Oleh :
Kelompok I
c) Peramalan
Pemindaian dan pemantauan berkaitan dengan peristiwa dan tren di
lingkungan umum pada suatu titik waktu. Saat meramalkan, analis
mengembangkan proyeksi yang layak tentang apa mungkin terjadi, dan seberapa
cepat, sebagai hasil dari perubahan dan tren yang terdeteksi pemindaian dan
pemantauan. Misalnya, analis mungkin memperkirakan waktu yang akan datang
diperlukan untuk teknologi baru untuk mencapai pasar, lamanya waktu sebelum
prosedur pelatihan perusahaan yang berbeda diperlukan untuk menangani
perubahan yang diantisipasi dalam komposisi tenaga kerja, atau berapa lama
waktu yang akan berlalu sebelum perubahan dalam kebijakan perpajakan
pemerintah memengaruhi pola pembelian konsumen.
d) Menilai
Tujuan dari penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi dari
efek perubahan lingkungan dan tren pada manajemen strategis perusahaan.
Melalui pemindaian, pemantauan, dan peramalan, analis dapat memahami
lingkungan umum. Selangkah lebih maju, maksud dari penilaian adalah untuk
menentukan implikasi dari pemahaman itu organisasi. Tanpa penilaian,
perusahaan dibiarkan dengan data itu mungkin menarik tetapi relevansi
kompetitifnya tidak diketahui. Terlepas dari pentingnya mempelajari lingkungan,
bukti menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil perusahaan yang menggunakan
formal proses untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi tersebut. Jadi,
meskipun mengumpulkan dan mengatur informasi itu penting, menginvestasikan
uang dalam interpretasi yang tepat dari kecerdasan itu mungkin sama pentingnya.
Dengan demikian, setelah informasi diperoleh dikumpulkan, menilai apakah tren
di lingkungan mewakili suatu peluang atau ancaman sangat penting.
Menurut (Hitt et al 2007; Barney dan Hestery 2015; Porter 1980) Intensitas
persaingan industri dan potensi keuntungan industri merupakan fungsi dari lima
kekuatan persaingan yaitu ancaman yang ditimbulkan oleh pendatang baru,
kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, substitusi produk, dan intensitas persaingan
di antara para pesaing (lihat Gambar 2.2).
Gambar 2.3 Lima Kekuatan Model Kompetisi
Sumber: (Hitt et al 2007; Barney dan Hestery 2015)
Produk pengganti adalah barang atau jasa dari luar industri tertentu yang
menjalankan fungsi yang sama atau sama dengan produk yang diproduksi oleh
industri tersebut.
Jawab:
- Segmen Demografis
a) Ukuran Populasi
b) Struktur Usia
c) Campuran Etnis
d) Distribusi Pendapatan
- Segmen Ekonomi
a) Program dukungan operasional kemitraan, yang dijalankan diharapkan
memberikan dampak positif terhadap pasokan TBS bagi perusahaan dan
dampak peningkatan ekonomi masyarakat khususnya petani kelapa sawit.
Adapun program tersebut meliputi paket Kemitraan infrastruktur,
Kemitraan transport dan Kemitraan pupuk.
b) Perseroan yang telah berkiprah lebih dari 30 tahun dalam industri kelapa
sawit turut memberikan sumbangsih dalam upaya pemerataan ekonomi,
salah satunya dengan penyerapan tenaga kerja di wilayah perusahaan
berada (kontribusi UN SDGs 8). Sampai dengan akhir tahun 2019, Perseroan
telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi 38,625 orang yang tersebar di
kantor pusat Jakarta dan 44 anak perusahaan di Pulau Jawa, Sumatra,
Kalimantan dan Sulawesi.
c) Program Kampung Berseri Astra merupakan program yang berfokus pada
peningkatan ekonomi berbasis masyarakat yang memiliki keunggulan
potensi ekonomi lokal yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi
masyarakat desa melalui penciptaan peluang kegiatan ekonomi. Program ini
merupakan upaya perusahan berkolaborasi dengan masyarakat dan
pemerintah desa untuk mewujudkan wilayah pedesaan di sekitar
perusahaan menjadi produktif yang memiliki produk-produk unggulan desa.
Kegiatan program KBA menekankan kepada kegiatan pelatihan,
pendampingan, penguatan kelembagaan, bantuan prasarana, hingga
fasilitas modal usaha dan pemasaran. Hingga tahun 2019, Perseroan telah
mengidentifikasi potensi desa yang dapat dikembangkan menjadi Kampung
Berseri Astra dengan sebaran: 64 Desa di wilayah Sumatera, 31 Desa di
wilayah kalimantan dan dan 92 Desa di wilayah Suawesi. Dari 150 desa yang
potensial untuk dikembangkan menjadi Kampung Berseri Astra, 30 desa di
antaranya memiliki potensi ekonomi dalam bidang pengembangan usaha
non sawit yaitu usaha ikan asap, budidaya ikan lokal, budidaya gumbili
(sejenis umbian), jagung, semangka, peternakan ayam dan usaha pandai
besi.
- Segmen Politik atau Hukum
a) Undang-undang anti trust
b) Hukum perpajakan
c) Filosofi deregulasi
d) Hukum pelatihan tenaga kerja
e) Filsafat dan kebijakan pendidikan
- Segmen Sosial Budaya
a) Wanita dalam angkatan kerja
b) Keragaman Tenaga kerja
c) Sikap tentang kualitas kehidupan kerja
d) Kekhwatiran tentang lingkungan
e) Pergeseran dalam pekerjaan dan preferensi karier
f) Pergeseran preferensi terkait karakteristik produk dan layanan
- Segmen Teknologi
a) Inovasi produk yaitu untuk mencegah meledaknya populasi OPT secara
mendadak, Perseroan menerapkan Sistem Peringatan Dini (EWS) yang
didukung dengan pemanfaatan teknologi pemetaan digital. EWS dilakukan
untuk mengetahui data populasi hama, penyakit dan keberadaan musuh
alami dan perkembangannya secara tepat dan akurat, yang dijadikan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terkait perlu atau tidaknya
melakukan pengendalian OPT lebih lanjut.
b) Pemantauan rutin secara berkala dilakukan menggunakan dua pendekatan,
yaitu melalui analisa citra landsat dengan teknologi penginderaan jarak jauh
citra satelit (Landsat 8 OLI) yang tersedia di Global Visual Viewer Survey
Amerika Serikat (USGS GloVis) dikombinasikan dengan sistem peringatan
perubahan tutupan hutan melalui The Global Land Analysis and Discovery
(GLAD) dan patroli langsung secara rutin di lapangan.
c) Penerapan pengetahuan
d) Fokus pengeluaran litbang yang mendukung swasta dan pemerintah
e) Teknologi komunikasi baru
- Segmen Global
a) Peristiwa politik penting
b) Pasar global yang kritis
c) Negara-negara industri baru
d) Atribut budaya dan kelembagaan yang berbeda
Jawab:
Peluang:
Dalam jangka panjang, prospek sektor kelapa sawit memiliki peluang yang
sangat baik. Pertumbuhan konsumsi minyak nabati dunia antara 2%-2,5% adalah
peluang pasar yang besar bagi Perseroan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
minyak sawit berada di posisi yang diuntungkan karena memiliki produktivitas
yang lebih tinggi dan menggunakan areal lahan yang lebih kecil dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak nabati lain. Dalam konteks tersebut Perseroan
berada di posisi yang tepat untuk meraih manfaat dari kondisi tersebut. Dewan
Komisaris optimis bahwa Perseroan akan terus berkembang. Untuk itu,
keunggulan yang dimiliki Perseroan, seperti di bidang riset dan pengembangan,
terus dikembangkan. Berbagai inovasi terus dilakukan oleh Perseroan untuk
menemukan model terbaik dalam mencapai tingkat produktivitas yang lebih
tinggi. Peningkatan produktivitas ini dilakukan dengan meneruskan program yang
sudah berjalan seperti (i) mekanisasi dan automasi, (ii) penelitian untuk
pengembangan benih unggul, (iii) peremajaan tanaman (replanting), (iv)
melanjutkan operasi industri hilir yang sudah berjalan, serta (v) meningkatkan
volume penjualan melalui (a) pengembangan kerjasama dengan kebun masyarakat
sekitar dan (b) pembelian CPO eksternal. Selain dalam bidang perkebunan kelapa
sawit, Perseroan telah melakukan diversifikasi dengan mengembangkan
peternakan sapi dalam bentuk pengembangbiakan (breeding) dan penggemukan
(fattening) sebagai usaha Perseroan untuk berkontribusi ke upaya pemenuhan
kebutuhan protein nasional.
Kemudian, demografi penduduk Indonesia, sebagian besar adalah
usia produktif. Peluang selanjunya adalah pertumbuhan teknologi di bidang
mekanisasi perkebunan dan otomasi pengolahan hasil perkebunan, serta
perkembangan bioteknologi yang mempunyai dampak dalam peningkatan
produksi (pengembangan agensia hayati yang kami lakukan meliputi
pengembangbiakan serangga predator (Sycanus sp.) bakteri Bacillus thuringiensis,
Metarhizium sp. dan vi MNPV Multiple Nucleo Polyhidro Virus (MNPV)).
Ancaman:
1. Fluktuasi harga karena resesi global mempengaruhi harga CPO
2. Hambatan perdagangan oleh negara-negara penghasil minyak nabati
kompetitor minyak kelapa sawit.
3. Kebijakan moratorium atas fungsi areal kehutanan menjadi perkebunan
(otorisasi legal untuk menunda pembayaran utang atau kewajiban tertentu selama
batas waktu yang ditentukan)
4. Fluktuasi nilai tukar mata uang
5. Harga pupuk fluktuatif
6. Risiko katastropik
167
Isu deforestasi hutan oleh para pelaku bisnis di industri kelapa
sawit
Pengelolaan limbah dari industri kelapa sawi
t
, yang sering menjadi
sorotan dari masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat
fluktuasi kondisi perekonomian global, adanya isu global warming, black campaign
mengenai minyak sawit/CPO Indonesia.