Pengendalian Infeksi
Rita Ismail
Maret 2024, UPNVJ
Pendahuluan
Komplikasi/insiden yang
Healthcare paling sering terjadi di
Associated pelayanan kesehatan
Infections
(HAIs)
CDC: 1.7 million /th,
Kematian 99.000/th
PerMen Kes No 27 Th 2017
Ttg Pedoman Pencegahan
Dan Pengendalian Infeksi Setiap saat 1.4 juta
First Global Patient orang di dunia
Safety Challenge terpapar HAIs
(2004)
Dasar Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Your Text Here Your Text Here Your Text Here Your Text Here
b. penggunaan antimikroba
secara bijak
c. bundles
Tenaga Kesehatan yang tidak 05 01 Pada semua tatanan Yankes baik rawat
melindungi dirinya sendiri dari kontak jalan maupun rawat inap.
dengan benda-benda yang infeksius.
www.free-powerpoint-templates-design.com
Dimana PPI diterapkan?
COVID-19
Virus Disinfection
Penerapan PPI diterapkan terhadap infeksi terkait
pelayanan HAIs dan infeksi yang bersumber dari
masyarakat
Dalam pelaksanaan PPI pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan harus melakukan:;
a. surveilans.
• Tidak
• karena:
• akan meningkatkan terjadinya risiko self-contamination
atau
• terjadinya penularan infeksi terhadap orang lain akibat
terkontaminasinya permukaan lingkungan karena tidak
dibukanya sarung tangan dan tidak dilakukannya
kebersihan tangan.
• Oleh karena itu, pada area publik, selain physical distancing, WHO
merekomendasikan penempatan sarana kebersihan tangan pada
pintu masuk dan keluar.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Pengelolaan limbah
6. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
7. Kebersihan lingkungn
8. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
KEWASPADAAN STANDAR 2
Kebersihan pernapasan
(etika batuk/bersin)
pernapasan akut serta harus sering membersihkan tangan, terutama setelah kontak langsung
BENAR SALAH
• Masyarakat jangan
menggunakan masker yang
diperuntukkan bagi tenaga
kesehatan
• Nakes tidak perlu menggunakan
masker yang diperuntukkan
untuk pekerja industri
PEMAKAIAN MASKER
SALAH BENAR
Jangan Mengalungkan masker
Jangan Menempatkan masker di dahi
Jangan Menempatkan di bawah hidung
Jangan Menempatkan hanya pada hidung
Jangan Menempatkan pada dagu
Jangan Menggantungkan pada telinga
Jangan Meletakan pada lengan
APA BUKTI
PENYEBARAN
MELALUI
KERUMUNAN ?
Kewaspadaan
standar 3:
Alat Pelindung Diri
(APD)
Apakah WHO atau CDC telah merubah moda
transmisi penularan pada buku pedoman ?
• Tidak!
• Sampai saat ini WHO dan CDC masih
merekomendasikan Kewaspadaan Standar
dan Kewaspadaan berdasar transmisi
Droplet/Kontak
• Kewaspadaan Airborne diterapkan hanya
saat melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol atau dalam keadaan
tertentu, seperti ruangan tertutup atau
sirkulasi udara buruk, kontak erat: jarak
< 1meter, dan > 15 menit
Airborne transmission – belum cukup bukti sebagai moda utama
Analisis 75,465 COVID-19 kasus di China: tidak ada laporan airborne transmission.
Yang ada, akibat aerosol generating procedures (AGPs): tracheal intubation, non-invasive ventilation,
tracheotomy, cardiopulmonary resuscitation, manual ventilation before intubation, bronchoscopy.
Beberapa publikasi deteksi of COVID-19 RNA pada sampel udara
• Studi eksperimen tidak menemukan aerosol saat pasien batuk (e.g. van Doremalen N et al, NEJM 2020)
• Laporan dari pasien simtomatik COVID-19 yang dirawat yang tidak dilakukan AGPs
o Sample udara positif berisi fragmen virus terdeteksi dengn RT-PCR dalam bentuk microdroplets: Liu
Y et al, 2020, bioRxiv preprint; Santarpia JL et al, 2020, medRxiv preprint;
• Deteksi COVID-19 RNA dalam konsentrasi sangat rendah (sehingga dianggap dibawah ambang
infectious inoculum)
• Deteksi RNA pada sampel udara berdasarkan pemeriksaan PCR tidak mengindikasikan kemampuan virus
untuk di transmisikan (Wölfel R, Nature 2020)
Minimalisir paparan langsung tanpa
perlindungan dengan darah dan cairan tubuh
SKENARIO KEBERSIHAN SARUNG JUBAH MASKER PERLINDUNGAN
TANGAN TANGAN MEDIS MATA
Selalu sebelum dan setelah
kontak pasien, dan setelah X
lingkungan terkontaminasi
Jika kontak langsung dengan
darah dan cairan tubuh, X X
sekresi, ekskresi, selaput
mukosa, kulit terbuka
Jika ada risiko percikan ke
tubuh tenaga kesehatan X X X
WHO: Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations Scientific brief 29 March 2020
Faktor yang harus dipertimbangkan pada indikasi penggunaan APD
let
f) Sepatu pelindung
op
dr
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan
&
ak
pelindung wajah (face shield)
nt
Ko
1.Transmisi penularan COVID-19 : droplet &
kontak
2.Transmisi airbone bisa digunakan pada 2. APD yang digunakan antara lain:
tindakan yg memicu terjadinya aerosol air a) Gaun/gown,
b
Dinamika - intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi
or
ne b) Sarung tangan,
c) Masker N95,
transmisi manual sebeulm intubasi, nebulasi &
broskopi, pemerikasaan gigi seperti scaler
d) Pelindung kepala,
e) Pelindung mata(goggles)
ultrasonic & high & high-speed air driven, f) Pelindung wajah (face shield)
pemeriksaan hdung & tenggorokan, g) Sepatu pelindung
pengambilan swab Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan
penggunaan apron
• Ventilasi yang baik, penggunaan dan disinfeksi toilet yang baik, dapat secara efektif
membatasi transmisi aerosol SARS-CoV-2.
• Kerumunan karier asimtomatik merupakan sumber potensi SARS-CoV-2.
• Aerosol virus di deposisi di APD dan lantai serta merupakan cara transmisi potensial,
untuk itu sanitasi yang efektif sangat penting untuk meminimalisir transmisi aerosol
SARS-CoV-2.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
9. Health-care worker safety
Apa itu dekontaminasi?
Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.
Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
Apa itu dekontaminasi?
Pada langkah pertama, kontaminasi material asing dilepaskan
secara fisik, seperti debu, kotoran. Langkah ini juga akan
Pembersihan melepaskan material, seperti darah, sekresi, ekskresi dan
mikroorganisme, untuk mempersiapkan alat medis untuk
didisinfeksi atau disterilisasi.
muntah.
WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
a). Rendam peralatan bekas pakai dalam air dan detergen atau enzyme lalu dibersihkan
dengan menggunakan spons sebelum dilakukan Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau
sterilisasi.
b) Peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius harus didekontaminasi terlebih dulu
sebelum digunakan untuk pasien lainnya.
c) Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan sesuai prinsip -35-
pembuangan sampah dan limbah yang benar. Hal ini juga berlaku untuk alat yang dipakai
berulang, jika akan dibuang.
d) Untuk alat bekas pakai yang akan di pakai ulang, setelah dibersihkan dengan
menggunakan spons, di DTT dengan klorin 0,5% selama 10 menit.
f) Untuk peralatan yang besar seperti USG dan X-Ray, dapat didekontaminasi
permukaannya setelah digunakan di ruangan isolasi.
Gambar 20. Alur Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
9. Health-care worker safety
Pembersihan lingkungan di ruang/area isolasi
• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk
menghindari kontaminasi
• Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan
• Jika linen sangat kotor
• Bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan serta
menggunakan benda yang datar dan keras
• Buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah
• Tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas (seperti
kantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
9. Health-care worker safety
PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI PERMUKAAAN LINGKUNGAN TERKAIT
COVID-19
quartenary ammonium, tidak direkomendasikan karena mempunyai efek simpang pada tenaga kesehatan
• Spraying permukaaan lingkungan baik di fasilitas perawatan kesehatan dan non-kesehatan, seperti peralatan rumah tangga dengan
disinfeksi tidak efektif dalam melepaskan material organik dan mungkin tidak menjangkau permukaaan yang terhalang obyek, linen
yang terlipat atau permukaan yang mempunyai rancangan rumit. Bila disinfeksi semacam ini tetap harus digunakan, maka harus
dilakukan dengan lap atau digosok dengan menggunakan kain yang sudah direndam disinfektan.
• Beberapa negara menyetujui aplikasi fogging sebagai Teknik no-touch untuk penggunaan disinfeksi kimiawi (a.l. uap hydrogen
perioksid).
WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
• Spraying permukaan berpori, seperti trotoar
Spraying disinfektan dan dan tepi jalan tanpa aspal, juga kurang efektif.
Meski tidak ada bahan organik, spraying
no-touch methods lain kimiawi tidak mungkin menjangkau seluruh
permukaan dengan jangka waktu yang cukup
untuk menginaktivasi patogen.
Spraying atau fumigation ruang • Jalan dan tepi jalan bukan merupakan
outdoor, seperti jalan atau sumber infeksi COVID-19. Oleh karena itu,
pasar, tidak spraying desinfektan, meski outdoor,
berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
direkomendasikan untuk
membunuh virus COVID-
19 atau patogen lain,
karena disinfektan akan
diinaktivasi oleh kotoran dan
debu, dan tidak mungkin untuk
membersihkan dan
menyingkirkan senyawa organik
pada keadaan ruang seperti ini.
WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Iradiasi ultraviolet (UV)
Teknologi ini digunakan saat terminal cleaning, jadi tidak
menggantikan kebutuhan prosedur pembersihan secara manual,
untuk itu apabila menggunakan no-touch disinfection technology,
lingkungan harus dibersihkan secara manual terlebih dahulu
dengan menggosok atau menyikat untuk melepas bahan organik.
Faktor faktor yang memengaruhi efikasi alat UV
1.Jarak dari alat UV
2.Dosis radiasi
3.Panjang gelombang
4.Waktu paparan
5.Penempatan
6.Lama penggunaan
7.Arah secara direk atau indirek
8.Luas dan bentuk ruang
9.Intensitas
10.Refleksi
WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
Proses pengelolaan limbah
Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawab semua
staf
KESIMPULAN