bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan bencana.
7. Pengamanan dan pengawalan dukungan logistik dan obat-obatan serta bantuan lainnya bagi korban bencana.
8. Pengamanan objek vital, lokasi bencana dan tempat pengungsian.
9. Pendistribusian logistik dan obat-obatan serta bantuan lainnya ke daerah yang tidak terjangkau dan membahayakan.
10. Melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan.
7. Tahapan penanggulangan bencana dalam tugas Polri

c. Pasca bencana

1. Pendataan kerugian moril dan materiel.


2. Membantu pelayanan kesehatan, psikologi, pendataan korban, kegiatan identifikasi terhadap korban
meninggal dunia (Disaster Victim Identification).
3. Melakukan kerja sama dengan lnstansi terkait (BNPB/BPBD, Kemenskes, Kemensos, KPAI, TNI,
Pemerintah/Pemda) untuk melaksanakan kegiatan pemulihan kondisi kejiwaan korban bencana melalui
Trauma Centre.
4. Tindakan lain pada tanggap darurat yang masih dianggap perlu dapat dilanjutkan.
5. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap sarana dan prasarana yang diperlukan.
8. Pengerahan satuan tugas dalam penanggulangan bencana

a. Satuan SAR
1. Melaksanakan koordinasi dengan BNPB/BPBD dan Basarnas/Basarda untuk menentukan titik-titik lokasi
daerah bencana yang memerlukan segera kegiatan sar;
2. Melaksanakan kegiatan evakuasi terhadap korban menggunakan peralatan yang disesuaikan dengan
situasi lokasi bencana;
3. Mengutamakan keselamatan jiwa walupun terpaksa harus merusak barang/benda lain yang menghalangi
pelaksanaan tugas;
4. Melaksanakan bantuan sar darat/laut dititik lokasi bencana;
5. Melaksanakan pergeseran pasukan dan distribusi logistik;
8. Pengerahan satuan tugas dalam penanggulangan bencana

b. Satuan tugas pengungsian dan perlindungan


1. Pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli dan lalu lintas di lokasi bencana
2. Evakuasi korban/pegawai pada kawasan tertentu, vip, perwakilan asing dan pariwisata pada obvitnas dan
obvit ttt;
3. Melokalisir dan bencana supaya tidak berdampak meluas kewilayah obvitnas dan obvit ttt;
4. Membangun dan memperkuat potensi masyarakat dalam penanganan bencana guna meminimalisisasi/
mengurangi dampak/risiko bencana;
5. Pemetaan potensi bencana alam di wilayah, agar dapat dilakukan pencegahan/ penanggulangan secara
dini;
6. Koordinasi dengan instansi terkait untuk tempat penampungan yang aman;
8. Pengerahan satuan tugas dalam penanggulangan bencana

c. Satuan tugas Kedokteran dan Kesehatan

1. Mengirimkan tim aju kesehatan utk menilai situasi di lapangan guna menentukan kebijakan prioritas
penanganan bencana;
2. Menyiapkan sdm, sarana dan prasarana pusdokkes yang akan dimobilisasi ke daerah bencana;
3. Menentukan tempat mendirikan posko kesehatan dan posko dvi serta penentuan tempat pendirian
temporary mortuary chamber;
4. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Mengidentifikasi korban meninggal, luka berat, luka ringan;
6. Melakukan koordinasi dengan divhubinter polri terkait penemuan korban meninggal dunia warga negara
asing;
8. Pengerahan satuan tugas dalam penanggulangan bencana

d. Satuan tugas lidik sidik


1. Melakukan monitoring, pendataan serta inventarisasi korban jiwa dan materiil dalam rangka mendukung
informasi untuk penang-gulangan bencana;
2. Melakukan kegiatan intelijen meliputi penyeli-dikan, pengamanan dan penggalangan dalam rangka
mendukung kegiatan penanggulangan bencana;
3. Melaksanakan penyelidikan terhadap tindak pidana penyalahgunaan pendistribusian bahan logistik untuk
korban bencana alam;
4. Melaksanakan olah tkp terhadap kasus-kasus bencana alam yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian manusia;
5. Melakukan back up penyidikan dan koordinasi dengan satwil dan jpu guna kelancaran proses penyidikan
tindak pidana;
6. Mengawasi jalur distribusi logistik bantuan bencana alam untuk menghindari penyalah-gunaan yang
merugikan masyarakat tertimpa bencana;
8. Pengerahan satuan tugas dalam penanggulangan bencana

e. Satuan tugas bantuan operasi (banops)

1. Memberikan informasi kepada masyarakat melalui media massa (elektronik dan cetak) tentang aktivitas
kegiatan penanggulangan bencana;
2. Penggeseran komunikasi mobile di daerah yang terisolir sehingga dapat diketahui kondisi daerah bencana
alam secara jelas dan pasti;
3. Melaksanakan pergeseran logistik di titik lokasi bencana yang terisolir yang membutuhkan bantuan segera;
4. Memfasilitasi satgas medis/dvi dalam mengidentifikasi korban meninggal dunia warga negara asing melalui
komunikasi dan koordinasi dengan negara anggota interpol;
5. Memberikan bantuan penguatan dan pendampingan psikologi pada korban dan petugas bencana;
6. Memberikan pelayanan trauma healing kepada korban bencana; yagn dfddgfffesjjgvfdfxkgmbjgnuggfkj

Anda mungkin juga menyukai