Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN BNSP DAN PEMAHAMAN

TENTANG ASESMEN BERBASIS


KOMPETENSI

TIM MASTER ASESOR BNSP

Disampaikan Dalam Acara Pelatihan


@bnspofficial
Calon Asesor Kompetensi
AMANAT SDM KOMPETEN
UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
UU Nomor 13 Tahun 2003 PERINDUSTRIAN
Tentang Ketenagakerjaan

INPRES No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi


UU Nomor 12 Tahun 2012 SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan
Tentang Pendidikan Tinggi Daya Saing SDM Indonesia

PP NOMOR 31 Tahun 2006


Permendikbudristek no. 6 tahun 2022
tentang ijasah
Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional

Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 PP Nomor 10 Tahun 2018


Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Tentang BNSP

PERPRES NOMOR 68 TAHUN 2022


Tentang REVITALISASI Pendidikan VOKASI dan PELATIHAN vokasi
UU NOMOR 13
TAHUN 2003
2 4
Pengakuan kompetensi kerja Untuk melaksanakan sertifikasi
sebagaimana dimaksud dalam kompetensi kerja dibentuk
ayat (1) dilakukan melalui badan nasional sertifikasi
sertifikasi kompetensi kerja. profesi yang independen

1 3 5
Tenaga kerja berhak memperoleh Sertifikasi kompetensi Pembentukan badan
pengakuan kompetensi kerja setelah kerja sebagaimana nasional sertifikasi profesi
mengikuti pelatihan kerja yang di dimaksud dalam ayat (2) yang independen
selenggarakan lembaga pelatihan dapat pula diikuti oleh sebagaimana dimaksud
kerja pemerintah, lembaga pelatihan tenaga kerja yang telah dalam ayat (4) diatur dengan
kerja swasta, atau pelatihan di tempat berpengalaman. Peraturan Pemerintah.
kerja.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
(UU.20/2004, UU. 12/2012, PERPRES.8/2012, PP. 10/2018)

KKNI Std.Itl.& Khs


BNSP
 

PP 012

PP 004
SKKNI LSP

R.

.2
8/

3/
DUDI

2
S PROGRAM T NAKER
U SERTIFI-
SERTIFI- NAKER
CALON PESERTA E KBK LULUSAN
LULUSAN
K KASI
KASI
KOMPETEN
KOMPETEN
DIDIK

L
Sarana/
E Prasarana NAKER
NAKER

UU 00
20 4
K Tenaga Pendidik PENGALAMAN
PENGALAMAN

/2
S Biaya
PENDIDIKAN VOKASI
I Manajemen
BAN-PT AKRIDITASI
PERPRES 68 TAHUN 2022 TENTANG
REVITALISASI PENDIDIKAN PELATIHAN VOKASI
 Bab V Pasal 16
(1) Penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi dilaksanakan melalui:
a. akreditasi lembaga; dan
b. Sertifikasi Kompetensi/profesi bagi peserta
(3) Sertifikasi Konipetensi/profesi bagr peserta
didik/peserta latih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi
yang telah memiliki lisensi dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
PP NO. 10 TAHUN 2018 tentang BNSP
(atas amanat UU no 13 tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN)

 Bab II Pasal 2 Ayat 2


BNSP merupakan lembaga yang INDEPENDEN dalam melaksanakan tugasnya dan
bertanggung jawab kepada PRESIDEN
 Bab II Pasal 3
BNSP mempunyai tugas melaksanakan SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
Fungsi BNSP :
a) Pelaksanaan dan pengembangan sistem sertifikasi kompetensi kerja
b) Pelaksanaan dan pengembangan sisitem sertifikasi pendidikan dan pelatihan
vokasi
c) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi kerja
nasional
d) Pengembangan pengakuan sertifikasi kompetensi kerja nasional dan
internasional
e) Pelaksanaan dan pengembangan kerja sama antar lembaga, baik nasional dan
internasional dibidang sertifikasi profesi, dan
f) Pelaksanaan dan pengembangan sistem data dan informasi sertifrkasi
kompetensi kerja yang terintegrasi.
Pengurus BNSP Periode 2023-2028, Syamsi Hari (Ketua)
SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL DAN INTERNALISASI
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI

01 Pelatihan berbasis kompetensi (CBT) dan Asesmen


berbasis kompetensi (CBA)

04
02
SOP Melayani Pelaksanaan
Standar Kompetensi Kegiatan Sertifikasi
dan Skema Sertifikasi Kompetensi pada LSP

03 06

Tugas
Skema Sertifikasi Pengelompokan Pekerjaan
Asesor Kompetensi dalam skema
05
Kode Etik Asesor
1. PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

Pelatihan berbasis kompetensi/competensi base


training (CBT) adalah pelatihan kerja yang menitik
beratkan pada penguasaan kemampuan kerja yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
persyaratan di tempat kerja.
PP 31 2006, PERMENAKERTRANS NOMOR 8 TAHUN 2014
Ciri – Ciri Pelatihan Berbasis Kompetense, ASEC.2013
Ketrampilan, Pengetahuan, dan
Standar Kompetensi Sikap yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu pekerjaan

Kualifikasi Kerja Nasional Sistem untuk pengakuan


Indonesia (KKNI) kompetensi
PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI

Stratagi dan Materi Pembelajaran Bagaimana membantu orang


Mampu telusur dengan standar untuk mendapatkan ketrampilan
kompetensi dan pengetahuan

Proses menilai apakah orang


memiliki ketrapilan,
Asesmen Berbasis Kompetensi
pengetahuan, dan sikap yang
dibutuhkan
2. ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI
 Asesmen berbasis kompetensi/Competensy based assessment (CBA)
Asesmen terhadap bukti untuk menentukan apakah kemampuan seseorang
saat ini sesuai dengan standar kompetensi (Hayton dan Wagner 1998).
 ASESMEN BERBASIS KINERJA adalah Adalah proses
mengumpulkan bukti dan membuat penilaian tentang apakah seseorang
telah mencapai kompetensi tertentu.
 Sering digambarkan sebagai proses yang direferensikan dengan kriteria,
karena melibatkan orang yang diases berdasarkan kriteria tetap atau tolok
ukur yang telah ditentukan sebelumnya - seperti yang dinyatakan dalam
unit kompetensi.
Kompetensi…
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
( Definisi Pedoman BNSP)

Kompetensi mensyaratkan penerapan dari


pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang relevan
dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari
waktu ke waktu di lingkungan tempat kerja.
Pengetahuan dan ketrampilan dapat diidentifikasi
bersamaan atau dipisah.
Filosofi Asesmen Berbasis Kompetensi
(CBA)

Berbasis kriteria, Berbasis bukti, Partisipatori,


asesmen berdasarkan
Suatu proses yang Kandidat terlibat
bukti dengan
hubungan standar membandingkan dalam proses
industri atau bukti kompetensi asesmen
serangkaian kriteria dengan suatu
untuk menentukan standar
kompetensi

(Harris, R., Guthrie, H., Hobart, B. & Lundberg, D. 1995)


Kompetensi… Trans
fer
Task
Skill
Skills

Pengetahuan : Job
Role
knowTask
Mana
Mengidentifikasi apa yang dibutuhkan seseorang Envir
ledg
egeme
onme Conti
untuk diketahui dalam melakukan kinerja dalam nt ngenskil ntatti
tud
cy l Skills
pekerjaannya dengan cara yang benar dan efektif. Skills
Mana e
geme
Ketrampilan : nt
Skills
Mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan pada
situasi dimana pengetahuan dirubah menjadi hasil
yang dibutuhkan di tempat kerja.
Sikap :
Dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan
pengetahuan tertentu atau mengapa keterampilan
dilakukan dengan cara tertentu
DIMENSI KOMPETENSI
Melaksanakan tugas individu
TASK SKILL (TS)

TASK MANAGEMENT Mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam satu


SKILL (TMS) pekerjaan

CONTINGENCY Kemampuan merespon dan mengelola ketidakteraturan


MANAGEMENT SKILL dan masalah-masalah dalam pekerjaan rutin
(CMS)
JOB ROLE/ Kemampuan menyesuaikan dengan tanggung jawab dan
ENVIRONMENT SKILL harapan lingkungan kerja
(JRES)
TRANSFER SKILL Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan maupun alat
(TRS) yang baru
EMPLOABILITY SKILL

Employability Skills merupakan


kompetensi-kompetensi non-teknis bagi
seseorang untuk dapat secara efektif dan sukses
berpartisipasi di tempat kerja.
EMPLOABILITY SKILL (KEMAMPUAN DASAR)

Adalah ketrampilan non-teknis yang diperlukan untuk memasuki


dunia kerja, yang terdiri atas :
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3. Problem solving
4. Berinisiatif
5. Merencanakan Dan Mengorganisasikan
6. Manajemen diri
7. Belajar
8. Teknologi
PENERAPAN SKKNI, KEMAMPUAN TELUSUR DAN KESAMAAN DENGAN
PENERAPAN SKKNI,DIKLAT,
SISTEM KEMAMPUAN TELUSUR
SERTIFIKASI DANDAN
SOPKESAMAAN
INDUSTRI DENGAN
SISTEM DIKLAT, SERTIFIKASI DAN SOP INDUSTRI
PENERAPAN PENDIDIKAN
PADA VOKASI DAN SERTIFIKASI
ORGANISASI/
PELATIHAN KERJA
INDUSTRI
Judul SOP Judul Unit Judul Learning Skema sertifikasi
material
Ruang lingkup Deskripsi unit Ruang lingkup diklat Ruang lingkup
SOP asesmen

Elemen asesmen
Langkah-langkah Elemen Pencapaian hasil
proses pembelajaran (LO)
Kriteria
Instruksi kerja KUK Kriteria evaluasi pencapaian
belajar Kompetensi
Spesifikasi sesuai Batasan Veriabel Kontektualisasi diklat Kontektualisas
dengan konteks asesmen dan
spesifikasi
QA Panduan evaluasi Penduan asesmen
Penialaian
3.a. STANDAR KOMPETENSI

Standar Kompetensi adalah pernyataan yang


menguraikan keterampilan, pengetahuan dan sikap
yang harus dilakukan saat bekerja serta
penerapannya, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh tempat kerja (industri).
STANDAR KOMPETENSI KERJA
SKKNI
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas
dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
STANDAR KHUSUS
(SPESIFIK)
Standar yang dikembangkan oleh
organisasi otoritas /mempunyai tugas di
bidang standardisasi untuk STANDAR INTERNASIONAL
dipergunakan secara khusus (spesifik)
Standar yang dikembangkan oleh organisasi
dan dipublikasikan secara formal bagi
standardisasi internasional. Standar Internasional
komunitas spesifik atau dalam bentuk
dapat diperoleh untuk dipergunakan sebagai
jurnal
bahan pertimbangan dan berlaku di seluruh
dunia.
Struktur Unit Kompetensi
KODEUNIT :
JUDUL UNIT :
DESKRIPSI UNIT :
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. 1.1
1.2

2. 2.1
2.2

BATASAN VARIABEL
(Konteks variabel, Peralatan dan perlengkapan, Peraturan yang diperlukan,
Norma dan Standar)

PANDUAN PENILAIAN
(Konteks penilaian, Persyaratan kompetensi, Pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan, Sikap kerja yang diperlukan, Aspek kritis
Aktifitas
Pekerjaan/fungsi
dasar
Instruksi Kerja
Rincian pada Industri yang
Langkah – langkah Terukur dan dapat
Unit – unit Dapat berupa proses manajemen
diobservasi
atau proses produksi
kompetensi Produk / Jasa

Elemen
Kompetensi Kontekstual di
tempat kerja

Kriteria Unjuk Deskripsi aspek


Kerja kritis pengetahuan
dan ketrampilan
penting untuk
KETELUSURAN STRUKTUR Batasan asesmen
STANDAR KOMPETENSI Variabel
DENGAN SISTEM INDUSTRI
Panduan
Penilaian
KODE UNIT : M.701001.009.01
JUDUL UNIT : Melaksanakan Pencarian Sumber Calon Pekerja

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam kegiatan melaksanaan pencarian sumber calon pekerja
Pernyataan mencangkup kegiatan persiapan, pelaksanaan serta evaluasi pelaksanaan
pencari sumber calon pekerja sesuai dengan program rekruitmen yang telah
Tugas/Pekerjaan yang ditentukan organisasi.
akan dilakukan Kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen
Kata kerja/ aktif performatif Kata kerja pasif

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1,1 Berbagai program rekrutmen dijelaskan


Langkah-langkah 1. Mempersiapkan program Untuk menentukan tahapan rekrutmen selanjutnya.
rekrutmen yang sudah di 1.2 Informasi kebutuhan pekerja beserta daya tarik organisasi
kegiatan yang tetapkan didisain berdasarkan target pasar pekerja.
harus dilakukan 1.3 Program rekrutmen yang sesuai dengan Kebutuhan
organisasi ditetapkan berdasarkan prosedur operasi
dalam standar yang berlaku.
melaksanakan 2.1 Disain informasi kebutuhan pekerja dipublikasi
unit kompetensi 2. Melaksanakan program berdasarkan target pasar pekerja.
2.2 Respon lamaran kerja yang masuk didokumentasikan
Rekrutmen calon pekerja
Kata kerja/ aktif berdasarkan prosedur operasi standar yang berlaku.
performatif
3. Melakukan evaluasi 3.1 Format standar evaluasi pelaksanaan rekrutmen dibuat
Penerapan program rekrutmen berdasarkan aspek yang ditetapkan.
3.2 Keseluruhan pelaksanaan rekrutmen dievaluasi sesuai
dengan prosedur organisasi
3.3 Rekomendasi perbaikan penyelenggaraan program
rekrutmen calon pekerja diberikan kepada pihak yang
terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku di
organisasi.

Konteks berupa lingkungan kerja, peralatan dan


perlengkapan, norma dan standar, rentang
BATASAN VARIABEL pernyataan serta peraturan dan ketentuan terkait

Konteks Variabel :

1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan/atau tim kerja
1.2 Pekerjaan dilaksanakan di lingkungan produksi atau pemeliharaan menggunakan
prosedur mutu, keselamatan kerja dan standar kerja yang telah ditentukan
Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan

2.1.1 Alat pengolah data dan angka

2.1.2 Alat tulis menulis

2.1.3 Media publikasi lowongan kerja

2.2 Perlengkapan

2.2.1 Prosedur Pencarian Calon Pekerja

2.2.2 Dokumen uraian jabatan

2.2.3 Dokumen perencanaan kebutuhan pekerja


Data & informasi yang diperlukan untuk mengases
seseorang & cara asesmen kompetensi yang harus
PANDUAN PENILAIAN dilakukan sesuai KUK & Batasan variabel
1. Konteks Penilaian :
1.1 Unit kompetensi ini dapat diases di tempat kerja, di luar tempat kerja atau kombinasi keduanya.
Apabila asesmen terjadi di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan dengan karakteristik yang
mencerminkan seperti kondisi tempat kerja nyata
1.2 Asesmen dapat dilakukan dengan metode pertanyaan lisan, pertanyaan tertulis, observasi
demonstrasi, observasi portofolio, laporan orang lain dan metode lain yang relevan
Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan:

3.1 Pengetahuan
3.1.1 Profil perusahaan seperti visi, misi, nilai-nilai perusahaan serta budaya perusahaan
3.1.2 Pengetahuan tentang media pencarian sumber calon pekerja
3.1.3 Perencanaan kebutuhan calon pekerja
3.1.4 Metode dan program rekrutmen
3.1.5 Employer branding (konsep membangun daya tarik organisasi ke calon pekerja)

3.2 Keterampilan
3.2.1 Membangun relasi dengan instansi atau lembaga terkait
3.2.2 Klerikal

Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Cermat

4.2 Teliti

4.3 Rapi

Aspek kritis

Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah:

5.1 Ketepatan dalam menetapkan program rekrutmen.

5.2 Ketepatan dalam menentukan informasi lowongan kerja yang dipublikasikan


3.b. SKEMA SERTIFIKASI

Paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang dikembangkan


oleh Komite Skema Sertifikasi dan digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan sertifikasi bagi LSP dan Assesor dalam
pelaksanaan sertifikasi kompetensi pada kualifikasi, okupasi dan
atau klaster tertentu.

PBNSP No. 2/BNSP/VIII/2017


JENIS SKEMA SERTIFIKASI
SKEMA SERTIFIKASI KKNI
• Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang
ditetapkan oleh otoritas kompeten.
• Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi
berdasarkan 9 level KKNI.
• Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai
acuan jenjang fungsional/golongan pada suatu
industri/organisasi.
• Mampu telusur dengan standar nasional dan/atau
internasional.
JENJANG KKNI JENJANG
(PERPRES 8/2012
KANDUNGAN UNSUR KANDUNGAN UNSUR
KUALIFIKASI KOMPETENSI EDUCATIONAL KOMPETENSI OCCUPATIONAL

S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF
8 K
Profesi VII
7
S1 D IV VI MANAJERIAL
6
D III V TEKNISI /
ANALIS
5
D II IV
4
DI III SUPERVISIONAL
PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan
3
II MOTORIK
(3) (3) OPERATOR
2I
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) TEKNIKAL
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
Skema Sertifikasi Okupasi Nasional

• Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan


oleh otoritas kompeten.
• Dapat berupa Jabatan struktural atau jabatan fungsional
dalam rangka standardisasi kompetensi nasional.
• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama
(major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/fungi
okupasi khusus yang mampu telusur dengan standar
nasional dan/atau internasional
Skema Sertifikasi Klaster
• Skema sertifikasi yang bersifat lokal, yang ditetapkan oleh
LSP.
• Dapat berupa Jabatan atau okupasi industri.
• Dibuat atas kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi khusus dan terbatas,
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum, inti
dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi di LSP
STRUKTUR SKEMA SERTIFIKASI
Halaman Depan / Ringkasan
1. Latar Belakang
2. Ruang Lingkup
3. Tujuan
4. Acuan Normatif
5. Paket / Kemasan Kompetensi
6. Persyaratan Dasar Pemohon dan Kewajiban Pemegang Sertifikat
7. Hak dan Kewajiban Pemohon
8. Biaya
9. Proses Sertifikasi
10. Kode Etik (Jika Ada)
4. SKEMA ASESOR KOMPETENSI

 Orang yang mempunyai kompetensi dan mendapatkan


penugasan resmi dari LSP/BNSP untuk melakukan dan
memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang
memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara
profesional
 Untuk menjadi asesor kompetensi harus mengikuti secara
lengkap program Pelatihan Asesor (Workplace Assessor
Training Program) dan Sertifikasi Asesor kompetensi sesuai
dengan panduan Modul pelatihan BNSP
SKEMA OKUPASI NASIONAL

ASESOR
KOMPETENSI
ASESOR KOMPETENSI
• Asesor Kompetensi: Seseorang yang mempunyai kompetensi dan
mendapatkan penugasan resmi oleh LSP untuk melakukan dan memberikan
penilaian dalam uji kompetensi/asesmen yang memerlukan pertimbangan
atau pembenaran secara profesional.
• Asesor Kompetensi harus memahami skema sertifikasi yang relevan
• LSP harus memantau kinerja dan keandalan para asesor kompetensi dalam
melakukan asesmen. Apabila ditemukan kekurangan dari para asesor, LSP
segera melakukan tindakan perbaikan
• Asesor Kompetensi dalam melaksanakan asesmen harus mengikuti skema
sertifikasi dan SOP asesmen dari LSP yang menugaskan.
SOP Melayani Pelaksanaan
5 Kegiatan Sertifikasi
Kompetensi pada LSP
SERTIFIKASI KOMPETENSI

Adalah kegiatan lembaga sertifikasi


profesi dalam menentukan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan
sertifikasi

PBNSP 201 tahun 2014


KANTOR LSP/TUK
2. Mengkaji kelengkapan dokumen
1. Menerima permohonan persyaratan asesi
pendaftaran calon peserta
3. Menyelenggarakan proses
asesmen kompetensi

SOP Melayani Pelaksanaan Tugas Asesor


Kegiatan Sertifikasi Kompetensi
pada
4. Membuat keputusan sertifikasi
kompetensi

Berdasarkan SKKNI 333 2020


KODE ETIK ASESOR
 Tujuan kode etik agar asesor profesional dalam
melaksanakan asesmen.
 Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.
 Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik
merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart
kegiatan anggota suatu profesi
KODE ETIK ASESOR
1. Asesor Kompetensi harus setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
menjalankan sepenuhnya Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
2. Asesor Kompetensi harus melaksanakan kebijakan yang di tetapkan oleh BNSP dan atau
LSP.
3. Asesor Kompetensi harus melaksanakan asesmen yang berkualitas, berorientasi pada
upaya peningkatan kualitas Peserta Uji Kompetensi dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab.
4. Asesor Kompetensi selama bertugas harus berpakaian formal, rapi, sederhana dan sopan
yang mencerminkan citra profesional dan terhormat sesuai dengan peran yang
disandangnya . dan selalu menggunakan tanda pengenal sebagai asesor kompetensi.
5. Asesor Kompetensi harus melakukan asesmen dengan penuh dedikasi, jujur, empati,
santun, disiplin, bertanggung jawab dan berintegritas.
KODE ETIK ASESOR
9. Asesor Kompetensi tidak memberikan informasi tentang temuan/hasil atau sebagian dari
padanya, dari tim asesmen yang menjadi tanggung jawabnya atau informasi lain yang
diperoleh dalam pelaksanaan asesmen kepada pihak ketiga, kecuali atas izin secara tertulis
baik oleh yang diases maupun oleh organisasi pengases.
10. Asesor Kompetensi tidak bertindak dengan cara apapun yang merugikan reputasi atau
kepentingan organisasi pengases, asosiasi profesi asesor kompetensi dan BNSP.
11. Asesor Kompetensi harus memiliki sikap saling menghormati dan menghargai antara sesama
Asesor Kompetensi.
12. Asesor Kompetensi berorientasi kepada pemeliharaan dan peningkatan kompetensi.
13. Asesor Kompetensi harus terbuka untuk menerima pertanyaan dari Peserta Uji Kompetensi
dan bersedia memberikan penjelasan yang benar kepada Peserta Uji Kompetensi.
KODE ETIK ASESOR
14. Asesor Kompetensi harus terbuka untuk menerima pertanyaan dari Peserta Uji
Kompetensi dan bersedia memberikan penjelasan yang benar kepada Peserta Uji
Kompetensi.
15. Asesor Kompetensi harus terbuka terhadap perbedaan pendapat dengan Peserta Uji
Kompetensi.
16. Asesor Kompetensi bersedia dievaluasi oleh BNSP, LSP dan Peserta Uji Kompetensi.
6. PENGELOMPOKAN PEKERJAAN
SKEMA

Setiap peserta diminta melakukan analisis terhadap


skema yang dipilih dari LSP masing-masing
kemudian melakukan pengelompokan pekerjaan
berdasarkan jumlah output kegiatan dari skema
tersebut
tea break

Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai