Anda di halaman 1dari 32

Diabetes Melitus

Fitri Hasanah
231048201060

DOSEN PEMBIMBING :
Apt. Boy Andre, M.Farm
OUTLINE
Pendahuluan
Con’t
Con’t
Epidemiologi
Klasifikasi
DM Tipe 1 • Destruksi sel-β
(IDDM) • Defisiensi insulin absolut

DM Tipe 2 • Resistensi insulin


(NIDDM) • Defisiensi insulin relatif

DM • Terjadi selama kehamilan


Gestasional
• Penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis)
DM Tipe lain • Endokrinopati (sindrom Cushing)
• Diabetes akibat obat/zat kimia (kortikosteroid)
Manifestasi Klinik
Patofisiologi
DM-1
Con’t
DM-2

 DM tipe 2 ditandai dengan onset yang lambat


dan bertahap dari hiperglikemia yang sering
sebagai asimtomatik
 Peningkatan kadar glukosa darah terjadi karena
resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin yang mengakibatkan kekurangan insulin
Diagnosis
Diagnosis

(PERKENI)
Diagnosis
Kriteria Diagnosis DM
Kriteria Diagnosis DM
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

Ada lima dasar pengobatan Diabetes Melitus yang


dinamakan Pentalogi Terapi DM, yaitu:
•Diet Diabetes Melitus
•Latihan Fisik
•Obat hiperglikemia oral dan Insulin
•Cangkok pankreas
•Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
EDUKASI
Terapi Non Farmakologi

A. Pengaturan Diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan
gizi baik sebagai berikut:
•Karbohidrat : 60-70%
•Protein : 10-15%
•Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,
umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya
ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal.
Terapi Non Farmakologi

• Karbohidrat : Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan lain sebagai
bagian dari kebutuhan kalori sehari.
• Lemak : Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging
berlemak dan susu fullcream
• Protein : Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu dan tempe.
• Natrium : Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama
dengan orang sehat.
• Serat : Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari
kacangkacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang
tinggi serat.
B. Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan
menjaga kadar gula darah tetap normal. Saat ini ada dokter
olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk
penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat,
olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat
bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olahraga yang
disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous,
Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training).
Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain
jalan cepat, bersepeda santai, berenang, dan jogging.
Terapi Farmakologi
a. Terapi insulin
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi
penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β
Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga
tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai
penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus mendapat
insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme
karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal.
Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak
memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata
memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik
oral.
Prinsip Terapi Insulin
Indikasi
1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen
karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar
pankreas tidak ada atau hampir tidak ada
2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga
membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan
pembedahan, infark miokard akut atau stroke
4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan
terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan
kadar glukosa darah.
Con’t

7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau


yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi
kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap
memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi
insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
Con’t
b. Terapi Obat Hiperglikemik Oral
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk
membantu penanganan pasien DM Tipe II. Pemilihan obat
hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan
keberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada tingkat
keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi
hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu
jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan
penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus
mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes (tingkat
glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum
termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.
Penggolongan Obat
Hiperglikemik Oral
C. Terapi Kombinasi
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari
beberapa obat hipoglikemik oral atau obat hipoglikemik oral
dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan
sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali
dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan
kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua
golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap
sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya
mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan
bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak
penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila
dipakai sendiri-sendiri
HASIL YANG DIHARAPKAN

Anda mungkin juga menyukai