Anda di halaman 1dari 61

Infeksi Nosokomial

Dr.dr. Agung Cahyono T, M.Si


Segi Tiga Infeksi (Maussner)
Penderita
Host Dokter
Perawat
Analis & sanitasi
Cleaning Service dll

Virus,
Bakteri, Alat
Jamur, Bahan
Parasit Lingkungan
Agent Environment RS
Rantai Penularan Infeksi
Agen Infeksi
Bakteri
Virus
Host yang Rentan Jamur
Neonatus Protozoa
Diabetes Cacing Sumber
Immunosuppressed Orang
Peny Cardiovask Alat
Air

Cara masuk Cara keluar


Luka Kulit Ekskresi
Mukosa Cara transmisi
Kontak Langsung / Sekresi
Saluran cerna /
benda mati Droplet
nafas / kencing
Injeksi/ telan Kulit
udara/aerosols
Metode Memutus Rantai Penularan

K. Kendall, 2003
Definisi HAIs
Hospital-acquired/nosocomial infections, juga disebut infeksi
“nosokomial”

“Sebuah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di


rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dimana infeksi tersebut
tidak terjadi atau dalam masa inkubasi ketika pasien MRS, dan/atau
infeksi muncul setelah pasien pulang, serta infeksi yang dialami oleh
petugas kesehatan akibat pekerjaannya.”

Kriteria
Sebelum MRS Di RS tidak Tanda klinis
tanda klinik dalam masa positif > 2 x
negatif inkubasi 24 jam
Core Intent PPI dalam Standar JCI
Prevention & Control of Infection (PCI) ~ PCI.1-PCI.11

Komprehensif melibatkan semua level


SDM yang berkualifikasi
(dokter, perawat, penunjang). Diatur
PROGRAM PPI dalam sebuah mekanisme koordinasi yang
Sesuai dengan ilmu pengetahuan PCI.1 - 4 integratif.
terkini dan standar/perundangan
Didukung Sarpras, tenaga & Sistem
yang berlaku
Informasi

Program mencakup semua area RS PROGRAM PENGENDALIAN & Hasil Analisis trend
termasuk pasien, petugas dan PENURUNAN HAIs
Surveilans
pengunjung
Dengan cara melakukan surveilans PCI.5/5.1 dan 6/6/.1 Identifikasi masalah & potensi
infeksi: outbreak
Penentuan strategi pengendalian
1. Device-related Inf. (VAP, CAUTI,
CLABSI, Plebitis) Desain ulang proses yang ada
2. Procedure-related (SSI)
3. Organisme signifikan (eg.: MDRO)
4. Emerging/re-emerging disease
Core Intent PPI dalam Standar JCI
Prevention & Control of Infection (PCI) ~ PCI.1-PCI.11

Identifikasi semua risiko infeksi pada semua MANAJEMEN RISIKO INFEKSI Limbah medis & Handling dan diposal
proses, area dan prosedur PCI.7 – 7.5 penanganan limbah benda tajam &
jenazah jarum
Penentuan strategi, edukasi, pembuatan CSSD, Laundry & Keamanan makanan
kebijakan/SPO dan perubahan praktik untuk Linen
Desain fasilitas (gedung, tata udara, dll.)
menurunkan risiko infeksi
ICRA pada saat renovasi, kontruksi & demolisi

Kewaspadaan Barrier & Isolasi


Praktik Kewaspadaan Isolasi & Barrier Manajemen apabila terjadi Influx Pasien Infeksi
PCI.8/8.1
menular

HH: benar momen, benar bahan, benar APD & Hand Hygiene APD: benar indikasi, benar alat, benar & urut
caranya, tepat waktunya PCI.9 cara pakai & lepas, benar pemeliharaan

Strategi perbaikan praktik PPI harus selaras Quality Improvement Integrasi dengan Komite Mutu, KPRA, Dinas
dengan prinsip Quality Improvement PCI.10 Kesehatan dan unit terkait

Semua orang harus diedukasi tentang Pendidikan & Pelatihan


PCI.11 Edukasi pada petugas maupun pasien dan
kebijakan & prosedur PPI & data terkini keluarganya
tentang PPI di RS
11 KEWASPADAAN STANDAR
STANDARD PRECAUTIONS
11 hal-hal minimal untuk mencegah dan mengendalikan infeksi
1. Hand Hygiene
2. Alat Pelindung Diri
3. Perawatan Peralatan
Pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan
pasien
6. Penatalaksanaan linen
7. Kesehatan karyawan
(vaksinasi & penanganan SPO
benda tajam/jarum) Standar
8. Penempatan pasien Prosedur
9. Etika Batuk Operasional
10. Praktik menyuntik yang
aman
11. Praktik untuk lumbal
punksi
Bermacam-macam Sumber Patogen
Mode Transmisi Infeksi
Infeksi Infeksi Infeksi dari
mandi Silang lingkungan Uda
ri ra
Makan Deb
an u

Disinfekta Infus/
n, air, dll. IV
Katet
er

Respirato Bedp
r dan alat an/
Tenaga bantu temp
pasien kesehata pasie
napas at
n/ pasien n
lain Endosc cuci
ope
STANDARD PRECAUTIONS

• Lakukan kewaspadaan
standar pada SEMUA
pasien, walaupun belum ada
suspek atau konfirmasi
infeksi.

• Dan ketika ada risiko kontak


dengan:
– Darah
– Sekresi atau ekskresi tubuh
– luka
– Membran mukosa
What are the 10 most common causes of
infection?

Your hands!

The basic principle of infection prevention and control is hygiene.


1 STANDARD PRECAUTIONS
Hand Hygiene

 Cuci Tangan
 Pada 5 momen hand hygiene:
Sebelum kontak dengan pasien
Sebelum melakukan tindakan
aseptik
Setelah terpajan cairan tubuh
Setelah kontak dengan pasien
Setelah menyentuh lingkungan
pasien
 DAN
Sebelum dan sesudah memakai
sarung tangan
Antara 2 prosedur berbeda pada
pasien yang sama
Infection Prevention: Hand Hygiene

HAND HYGIENE HANDWASH


• Cuci tangan dengan air dan sabun, ketika:
• Terlihat kotor atau terkontaminasi oleh cairan
tubuh
• Setelah dari kamar mandi
• Selama 40-60 detik
• Setelah memakai alkohol handrub selama 10-15
kali handrub

HANDRUB
• Gunakan alkohol handrub, untuk:
• Kebersihan tangan rutin
• Setelah memakai tangan anda untuk menutup
bersin atau batuk
• Lakukan selama 20-30 detik
Pajanan Biologi di Fasyankes
• Mengidentifikasi jenis mikroorganisme yang mungkin hadir di lingkungan
fasyankes dan memastikan bahwa staf medis dan pasien memakai APD
yang tepat.
• Menetapkan standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme, termasuk pembersihan dan disinfeksi
ruangan, peralatan, dan fasilitas lainnya.
• Menetapkan protokol khusus untuk penggunaan alat-alat medis yang
berpotensi menyebarkan mikroorganisme, termasuk alat bedah, peralatan
medis berulang pakai, dan peralatan medis yang digunakan untuk pasien
yang terinfeksi.
Pajanan Biologi di Fasyankes
• Memperhatikan pengelolaan limbah medis yang benar, termasuk limbah
biologi dan limbah medis berbahaya lainnya, serta pengolahan limbah
medis secara tepat dan aman.
• Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap lingkungan fasyankes
dan staf medis untuk mengidentifikasi kemungkinan paparan biologi dan
menangani masalah segera.
• Menetapkan protokol khusus untuk mengidentifikasi pasien yang
terinfeksi atau berisiko terinfeksi, serta memastikan pengobatan yang
tepat dilakukan untuk mencegah penyebaran
Pengendalian infeksi nosokomial
• Pelatihan dan edukasi kepada seluruh staf medis dan paramedis tentang
pengendalian infeksi nosokomial, termasuk teknik-teknik dasar kebersihan
tangan dan pencegahan penyebaran penyakit melalui udara atau tetesan
cairan.
• Menetapkan standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi di lingkungan
fasyankes, termasuk pembersihan dan disinfeksi ruangan, peralatan, dan
fasilitas lainnya.
• Mengidentifikasi pasien yang berisiko terinfeksi atau yang sudah terinfeksi,
serta memperhatikan protokol pengendalian infeksi yang sesuai untuk
mencegah penyebaran penyakit.
• Meningkatkan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker,
sarung tangan, jas, dan kacamata untuk mengurangi risiko infeksi,
terutama pada prosedur medis yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Pengendalian infeksi nosokomial
• Menetapkan standar pengelolaan limbah medis yang benar, termasuk
pengelolaan limbah infeksius dan non-infeksius, serta pengolahan limbah
medis secara tepat dan aman.
• Memastikan bahwa semua peralatan medis, termasuk alat bedah dan
peralatan lainnya, dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan.
• Menerapkan pengawasan dan pemantauan terhadap protokol
pengendalian infeksi nosokomial yang telah ditetapkan untuk memastikan
efektivitasnya dan untuk mengidentifikasi dan menangani masalah yang
muncul segera.
• Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi dan metode
baru yang dapat membantu meningkatkan pengendalian infeksi
nosokomial.
regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering
controls) fasilitas yang antara lain meliputi:

a) sistem ventilasi bertekanan positif;


b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
Alat Pelindung Diri (APD)
 Alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan
selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah,
semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit
yang tidak utuh dan selaput lendir pasien

 Melindungi pasien dari MO yang ada pada


petugas kesehatan dan sebaliknya

 Jenis APD: Tutup kepala,kaca mata,masker


(pelindung wajah),sarung tangan,baju
pelindung,pelindung kaki
JENIS JENIS
APD
1.SARUNG
TANGAN
2.MASKER
3.GOGGLE DAN
PERISAI
WAJAH
4.PENUTUP KEPALA
5.SEPATU
PELINDUNG
Alat Pelindung Diri

Sarung tangan
 SEBELUM prosedur yang melibatkan kontak dengan darah atau
cairan tubuh, luka, atau membran mukosa
 SEBELUM menyentuh benda yang berpotensi terkontaminasi
 GANTI sarung tangan setelah menyentuh benda infektif, misal:
feses atau drainase luka. DAN sebelum keluar dari
area/lingkungan seorang pasien
Pelindung mata dan wajah (Goggle/
Face shield)
Gunakan pelindung mata dan wajah
apabila ada risiko percikan atau
semprotan cairan tubuh
Gaun
Gunakan gaun apabila ada risiko
semprotan dan percikan darah, cairan
tubuh, sekresi atau ekskresi.
Alat Pelindung Diri (APD)
Pakai Melepas
Note
• Pastikan cairan tubuh pasien tidak menembus gaun. Jika
gaun terbuat dari kain maka dilapisi apron plastik .
• Jika APD bisa digunakan kembali maka harus
dibersihkan dengan deterjen, bilas air, bersihkan dengan
klorin 0,1 %,bilas dengan air bersih dan keringkan
• Untuk bahan yang tidak tahan klorin bisa membersihkan
dengan alkohol 70%
• Jika ada resiko terpapar cairan tubuh pada kaki maka
gunakan sepatu booth. Gunakan sepatu kerja untuk
bekerja di RS
Standard Alat Pelindung Diri (APD)
• 1. Pelindung mata dan pelindung wajah untuk mencegah
transmisi droplet.
• 2. Gaun lengan panjang (bersih, non-steril) dan sarung tangan
untuk mencegah transmisi kontak.
• 3. Gunakan satu set APD baru ketika akan merawat pasien, dan
sarung tangan baru saat pindah ke pasien lain.
• 4. Fokus untuk menghemat dan menggunakan kembali APD
bila dibutuhkan.
• 5. Kebersihan tangan yang sesuai 5 momen, juga saat
menangani antar pasien.
• 6. Hindari menyentuh mata, hidung, mulut atau masker
STANDARD PRECAUTIONS
Peralatan Perawatan Pasien

 Penanganan peralatan perawatan pasien


akan mencegah kontaminasi lanjutan pada
area lain dan penyebaran mikro organisme
pada pasien lain dan lingkungan.
 Buang peralatan single-use dengan benar.
 Pastikan alat yang akan digunakan sudah
steril dan didisinfeksi dengan benar.
 Bersihkan dan disinfeksi peralatan yang
dipakai oleh lebih pada satu pasien
(contoh: stetoskop, termometer) dengan di
swab alkohol.
Peralatan Pasien

• Kelola sesuai
Klasifikasi Spaulding Pemrosesan
• Selalu periksa indikator
biologis & kimia untuk

klasifikasi
Kritis – Risiko Tinggi
Mengakses jaringan atau
Pre-Cleaning
Sterilisasi  CSSD
peralatan steril
• Patuhi instruksi pabrik

Spaulding
vascular - Sterilisasi thermal/suhu tinggi untuk disinfeksi tingkat
Contoh: instrumen bedah, - Sterilisasi suhu rendah/ kimia
implan tinggi & rendah
• Peralatan yang semestinya
Semi Kritis – Risiko menengah Pre-Cleaning
Mengakses membran mukosa/ Disinfeksi Tingkat Tinggi single use, ada tanda:
kulit yang tidak intak - Perendaman dengan disinfektan
(perhatikan lama waktu & suhu) – “DO NOT REUSE” atau
Contoh: alat bantu nafas, alat
- Pembilasan dengan air steril
anestesi, flexible scope - Dikeringkan dengan – “DO NOT STERILIZE” atau
alcohol/semprot udara bersih
– “DISPOSABLE/ SINGLE
USE”
– ada tanda 2 DICORET
Non-Kritis – Risiko rendah Pre-Cleaning
Menyentuh kulit Disinfeksi Tingkat Rendah Tidak boleh dipakai ulang,
Contoh: Bedpan, cuff - Dengan Air + Deterjen kecuali ada kebijakan RS
tensimeter, stetoskop &
lingkungan pasien (jika sangat mahal atau
sulit didapat)
• Konsul ke PPI atau CSSD
STANDARD PRECAUTIONS
Pengendalian Lingkungan Penatalaksanaan Linen &
Peralatan Pasien

 Buang limbah di tempat sesuai  Penatalaksanaan linen harus


peruntukan: meminimalkan risiko
 Kuning: Sampah Medis  kontaminasi pada linen bersih
 Boks Kuning : Khusus benda tajam
& jarum  Pencemaran lingkungan dari linen
 Ungu : Sampah Sitotoksik (obat kotor
kemoterapi)  Buang lebih dahulu kotoran (misal:
 Coklat : Sampah Kimia/ Farmasi feses) dengan dibilas ke toilet
 Merah : Sampah Radioaktif  Linen kotor
 Hitam : Sampah Domestik/ Umum
 Dihitung dan dicatat
 Informasikan pada housekeeping
untuk mengambil box atau  Dipilah antara linen infeksius dan
tempat sampah yang sudah ¾ non-infeksius
penuh  Dimasukkan ke dalam kantong linen
sesuai jenis (infeksius & non-
 Pastikan kebersihan permukaan: infeksius) dan diberi label
 Dinding, lantai, furniture
 Tidak diperkenankan menghitung
 Tempat tidur, meja pasien
atau kembali linen yang sudah
 Penanganan tumpahan masuk ke kantong plastik linen
kebersihan saluran nafas

Etika batuk
Setiap pengunjung Fasyankes wajib menggunakan masker dan
menerapkan etika batuk/bersin
Tutupi mulut anda apabila bersin dan batuk.
 batuk atau bersin harus menutup hidung dan mulut mereka
dengan tisu, saputangan atau lengan atas bagian dalam dengan
muka menjauhi orang terdekat
 Apabila anda menggunakan tisu, buang tisu Anda setelah
digunakan untuk bersin/batuk.Kemudian cuci tangan Anda.
 Lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekret saluran
napas.
 Hindari tangan menyentuh mata, hidung atau mulut.
STANDARD PRECAUTIONS Penempatan Pasien
Kesehatan Karyawan

• Pastikan Anda sudah mendapat vaksin sesuai • Pastikan identifikasi risiko


risiko di unit kerja Anda memiliki penyakit menular
sebelum menentukan
• Jarum
penempatan pasien
– Dilarang melakukan re-capping jarum
– Buang jarum di kotak limbah tajam
• Penempatan sesuai dengan
– Lakukan penatalaksanaan sesuai prosedur apabila
metode transmisi patogennya
tertusuk atau terluka, lapor pembimbing klinik (droplet, airborne, kontak)
– Droplet & kontak: ruang
terpisah/ kohort
– Airborne: ruang isolasi
• Konsultasikan dengan Tim
atau Komite PPI

DO NOT RECAPE NEEDLES


Prosedur Injeksi &
lumbal punksi

 Praktik injeksi yang aman


 Pastikan jarum steril
 Hindari vial multi dosis, gunakan vial single dose

 Prosedur lumbal punksi


 Pakai masker pada insersi kateter pada saat
injeksi suatu obat ke area spinal/ epidural
3 Kategori Kewaspadaan
Berbasis Transmisi
Sebagai tambahan kewaspadaan standar, sesuai
dengan cara transmisi penyakit
Contact Precaution
Airborne Precaution
Droplet Precaution

SPO
Standar Prosedur
Operasional
CONTACT PRECAUTIONS

• Kategori berikut digunakan pada pasien


yang dikonfirmasi terinfeksi atau
terkolonisasi oleh mikroorganisme yang
dapat ditransmisikan dengan kontak
langsung dan/atau benda di sekitar pasien
• Ruang privat/ kohort
• Sarung tangan, gaun dan apron (bila
perlu) sebelum masuk ke ruangan
• Transport, batasi transpor pasien antar
ruangan, batasi jika sangat perlu saja
• Peralatan perawatan pasien: gunakan satu
alat untuk satu pasien, hindari penggunaan
bersama. Jika tidak memungkinkan, cuci
dan disinfeksi sebelum digunakan ke pasien
lain
Patogen Transmisi Kontak

 Methicillin-resistant S. aureus (MRSA)


 Vancomycin-resistant enterococcus (VRE)
 C. difficile
 Norovirus
 Multiply-drug resistant (MDR) gram negative
rods (e.g., B. cepacia, P. aeruginosa,
Acinetobacter)

Semua organisme tersebut dapat


bertahan di permukaan lingkungan dalam
waktu lama dan dengan mudah terbawa
oleh permukaan tangan
AIRBORNE PRECAUTIONS
 Dilakukan ketika pasien diketahui atau
diduga menderita penyakit yang ditularkan
melalui droplet nuklei udara (<5 microns)
 Ruang Isolasi
 Ruangan bertekanan negatif
 >6 pergantian udara per jam (ACH)
 Outlet udara langsung ke udara luar
 Pintu tertutup
 Untuk petugas kesehatan: gunakan
pelindung saluran napas
 Respirator N-95, pastikan Anda sudah
melakukan FIT TEST masker anda.
 Batasi transport pasien hanya pada
saat mendesak saja, jika terpaksa harus
Patogen transmisi transport, pakaikan masker bedah pada
airborne pasien
M. tuberculosis, Varicella,
Zoster, Measles
KEWASPADAAN AIRBORNE KHUSUS
Airborne + Kontak

 Dilakukan ketika pasien diketahui atau diduga


menderita penyakit yang ditransmisikan melalui
droplet nuklei dan kontak
 Ruang isolasi (harus memenuhi pedoman isolasi
airborne)
 Petugas: APD untuk pernapasan
 Respirator N-95
 Pelindung mata: Pelindung wajah (face shield atau goggle)
 Gaun dan sarung tangan ketika masuk ke ruangan
 Batasi transport hanya ketika mendesak saja, jika
terpaksa harus transport, pakaikan masker bedah
pada pasien
KEWASPADAAN AIBORNE
KHUSUS

Patogen airborne khusus


 Flu Burung (Avian influenza)
 Monkey pox
 SARS Co-V
 Smallpox
 Viral hemorrhagic fever (e.g.,
Ebola, Lassa)
DROPLET PRECAUTIONS
 Dilakukan pada pasien dengan
penyakit yang ditularkan melalui
droplet besar (>5 microns) yang
bisa berisiko tertular ketika
dilakukan prosedur medis tertentu
atau ketika batuk, bersin atau
bicara
 Ruang privat/ kohort
 Petugas
 Masker bedah sebelum masuk ke
ruangan atau apabila bekerja 3 meter
dari pasien
 Batasi transport pasien jika perlu saja,
selama transport, pakaikan masker
bedah pada pasien
 Patogen terkait
N. meningitides infasif, RSV
(Respiratory Synctytial Virus),
Bloodborne Pathogens &
Occupational Exposure
• Dapat berasal dari kontak semprotan atau
percikan dengan membran mukosa
• Melalui kulit yang tidak intak (luka, abrasi
atau ruam)
• Tusukan atau sayatan dari jarum atau benda
tajam yang terkontaminasi
Apabila terjadi pajanan terhadap
darah, cairan tubuh, segera cuci
dan laporkan kepada kepala
Unit/Instalasi dan mengisi form
pelaporan kecelakaan kerja/
insiden
PATOGEN BLOODBORNE
YANG TERTULAR MELALUI JARUM SUNTIK
Tiga Besar  Ebola virus infection
 Herpes simplex I
• Hepatitis B  Leptospirosis
• Hepatitis C  Malaria
• HIV  Marburg VHF
 Mycobacterium
Lainnya marinum
• Argentinean VHF  Mycoplasma caviae
(Junín virus) infection
• Blastomycosis  Rocky Mountain spotted
• Brucellosis fever
 Syphilis
• Corynebacterium
 Toxoplasmosis
diphtheria
 Tuberculosis
• Cryptococcus
 Varicella zoster
• Dengue  West Nile
• Diphtheria
Tarantola A, et al. AJIC 2006;34:367-75
PATOGEN BLOODBORNE

• Lakukan pratik pencegahan dan pengendalian


infeksi, dengan cara:
– Hand hygiene
– Gunakan peralatan dengan aman (penanganan jarum suntik)
– Buang jarum suntik dan benda tajam dengan aman
– APD yang sesuai

• Selalu terapkan STANDARD PRECAUTIONS


setiap kali Anda berisiko terpajan darah atau
cairan tubuh
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
INFEKSI
COVID-19
Apa yang anda lakukan jika melihat ini?

Pemindahan pasien covid Pengukuran suhu di pintu masuk


MANIFESTASI KLINIK

• Asymptomatic / Pre-symptomatic

• Symptomatic :

– Mild

– Moderate

– Severe

– Critical
TANDA & GEJALA

1. Demam (83 – 99%)


2. Batuk (59 – 82%)
3. Kelelahan (44 – 70%)
4. Anoreksia (40 – 84%)
5. Sesak nafas (31 – 40%)
6. Menghasilkan dahak (28 – 33%)
7. Myalgia (nyeri otot) (11 – 35%)
TRANSMISI
APD Penanganan COVID-19 di Indonesia
1.Tetapkan indikasi penggunaan APD dengan
mempertimbangkan:
a.Risiko terpapar
b.Dinamika transmisi.
Transmisi penularan COVID-19 ini adalah droplet dan
kontak.
Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan AGP/ Aerosol
Generating Procedure
2. Cara “ memakai “dengan benar
3. Cara “melepas” dengan benar
4. Cara mengumpulkan (disposal) setelah di pakai.
Pencegahan
Kebersihan tangan
Penggunaan APD
Membersihkan tangan secara teratur
dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (Masker)
dan air mengalir selama 40-60 detik Menggunakan APD berupa masker
atau menggunakan cairan antiseptic yang menutupi hidung dan mulut jika
berbasis alcohol (handsanitizer) harus keluar rumah atau berinteraksi
minimal 20-30 detik. Hindari dengan orang lain yang tidak diketahui
menyentuh mata, hidung dan mulut status kesehatannya
dengan tangan yang tidak bersih

Disenfeksi Physical Distancing


Permukaan Benda
Melakukan pembersihan permukaan
benda yang sering terjamah oleh
>1 Menjaga jarak > 1 meter dengan
orang lain untuk menghindari
tangan (lantai, meja, kursi, gagang m terkena droplet dari orang yang
pintu, pegangan tangga, komputer dan batuk atau bersin
keyboard, remote, saklar lampu, toilet,
wetafel, dsb)
Pencegahan
Kelola Penyakit
Menerapkan Pola
Penyerta
Hidup Bersih dan
Mengelola penyakit
penyerta / komorbid agar Sehat (PHBS)
Meningkatkan daya tahan
tetap terkontrol
tubuh dengan menerapkan
pola PHBS seperti
konsumsi gizi seimbang,
aktivtas fisik minimal 30
menit sehari, istirahat yang
Menghindari cukup termasuk
kerumunan pemanfaatan kesehatan
Etika batuk
tradisional
Membatasi diri terhadap
interaksi / kontak dengan
Apabila sakit menerapkan
orang lain yang tidak
etika batuk dan bersin. Jika
diketahui status
berlanjut segera
kesehatannya
berkonsultasi dengan
dokter/tenaga kesehatan
setempat
Pencegahan
Kelola Kesehatan
Jiwa 1. Emosi gembira
Mengelola kesehatan jiwa
dan kondisi optimal dari
dukungan psikososial 2. Pikiran positif
dapat ditingkatan melalui :

3. Hubungan
sosial yang
Menerapkan adaptasi
positif
kebiasaan baru
Menerapkan adaptasi
kebiasaan baru dengan
melaksanakan protocol
kesehatan dalam setiap
aktivitas
Pastikan anda sehat
• Jika sakit dengan gejala mengarah covid misal
demam,batuk, tidak berfungsi indra pengecap
dan/ perasa lapor atasan
• Setiap kali bertemu teman tanya
kesehatannya, ingatkan penggunaan APD nya
• Selalu berdoa semoga Allah melindungi
disetiap langkah kita
Apa yang harus dilakukan sebelum meninggalkan RS

1. Lepas baju kerja, hati hati kontaminasi ( bagian


luar didalam) masukkan baju kerja dan gaun
dalam tas plastik, ikat, cuci tangan
2. Mandi, kramas, ganti sepatu, ganti baju, ganti
masker yang baru untuk pulang
Apa yang dilakukan sesampai dirumah?

1. Sampai dirumah, cuci tangan, letakkan


sepatu diluar ruangan, buang masker
disposible atau cuci jika masker kain
2. Cuci baju kerja dan gaun dengan sabun cuci
dan air atau mesin cuci di 60-90 derajat
celsius dengan deterjen biasa dan kering,
pisahkan dengan baju yang ada dirumah
3. Mandi yang bersih

Anda mungkin juga menyukai