Anda di halaman 1dari 56

RESERTIFIKASI PPI

Komite PPI - 2023


DEFINISI PPI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah upaya
perlindungan pada:
 Komunitas atau individu yang rentan tertular infeksi baik pada
komunitas public
 Orang-orang yang mendapatkan perawatan akibat penyakit
yang dideritanya
 Tenaga kesehatan
 Pengunjung & keluarga penderita
dari tertularnya dan menularkan penyakit di rumah sakit
dan pelayanan kesehatan lain.
Tujuan Pembelajaran
Setelah menerima materi ini, Anda dapat:
 Memahami konsep dasar
 Segitiga epidemiologi
 Rantai infeksi dan konsep infeksi
 Program Pencegahan dan pengendalian infeksi
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pengelolaan limbah
 Memahami peran petugas dalam mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit
 Mengimplementasikan
 Kewaspadaan Isolasi ( kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi)
 Dapat melakukan hand hygiene benar dan tepat sesuai indikasi
 Dapat memakai APD benar dan tepat sesuai indikasi
 Mengetahui sumber informasi dan konsultasi mengenai infeksi
Segi Tiga Infeksi (Maussner)
Penderita
Host Dokter
Perawat
Analis & sanitasi
Cleaning Service dll

Virus,
Bakteri, Alat
Jamur, Bahan
Parasit Lingkungan RS
Agent Environment
Rantai Penularan Infeksi
Agen Infeksi
Bakteri
Virus
Host yang Rentan Jamur
Neonatus Protozoa
Diabetes Cacing Sumber
Immunosuppressed Orang
Peny Cardiovask Alat
Air

Cara masuk Cara keluar


Luka Kulit Ekskresi
Mukosa Cara transmisi
Kontak Langsung / benda Sekresi
Saluran cerna / nafas /
mati Droplet
kencing
Injeksi/ telan Kulit
udara/aerosols
Metode Memutus Rantai Penularan

K. Kendall, 2003
Definisi HAIs
Hospital-acquired/nosocomial infections, juga disebut infeksi “nosokomial”

“Sebuah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit atau
pelayanan kesehatan lainnya dimana infeksi tersebut tidak terjadi atau dalam masa
inkubasi ketika pasien MRS, dan/atau infeksi muncul setelah pasien pulang, serta infeksi
yang dialami oleh petugas kesehatan akibat pekerjaannya.”

Kriteria

Sebelum MRS Di RS tidak


tanda klinik dalam masa
Dampak HAIs
 Bagi Px:
 Morbiditas dan Mortalitas 
 LoS dan beban finansial 
 Kecacatan jangka panjang
 Bagi dokter/ Perawat/ Tenaga Kesehatan
lain:
 Risiko Tertular HAI 
 Morbiditas dan Mortalitas 
 Bagi Rumah Sakit/Pelayanan Kesehatan:
 Mutu Pelayanan 
 Tuntutan Hukum
Core Intent PPI dalam Standar JCI
Prevention & Control of Infection (PCI) ~ PCI.1-PCI.15

Komprehensif melibatkan semua level (dokter,


SDM yang berkualifikasi perawat, penunjang). Diatur dalam sebuah
mekanisme koordinasi yang integratif.
PROGRAM PPI
PCI.1 - 5 Didukung Sarpras, tenaga & Sistem Informasi
Sesuai dengan ilmu pengetahuan terkini
dan standar/perundangan yang berlaku Melaporkan hasil program PPI ke Dinas Kesehatan dan
unit terkait

Hasil Surveilans Analisis trend


Program mencakup semua area RS PROGRAM PENGENDALIAN &
termasuk pasien, petugas dan pengunjung PENURUNAN HAIs
PCI.5/5.1 Identifikasi masalah & potensi outbreak
Dengan cara melakukan surveilans infeksi:
1. Device-related Inf. (VAP, CAUTI, CLABSI, Penentuan strategi pengendalian
Plebitis)
2. Procedure-related (SSI)
3. Organisme signifikan (eg.: MDRO)
Desain ulang proses yang ada
4. Emerging/re-emerging disease
Core Intent PPI dalam Standar JCI
Prevention & Control of Infection (PCI) ~ PCI.1-PCI.15

Limbah medis & Handling dan diposal limbah


Identifikasi semua risiko infeksi pada semua proses, penanganan jenazah benda tajam & jarum
area dan prosedur
MANAJEMEN RISIKO INFEKSI
PCI. 6– 11 Keamanan makanan
CSSD, Laundry & Linen
Penentuan strategi, edukasi, pembuatan Desain fasilitas (gedung, tata
kebijakan/SPO dan perubahan praktik untuk Sistem ventilasi tekanan udara, dll.) ICRA pada saat
menurunkan risiko infeksi negatif & positif renovasi, kontruksi & demolisi

Kewaspadaan Barrier & Isolasi


Praktik Kewaspadaan Isolasi & Barrier Manajemen apabila terjadi Influx Pasien Infeksi menular
PCI.12

HH: benar momen, benar bahan, benar caranya, tepat APD & Hand Hygiene APD: benar indikasi, benar alat, benar & urut cara pakai &
waktunya PCI. 13 lepas, benar pemeliharaan

Strategi perbaikan praktik PPI harus selaras dengan Quality Improvement Integrasi dengan Komite Mutu, KPRA, Benchmark & hasil
prinsip Quality Improvement PCI.14 analisis dilaporkan pada pimpinan tiap tiga bulan

Semua orang harus diedukasi tentang kebijakan & Pendidikan & Pelatihan
PCI.15 Edukasi pada petugas maupun pasien dan keluarganya
prosedur PPI & data terkini tentang PPI di RS
KEWASPADAAN ISOLASI

Komite PPI RSUD Dr Soetomo Surabaya


Infeksi

Pengendalian Pencegahan
Pemantauan HAIs, MDRO/ Kewaspadaan Bundle
Kewaspada
significant organism, an Standar
Berbasis Pencegahan
Transmisi Infeksi
Emerging/re-emerging disease
11 KEWASPADAAN
STANDAR
STANDARD PRECAUTIONS
11 hal-hal minimal untuk mencegah dan mengendalikan infeksi
1. Hand Hygiene
2. Alat Pelindung Diri
3. Perawatan Peralatan Pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan pasien
6. Penatalaksanaan linen
7. Kesehatan karyawan (vaksinasi SPO
& penanganan benda Standar
tajam/jarum) Prosedur
8. Penempatan pasien Operasional
9. Etika Batuk
10. Praktik menyuntik yang aman
11. Praktik untuk lumbal punksi
ICU: Bermacam-macam Sumber Patogen
Mode Transmisi Infeksi

Infeksi Infeksi Infeksi dari


mandiri Silang lingkungan Udara

Makanan Debu

Disinfektan, Infus/
air, dll. IV
Kateter

Respirator Bedpan/
dan alat tempat
Tenaga bantu napas cuci
pasien kesehatan/ pasien
pasien lain
Endoscope
STANDARD PRECAUTIONS

 Lakukan kewaspadaan standar


pada SEMUA pasien, walaupun
belum ada suspek atau
konfirmasi infeksi.

 Dan ketika ada risiko kontak


dengan:
 Darah
 Sekresi atau ekskresi tubuh
 luka
 Membran mukosa
What are the 10 most common causes of infection?

Your hands!

The basic principle of infection prevention and control is hygiene.


1 STANDARD PRECAUTIONS Capaian kepatuhan HH
Hand Hygiene tahun 2022 sebesar 87%

 Cuci Tangan
 Pada 5 momen hand hygiene:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptik
 Setelah terpajan cairan tubuh
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah menyentuh lingkungan pasien

 DAN
 Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan
 Antara 2 prosedur berbeda pada pasien yang
sama
Infection Prevention: Hand Hygiene

HANDWASH
HAND HYGIENE • Cuci tangan dengan air dan sabun, ketika:
• Terlihat kotor atau terkontaminasi oleh cairan tubuh
• Setelah dari kamar mandi
• Selama 40-60 detik
• Setelah memakai alkohol handrub selama 10-15 kali handrub

HANDRUB
• Gunakan alkohol handrub, untuk:
• Kebersihan tangan rutin
• Setelah memakai tangan anda untuk menutup bersin atau
batuk
• Lakukan selama 20-30 detik
Alat Pelindung Diri (APD)
 Alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir
petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh,
sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien

 Melindungi pasien dari Mikroorganisme yang ada pada petugas


kesehatan dan sebaliknya

 Jenis APD: Tutup kepala,kaca mata,masker (pelindung


wajah),sarung tangan,baju pelindung,pelindung kaki
JENIS JENIS APD
1.SARUNG TANGAN
2.MASKER
3.GOGGLE & PERISAI
WAJAH
4.GOWN/ GAUN
5.PENUTUP KEPALA
6.SEPATU PELINDUNG
Alat Pelindung Diri
Sarung tangan
 SEBELUM prosedur yang melibatkan kontak dengan darah atau cairan
tubuh, luka, atau membran mukosa
 SEBELUM menyentuh benda yang berpotensi terkontaminasi
 GANTI sarung tangan setelah menyentuh benda infektif, misal: feses atau
drainase luka. DAN sebelum keluar dari area/lingkungan seorang pasien

Gaun
Gunakan gaun apabila ada risiko semprotan dan
percikan darah, cairan tubuh, sekresi atau
ekskresi.

Penutup kakilindungi dr tumpahan /percikan


bahan infeksius
Masker, goggle, pelindung wajah

Gunakan masker dan pelindung mata (pelindung mata, kaca


mata pelindung) atau pelindung wajah untuk melindungi
membran mukosa mata, hidung, dan mulut selama tindakan
yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya percikan
darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.

2-26
Alat Pelindung Diri (APD)
Pakai Melepas
Note
 Pastikan cairan tubuh pasien tidak menembus gaun. Jika gaun
terbuat dari kain maka dilapisi apron plastik .
 Jika APD bisa digunakan kembali maka harus dibersihkan
dengan deterjen, bilas air, bersihkan dengan klorin 0,1 %,bilas
dengan air bersih dan keringkan
 Untuk bahan yang tidak tahan klorin bisa membersihkan
dengan alkohol 70%
 Jika ada resiko terpapar cairan tubuh pada kaki maka gunakan
sepatu booth. Gunakan sepatu kerja untuk bekerja di RS
Standard Alat Pelindung Diri (APD)
1. Pelindung mata dan pelindung wajah untuk mencegah transmisi droplet.
2. Gaun lengan panjang (bersih, non-steril) dan sarung tangan untuk
mencegah transmisi kontak.
3. Gunakan satu set APD baru ketika akan merawat pasien, dan sarung tangan
baru saat pindah ke pasien lain.
4. Fokus untuk menghemat dan menggunakan kembali APD bila dibutuhkan.
5. Kebersihan tangan yang sesuai 5 momen, juga saat menangani antar pasien.
6. Hindari menyentuh mata, hidung, mulut atau masker
STANDARD PRECAUTIONS
Peralatan Perawatan Pasien

 Penanganan peralatan perawatan pasien akan


mencegah kontaminasi lanjutan pada area lain dan
penyebaran mikro organisme pada pasien lain dan
lingkungan.
 Buang peralatan single-use dengan benar.
 Pastikan alat yang akan digunakan sudah steril atau
didisinfeksi dengan benar ( sesuai klasifikasinya).
 Bersihkan dan disinfeksi peralatan yang dipakai oleh
lebih pada satu pasien (contoh: stetoskop,
termometer) dengan di swab alkohol.
Peralatan Pasien
Kelola sesuai klasifikasi
Klasifikasi Spaulding Pemrosesan
 Selalu periksa indikator biologis
& kimia untuk peralatan steril
Kritis – Risiko Tinggi Pre-Cleaning
Mengakses jaringan atau vascular Sterilisasi  CSSD  Patuhi instruksi pabrik untuk
Contoh: instrumen bedah, implan - Sterilisasi thermal/suhu tinggi disinfeksi tingkat tinggi & rendah
- Sterilisasi suhu rendah/ kimia
 Peralatan yang semestinya single
use, ada tanda:
Semi Kritis – Risiko menengah Pre-Cleaning
Mengakses membran mukosa/ kulit Disinfeksi Tingkat Tinggi  “DO NOT REUSE” atau
yang tidak intak - Perendaman dengan disinfektan  “DO NOT STERILIZE” atau
Contoh: alat bantu nafas, alat (perhatikan lama waktu & suhu)
anestesi, flexible scope
- Pembilasan dengan air steril  “DISPOSABLE/ SINGLE USE”
- Dikeringkan dengan alcohol/semprot
udara bersih  ada tanda 2 DICORET
Tidak boleh dipakai ulang,
Non-Kritis – Risiko rendah Pre-Cleaning kecuali ada kebijakan RS (jika
Menyentuh kulit Disinfeksi Tingkat Rendah sangat mahal atau sulit didapat)
Contoh: Bedpan, cuff tensimeter, - Dengan Air + Deterjen  Konsul ke PPI atau CSSD
stetoskop & lingkungan pasien
STANDARD PRECAUTIONS
Pengendalian Lingkungan Penatalaksanaan Linen &
 Buang limbah di tempat sesuai peruntukan: Peralatan Pasien
 Kuning: Sampah Medis
 Boks Kuning : Khusus benda tajam & jarum
 Ungu : Sampah Sitotoksik (obat kemoterapi)
 Coklat : Sampah Kimia/ Farmasi
 Penatalaksanaan linen harus meminimalkan
 Merah : Sampah Radioaktif risiko
 Hitam : Sampah Domestik/ Umum  kontaminasi pada linen bersih
 Informasikan pada housekeeping untuk mengambil box  Pencemaran lingkungan dari linen kotor
atau tempat sampah yang sudah ¾ penuh
 Buang lebih dahulu kotoran (misal: feses)
 Pengelolaan air bersih & limbah
dengan dibilas ke toilet
 Pemberantasan hewan pengganggu
 Linen kotor
 Pastikan kebersihan permukaan:
 desinfektan gunakan:  Dihitung dan dicatat
klorin 0,05% untuk permukaan tidak terkontaminasi  Dipilah antara linen infeksius dan non-
cairan tubuh pasien infeksius
klorin 0,5% untuk permukaan terkontaminasi cairan  Dimasukkan ke dalam kantong linen sesuai
tubuh pasien jenis (infeksius & non-infeksius) dan diberi
klorin 0,1 % untuk permukaan area isolasi Covid label
 Pastikan kebersihan permukaan  Tidak diperkenankan menghitung kembali
 Dinding, lantai, furniture linen yang sudah masuk ke kantong plastik
 Tempat tidur, meja pasien linen
 Penanganan tumpahan
kebersihan saluran nafas

Etika batuk
Setiap pengunjung Fasyankes wajib menggunakan masker dan menerapkan etika
batuk/bersin
Tutupi mulut anda apabila bersin dan batuk.
 batuk atau bersin harus menutup hidung dan mulut mereka dengan tisu,
saputangan atau lengan atas bagian dalam dengan muka menjauhi orang terdekat
 Apabila anda menggunakan tisu, buang tisu Anda setelah digunakan untuk
bersin/batuk.Kemudian cuci tangan Anda.
 Lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.
 Hindari tangan menyentuh mata, hidung atau mulut.
STANDARD PRECAUTIONS

Kesehatan Karyawan Penempatan Pasien

 Pastikan Anda sudah mendapat vaksin sesuai risiko di unit


 Pastikan identifikasi risiko memiliki
kerja Anda penyakit menular sebelum
menentukan penempatan pasien
 Jarum
 Dilarang melakukan re-capping jarum
 Penempatan sesuai dengan metode
 Buang jarum di kotak limbah tajam
transmisi patogennya (droplet,
airborne, kontak)
 Lakukan penatalaksanaan sesuai prosedur apabila tertusuk atau
terluka, lapor pembimbing klinik
 Droplet & kontak: ruang terpisah/
kohort
 Airborne: ruang isolasi
 Konsultasikan dengan Tim atau
Komite PPI

DO NOT RECAPE NEEDLES


Prosedur Injeksi & lumbal
punksi
 Praktik injeksi yang aman
 Pastikan jarum steril
 Hindari vial multi dosis, gunakan vial single dose

 Prosedur lumbal punksi


 Pakai masker pada insersi kateter pada saat
injeksi suatu obat ke area spinal/ epidural
3 Kategori Kewaspadaan Berbasis
Transmisi
Sebagai tambahan kewaspadaan standar, sesuai dengan cara
transmisi penyakit
Contact Precaution
Airborne Precaution
Droplet Precaution

SPO
Standar Prosedur
Operasional
CONTACT PRECAUTIONS

 Kategori berikut digunakan pada pasien yang


dikonfirmasi terinfeksi atau terkolonisasi oleh
mikroorganisme yang dapat ditransmisikan dengan
kontak langsung dan/atau benda di sekitar pasien
 Ruang privat/ kohort
 Sarung tangan, gaun dan apron (bila perlu)
sebelum masuk ke ruangan
 Transport, batasi transpor pasien antar ruangan,
batasi jika sangat perlu saja
 Peralatan perawatan pasien: gunakan satu alat
untuk satu pasien, hindari penggunaan bersama.
Jika tidak memungkinkan, cuci dan disinfeksi
sebelum digunakan ke pasien lain
Patogen Transmisi Kontak

 Methicillin-resistant S. aureus (MRSA)


 Vancomycin-resistant enterococcus (VRE)
 C. difficile
 Norovirus
 Multiply-drug resistant (MDR) gram negative rods (e.g., B.
cepacia, P. aeruginosa, Acinetobacter)

Semua organisme tersebut dapat bertahan di permukaan


lingkungan dalam waktu lama dan dengan mudah
terbawa oleh permukaan tangan
AIRBORNE PRECAUTIONS
 Dilakukan ketika pasien diketahui atau diduga
menderita penyakit yang ditularkan melalui
droplet nuklei udara (<5 microns)
 Ruang Isolasi
 Ruangan bertekanan negatif
 >6 pergantian udara per jam (ACH)
 Outlet udara langsung ke udara luar
 Pintu tertutup
 Untuk petugas kesehatan: gunakan pelindung
saluran napas
 Respirator N-95, pastikan Anda sudah
melakukan FIT TEST masker anda.
 Batasi transport pasien hanya pada saat
mendesak saja, jika terpaksa harus transport,
Patogen transmisi pakaikan masker bedah pada pasien
airborne
M. tuberculosis, Varicella, Zoster,
KEWASPADAAN AIRBORNE KHUSUS
Airborne + Kontak

 Dilakukan ketika pasien diketahui atau diduga menderita


penyakit yang ditransmisikan melalui droplet nuklei dan
kontak
 Ruang isolasi (harus memenuhi pedoman isolasi airborne)
 Petugas: APD untuk pernapasan
 Respirator N-95
 Pelindung mata: Pelindung wajah (face shield atau goggle)
 Gaun dan sarung tangan ketika masuk ke ruangan
 Batasi transport hanya ketika mendesak saja, jika terpaksa
harus transport, pakaikan masker bedah pada pasien
KEWASPADAAN AIBORNE KHUSUS

Patogen airborne khusus


 Flu Burung (Avian influenza)
 Monkey pox
 SARS Co-V
 Smallpox
 Viral hemorrhagic fever (e.g., Ebola,
Lassa)
DROPLET PRECAUTIONS
 Dilakukan pada pasien dengan penyakit
yang ditularkan melalui droplet besar (>5
microns) yang bisa berisiko tertular ketika
dilakukan prosedur medis tertentu atau
ketika batuk, bersin atau bicara
 Ruang privat/ kohort
 Petugas
 Masker bedah sebelum masuk ke ruangan atau
apabila bekerja 3 meter dari pasien
 Batasi transport pasien jika perlu saja, selama
transport, pakaikan masker bedah pada pasien
 Patogen terkait
N. meningitides infasif, RSV (Respiratory
Synctytial Virus), Bordetella pertussis, Rubella,
Mumps, Group A streptococcal pharyngitis,
Influenza
Bloodborne Pathogens & Occupational
Exposure
• Dapat berasal dari kontak semprotan atau percikan dengan
membran mukosa
• Melalui kulit yang tidak intak (luka, abrasi atau ruam)
• Tusukan atau sayatan dari jarum atau benda tajam yang
terkontaminasi

Apabila terjadi pajanan terhadap darah, cairan


tubuh, segera cuci dan laporkan kepada kepala
Unit/Instalasi dan mengisi form pelaporan
kecelakaan kerja/ insiden
PATOGEN BLOODBORNE
YANG TERTULAR MELALUI JARUM SUNTIK
Tiga Besar  Ebola virus infection
 Herpes simplex I
 Hepatitis B  Leptospirosis
 Hepatitis C  Malaria
 HIV  Marburg VHF
Lainnya  Mycobacterium marinum
 Argentinean VHF (Junín
 Mycoplasma caviae
virus) infection
 Blastomycosis
 Rocky Mountain spotted
fever
 Brucellosis  Syphilis
 Corynebacterium  Toxoplasmosis
diphtheria  Tuberculosis
 Cryptococcus  Varicella zoster
 Dengue  West Nile
 Diphtheria
Tarantola A, et al. AJIC 2006;34:367-75
PATOGEN BLOODBORNE

 Lakukan pratik pencegahan dan pengendalian infeksi,


dengan cara:
 Hand hygiene
 Gunakan peralatan dengan aman (penanganan jarum suntik)
 Buang jarum suntik dan benda tajam dengan aman
 APD yang sesuai

 Selalu terapkan STANDARD PRECAUTIONS setiap kali


Anda berisiko terpajan darah atau cairan tubuh
APD Penanganan COVID-19 di Indonesia
1.Tetapkan indikasi penggunaan APD dengan mempertimbangkan:
a.Risiko terpapar
b.Dinamika transmisi.
Transmisi penularan COVID-19 ini adalah droplet dan kontak.
Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan AGP/ Aerosol
Generating Procedure
2. Cara “ memakai “dengan benar
3. Cara “melepas” dengan benar
4. Cara mengumpulkan (disposal) setelah di pakai.
Pencegahan
Kebersihan tangan
Penggunaan APD
Membersihkan tangan secara teratur dengan
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan air (Masker)
mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan Menggunakan APD berupa masker yang
cairan antiseptic berbasis alcohol (handsanitizer) menutupi hidung dan mulut jika harus keluar
minimal 20-30 detik. Hindari menyentuh mata, rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang
hidung dan mulut dengan tangan yang tidak tidak diketahui status kesehatannya
bersih

Disenfeksi Permukaan Physical Distancing


Benda
Melakukan pembersihan permukaan benda
yang sering terjamah oleh tangan (lantai, meja, >1m Menjaga jarak > 1 meter dengan orang lain
untuk menghindari terkena droplet dari
kursi, gagang pintu, pegangan tangga, komputer orang yang batuk atau bersin
dan keyboard, remote, saklar lampu, toilet,
wetafel, dsb)
Pencegahan
Kelola Penyakit Penyerta
Menerapkan Pola Hidup
Mengelola penyakit penyerta / Bersih dan Sehat (PHBS)
komorbid agar tetap terkontrol
Meningkatkan daya tahan tubuh
dengan menerapkan pola PHBS
seperti konsumsi gizi seimbang,
aktivtas fisik minimal 30 menit
sehari, istirahat yang cukup
termasuk pemanfaatan kesehatan
tradisional
Menghindari kerumunan
Etika batuk
Membatasi diri terhadap interaksi
/ kontak dengan orang lain yang
Apabila sakit menerapkan etika
tidak diketahui status
batuk dan bersin. Jika berlanjut
kesehatannya
segera berkonsultasi dengan
dokter/tenaga kesehatan
setempat
Pencegahan

Kelola Kesehatan Jiwa 1. Emosi gembira


Mengelola kesehatan jiwa dan
kondisi optimal dari dukungan
psikososial dapat ditingkatan 2. Pikiran positif
melalui :

3. Hubungan sosial
yang positif
Menerapkan adaptasi
kebiasaan baru
Menerapkan adaptasi kebiasaan baru
dengan melaksanakan protocol
kesehatan dalam setiap aktivitas
Rangkuman
 Sebagai petugas kesehatan yang merawat pasien, Saudara harus:
 Selalu menerapkan kewaspadaan isolasi (standar & berbasis transmisi)
 Hand Hygiene, APD, Perawatan Peralatan Pasien, Penatalaksanaan linen, Pengendalian
lingkungan, Etika Batuk, Praktik menyuntik yang aman, Praktik untuk lumbal punksi
 Kewaspadaan airborne, droplet, kontak (APD, penempatan)
 Menjadi pioneer pelaksanaan upaya PPI di lingkungan Saudara
 Aktif dalam komunikasi (pelaporan & konsultasi) apabila terjadi kejadian
yang berkaitan dengan PPI
Rangkuman

 Infeksi di RS dapat ditransmisikan melalui kontak, droplet


dan airborne (udara)
 Pelaksanaan Kewaspadaan Standar dapat mencegah
transmisi penyakit kepada Anda dan orang lain
 Penggunaan APD yang benar dan sesuai serta
penanganan benda tajam yang benar dapar menurunkan
risiko pajanan terhadap pathogen bloodborne
 Hand hygiene menurunkan risiko transmisi organisme
patogenik
Kontak dengan PPI
 Apabila Anda membutuhkan informasi, konsultasi, saran,
pelaporan dan masukan tentang praktik pencegahan dan
pengendalian infeksi, dapat menghubungi Sekretariat Komite PPI

Sekretariat Komite PPI RSUD Dr. Soetomo


Komplek RIK
email: ppi.soetomo@gmail.com
Telp 1160

Anda mungkin juga menyukai