Anda di halaman 1dari 38

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI DI KLINIK

Wardanela Yunus, CVRN.SKM.MM


WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ADINKES DAN KAKP
TANGGAL 2 NOPEMBER 2021
PENDAHULUAN
1. Kejadian infeksi dari kunjungan perawatan Kesehatan berisiko lama perawatan yang akan
menambah biaya perawatan Kesehatan, penyebab kematian dan kemungkinan tuntutan
hukum
2. Tujuan PPI adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan
ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung
3. PPI merujuk pada PERMENKES NO. 27/ 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES dan PEDOMAN TEKHNIS
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FKTP KEMENKES TAHUN
2021 serta rujukan lainnya (WHO, CDC dll)
4. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang ke pasien dan petugas , perlu dijalankan
progam PPI di faskes terutama Kewaspadaan Standar dan kewaspadaan transmisi oleh
seluruh petugas di semua fasilitas kesehatan dan setiap waktu.
PENULARAN
KONSEPINFEKSI
INFEKSI
Tiap petugas kesehatan harus tahu kapan dan bagaimana melaksanakan praktek terbaik
dalam upaya memutus mata rantai infeksi

identifikasi dan pengelolaan organisme yang


cepat, pembersihan dan desinfeksi
lingkungan)
Mengurangi kerentanan pasien
yang menerima perawatan Personal hygiene, immunisasi,
kesehatan (pengobatan penyakit pengelolaan lingkungan,
yang mendasari, mengenali dekontaminasi alat, linen dan limbah
pasien berisiko tinggi)

Misalnya teknik aseptik non- Kebersihan Tangan, penggunaan APD


sentuh, APD yang tepat, yang tepat, pengemasan yang aman,
perawatan alkes yang aman, dan pembuangan limbah)

Kebersihan Tangan, isolasi pasien yang terinfeksi,


kontrol aliran udara sesuai transmisi
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
(HAIS)

 Adalah infeksi yang terjadi pada


pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya,
 dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan
 juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
TUJUAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI /HAIs

Menurunkan atau meminimalkan insiden rate


infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost effectiveness
PROGRAM PPI
(PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI)

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES
HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN
wardanelayunus@gmail.com
MASALAH
1. PERMENKES NO. 27/ 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI
FASYANKES
2. PEDOMAN TEKHNIS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FKTP KEMENKES TAHUN
2021

Pencegahan Pengendalian
Pengendalian HAI’s dan
Infeksi infeksi di
infeksi
infeksi fasyankes

Prinsip
kewaspadaa Bundle Penggunaa SURVEIL PENDIDK
n standar AN &
s n ANS
dan PELATIHA
antimikrob
transmisi N PPI
a secara
bijak
8
PELAKSANAAN PROGRAM PPI

Regulasi
Sarana
prasarana

Standar SDM

PERILAKU
PETUGAS
Akreditas
i
Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI lingkungan
PELAYANAN KESEHATAN

Kontak PNEUMONIA Droplet


Alat , HH, APD
SDM handal
Kontak
Tekhnik aseptic

Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik aseptik

Kontak Droplet Kontak Droplet

Airborne IDO/ABSES IDO Airborne

Peralatan, HH, APD, Peralatan HH, APD


sterilitas alat, lingkungan, Sterilitas alat
lingkungan Kontak immunitas pasien
Abses gigi

Peralatan, SDM handar,


sterilitas alat, lingkungan
PRINSIP PPI DI KLINIK

1. Tindakan pencegahan penularan infeksi melalui Kewaspadaan


Isolasi yang terdiri dari :
 Kewaspadaan standar lapis pertama adalah praktik pencegahan infeksi
minimum yang berlaku untuk semua pasien, terlepas dari diagnosis dan
status infeksi, dalam pelayanan Kesehatan apapun yang dilakukan
kepada pasien
 Kewaspadaan berbasis transmisi tingkat kedua digunakan selain
kewaspadaan standar, di mana dicurigai atau dikonfirmasi menunjukkan
adanya peningkatan agen infeksi yang berisiko penularan
2. Dan resiko lainnya berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan
11
KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN STANDAR KEWASPADAAN TRANSMISI

Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
DROPLE AIRBORN
KONTAK
Pengendalian Limbah T E
Alat Pelindung Diri
RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis,
TBC, SARS
aman Mumps, Rubella

Kebersihan VEKTOR
pernafasan/etika batuk
Penempatan pasien
(Lalat, naymuk, tikus dll)

Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker Respiratorik
gaun pelindung wajah (N95)

Pengendalian
Praktek lumbal fungsi lingkungan , limbah wardanelayunus@gmail.com
RS
KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan yang baik dan benar merupakan hal yang penting dan
pilar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi pada pelayanan
kesehatan
INDIKATOR NASIONAL MUTU : KEBERSIHAN TANGAN

INDIKASI >< OPPORTUNITY


ALAT PELINDUNG DIRI
1. Tersedia APD yang cukup untuk perlindungan staf yang memadai.
2. Penggunaan APD seperti sarung tangan, gaun,masker bedah, respirator N95,
kacamata dan pelindung wajah, menyediakan penghalang fisik sebagai antisipasi atau
mencegah risiko paparan tetapi tidak menghilangkan bahaya infeksi.
3. Penggunaan APD tidak menggantikan Tindakan dasar pengendalian infeksi seperti
kebersihan tangan.
4. Penggunaan APD:
Stok APD yang memadai harus tersedia.
Pemilihan APD harus didasarkan pada indikasi dan penilaian risiko.
APD harus disimpan di area yang sesuai dengan suhu dan kelembaban seperti yang
direkomendasikan oleh produsen danbebas dari debu, serangga dan hama.
15
PENGELOLAAN APD
SESUAI INDIKASI DAN JENIS PAPARAN

1. Membuat kebijakan atau SPO


penggunaan APD berdasarkan study
literatur
2. Membuat kajian spesifikasi APD
3. Melakukan audit pengggunaan APD
4. Melakukan edukasi/pelatihan
penggunaan APD
5. Melakukan monitoring dan evaluasi
terkait penggunaan APD
6. Melakukan Analisis
7. Membuat rekomendasi
INDIKATOR NASIONAL MUTU :
8. Monitoring ketersediaan APD KEPATUHAN PENGGUNAAN APD
PRINSIP 1. Pelepasan (Doffing) APD bekas membutuhkan kepatuhan
yang ketat terhadap prosedur pelepasan APDuntuk
PELEPASAN melindungi staf dari kontaminasi
APD 2. APD yang sudah digunakan harus diperlakukan
sebagai:terkontaminasi dan tidak boleh dipakai keluar dari
tempat kerja ke daeran non-klinis
3. Jangan melepaskan APD bersama di dekat orang lain.
APDharus dilepaskan secara perlahan dan sesuai urutan
4. Lakukan kebersihan tangan sesuai langkah pelepasan APD,
atau jika tangan terkontaminasi saat melepas APD.
5. Lepaskan APD dan cuci tangan dengan sabun cair dan air
mengalir
6. APD sekali pakai harus dibuang di tempat sampah yang
tertutupdengan benar setelah digunakan.
7. APD yang dapat digunakan kembali harus didekontaminasi
dengan benar sesuai dengan kriteria dan instruksi pabrik
Kebersihan pernapasan dan etika batuk
1. Pendidikan staf, pasien, dan orang yang
mendampingi
2. Peringatan visual : poster dan spanduk dengan
posisi menyolok (misalnya di pintu masuk).
Nyatakan dalam bahasa yang mudah dimenegerti
sesuai dengan populasi yang dilayani
3. Tersedia Sumber daya : Kebersihan tangan( air
mengalir dan sabun atau handrub berbasis alcohol),
tempat limbah secara konsisten dan berfungsi baik
4. Pemisahan spasial : orang dengan gejala
pernapasan untuk memakai masker bedah
danduduk jauh dari orang lain (idealnya > 3 kaki
atau minimal 1 (satu) meter) di ruang tunggu yang
telah ditentukan daerah
PENYUNTIKAN YANG AMAN
Penyuntikan yang Aman
1. Staf klinik harus mematuhi teknik aseptik dasar untuk:persiapan
dan pemberian obat parenteral
2. Prinsip umum pencegahan cedera benda tajam
 Penggunaan spuit/jarum suntik sekali pakai
 No recapping benda tajam
 Kotak benda tajam diletakkan di tempat yang aman di dekat
tempat benda tajam digunaka
 Jangan mengisi safety box lebih dari ¾ box dan segera tutup
erat buang sebagai benda tajam infeksius \
 Jika tertusuk benda tajam maka manajemen pasca pajanan
melibatkan pemberian pertolongan pertama,
pelaporan,penilaian risiko dan konseling

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PRINSIP CEGAH KOLONISASI BUKAN STERILISASI

1. Klinik harus memiliki kebijakan dan SOP pembersihan dan desinfeksi


secara rutin termasuk jadwal pembersihan dan penanganan tumpahan
darah dan zat tubuh  Penyemprotan atau fogging bahan kimia
2. Jadwal operasional manual pembersihan dan pelatihan staf harus tertentu seperti formalin, klorin, atau
senyawa amonium kuarterner tidak
ditetapkan sesuai dengan penilaian risiko area lingkungan direkomendasikan
3. memastikan pasokan cairan pembersihan lingkungan yang memadai  Penyemprotan atau fogging area luar
termasuk penyedian peralatan. ruangan seperti jalan atau pasar juga
tidak direkomendasikan untuk
4. Menyediakan caiaran disinfektan sesuai standar yang ditetapkan membunuh virus COVID-19 atau patogen-
5. Bekerja dari area bersih ke area kotor dan dari area tinggi ke rendah . patogen lain karena debu dan serpihan
menonaktifkan disinfektan sedangkan
6. Semua peralatan pembersih yang dapat digunakan kembali (misalnya kain, materi organik dari tempat-tempat
handuk, pel dan ember) harus didekontaminasi dengan deterjen dan air tersebut tidak mungkin dibersihkan
/desinfektan yang sesuai  Menyemprot orang dengan disinfektan
(seperti di dalam bilik, kotak, atau
7. Tersedia area penyimpanan semua peralatan di tempat lingkungan yang terowongan) dalam keadaan apa pun
berventilasi baik untuk mencegah retensi kelembaban dan memfasilitasi tidak direkomendasikan.
pengeringan
PENGELOLAAN LIMBAH
DEKONTAMINASI PERALATAN KESEHATAN

Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
SIKLUS DEKONTAMINASI

Alat Kesehatan
KRITIKAL dan S E M I KRITIKAL
terkontaminasi di unit proses pre cleaning
tempatkan dalam trolley tertutup

STERIISASI
Penerimaan Pembersihan Pengeringan Pengemasan Suhu tunggi
atau
Suhu rendah

Pembersihan Penyimpanan alatkes steril


di ruang steril

DTT
Desinfeksi Pendistibusian alkes steril
Tingkat Tinggi dlm trolley tertutup

Pengemasan Unit perawatan


pasien

MONITORING dan EVALUASI


HORDENG, HANDUK, SPREEI,
BAJU PASIEN, BAJU
PETUGAS,SARUNG BANTAL DLL

Line
n

terkontami
PENGAWASAN Kotor
nasi
KEPATUHAN MESIN CUCI BUKAN
TERHADAP MANUAL
STANDAR PPI PENCUCIAN
Hilangkan Kanton Kanton
bahan padat g g
kuning hitam

Troley
tertutup
PENGELOLAAN LINEN
1. Jenis linen terbagi atas linen bersih, linen steril , linen kotor dan linen terkontaminasi (infeksius)
2. Pastikan petugas menggunakan APD
3. Jangan meletakkan linen kotor dilantai
4. Bedakan troly linen kotor dan linen bersih
5. Pencucian dengan membedakan mesin cuci linen kotor dan linen infeksius
6. Linen pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi Infeksi (linen infeksius)
 harus ditempatkan dengan label yang jelas, tas atau wadah anti bocor, jika ada kotoran padat masukan kedalam
ember tertutup dan buang dengan hati-hati ke toilet atau jamban (36).
 Mesin cuci dengan air hangat pada suhu 60−90 ° C (140−194 ° F) dengan deterjen diikuti dengan merendam
dalam 0,1% klorin selama kurang lebih 30 menit dan dikeringkan

Jika mesin cuci tidak memungkinkan,

linen terkontaminasi (infeksius) dapat direndam air panas dan sabun/detergent dalam drum/ember
besar, gunakan tongkat untuk mengaduk dan berhati-hatilah untuk menghindari percikan.
Drum/ember kemudian harus dikosongkan dan seprai direndam dalam 0,05% (500 ppm) klorin
selama kurang lebih 30 menit. Cucian dibilas dengan air bersih dan dibiarkan mengering
sepenuhnya di bawah sinar matahari
Simple Measures Can Be Effective!
PENEMPATAN PASIEN PADA LOKASI KERJA
PETUGAS KESEHATAN YANG BENAR
SISTEM VENTILASI
1. Ventilasi natural menggunakan
jendela dan pintu terbuka atau
Pertukaran udara menggunakan tambahan kipas
6 – 12 x /jam angin
2. Ventilasi mekanik menggunakan
kipas angin dan exhaust fan atau
menggunakan AC dan exhaust
fan
3. Ventilasi tekanan negative
menggunakan tekanan udara
khusus
4. Pastikan sirkulasi udara dengan
perputaran 6 – 12 kali perjam
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
KEWASPADAAN TRANSMISI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. SELURUH PETUGAS YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT :
Dokter, Perawat, Bidan, tenaga penunjang Kesehatan, petugas
admin, cleaning service
2. Minimal pelatihan PPI dasar dan PPI lanjutan lainnya (internal
atau eksternal RS)
3. Di buktikan dengan adanya sertifikat dan di review Kembali
setelah 2 tahun
4. Ketua Komite PPI pelatihan IPCD dan IPCN harus mengikuti
pelatihan IPCN
1. SELURUH PETUGAS YANG BEKERJA DI Puskesmas dan Klinik:
Dokter, Perawat, Bidan, tenaga penunjang Kesehatan, petugas
admin, cleaning service dilakukan workshop/sosialisasi atau
pelatihan PPI internal/eksternal Fasyankes
2. Koordianator /PJ PPI Minimal pelatihan PPI Dasar dengan
sertifikat pelatihan dan mengikuti Bimtek secara
berkesinambungan
BUNDLES HAIS DAN INFEKSI LAINNYA
1. Ventillator associated Pneumonia ( VAP)
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
3. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
4. Infeksi Aliran Darah (IAD)
5. Plabsi
PENGGUNAAN AB YANG BIJAK
1. Pengawasan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ( jika memungkinkan
berdasarkan hasil kultur)

2. Penggunaan Antibiotik berdasarkan


a. Therapi
PENGAWASAN PPI  Empiris
DALAM SURVEILANS Penggunaan antibiotic pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis
HAIs bakteri penyebabbya dengan tujuan eradikasi atau penghambat
pertumbuhan bakteri yang diduga menyjadi penyebab infeksi ebelum
diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi
 Defenitif
penggunaan antibiotic pada kasusu infeksi yang sudah diketahui jenis
bakteri penyebab dan pola resistensi ( berdasarkan pemekriksaan
mikrobiologi)
b. Profikasis
meliputi antibitoik profilaksis atas indikasi Tindakan bedah bersih/bersih
terkontaminasi termasuk pula prosedur gigi
MONITORING DAN EVALUASI : AUDIT DAN
ICRA

INFECTION CONTROL RISK


AUDIT ASSESMENT (ICRA)

1. Tetapkan target capaian hasil A. Identifikasi masalah


2. Buat instrument penilaian Tentukan masalah yang beresiko terhadap kejadian
3. Tetapkan target populasi audit infeksi (hasil audit, surveilan, laporan unit atau
4. Bandingkan standar dengan manajemen)
kenyataan di lapangan (hitung B. Analisa risiko
hasil % temuan) Berdasarkan Probabilitas, Dampak dan system yang ada
5. Buat kesimpulan dan rencana C. Penilaian penentuan skoring
perbaikan Pengalian Probabiliti x dampak x sistem
D. Pengelolaan resiko
Diskusikan hasil skoring untuk disepakati
• ≦ 75 % : Kepatuhan Minimal
E. Plant of action
• 76 – 84 % : Kepatuhan Intermediate
Lakukan Langkah perbaikan
• ≧ 85 % : Kepatuhan Baik
a. Panduan/pedoman PPI
TERSEDIA b. Kebijakan tentang kewaspadaan isolasi meliputi kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi termasuk kebijakan tentang penempatan pasien.
PANDUAN,KEB c. Kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan PPI
d. Kebijakan tentang PPI pada pemakaian alat kesehatan sekali pakai
IJAKAN PPI e. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yang bijak.
f. Kebijakan penanganan kejadian luar biasa.
g. Kebijakan tentang pelaksanaan audit PPI dan ICRA PPI
h. Dan lain lain
TERSEDIA
SPO PPI 1. SPO tentang Kewaspadaan Isolasi : Kewaspadaan Standar dan Kwaspadaan transmisi
 Kebersihan Tangan
 Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker,kaca mata/pelindung
mata,perisai wajah, gaun, apron, sepatu bot/sandal tertutup
 Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
 Pengendalian Lingkungan
 Penatalaksanaan Limbah
 Penatalaksanaan Linen
 Perlindungan Petugas Kesehatan
 Penempatan Pasien
 Higiene Respirasi/Etika Batuk
 Praktek Menyuntik Yang Aman
 Praktek LumbalPungsi
36
KESIMPULAN
1. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan
di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana
tidak infeksi atau dalam masa inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan karena pekerjaanya
2. Program PPI adalah : Kewaspadaan isolasi, Penerapan PPI terkait
Bundles HAIs, Surveilans, Diklat PPI, Penggunaan AB bijaksanan,
Monitoring melalui ICRA dan Audit PPI
3. Tindakan pencegahan penularan infeksi melalui Kewaspadaan Isolasi yang
terdiri dari Kewaspadaan Standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi
THAN
K YOU
Wardanela Yunus

wardanelayunus@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai