Anda di halaman 1dari 62

SASARAN KESELAMATAN

PASIEN

Pelatihan Survei Akreditasi Bagi Surveoir


Akreditasi Rumah Sakit
Dwi Rohyani
S.Kep.,Ns.M.Kep.,FISQua NOVEMBER 2023
6 – 17 November 2023

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Pelatihan
Survei • Dwi Rohyani
Akreditasi • Ka Bid Pendidikan & Humas
Marketing RSU UKI -
Bagi Surveoir • Dosen Keperawatan FIKES
Akreditasi UNAS & Pasca Sarjana STIK
Sin Carolus
Rumah Sakit • Dept. Diklat LARS DHP
• dwirohyaninia@yahoo.co.id
12-23 SEPTEMBER 2023 • 081383279802
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu menjelaskan struktur bab standar SKP

2.Peserta mampu menjelaskan 6 standar SKP

3.Peserta mampu menjelaskan elemen penilaian ( EP )

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti mata pelatihan ini, perserta dapat
melaksanakan survei berdasarkan standar akreditasi Rumah Sakit
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
GAMBARAN
UMUM
1 Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
RS
2 Meningkatkan Komunikasi yang
SASARAN Efektif
KESELAMATAN PASIEN Mendorong RS
(SKP) melakukan 3 Meningkatkan Keamanan
Obat2an yang Harus Diwaspadai
perbaikan-
Memastikan Sisi Yang Benar,
Untuk ? perbaikan Prosedur Yang Benar, Pasien Yang
4
- Mencegah IKP yang Benar Pada Pembedahan /
Tindakan invasif
- Meningkatkan mutu menunjang
pelayanan tercapainya 5 Mengurangi Risiko Infeksi
kesehatan keselamatan Akibat
Perawatan Kesehatan
pasien
Mengurangi Risiko Cidera Akibat
6 Pasien Jatuh

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH


Mitra dan SAKIT
Sahabat HatiDAMAR HUSADA PARIPURNA
Rumah Sakit
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
STANDAR SKP 1
Rumah Sakit menerapkan proses untuk menjamin ketepatan
identifikasi pasien.
IDENTIFIKASI
PASIEN SEBAGAI KECOCOKAN
DIAGNOSIS LAYANAN YANG
INDIVIDU SECARA
TEPAT AKAN DIBERIKAN

TUJUA
N

KESALAHAN
IDENTIFIKAS
I
MINIMAL 2 (DUA) IDENTITAS
TINDAKAN YAITU NAMA LENGKAP
dan TANGGAL LAHIR

Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit


Tujuan Identifikasi pasien secara benar adalah :

1. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan diberi layanan,


tindakan atau pengobatan tertentu secara tepat.

2. Mencocokkan layanan atau perawatan yang akan diberikan dengan


pasien yang akan menerima layanan.

Identifikasi pasien dilakukan setidaknya menggunakan minimal 2 (dua)


identitas yaitu nama lengkap dan tanggal lahir/barcode

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Pasien diidentifikasi menggunakan
minimal dua jenis identitas pada saat:
1. Melakukan tindakan intervensi/terapi (misalnya pemberian obat, pemberian
darah atau produk darah, melakukan terapi radiasi);
2. Melakukan tindakan (misalnya memasang jalur intravena atau hemodialisis);
3. Sebelum tindakan diagnostik apapun (misalnya mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan laboratorium penunjang, atau sebelum melakukan kateterisasi
jantung ataupun tindakan radiologi diagnostik); dan
4. Menyajikan makanan pasien.
Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi dengan tepat pada situasi khusus, seperti pada
pasien koma atau pada bayi baru lahir yang tidak segera diberi nama serta identifikasi pasien pada saat
terjadi darurat bencana.
Penggunaan dua identitas juga digunakan dalam pelabelan, misalnya, sampel darah dan sampel
patologi, nampan makanan pasien, label ASI yang disimpan untuk bayi yang dirawat di rumah sakit.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


1. VERBAL  Dengan menanyakan
namanya kepada pasien.
Maaf saya dengan bapak siapa?
Maaf Nama bapak/ibu siapa?

2. VISUAL Dengan melihat tulisan dan nama


yang tertera di gelang identitas dan mencocokan
dengan data yang ada.; misal di lebel obat, lebel
makanan, program terapi, catatan rencana
tindakan dll .

8
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit
 Elemen Penilaian SKP 1

a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait Sasaran


keselamatan pasien meliputi poin 1 – 6 pada gambaran
umum.
b) Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi pasien
menggunakan minimal 2 (dua) identitas, dapat memenuhi tujuan
identifikasi pasien dan sesuai dengan ketentuan rumah sakit.

c) Pasien telah diidentifikasi menggunakan minimal dua jenis identitas


meliputi poin 1) - 4) dalam maksud dan tujuan.

d) Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi dengan tepat pada situasi


khusus, dan penggunaan label seperti tercantum dalam maksud dan tujuan.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


PENC
FOKUS A SASARAN BUKTI SKOR
STANDAR ELEMEN PENILAIAN
RIAN
BUKTI
Regulasi
Peraturan terkait Sasaran keselamatan pasien meliputi
poin 1 – 6 pada gambaran umum yaitu:
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar; 10
Rumah sakit telah menetapkan Ka/ 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif;
regulasi terkait Sasaran Anggota 3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
a keselamatan pasien meliputi poin 1 PK Komite/ diwaspadai; 5
Rumah sakit – 6 pada gambaran umum Tim Mutu 4. Memastikan sisi yang benar, prosedur yang
menerapkan benar, 0
Mengidentifi- proses pasien yang benar pada
kasi Pasien SKP untuk
1 menjamin pembedahan/tindakan invasif;
dengan Benar 5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
ketepatan
identifikasi kesehatan;
pasien 6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh.
Rumah sakit telah menerapkan Simulasi Peragaan cara Indentifikasi pasien
PC Staf RS
proses identifikasi pasien
menggunakan 10
minimal 2 (dua) identitas,
b 5
dapat Unit Observasi tentang adanya penerapaan
PL
memenuhi tujuan identifikasi layana Identifikasi pasien 0
pasien dan n
sesuai dengan ketentuan
5
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit
rumah sakit.
PENC
FOKUS A SASARAN BUKTI SKOR
STANDAR ELEMEN PENILAIAN RIAN
BUKTI
Observasi tentang adanya Penerapaan Identifikasi
pasien saat ;
1. Melakukan tindakan intervensi/terapi ( misal :
pemkberian obat, pemberian darah dan atau
produk darah, melakukan terapi radiasi )
Unit 2. Melakukan tindakkan (misal : pemasangan IV line 10
Pasien telah diidentifikasi PL
menggunakan minimal dua jenis layana dan Hemodialisa dll.)
c identitas meliputi poin 1) - 4) n 3. Sebelum tindakkan diagnostik apa pun 5
Rumah sakit dalam maksud dan tujuan ( misal : mengambil darah dan spesimen lain
menerapkan untuk 0
proses pemeriksaan laboratorium penunjang, atau
Mengidentifik SKP untuk sebelum melakukan kateterisasi jantung ataupun
a si Pasien 1 menjamin
tindakan
dengan Benar ketepatan radiologi diagnostik)
identifikasi 4. Penyajian makanan
pasien
Pasien/
PI Wawancara Penjelasaan Pelaksanaan identifikasi pasien
Keluarg
a
Rumah sakit memastikan
pasien teridentifikasi dengan
tepat pada situasi khusus, 10
Observasi Pelaksanaan tentang adanya identifikasi
dan penggunaan label seperti Unit
situasi khusus (pasien Koma , Bayi baru lahir yang tidak
d tercantum dalam maksud dan PL layana segera diberi nama dan Keadaan gawat darurat ) dan 5
tujuan. n penggunaan label
khusus 06
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit
Gelang Identitas Pasien

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF

• STANDAR SKP 2
• Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara
para profesional pemberi asuhan (PPA), proses pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostik termasuk
POCT (Point Of Care Testing ) dan proses komunikasi saat serah terima (hand over).
Tulisa
n
MAKSUD dan
Lisan Elektronik
TUJUAN
Komunikasi
Efektif

Adalah komunikasi yang tepat Antar PPA


waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan dipahami oleh penerima Mengurangi
(menimbulkan persepsi yang Potensi Kesalahan
sama )
9
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
LAPOR LAPOR HASIL
LISAN HAND OVER
KONDISI KRITIS PX
VIA TELPON
PASIEN RANAP

Saat Menerima
Instruksi Via Telpon :  Melalui Perawat
Gunakan Metode :  Harus distandarisasi
 Tulis/Input  Akan diteruskan ke
 Bacakan  Situiasi DPJP dsesuai jenis serah
 Konfirmasi  Background  Dengan waktu terima (missal: antar
(lakukan saat itu  Assesment Kurang ranap - Intensiv)
dari 30 mnt  Dari IBS ke Ruangan
juga)  Recommendation (menggunakan metode,
formulir, dan alat yang
berbeda).
 Hand over :
o Antar PPA,
o Anatar unit perawatan,
o Unit perawatan ke
penunjang diagnostic

1
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit 0
Meningkatkan Komunikasi yang Efektif

 Standar SKP 2
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan
dan/atau telepon di antara para profesional pemberi asuhan (PPA), proses
pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses
komunikasi saat serah terima (hand over) .

 Maksud dan Tujuan SKP 2

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan dipahami oleh resipien/penerima pesan akan mengurangi potensi
terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan elektronik

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Metode, formulir dan alat bantu ditetapkan sesuai dengan
jenis komunikasi agar dapat dilakukan secara konsisten dan
lengkap.

1. Metode komunikasi saat menerima instruksi melalui telpon adalah:


“menulis/menginput ke komputer - membacakan - konfirmasi kembali” (writedown,
read back, confirmation) kepada pemberi instruksi misalnya kepada DPJP.
2. Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis pemeriksaan diagnostik melalui
telpon juga dapat dengan: “menulis/menginput ke komputer - membacakan -
konfirmasi kembali” (writedown, read back). Rentang waktu pelaporan hasil kritis
ditentukan kurang dari 30 menit sejak hasil di verifikasi oleh PPA yang berwenang di
unit pemeriksaan penunjang diagnostik .

3. Metode komunikasi saat serah terima distandarisasi pada jenis serah terima
yang sama misalnya serah terima antar ruangan di rawat inap .
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
Jenis serah terima (handover) di dalam rumah sakit
dapat mencakup:

a) Antara PPA (misalnya, antar dokter, dari dokter ke perawat, antar perawat,
dan seterusnya);

b) Antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit (misalnya saat
pasien dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke ruang perawatan atau
dari instalasi gawat darurat ke ruang operasi); dan

c) Dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi atau
fisioterapi.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Elemen Penilaian SKP 2

a) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat menerima instruksi


melalui telepon: menulis/menginput ke komputer – membacakan –
konfirmasi kembali” (writedown, read back, confirmation dan SBAR
saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP serta di dokumentasikan
dalam rekam medik.
b) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat pelaporan hasil kritis
pemeriksaan penunjang diagnostic melalui telepon: menulis/menginput ke
komputer – membacakan – konfirmasi kembali” (writedown, read back,
confirmation dan di dokumentasikan dalam rekam medik.

c) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat serah terima sesuai dengan
jenis serah terima meliputi poin 1) - 3) dalam maksud dan tujuan.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


SBAR – Komunikasi Efektif di Rumah Sakit

PENGERTIAN : Suatu standar sistem komunikasi antar tenaga kesehatan guna


mengkomunikasikan hal-hal mengenai pengelolaan pasien.

Metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke pasien.

PROSEDUR : 1. Situation.
Sebutkan:
– salam,
– identitas pelapor dan asal ruang perawatan,
– identitas pasien, dan
– alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif.
Dengan kata-kata, ”Selamat pagi/siang/malam, saya …. dari ruangan
… RS …, hendak melaporkan pasien Tn/Ny/An …. Saat ini kondisi pasien …..
dengan tanda-tanda vital ….”

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Lanjutan..
2. Background.
Sebutkan:
– latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS),
– alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap),
– pengelolaan pasien yang sudah berjalan, dan
– terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan).
Sudah dilakukan tindakan …. pengobatan …..”

3. Asessment.
Sebutkan penilaian kondisi pasien 4. Recommendation.
menurut pelapor (bila ada) Sebutkan rekomendasi untuk pasien menurut pelapor
Dengan kata-kata, ”Menurut saya (bila ada)
kondisi pasien mengarah ke ….” Dengan kata-kata, ”Apa yang perlu dilakukan?
Mohon dokter segera datang”
Dengan kata-kata, ”Pasien dengan diagnosis ….
perawatan hari ke ….

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


atau
a k an on
ia s lep
d ib t te
an dek a
l d
ih afa uh di
D itar
d

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang
Harus Diwaspadai
 Standar SKP 3
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat
yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert medication) termasuk obat Look -
Alike Sound Alike (LASA).

 Standar SKP 3.1

Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan


elektrolit konsentrat.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Maksud dan Tujuan SKP 3 dan SKP 3.1
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat-
obatan yang memiliki risiko menyebabkan cedera serius pada pasien jika
digunakan dengan tidak tepat. Obat high alert mencakup:

1. Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan bila terjadi kesalahan (error) dalam
penggunaannya (contoh: insulin, heparin atau sitostatika).

2. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA)

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Lanjutan...

3. Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan konsentrasi sama atau


lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan
magnesium sulfat injeksi dengan konsentrasi sama atau lebih dari 50%.

Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar Instalasi Farmasi diperbolehkan


hanya dalam situasi klinis yang berisiko dan harus memenuhi persyaratan yaitu
staf yang dapat mengakes dan memberikan elektrolit konsentrat adalah staf yang
kompeten dan terlatih, disimpan terpisah dari obat lain, diberikan pelabelan
secara jelas, lengkap dengan peringatan kewaspadaan.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Elemen Penilaian SKP 3

a) Rumah sakit menetapkan daftar obat kewaspadaan tinggi


(High Alert) termasuk obat Look -Alike Sound Alike (LASA).

b) Rumah sakit menerapkan pengelolaan obat kewaspadaan tinggi (High


Alert) termasuk obat Look -Alike Sound Alike (LASA) secara seragam di
seluruh area rumah sakit untuk mengurangi risiko dan cedera.

c) Rumah sakit mengevaluasi dan memperbaharui daftar obat High-Alert


dan obat Look -Alike Sound Alike (LASA) yang sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun sekali berdasarkan laporan insiden lokal, nasional dan
internasional.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Elemen Penilaian SKP 3.1

a) Rumah sakit menerapkan proses penyimpanan elektrolit


konsentrat tertentu hanya di Instalasi Farmasi, kecuali di unit
pelayanan dengan pertimbangan klinis untuk mengurangi
risiko dan cedera pada penggunaan elektrolit konsentrat.

b) Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar Instalasi Farmasi


diperbolehkan hanya dalam untuk situasi yang ditentukan sesuai dalam
maksud dan tujuan.

c) Rumah sakit menetapkan dan menerapkan protokol koreksi


hipokalemia, hiponatremia, hipofosfatemia.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


?
Diperbolehkan

Penyimpanan  Pada situasi klinis yang berisiko;


 Disimpan dalam tempat yang
elektrolit
terpisah dengan obat yang lain;
konsentrat di  Diberi label secara jelas;
luar farmasi.  Diberi peringatan kewaspadaan;
 Staf yang mengakses dan memberikan
obat ini adalah staf yang kompeten
dan terlatih.

1
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit 7
LASA/NORUM

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


CONTOH
DAFTAR OBAT HIGH ALERT

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
Prinsip lima benar:
1. Benar pasien,
2. Benar obat,
3. Benar dosis,
4. Benar waktu, dan
5. Benar cara pemberian.

Kesalahan dalam pemberian obat dapat dicegah dengan


menerapkan prinsip benar pemberian obat berdasarkan standar yang
berlaku.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan proses untuk melaksanakan verifikasi pra opearsi, penandaan lokasi
operasi dan proses time-out yang dilaksanakan sesaat sebelum tindakan pembedahan/invasif dimulai
serta proses sign-out yang dilakukan setelah tindakan selesai.

PASIEN YANG AKAN


Maksud dan Tujuan SKP 4 DILAKUKAN TINDAKAN
PEMBEDAHAN

1. VERIFIKASI SEBELUM 2. TIME OUT 3. SIGN OUT


OPERASI

SISI, PROSEDUR, dan PASIEN


DILAKUKAN SEBELUM PX
BENAR DILAKUKAN SESAAT MENINGGALKAN OK
SEBELUM TINDAKAN
DOKUMEN FOTO (BENAR PASIEN,BENAR • Nama Tindakan op
PENCITRAAN/RADIOLOGI PROSEDUR,BENAR • Hitung kelengkapan Instrument
, LABORATORIUN SUDAH SISI) • Pelabelen spesimen
DI LABEL dan DISIAPKAN. • Masalah peralatan yg perlu
LIBATKAN SELURUH TIM
ditangani
VERIFIKASI PRODUK BEDAH
DARAH,ALAT/IMPLAN SUDAH
TERSEDIA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT
Lanjutan..

• Tindakan operasi dan invasif meliputi semua tindakan yang melibatkan


insisi atau pungsi, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, operasi terbuka,
aspirasi perkutan, injeksi obat tertentu, biopsi, tindakan intervensi atau
diagnostik vaskuler dan kardiak perkutan, laparoskopi, dan endoskopi.

• Rumah sakit perlu mengidentifikasi semua area di rumah sakit


dimana operasi dan tindakan invasif dilakukan.

• Protokol umum (universal protocol) untuk pencegahan salah sisi, salah


prosedur dan salah pasien pembedahan meliputi: a) Proses verifikasi
sebelum operasi. b) Penandaan sisi operasi. c) Time-out dilakukan sesaat
sebelum memulai tindakan.
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
 Proses Verifikasi Praoperasi
• Verifikasi praoperasi merupakan proses pengumpulan informasi dan konfirmasi
secara terus-menerus. Tujuan dari proses verifikasi praoperasi adalah:
a) Melakukan verifikasi terhadap sisi yang benar, prosedur yang benar dan
pasien yang benar;
b) Memastikan bahwa semua dokumen, foto hasil radiologi atau pencitraan,
dan pemeriksaan yang terkait operasi telah tersedia, sudah diberi label dan
di siapkan;

c) Melakukan verifikasi bahwa produk darah, peralatan medis khusus


dan/atau implan yang diperlukan sudah tersedia.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Lanjutan..

Di dalam proses verifikasi praoperasi terdapat beberapa elemen yang


dapat dilengkapi sebelum pasien tiba di area praoperasi. seperti
memastikan bahwa dokumen, foto hasil radiologi, dan hasil
pemeriksaan sudah tersedia, di beri label dan sesuai dengan penanda
identitas pasien.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Penandaan Lokasi

Penandaan sisi operasi dilakukan dengan melibatkan pasien serta dengan


tanda yang tidak memiliki arti ganda serta segera dapat dikenali. Tanda
tersebut harus digunakan secara konsisten di dalam rumah sakit; dan
harus dibuat oleh PPA yang akan melakukan tindakan; harus dibuat saat
pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai
pasien disiapkan.

Penandaan sisi operasi hanya ditandai pada semua kasus yang memiliki dua
sisi kiri dan kanan (lateralisasi), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi),
atau multiple level (tulang belakang).

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


• Penandaan lokasi operasi harus melibatkan pasien dan dilakukan
dengan tanda yang langsung dapat dikenali dan tidak bermakna
ganda.

• Tanda “X” tidak digunakan sebagai penanda karena dapat diartikan


sebagai “bukan di sini” atau “salah sisi” serta dapat berpotensi
menyebabkan kesalahan dalam penandaan lokasi operasi.

• Tanda yang dibuat harus seragam dan konsisten digunakan di rumah


sakit. Dalam semua kasus yang melibatkan lateralitas, struktur ganda
(jari tangan, jari kaki, lesi), atau tingkatan berlapis (tulang belakang),
lokasi operasi harus ditandai.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


• Terdapat situasi di mana peserta didik (trainee) dapat melakukan penandaan
lokasi, misalnya ketika peserta didik akan melakukan keseluruhan tindakan, tidak
memerlukan supervisi atau memerlukan supervisi minimal dari operator/dokter
penanggung jawab. Pada situasi tersebut, peserta didik dapat menandai lokasi
operasi.
• Ketika seorang peserta didik menjadi asisten dari operator/dokter penanggung
jawab, hanya operator/dokter penanggung jawab yang dapat melakukan
penandaan lokasi.
• Tanda tersebut harus tetap dapat terlihat walaupun setelah pasien dipersiapkan dan
telah ditutup kain. Contoh keadaan di mana partisipasi pasien tidak memungkinkan
meliputi : kasus di mana pasien tidak kompeten untuk membuat keputusan
perawatan, pasien anak, dan pasien yang memerlukan operasi darurat.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Time-Out

Time-out dilakukan sesaat sebelum tindakan dimulai dan dihadiri semua


anggota tim yang akan melaksanakan tindakan operasi. Selama time-out, tim
menyetujui komponen sebagai berikut:

a) Benar identitas pasien. b) Benar prosedur yang akan dilakukan.


c) Benar sisi operasi/tindakan invasif.

Time-out dilakukan di tempat di mana tindakan akan dilakukan dan melibatkan


secara aktif seluruh tim bedah. Pasien tidak berpartisipasi dalam time-out.
Keseluruhan proses time-out didokumentasikan dan meliputi tanggal serta jam time-
out selesai. Rumah sakit menentukan bagaimana proses time-out didokumentasikan.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Sign-Out
Sign out yang dilakukan di area tempat tindakan berlangsung sebelum pasien
meninggalkan ruangan.
Pada umumnya, perawat sebagai anggota tim melakukan
konfirmasi secara lisan untuk komponen sign-out sebagai berikut:
a) Nama tindakan operasi/invasif yang dicatat/ditulis.
b) Kelengkapan perhitungan instrumen, kasa dan jarum (bila ada).
c) Pelabelan spesimen (ketika terdapat spesimen selama proses sign-out,
label dibacakan dengan jelas, meliputi nama pasien, tanggal lahir).
d) Masalah peralatan yang perlu ditangani (bila ada).
Rumah sakit dapat menggunakan Daftar tilik keselamatan operasi
(Surgical Safety Checklist dari WHO terkini)
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
 Elemen Penilaian SKP 4

a) Rumah sakit telah melaksanakan proses verifikasi pra operasi dengan daftar
tilik untuk memastikan benar pasien, benar tindakan dan benar sisi.
b) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan tanda yang seragam, mudah
dikenali dan tidak bermakna ganda untuk mengidentifikasi sisi operasi atau
tindakan invasif..
c) Rumah sakit telah menerapkan penandaan sisi operasi atau tindakan invasif
(site marking) dilakukan oleh dokter operator/dokter asisten yang melakukan
operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan pasien bila memungkinkan.
d) Rumah sakit telah menerapkan proses Time-Out menggunakan “surgical check
list” (Surgical Safety Checklist dari WHO terkini pada tindakan operasi termasuk
tindakan medis invasif.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
Standar SKP 5
Rumah sakit menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk
menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan SKP 5


 PPI merupakan tantangan praktisi Kesehatan;
 Peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi dapat membebani pasien serta PPA;
 Infeksi dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan :
- Infeksi saluran kemih-terkait kateter,
- Infeksi aliran darah (blood stream infections);
- Pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
 Hand Hygiene yang tepat dapat mengeliminasi infeksi;
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
 Elemen Penilaian SKP 5

a) Rumah sakit telah menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene) yang


mengacu pada standar WHO terkini.

b) Terdapat proses evaluasi terhadap pelaksanaan program kebersihan tangan di


rumah sakit serta upaya perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan program.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Jatuh

 Standar SKP 6
Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh
di jalan
 Standar SKP 6.1
Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat
jatuh di rawat inap.

 Maksud dan Tujuan SKP 6


Risiko jatuh pada pasien rawat jalan berhubungan dengan kondisi pasien, situasi,
dan/atau lokasi di rumah sakit. Di unit rawat jalan, dilakukan skrining risiko jatuh
pada pasien dengan kondisi, diagnosis, situasi, dan/atau lokasi yang menyebabkan
risiko jatuh.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Jika hasil skrining pasien berisiko jatuh, maka harus dilakukan intervensi
untuk mengurangi risiko jatuh pasien tersebut. Skrining risiko jatuh di
rawat jalan meliputi:
a) Kondisi pasien misalnya pasien geriatri, dizziness, vertigo, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status
kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol.
b) Diagnosis, misalnya pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson.

c) Situasi misalnya pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien dengan


riwayat tirah baring/perawatan yang lama yang akan dipindahkan
untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan
meningkatkan risiko jatuh.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Lanjutan..

d) Lokasi misalnya area-area yang berisiko pasien jatuh, yaitu tangga, area yang
penerangannya kurang atau mempunyai unit pelayanan dengan peralatan
parallel bars, freestanding staircases seperti unit rehabilitasi medis.

Ketika suatu lokasi tertentu diidentifikasi sebagai area risiko tinggi yang
lebih rumah sakit dapat menentukan bahwa semua pasien yang mengunjungi
lokasi tersebut akan dianggap berisiko jatuh dan menerapkan langkah-langkah
untuk mengurangi risiko jatuh yang berlaku untuk semua pasien.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Rumah sakit dapat menentukan bagaimana proses skrining dilakukan.
Misalnya skrining dapat dilakukan oleh petugas registrasi, atau pasien dapat
melakukan skrining secara mandiri, seperti di anjungan mandiri untuk
skrining di unit rawat jalan.

Contoh pertanyaan skrining sederhana dapat meliputi:

a) Apakah Anda merasa tidak stabil ketika berdiri atau berjalan?;


b) Apakah Anda khawatir akan jatuh?;
c) Apakah Anda pernah jatuh dalam setahun terakhir?

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Elemen Penilaian SKP 6

a) Rumah sakit telah melaksanakan skrining pasien rawat jalan pada kondisi,
diagnosis, situasi atau lokasi yang dapat menyebabkan pasien berisiko
jatuh, dengan menggunakan alat bantu/metode skrining yang ditetapkan
rumah sakit

b) Tindakan dan/atau intervensi dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada


pasien jika hasil skrining menunjukkan adanya risiko jatuh dan hasil skrining serta
intervensi didokumentasikan.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


 Elemen Penilaian SKP 6.1

a) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko jatuh untuk semua pasien
rawat inap baik dewasa maupun anak menggunakan metode pengkajian
yang baku sesuai dengan ketentuan rumah sakit.

b) Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian ulang risiko jatuh pada pasien rawat
inap karena adanya perubahan kondisi, atau memang sudah mempunyai risiko
jatuh dari hasil pengkajian.

c) Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pada


pasien rawat inap telah dilakukan dan didokumentasikan.

LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
Intervensi risiko jatuh:
1. Mengorientasikan pasien dengan lingkungan sekitar , termasuk lokasi kamar
mandi, penggunaan alarm panggilan;
2. Menjaga tempat tidur dalam posisi terendah selama penggunaan kecuali tidak
praktis (ketika melakukan prosedur pada pasien);
3. Pasang tanda risiko jatuh;
4. Memasang dua sisi pengaman tempat tidur pasien;
5. Kunci roda tempat tidur, tandu, & kursi roda;
6. Menghindari hambatan akses menuju ke toilet;
7. Tempatkan alarm panggilan dan benda yang sering dibutuhkan pasien ke tempat
yg dapat di jangkau pasien;
8. Respon segera jika terdengar alarm panggilan;
9. Ajarkan pasien atau keluarga untuk meminta bantuan yang diperlukan; Gunakan
alas kaki non slip
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
Sejuk udara di kota Bandung
Kadang menjadi dingin menggigit…
Di LARS DHP kita bergabung
Merperjuangkan Mutu dan
Keselamatan Pasien rumah sakit…

LEMBAGA AKREDIATASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA


Terima kasih
Mitra dan Sahabat Hati Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai