Pengendalian Atas
Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah
(PPNBM)
Jayati Wahastuti (B2092221006)
Anna Nur Zharifah (B2092221014)
Bernardus Riyadi (B2092221004)
PETA PENGATURAN
PP Nomor 44 tahun 2022 : Penerapan Terhadap PPN Barang dan Jasa dan PPnBM
Impor
BKP Kegiatan membangun
sendiri bangunan -/+
200m2 di luar lingkungan
Ekspor BKP/ JKP oleh PKP
perusahaan/ pekerjaan
Pemanfaatan oleh OP/Badan yang
BKP/JKP diluar/ hasilnya digunakan
didalam daerah sendiri/ pihak lain.
pabean
Pengecualian PPN ini dikenakan
terhadap barang/jasa tertentu yang
diatur dalam PMK:
Rumus & Cara
Barang hasil pertambangan atau Perhitungan PPN:
pengeboran (minyak mentah, asbes, batu
Dasar bara, gas bumi, dan lain-lain), Barang
Pengenaan PPN: kebutuhan pokok, makanan/minuman
disajikan di rumah makan, uang dan emas PPN = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
batangan, jasa medis, sosial, keuangan,
• Harga jual asuransi, pendidikan.
• Penggantian
• Nilai Impor
• Nilai Ekspor
• Nilai lain yang ditetapkan
oleh PMK
Tarif PPN sesuai
UU No. 7 Tahun
• Tarif umum 10% untuk penyerahan dalam negeri berubah
2021: menjadi 11% sesuai pasal 7 UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan tanggal 1 april 2022
• Tarif khusus 0% diterapkan atas ekspor BKP berwujud maupun
tidak berwujud, dan ekspor JKP.
• Tarif Pajak sebesar 10% dapat berubah menjadi lebih rendah,
yaitu 5% dan paling tinggi 15% sebagaimana diatur oleh
Peraturan Pemerintah.
Mengenal PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah)
Apa Saja Barang
PPNBM ? yang Dikenakan
Tujuan Pengenaan Pajak yang dikenakan atas penjualan PPNBM?
Pajak Penjualan atas barang-barang yang tergolong sebagai
Barang Mewah barang mewah. Penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) tergolong mewah dilakukan
oleh PKP dalam daerah pabean
Perlu keseimbangan dalam kegiatan usaha atau
pembebanan pajak antara pekerjaannya. Contoh barang
konsumen yang mewah:
Perlu untuk
berpenghasilan rendah dan • Bukan barang kebutuhan pokok
mengamankan
tinggi • Dikonsumsi masyarakat tertentu
penerimaan
• Dikonsumsi masyarakat
negara.
berpenghasilan tinggi
• Dikonsumsi untuk menunjukkan
status
Perlu adanya
pengendalian pola Perlu adanya perlindungan
konsumsi atas terhadap produsen kecil
BKP yang atau tradisional;
tergolong mewah
Berapa Tarif PPnBM?
Prinsip pemungutannya hanya 1 kali saja, • Kendaraan bermotor, kecuali untuk kendaraan ambulan,
saat: kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran,
kendaraan tahanan, kendaraan angkutan umum, kepentingan
• Penyerahan oleh pabrikan atau produsen negara
barang yang tergolong mewah • Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,
• Impor barang yang tergolong mewah kondominium, dan sejenisnya
• Kelompok pesawat udara, kecuali untuk keperluan negara
atau angkutan udara niaga
• Kelompok balon udara
• Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali
untuk keperluan negara
• Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk kepentingan
negara, angkutan umum atau usaha pariwisata
KONVERSI KURS DALAM MENGHITUNG PPN ATAU PPN DAN PPnBM TERUTANG
Aturan sebelumnya :
• Kurs Menteri yang digunakan adalah kurs pada saat pembuatan faktur pajak
• Belum diatur terkait dokumen tertentu
Pasal 21
KASUS 1
PT ABC merupakan produsen Barang Kena Pajak A yang tergolong mewah, Dalam menghasilkan Barang Kena
Pajak A, PT ABC juga membeli Barang Kena Pajak B yang tergolong mewah yang akan dipasang pada Barang
Kena Pajak A yang dihasilkannya. Atas perolehan Barang Kena Pajak B tersebut, PT ABC telah membayar Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sehsar Rp45O.OO0,OO (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Apabila harga produksi Barang Kena Pajak A sebesar RpI60.000.O00,O0 (seratus enam puluh juta rupiah) dan
keuntungan yang diinginkan PT ABC sebesar Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) maka Harga Jual Barang
Kena Pajak A tersebut sebesar Rp200,450.000,00 (dua ratus juta empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Pada tanggal I September 2022, PT ABC melakukan penyerahan Barang Kena Pajak A. Dengan demikian, pajak
yang terutang atas penyerahan tersebut: Pajak Pertambahan Nilai (tarif yang berlaku sesuai dengan Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai)
Penyelesaian:
Dengan demikian, pajak yang terutang atas penyerahan tersebut: Pajak Pertambahan Nilai (tarif yang
berlaku sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai)
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Sebagaimana contoh dalam penjelasan KASUS III apabila dalam kontrak atau perjanjian
tertulis tidak dinyatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah termasuk dalam nilai kontrak, besarnya dasar pengenaan pajak untuk
menghitung Pajak Pertambahan Nilai adalah sebesar Rp 131.000.000,00 (seratus tiga
puluh satu juta rupiah) sehingga penghitungan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yaitu sebagai berikut:
Penyelesaian:
Contoh Penerapan Perencanaan/ Tax Planning berkaitan dengan PPN dalam
Perusahaan antara lain:
1. Memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan. Perusahaan sebaiknya
memperoleh BKP atau JKP dari PKP untuk memaksimalkan jumlah pajak masukan agar
bisa dikreditkan. Perusahaan perlu mengamati, jangan sampai terdapat Pajak Masukan
yang tidak atau belum dikreditkan. Hal ini dimaksudkan agar nominal pajak masukan dan
keluaran sama besar.
2. Meningkatkan jumlah ekspor sesuai ketentuan atas transaksi ekspor yang dikenakan
tarif sebesar 0%. Dengan tax audit yang tepat, Wajib Pajak yang membeli barang untuk
diekspor akan mendapatkan pajak masukan lebih besar, sehingga kelebihan
pembayaran bisa dikompensasi atau restitusi.
3. Dalam hal penjualan BKP atau JKP yang pembayarannya belum diterima, pembuatan
faktur pajak bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah penyerahan BKP atau
JKP.
4. Dalam hal perusahaan tidak ingin terlibat proses tax dispute resolution yang panjang
maka harus menyiapkan faktur lengkap. Faktur pajak merupakan salah satu kriteria
umum yang membuktikan pajak masukan bisa dikreditkan. Wajib Pajak yang
dikategorikan sebagai PKP, tetapi kedapatan tak membuat faktur pajak akan dikenakan
sanksi senilai 2% dari Dasar Pengenaan pajak dan berisiko membebani jumlah pajak.
Contoh Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan pada Perusahaan:
Pada 5 Mei 2022, PT FGH menjual Barang Kena Pajak secara tunai dengan nilai Rp300.000.00. Tarif PPN
adalah sebesar 11%.
Nominal Rp33,000 merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh PT FGH pada akhir Mei 2022.
Kemudian, pada 9 Mei 2022, PT FGH melakukan pembelian barang dari PT XYZ (PKP) sebagai persediaan
dagangan. Harga beli barang adalah sebesar Rp500,000,00 dengan tarif PPN sebesar 11%.
Nominal PPN Keluaran lebih kecil daripada Pajak Masukan maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang
dapat dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya.
Thank You