Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS DAMPAK

REGULASI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE
RIA
DISAMPAIKAN PADA TRAINING SISTEM LEGISLASI NASIONAL

JIMLY LAW SCHOOL AND GOVERNMENT DAN GIZ

Dr. Diani Sadiawati, SH, LLM


DOSEN FH, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
Jakarta, 13 September 2023
Gambaran yang dihadapi Indonesia ?
Rangkuman Hasil Analisis Growth Diagnostics Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024:
Mengapa pertumbuhan ekonomi stagnan? Apa saja yang menjadi prioritas untuk dibenahi?

Faktor Penghambat Permasalahan Pertumbuhan Ekonomi


Regulasi dan Institusi:
Indonesia
RENDAHNYA PERTUMBUHAN
- Proteksionis PRODUKTIVITAS
- Kualitas institusi rendah
Indikator:
(korupsi & birokrasi tidak efektif)
- Lemahnya koordinasi Transformasi Struktural yang
antarkebijakan Tidak Berjalan Optimal
Sektor Fiskal:
Rendahnya penerimaan perpajakan Produktivitas sektor
pertanian dan jasa yang
Infrastruktur:
rendah Pertumbuhan
Kurang memadai, utamanya
konektivitas Kurangnya Investasi Sektor manufaktur
Ekonomi
yang tidak berkembang Stagnan
Sumber Daya Manusia: Berproduktivitas
Kualitas pendidikan rendah dan Tinggi serta Manufaktur didominasi
adanya ketidakcocokan keterampilan
1968-1979
Minimnya Inovasi oleh produk manufaktur
sederhana 7,5%
Akses terhadap Pembiayaan:
- Intermediasi pasar keuangan rendah 1980-1996
Inovasi Rendah dibandingkan
- Pasar keuangan kecil dan tidak dalam
Negara Sebanding
6,4%

Kegagalan Pasar:
2000-2017
Investasi Tidak Mendukung
Rendahnya kreasi produk ekspor baru
Peningkatan Produktivitas
5,3%

Definisi GROWTH DIAGNOSTIC: “Metode untuk mencari kendala yang paling mengikat (the most binding constraint) pada
pertumbuhan ekonomi suatu negara.”
ALUR PIKIR SINERGI KEBIJAKAN DAN REGULASI
PENTINGNYA REGULASI
(POLICY & REGULASI)
POLICY/KEBIJAKAN REGULASI
1. Pilihan tindakan diantara sejumlah 1. Instrumen operasional tindakan
alternatif tindakan yang terpilih
2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu 2. Regulasi selalu bersubstansikan
menjadi norma regulasi. kebijakan
3. Bebas norma 3. Terikat norma e.g. strata regulasi
(tidak boleh ada konflik norma),
harus konsisten dan harmonis
dengan norma yang lain, dsb. Perlu
kontrol dari aspek perencanaan
kebijakan, koordinasi, monitoring
dan evaluasi
Kaitan Prolegnas dgn SPPN, RPJMN, & RKP

11
FUNGSI REGULASI

1. SARANA KETERTIBAN SOSIAL:


 Sebagai acuan perilaku masyarakat
termasuk penyelenggara negara.
 Memberikan sanksi dalam rangka
menjaga keseimbangan sosial
2. SARANA PEMBANGUNAN (LAW AS TOOLS
OF SOCIAL ENGINEERING):
 Mendorong dan mengarahkan
sumber daya dan dinamika sosial
untuk mencapai target atau menuju
kondisi yang telah ditetapkan
REGULATORY IMPACT
ANALYSIS (RIA)
Regulatory Impact Analysis (RIA)

Secara Umum RIA adalah metode:


a. Penilaian secara sistematis terhadap
dampak dari tindakan pemerintah, dan
b. Mengkomunikasikan informasi
kepada pengambil
kebijakan/decision‑makers dan
masyarakat
c. Untuk regulasi baru yang akan
diterbitkan maupun untuk mereview
regulasi yang sudah ada.
Mengoreksi market failure
Kenapa
Mengoreksi regulatory failure
pemerintah
perlu Mencapai social goal

melakukan
Mengatasi unacceptable risk
intervensi?

Apakah sudah ada regulasi yang


mengatur? Jika ya, kenapa perlu
tindakan (regulasi) baru?
7 ELEMEN UTAMA RIA
PROSES RIA
BERDASARKAN OECD 2008

1
IDENTIFIKASI MASALAH

SASARAN/TUJUAN 2

OPSI-OPSI
3 PENGATURAN

ANALYSIS IMPACT 4

5 KONSULTASI

KESIMPULAN &
6
OPSI TERPILIH

IMPLEMENTASI
7 AND REVIEW
Perbandingan Proses Saat Ini BERJALAN
DAN dengan PROSES RIA

PROSES KAJIAN REGULASI SAAT INI PROSES KAJIAN DENGAN RIA

 Fokus pada aspek legal   Selain aspek legal, melihat kebutuhan


bertentangan dengan peraturan lain terhadap regulasi dan opsi selain regulasi
atau yang diatasnya
 Konsultasi dilakukan setiap tahapan
 Konsultasi dilakukan berupa sosialisasi kegiatan
di awal dan akhir proses kajian
 Menghitung CBA lebih komprehensif
 Hanya menghitung biaya operasional (misal hingga biaya implementasi dan
(penyusunan) yang akan muncul biaya kepatuhan pelaksanaan regulasi) 
penggunanaan data
 Tidak dipublikasikan secara
menyeluruh  Laporan RIA dipublikasikan untuk
“Better-quality regulation is a keymemperoleh
goal of feedback
public-sector
dari stakeholders
management reform and is fundamental to the functioning of society
and the economy “
(OECD, Analysis in OECD Countries Challenges for developing
countries, Delia Rodrigo (Administrator, Regulatory Policy Division,
Alternatif berbagai opsi

i. Mencakup opsi non-regulatory dan


regulatory
ii. Pisahkan opsi yang feasible dengan
yang tidak feasible
iii. Menjelaskan pertimbangan
mengapa feasible
iv. Untuk setiap opsi yang feasible,
jelaskan bagaimana opsi tersebut
akan menyelesikan masalah
Cost Benefit Analysis – Cost Effectiveness
Analysis

“CBA merupakan metode untuk National Institute of Justice, Washington,


menganalisis manfaat yang akan MANFAAT dari dilaksanakannya CBA dan CEA
didapat setelah dikeluarkannya sebuah antara lain:
kebijakan, sedangkan CEA yang 1. COMPARABILITY atau membandingkan
merupakan bagian dari CBA dilakukan beberapa usulan kebijakan yang akan
dengan mengkomparasikan beberapa dibentuk dengan melihat pada besarnya
usulan kebijakan yang akan dibentuk manfaat yang akan dirasakan oleh
masyarakat.
dan melihatnya dari outcome yang
akan diperoleh” 2. TRANSPARENCY yaitu proses CBA dan
CEA dapat disaksikan oleh stakeholder
terkait termasuk oleh masyarakat yang
nantinya akan melaksanakan amanat dari
kebijakan atau regulasi tersebut.
3. IGNORANCE REVELATION yaitu untuk
meminimalisir dampak yang akan
dihasilkan dari ketidaktahuan para
pembuat kebijakan dan regulasi akibat
minimnya informasi yang ada
13
Prinsip-prinsip CBA dan CEA
Menggunakan data yang sudah

1 ada yang berasal dari instansi


resmi pemerintah atau dari
sumber lain yang dapat
dipercaya (akuntabel). Hasil analisis harus terukur,
4 rasional dan akuntabel.

Menggunakan metode yang


2 disesuaikan dengan kondisi
suatu negara.
Menggunakan beberapa

Membuka partisipasi bagi para 5 alternatif kebijakan untuk


mendapatkanhasil yang terbaik.
stakeholder terkait termasuk
3 lembaga swadaya masyarakat dan
pihak swasta yang akan merasakan
dampak dari kebijakan atau regulasi SEP
baru yang akan dibentuk

14
ANALYSIS IMPACT

Untuk setiap alternatif


pilihan dilakukan analisis:
I. Identifikasi siapa yang
terpengaruh
II. Analisis costs dan
benefits (siapa yang
menerima/menanggun
g?)
III. Quantifikasi compliance
costs
IV. Quantifikasi impacts
lainnya
SUBSTANSI ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA

 3 kategori manfaat/biaya:
1) manfaat/biaya kualitatif,
2) manfaat/biaya yang dapat
dikuantifikasi tapi bukan dalam
bentuk rupiah, dan
3) manfaat/biaya yang dapat
dikuantifikasi dalam bentuk
rupiah.
 Identifikasi secara spesifik pihak-pihak
mana yang mendapat manfaat dan
pihak-pihak mana yang menanggung
biaya atau kerugian.
 Kompleksitas dari bagian ’analisis
manfaat & biaya’ harus sebanding
dengan besar-kecilnya dampak
regulasi.
MANFAAT PELAKSANAAN CBA DAN CEA BAGI KEBIJAKAN YANG AKAN DIKELUARKAN OLEH NEGARA

No Penerima Manfaat CBA Manfaat Jangka Pendek Manfaat Jangka Panjang


dan CEA
1. Pemerintah 1. Memudahkan dalam mengambil 1. Meningkatkan stabilitas politik
keputusan pembentukan 2. Meningkatkan stabilitas sosial
kebijakan dan regulasi masyarakat
2. Meningkatkan akuntabilitas 3. Meningkatkan kesejahteraan
kinerja masyarakat
3. Efisiensi anggaran 4. Meningkatkan peluang investasi
5. Membuka lapangan pekerjaan

2. Masyarakat 1. Mendapatkan kepastian hukum 1. Mendapatkan ketenangan dalam


2. Memperoleh manfaat dari menjalani kehidupan
kebijakan dan regulasi yang 2. Meningkatkan kualitas kehidupan
dibentuk 3. Menimbulkan rasa aman dan
nyaman dalam menjalankan aktifitas
4. Meningkatknya kesejahteraan

3. Swasta 1. Mendapatkan kepastian hukum 1. Mendapatkan keamanan dan


2. Memperoleh kemudahan dalam kenyamanan dalam berinvestasi
berinvestasi 2. Mendapatkan profit investasi
3. Efisiensi pengeluaran 3. Membantu program pemerintah
dalam mensejahterakan rakyat
17
Tahapan CBA Dalam RIA

MENGIDENTIKASI
MENETAPKAN MENENTUKAN MANFAAT DAN
PILIHAN SIAPA YANG AKAN BIAYA DARI
KEBIJAKAN YANG MEMPEROLEH PILIHAN
ADA MANFAAT/BIAYA? KEBIJAKAN YANG
DIPILIH

MEMBUAT
MENETAPKAN ESTIMASI
MENENTUKAN
JUMLAH BIAYA PERKEMBANGAN
INDIKATOR
PADA SETIAP INDIKATOR
PENGUKURAN
MANFAAT/BIAYA SELAMA REGULASI
BERLAKU
Langkah dalam CBA

i. Lakukan diskonto (PV)


ii. Hitung NPV untuk setiap opsi
iii. Lakukan analisis sensitivitas
iv. Buat rekomendasi

KUALITATIF:
 Manfaat dan biaya secara kualitatif wajib dituangkan dalam analisis
 Menjelaskan secara baik manfaat dan biaya yang diperoleh sebagai
implikasi perubahan kebijakan harus dijelaskan dengan baik
Menghitung Compliance Costs

• Biaya langsung bagi usaha dalam rangka


menjalankan tugas yang berkaitan dengan
pemenuhan terhadap peraturan
• administrative and paperwork costs (biaya
administratif)
• regulatory fees (biaya penyusunan)
• upgrading equipment / production
processes (biaya produksi atau upgrade
peralatan)
• information costs (biaya informasi)
• staff time, eg. training in new requirements
(biaya pelatihan)
• external expertise (e.g. lawyers,
accountants)  biaya pakar/konsultan
hukum
Konsultasi Publik
 Stakeholder yang terlibat dalam proses konsultasi
(perorangan, asosiasi, konsumen, produsen, wakil
pemerintah, dsb.)
 Mekanisme konsultasi yang digunakan? (diskusi, seminar,
wawancara, tanya-jawab tertulis, dsb.)
 Hasil-hasil konsultasi dianalisis apakah mempengaruhi
regulasi yang akan dibuat atau sedang berjalan
 Jika masih terdapat pihak yang menolak (tidak setuju)
dengan regulasi, maka: (i) identitas pihak tersebut perlu
dicatat, dan (ii) alasan penolakannya perlu dijelaskan. Jika
informasi ini sangat sensitif, maka dapat dibuat catatan
tersendiri
 Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK)
menilai bahwa setidaknya partisipasi/konsultasi publik
akan meningkatkan efektivitas keberlakuan suatu
peraturan perundang-undangan di masyarakat dan
memberikan legitimasi atau dukungan politik terhadap
pembentukan suatu peraturan perundang-undangan
LAMPIRAN CONTOH CBA
CONTOH UU BPJS
Identifikasi Masalah

 Tidak semua anggota masyarakat mendapat pelayanan kesehatan


yang sama
 Kesehatan masyarakat menciptakan eksternalitas (jasa publik) –
mekanisme pasar tidak akan menyediakan kesehatan universal nya
sehingga perlu (justifikasi) intervensi pemerintah
 UUD 45 menjamin hak warga negara mendapatkan pelayanan
kesehatan & pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan
 UU 24/2011 ttg BPJS disusun untuk melaksanakan UU 40/2004 dan
keputusan MK

 Bagaimana menghitung Biaya dan Manfaat dari UU ini


Identifikasi Manfaat dari UU BPJS

• Manfaat makro dari jaminan kesehatan universal


• Kesejahteraan yang lebih tinggi akibat masyarakat yang
lebih sehat
• Produktifitas tenaga kerja yang lebih tinggi
• Kesempatan kerja baru bagi penyedia jasa kesehatan
(dokter, perawat)
• Pertumbuhan sektor kesehatan yang lebih tinggi
• Manfaat mikro jaminan kesehatan universal
• Pengeluaran/anggaran kesehatan yang lebih rendah
• Penerimaan iuran bagi pelaksana BPJS
Mengumpulkan Informasi Manfaat &
Biaya
• Menurut informasi PT ASKES telah melayani 120 juta penduduk,
yang berarti ada ~120 juta penduduk (dari 240 juta penduduk) yang
belum dilayani
• Asumsi iuran bagi BPJS tahun 2014 sekitar IDR 150.000 per
peserta
• Proyeksi jumlah claim yang masuk ke BPJS sebesar IDR 133.000
per peserta
• Asumsikan pendaftaran anggota baru terjadi bertahap selama 4
tahun (30 juta pertahun)
• Menurut literatur produktivitas pertahun lebih tinggi senilai 1%
dari PDB tahun 2015 (~ IDR 113 triliun)
• Tingkat bunga alternatif terbaik diasumsikan 5%
• Biaya operasional adalah 6.47% dari penerimaan
COST AND BENEFIT ANALYSIS UU BPJS
(HYBRID)  general/umum
No Stakeholder ANALYSIS
Benefit Cost
Kuantitatif (monetized)
PRESENT VALUE DARI PROYEKSI 4 TAHUNAN DAN PRESENT VALUE DARI PROYEKSI 4 TAHUNAN DAN
SETERUSNYA SETERUSNYA
Iuran Claim
31,5 Trilyun (A) 27,93 Trilyun (c)
(IDR 150.000) (IDR 133.000)
1 PEMERINTAH
Produktifitas Operasional Cost
• Kementeria 2,0380 Trilyun (D)
n 116,6 Trilyun (B)
Kesehatan Opportunity Cost 1,2 Trilyun (E)
• Badan
Penyelengg TOTAL 148,1 Trilyun TOTAL 31,168 Trilyun
ara Jasa Kuantitatif (non-monetized)
Sosial - Penerimaan iuran BPJS th 2014 sebesar 18 T atau
Kesehatan sekitar IDR 150.000 per peserta BPJS Biaya operasional adalah 6,47% dari penerimaan
Subsidi pemerintah utk BPJS adalah IDR 24 T
pertahun
Tingkat bunga alternatif 5% terbaik diasumsikan
Kualitatif
Peningkatan kesejahteraan karena produktifitas Penyediaan pelayanan/operasional dan anggaran
Terbukanya lapangan kerja Pengawasan pelayanan kesehatan
Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan
Pemerataan pelayanan kesehatan diberbagai
daerah

Catatan: proyeksi ini merupakan simulasi kondisi secara


Detail Perhitungan Manfaat (benefit) UU BPJS
Tahun TOTAL
Manfaat Rumus
1 2 3 4 Seterusnya Present Value

Rp. 150,000,- Rp. 150,000,- Rp. 150,000,-


a x (b + (q.n- Rp. 150,000,-
x (120jt + x (120jt + x (120jt + a x (b + (q.n-1))
X 120jt =
1)) (30jt.1) = (30jt.2) = (30jt.3) =

Penerimaan a = besar iuran


Iuran (IDR) b = jumlah
(A)
penduduk mula-
mula
q = kenaikan 18T 22,5 T 27 T 31,5 T 31, 5 T
jumlah penduduk
n = Tahun

Pn = Pn-1 + 1% x
Pn-1 113 T + 1% x 114,3 T + 1% x 115,443 T + 1%
113 T
113 T 114,3 T x 115,443 T
Peningkatan Asumsi literatur
Produktivitas produktivitas
(IDR) (B) pertahun lebih
tinggi senilai 1%
dari PDB (IDR
113 triliun) 113 T 114,3T 115,443 T 116,6 T ~ 116,6T

Total 148, 1 T
Detail Perhitungan Biaya (cost) UU BPJS
Tahun TOTAL
Manfaat Rumus
1 2 3 4 Seterusnya Present Value
a x (b + (q.n-1)) Rp. 133,000,- Rp. 133,000,- Rp. 133,000,-
Rp. 133,000,-
x (120jt + x (120jt + x (120jt + a x (b + (q.n-1))
a = besar iuran X 120jt =
(30jt.1) = (30jt.2) = (30jt.3) =
b = jumlah
Claim (c) penduduk mula-
mula
q = kenaikan 15,96 T 19,95 T 23,94 T 27,93 T 27,93 T
jumlah penduduk
n = Tahun

6,47 % x 18 T 6,47 % x 22,5 T 6,47 % x 27 T 6,47 % x 31,5 T


Persentase Biaya
Operasional Operasional (Data
(D) BPS) x Iuran
Tahun ke-n
1,1646 T 1,4558 T 1,7469 T 2,0380 T 2,0380 T

24 T x 5% 24 T x 5% 24 T x 5% 24 T x 5%
Opportunity (data proyeksi
Cost (E) sektor kesehatan)
1,2 T 1,2 T 1,2 T 1,2 T 1,2 T

Total 31,168 T
NO STAKEHOLDER ANALYSIS

BenefitCost
Kuantitatif (monetized)
Penerimaan pembayaran claim

Penyedia Jasa
2 Ksehatan Kuantitatif (non-monetized)
- Profesi Jasa
Ksehatan (dokter,
perawat)
- Rumah Sakit
- Puskemas
- Klinik Kualitatif
Produktifitas semakin tinggi Pengeluaran anggaran kesehatan dan operasional
Kesempatan kerja terbuka semakin luas bagi
tenaga kesehatan dan semakin dinamis
Peningkatan pertumbuhan sektor kesehatan Peningkatan pelayanan harus ditingkatkan

Benefit Cost
Kuantitatif (monetized)

3 MASYARAKAT Kuantitatif (non-monetized)


Total sekitar 240 juta penduduk  yang terlayani 120 Asumsi pendaftaran baru bertahap 4 Tahun (30 Juta
- Pengguna Jasa juta (data PT ASKES) pertahun)
Jumlah claim masuk ke BPJS sebesar IDR 16 T (~IDR
133.000 per peserta)

Kualitatif
Masyarakat lebih produktif Membayar iuran ksehatan
Masyarakat lebih sehat
Masyarakat lebih sejahtera
Keputusan

• Membandingkan PV Manfaat (Benefit) dan PV Biaya


(Cost)
• Benefit/Cost ratio > 1 (rasio lebih dari 1 maka manfaat
lebih besar dari biaya UU bisa diterima)
• B/C ratio = 148,1 triliun/31,168 triliun
= 4.75 > 1  (usulan) UU bisa diterima
Selamat Mempraktikan
RIA dan CBA
👍👍
dianisadiawati@Upnvj.ac.i
d
08161822614

Anda mungkin juga menyukai