Anda di halaman 1dari 94

SISTEM INFORMASI

PENGERTIAN
• SISTEM
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur berkumpul
bersama-sama dan saling berhubungan untuk suatu tujuan tertentu

• INFORMASI
Informasi adalah hasil pengolahan data yang memiliki manfaat. Data adalah
fakta-fakta, perkiraan, atau pendapat yang tidak atau belum memiliki arti
guna
SISTEM INFORMASI

• Sistem Informasi adalah jaringan kerja (orang, hardware, software,


jaringan komunikasi, data, prosedur) yang saling berhubungan / bekerja
sama untuk melakukan suatu kegiatan guna menyelesaikan suatu masalah
yang memiliki manfaat/nilai guna bagi orang yang membutuhkannya.
KHARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI
• Komponen (sejumlah yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk
satu kesatuan).
• Batas Sistem (Daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem
lainnya)
• Lingkungan luar sistem (Segala sesuatu diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi system).
• Penghubung (interface)
Media penghubung antar sub system. Media sebagai segala bentuk yang
digunakan untuk proses penyaluran informasi. Media adalah alat (sarana)
komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan
spanduk
KHARAKTERISTIK SISTEM
• Masukan (input) Adalah data/informasi yang dimasukkan ke dalam sistem
• Keluaran (output) Adalah hasil dari informasi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
• Pengolahan (proses) Suatu sistem yang merupakan suatu bagian pengolah
yang merubah masukan menjadi keluaran.
• Sasaran (objectivitas) atau tujuan (goals)
KLASIFIKASI SISTEM INFORMASI

• Sistem abstrak ( gagasan, ide)

• sistem fisik ( alat alat laboratorium, Gedung RS, dll)

• Sistem alamiah/ dari Maha Pencipta (Sistem peredaran daran darah

• sistem buatan manusia ( sistem RM elektronik)


KLASIFIKASI SISTEM INFORMASI

• Sistem tertentu operasinya dapat diprediksi secara tepat ( sistem komputer)

• sistem tak tentu sistem yang tidak dapat diramal dengan pasti (sistem
pelayanan catin)
• Sistem tertutup tidak bertukar materi (reaksi kimia dalam tabung yang
terisolasi)
• sistem terbuka sistem yang terpengaruh oleh lingkungannya. ( Sistem Safari
KB)
SIKLUS SISTEM INFORMASI
Data diolah

Informasi

Penerima Informasi

Membuat suatu keputusan dan melakukan Tindakan

Evaluasi

Membuat sejumlah data kembali.


NILAI INFORMASI

• Kemudahan memperoleh data


• Luas dan Lengkap
• Ketelitian
• Cocok dengan kebutuhan
• Tepat waktu
NILAI INFORMASI

• Kejelasan
• Fleksibel
• Dapat dibuktikan
• Tidak ada keraguan atas kesalahan informasi
• Dapat diukur (dapat dilacak Kembali kesumber data)
KUALITAS INFORMASI

1. Tepat Orang
2. Tepat Waktu
3. Tepat Nilai (Akurat dan dapat dipercaya)
PEMAKAIAN/ FUNGSI SISTEM INFORMASI

1.Mempermudah pekerjaan manajemen


(Merencanakan, memantau, mengarahkan, mendelegasikan
pekerjaan)
2. Meningkatkan efisiensi, hemat,meningkatkan produktivitas
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (terkoordinasi
dan sistematis)
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
(SIK)
SIK adalah seperangkat tatanan yang meliputi
• data
• Informasi
• Indikator (Penanda untuk menilai)
• Prosedur
• Perangkat (software , hardware)
• Teknologi (sarana atau metode utk menyelesaikan masalah)
• Sumber daya manusia

Saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan

atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan


kesehatan.
TUJUAN SIK INDONESIA

Menunjang ketujuh subsistem kesehatan nasional sebagai berikut:


a. Upaya Kesehatan
b. Penelitian dan pengembangan Kesehatan
c. Pembiayaan Kesehatan
d. Sumber daya manusia Kesehatan
e. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
f. Manajemen dan regulasi Kesehatan
g. Pemberdayaan masyarakat
SIK MANAJEMEN KESEHATAN
PEMANFAATAN SIKNAS

1. Komunikasi Data Terintegrasi


tukar- menukar data antar unit kesehatan yang mencakup semua data esensial
yang diperlukan untuk manajemen kesehatan (data kegiatan puskesmas,
kegiatan RS, kegiatan sarana kesehatan lain, termasuk data keuangan, tenaga
kesehatan, obat, perbekalan farmasi, dan sumber daya lainnya), data
perkembangan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal, dan data
perkembangan pelaksanaan Desa Siaga.
2. Informasi Eksekutif
2. tukar- menukar informasi antar pimpinan kesehatan (Pusat dan Daerah)
dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan, secara cepat dan tepat.
PEMANFAATAN SIKNAS

3. Telekomunikasi & Teleconference


pemanfaatan jaringan komputer online untuk komunikasi suara (Voice over
Internet Protocol-VoIP) dan rapat jarak jauh antar pejabat Pusat, dan antara
Pejabat-pejabat Pusat dengan Pejabat-pejabat Daerah, dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
PEMANFAATAN SIKNAS

 Distance Learning
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jarak jauh, khususnya untuk
petugas-petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, RS, dan lain-lain).

 Digital Library Service


pengembangan kerjasama antar unit perpustakaan dan dokumentasi di
bidang kesehatan untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada
masyarakat, baik yang berupa literature/hasil-hasil penelitian maupun media
promosi Kesehatan.
PEMANFAATAN SIKNAS

 Telemedicine
Pengembangan rujukan dan diagnosis serta terapi jarak jauh, dan aplikasi-
aplikasi lain di bidang kedokteran.

 Web based Networking


Pengembangan jaringan situs di internet dan pemanfaatan jaringan tersebut
untuk berbagai keperluan seperti lelang melalui internet.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah

Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan


perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
• Pasal 3
(1) Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
(2) Penyelenggaraan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan
aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh Kementerian
Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit.
(3) Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh
Menteri
• Pasal 5
(1) SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. www.peraturan.go.id 2014,
No.87 4
(2) Pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk kemampuan komunikasi data
(interoperabilitas).
(4). SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan: a.
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN); b.
Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS); c. Indonesia Case Base Group’s
(INACBG’s) / pembayaran BPJS; d. aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah; dan
e. sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
(5). Kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan Sistem Informasi dan
Manajemen Barang Milik Negara (SIMAK BMN) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a, paling sedikit mencakup pengkodean barang.
Pasal 6
SIMRS paling sedikit terdiri atas:
a. Kegiatan pelayanan utama (front office)
b. Kegiatan administratif (back office)
c. Komunikasi dan kolaborasi
KEGIATAN PELAYANAN UTAMA (FRONT OFFICE)

• Pelayanan pendaftaran utama pelayanan pasien setiap rumah sakit akan berbeda-beda
akan tetapi secara umum memiliki pelayanan yang terintegrasi yang sama yaitu proses
pendaftaran, proses rawat (rawat inap atau rawat jalan) dan proses pulang.
• proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan
tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, dll
KEGIATAN ADMINISTRATIF (BACK OFFICE)

Pelayanan administratif rumah sakit merupakan pelayanan yang mengelola


• Sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen,
alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
• Fungsi administratif lainnya seperti perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan
stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piuta Selain
• Data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek,
kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya yang pengelolaanya dilakukan
oleh unit back office dalam sistem informasi rumah sakit. ng, kas, buku besar dan lainnya).
KOMUNIKASI DAN KOLABORASI

Komunikasi internal
• Antar anggota tim
• Antar sub sistem

Komunikasi eksternal
• Pasien
• Pihak lain
SIK RUMAH SAKIT
SIM-RS (Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit)
• Adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit
se- Indonesia, yang mencakup semua rumah sakit umum maupun khusus, baik
yang dikelola secara publik maupun privat (UU RI no. 44 th 2009).
• Adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan ( Permenkes RI No. 82 tahun 2013)
• Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Rumah sakit harus memberikan kemudahan dalam operasional serta harus
dapat mengatasi kendala pelayanan pasien yang ada di rumah sakit
• SIM-RS bertujuan untuk
1. Mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan
mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan.
2. Value added bagi pelanggan terutama dalam kemudahan mendapatkan
akses informasi dan layanan yang disediakan
3. Meningkatkan kinerja dan daya saing , efektif serta efisien
RUMAH SAKIT DIKELOLA KONVENSIONAL BERAKIBAT:

a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi


berulang-ulang sehingga bisa menyebabkan duplikasi data .
b. Unintegrated Data, penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak
terintegrasi menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-
masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
c. Out of date Information, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus
direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat
d. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian dan
kejenuhan
PELAYANAN SISTEM INFORMASI

• Sistem Informasi Klinik:

Sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien dalam hal
pelayanan medis. Seperti Sistem informasi di ICU
• Sistem Informasi Administrasi:
Sistem informasi yang membantu pelaksanaan administrasi di rumah sakit.
Seperti Sistem Informasi Pendaftaran, Sistem Infromasi Billing system
(tagihan), Sistem Informasi Farmasi, Sistem Informasi Penggajian.
• Sistem Informasi Manajemen:
Sistem informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam
pengambilan keputusan.
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK
KEBERHASILAN SIMRS

• Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik
mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan
adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama,
serta peran serta semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem
Informasi
• Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan,
akan membuat sistem berjalan dengan efisien
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK
KEBERHASILAN SIMRS

• Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan
berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun
sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
Informatika, Teknik Komputer. Tim ini perlu juga melibatkan para dokter, perawat, staf
administrasi, manajer, dan jika ada tentu saja orang-orang yang mengerti tentang sistem
informasi manajeman khususnya rumah sakit.
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK
KEBERHASILAN SIMRS
• Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam
pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti
Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).
• Perubahan budaya kerja dari manual ke otomasi. Perubahan budaya ini tidak mudah
dilakukan, Kadang-kadang diperlukan keberanian, ketegasan dan kesepakatan bersama
antara pimpinan dan karyawan.
Pengguna sistem informasi manajemen di rumah sakit dapat diidentifikasi menjadi internal
dan eksternal.
• Pengguna internal adalah dokter, perawat, teknisi laboratorium, Apoteker, dan lainnya di
dalam fasilitas kesehatan yang berinteraksi dengan proses esensial.
• Pengguna eksternal adalah pasien, keluarga pasien, penyedia asuransi, peneliti layanan
kesehatan.
CONTOH
KEBIDANAN
• Rasio persalinan normal
• Rasio persalinan dengan komplikasi
• Rasio sectio caesaria
• Rasio abortus
• Rasio perdarahan sebelum persalinan
• Rasio perdarahan sesudah persalinan
• Rasio preeklamsia
• Rasio eklamsia
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014

Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya
BAB VIII SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

• Pasal 43
(1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi Puskesmas.
(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diselenggarakan secara eletronik atau non elektronik.
(3) Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup: a. pencatatan dan pelaporan
kegiatan Puskesmas dan jaringannya; b. survei lapangan; c. laporan lintas sektor
terkait; dan d. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
KEGIATAN PUSKESMAS

• Pelayanan rawat jalan


• Kesejahteraan ibu dan anak,
• Keluarga berencana,
• Kesehatan gigi,
• Kesehatan gizi,
• Kesehatan sekolah,
KEGIATAN PUSKESMAS

• Kesehatan lingkungan
• Kesehatan jiwa
• Pendidikan Kesehatan
• Perawatan kesehatan masyarakat
• Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
KEGIATAN PUSKESMAS

• Kesehatan olahraga
• Kesehatan lanjut usia
• Kesehatan mata
• Kesehatan kerja,
• Laboratorium kesehatan masyarakat
• Pencatatan dan pelaporan
BAB VIII SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
Pasal 44
(1) Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan
kabupaten/kota.
(2) Dalam menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas, Puskesmas wajib menyampaikan
laporan kegiatan Puskesmas secara berkala kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
(3) Laporan kegiatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan sumber data
dari pelaporan data kesehatan prioritas yang diselenggarakan melalui komunikasi data.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
(Proses revisi SP2TP yang dimulai sejak tahun 2014)

Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan


informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.
Tidak hanya mengatur tentang pencatatan dan pelaporan, tapi juga mengatur seluruh
aktivitas di Puskesmas dalam rangka memperoleh data dan informasi beserta
pengorganisasian dan pendanaanya

laporan berkala kepada dinas kesehatan kabupaten/kota


• Mengapa Direvisi?

Beberapa hal yang menjadi alasan revisi SP2TP di antaranya:


1. Perubahan tatanan pemerintahan.
2. Perkembangan kesehatan dan sistem kesehatan.
3. Perkembangan kebutuhan dan fragmentasi data.
4. Pergeseran peran dan fungsi Puskesmas sesuai Permenkes 75 Tahun 2014.
DENGAN TERLAKSANANYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MULAI DARI TINGKAT
PROVINSI SAMPAI PUSKESMAS MAKA DITETAPKAN PEMBERLAKUKAN SIP YAITU
MULAI 1 JANUARI 2017 MAKSIMAL 2019
SIP bertujuan untuk:
1. Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi puskesmas yang
terintegrasi
2. Menjamin ketersediaan data dan informasi yang berkualitas,
berkesinambungan, dan mudah diakses
3. Meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
melalui penguatan manajemen Puskesmas.
SIP paling sedikit mencakup:
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya
2. Survei lapangan
3. Laporan lintas sektor terkait
4. Laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
SIP bagian dari SIKDA (Versi terbaru)  SIK Provinsi  SIKNAS

SIP  Mengakomodir family folder yang merupakan berkas keluarga dimana data setiap
anggota keluarga dicatat.
KOMPONEN DATA SIP

1. Data dasar
a. Identitas Puskesmas.
b. Wilayah kerja Puskesmas.
c. Sumber daya Puskesmas meliputi.
• Manajemen Puskesmas.
• Gedung dan sarana Puskesmas.
• Jejaring Puskesmas, lintas sektor serta potensi sumber daya lainnya.
• Sumber daya manusia kesehatan.
• Ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas.
• Sasaran program.
• 2. Data Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial (UKME) a. Promosi Kesehatan. b.
Kesehatan Lingkungan. c. Pelayanan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Keluarga
Berencana (KB). d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM). e.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat. f. Surveilans dan Sentinel Sistem Kewaspadaan
Dini dan Respon (SKDR). g. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
3. Data Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan (UKMP)
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
b. Kesehatan Jiwa.
c. Kesehatan Gigi Masyarakat.
d. Kesehatan Tradisional dan Komplementer.
e. Kesehatan Olahraga.
f. Kesehatan Kerja.
g. Kesehatan Indera.
h. Kesehatan Lanjut Usia.
4. Data Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
a. Kunjungan Puskesmas.
b. Pelayanan umum.
c. Kesehatan gigi dan mulut.
d. Rawat Inap.
e. Unit Gawat Darurat (UGD).
f. Kefarmasian. g. Kematian.
g. Laboratorium, dll
EDARAN MENTERI PPN/ BAPPENAS NO.
B.899/M.PPN/SES/PP.03.02/12/2019
TANGGAL 20 DESEMBER 2019

Visi Kemenkes:
Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan
Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong
EDARAN MENTERI PPN/ BAPPENAS NO.
B.899/M.PPN/SES/PP.03.02/12/2019
TANGGAL 20 DESEMBER 2019

Misi Kemenkes:
1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh
penduduk Indonesia
2. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan
kesehatan
3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya
Kesehatan
4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR
TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

Pasal 1
(1) Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib menerapkan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
(2) Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal
PASAL 2

(1) SPM Kesehatan terdiri atas SPM Kesehatan Daerah Provinsi dan SPM
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi terdiri atas:
a.Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi
b.Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa
provinsi
(3) Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d. Pelayanan kesehatan balita
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)
yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif
(4) Pelayanan yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif sebagaimana
dimaksud pada ayatm(3) mencakup:
a. peningkatan kesehatan;
b. b. perlindungan spesifik;
c. c. diagnosis dini dan pengobatan tepat;
d. d. pencegahan kecacatan; dan
e. e. rehabilitasi.
(5) Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun swasta.
(6) Pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.
(7) Selain oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) untuk
jenis pelayanan dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader kesehatan terlatih
di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah pengawasan tenaga kesehatan.
PASAL 3

(1) Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada
SPM bidang Kesehatan.
(2) Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam standar teknis yang terdiri atas:
a.standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa
b.standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia Kesehatan
c.petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
PASAL 3

(3) Standar teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
Pasal 4
Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan
setiap jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus
persen).
Pasal 5
Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada SPM Kesehatan
memperhatikan berbagai sumber pembiayaan agar tidak terjadi duplikasi
anggaran
Pasal 6
Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5)
dicatat dan dilaporkan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota,
pemerintah daerah provinsi, dan Menteri Kesehatan secara berjenjang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 7
Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan dan
pengawasan secara berjenjang sesuai dengan kewenangan masing-masing
Pasal 8
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1473),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan
mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 Januari 2019
STRENGTH ( KEKUATAN )

 Adanya UU Kesehatan, SKN, Kebijakan dan strategi pengembangan


SIKNAS dan SIKDA.
 Tenaga pengelola SIK sudah mulai tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
 Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi tersedia di semua
Provinsi dan hampir seluruh Kabupaten/kota
 Indikator kesehatan telah tersedia.
ANALISIS SWOT SIK
STRENGTH ( KEKUATAN )

 Adanya sistem penggumpulan data secara rutin yang bersumber dari


fasilitas kesehatan pemerintah dan masyarakat.
 Adanya inisiatif pengembangan SIK oleh beberapa fasilitas kesehatan
seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan, untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
 Diseminasi data dan informasi telah dilakukan, (ct: profil Kesehatan
Provinsi).
WEAKNESSES ( KELEMAHAN )

 SIK belum terintegrasi dan dikelola berbagai pihak

 Legislasi yang ada belum kuat.

 Tidak ada penanggung jawab khusus SIK

 belum ada jabatan fungsional dan pengembangan karir tidak jelas Tenaga
Pengelola SIK
 Terbatasnya anggaran untuk teknologi informasi dan komunikasi
khususnya untuk pemeliharaan.
WEAKNESSES ( KELEMAHAN )

 Indikator yang digunakan kurang menggambarkan “subjek”.

 Masih lemahnya mekanisme monitoring, evaluasi dan audit SIK.

 Kualitas data masih bermasalah (tidak akurat, lengkap, tepat waktu)

 Penggunaan data/informasi oleh pengambil keputusan dan masyarakat


masih sangat rendah
OPPORTUNITIES ( PELUANG )

 Kesadaran manfaat eHealth mulai meningkat pada semua pemangku


kepentingan terutama pada tingkat manajemen Kementerian Kesehatan.
 Terdapat jenjang pendidikan informasi kesehatan yang bervariasi dari
diploma hingga sarjana di perguruan tinggi.
OPPORTUNITIES ( PELUANG )

 Para donor menitik beratkan program pengembangan SIK.

 Adanya inisiatif penggunaan nomor identitas tunggal penduduk oleh


Kementerian Dalam Negeri yang merupakan peluang untuk memudahkan
pengelolaan data sehingga menjadi berkualitas.

• Kebutuhan akan data berbasis bukti meningkat khususnya untuk anggaran


(perencanaan) yang berbasis kinerja
THREATHS ( ANCAMAN )
 Pengembangan SIK tidak menjadi prioritas.
 Rotasi tenaga SIK di fasilitas kesehatan Pemerintah tanpa
perencanaan dan koordinasi.
 Sebagian program kesehatan yang didanai oleh donor
mengembangkan sistem informasi sendiri tanpa
dikonsultasikan atau dikoordinasikan sebelumnya dengan
Pusat Data dan Informasi dan pemangku kepentingannya.
 Meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaan
sistem TIK.
 Kondisi geografis Indonesia yang sangat beragam
dimana infrastruktur masih sangat lemah di daerah terpencil
BASIS DATA

Basis tempat bersarang atau berkumpul.


Data  representasi fakta nyata

Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama,
dalam bentuk sedemikian rupa, dan tanpa redundansi (pengulangan) untuk dapat
dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah untuk memenuhi berbagai kebutuhan .
TUJUAN BASIS DATA

• Kecepatan dan Kemudahan (Speed)


Dapat menyimpan data, melakukan perubahan, menampilkan kembali data tersebut dengan
lebih cepat dan mudah
• Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Dapat melakukan pengurangan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah
pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk tabel) antar kelompok data
yang saling berhubungan
TUJUAN BASIS DATA

• Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengodean dengan penerapan aturan atau batasan tipe data, domain data, keunikan data,
sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan penyimpanan data.
• Ketersediaan (Availability)

Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari
sistem basis data yang aktif baik dengan cara penghapusan atau memindahkan ke media
penyimpanan off line. Di sisi lain karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat
memiliki data yang tersebar di banyak lokasi, dengan pemanfaatan teknologi jaringan computer data
yang tersedia di suatu tempat juga dapat diakses bagi unit lain yang berbeda lokasi.
TUJUAN BASIS DATA

• Kelengkapan (Completeness)

Mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka dapat dengan cara
menambah record-record data atau dengan melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik
dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu
tabel.
• Keamanan (Security)

Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan dapat diterapkan secara ketat. Dengan begitu
dapat ditentukan siapa-siapa pemakai yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di
dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.
TUJUAN BASIS DATA

• Kebersamaan Pemakaian (Sharability)


Pemakai basis data tidak terbatas pada satu pemakai, satu lokasi atau satu aplikasi saja
tetapi dapat digunakan oleh banyak pemakai/user. Basis data yang dikelola oleh sistem
(aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser akan dapat memenuhi kebutuhan namun
dengan menghindari munculnya persolalan baru seperti inkonsistensi data (atau kondisi
deadlock karena banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data
MODEL DATA

Model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data,
semantik (makna) data dan batasan data. terdiri
1. Object-based logical models
• Entity-relationship (E-R) model Entity-relationship models

didasarkan atas persepsi dari sekumpulan objek disebut entitas dan hubungan antar objek itu yang
disebut dengan relasi.
• Object oriented model Model orientasi objek

adalah model yang berbasiskan kumpulan objek. Berisi Nilai ,Metode, Objek-objek yang memiliki tipe
nilai dan metode yang dikelompokkan dalam satu kelas.,Sending a message
MODEL DATA

2. Record-based logial models


• Model relasional kumpulan tabel-tabel
• Model hirarki model pohon,
• Model jaringan Datasekumpulan record dan relasi antar data
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Data Based Management System (DBMS) adalah sebuah kumpulan program yang
terintegrasi yang membantu pengguna untuk menyimpan dan memanipulasi data secara
mudah dan efisien
Fungsi
1. Membuat database itu sendiri, membuat tabel, membuat struktur lainnya
2. Membaca dan mengupdate database, memelihara semua struktur database,
mengendalikan concurrency
3. Pusat penyimpanan data dan juga menyediakan fasilitas untuk membackup data dan
memunculkan kembali ketika diperlukan
KOMPONEN SISTEM BASIS DATA

• Perangkat keras (Hardware)


komputer, memori sekunder yang online (hardisk), memori sekunder yang offline dan
media/perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan)
• Sistem Operasi (Operation System)
program yang mengaktifkan sistem computer, mengendalikan seluruh sumber daya
(resources) dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer
KOMPONEN SISTEM BASIS DATA

• Basis Data (Database)


Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data.
• Sistem Pengelola Basis Data (Data Base Management System (DBMS
DBMS ini yang menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil
kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengaman data, pemakai data secara bersama dan
konsistensi data.
KOMPONEN SISTEM BASIS DATA

• Pemakai
Programer dan user (umum/ khusus)
• Aplikasi atau Perangkat lunak lain
Aplikasi ini bersifat optional, artinya ada atau tidaknya tergantung pada kebutuhan kita.
SIKLUS BASIS DATA

Permintaan model cari informasi  Pembuatan awal

Tes uji coba

Produksi
SIMBOL SIMBOL FLOWCHART

Anda mungkin juga menyukai