Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan dan

Pengendalian Atas
Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah
(PPNBM)
Jayati Wahastuti (B2092221006)
Anna Nur Zharifah (B2092221014)
Bernardus Riyadi (B2092221004)
PETA PENGATURAN
PP Nomor 44 tahun 2022 : Penerapan Terhadap PPN Barang dan Jasa dan PPnBM

BAB I BAB II Your Text


BAB III BAB IV
Get a modern Get a modern
Ketentuan Umum PowerPoint Pengusaha Kena BKP danPowerPoint
JKP Dasar Pengenaan
Presentation Pajak Dan Presentation Pajak
that isPenunjukkan Pihak that13is
Pasal 6 s.d Pasal
Pasal 1 beautifully Lain beautifully Pasal 14
designed.Pasal 2 s.d Pasal 5 Objek PPNdesigned.
Definisi DPP PPN dan
Subjek PPN PPnBM

BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX

Tempat Saat dan Tempat Faktur Pajak


Perhitungan
Your Text PPN Your Text Your
Ketentuan Text
Penutup
Pengkreditan Pajak Terutang PPN atau
atau PPN dan
Masukan PPN dan PPnBM Pasal 26 s.d 30
Get a modern
PPNBM Get a modern PasalGet a modern
31 s.d 33
PowerPoint
Pasal 15 s.d 21 Pasal 22 PowerPoint
Pasal 23 s.d 25 Ketentuan yang
PowerPoint
Presentation Presentation Pernyataan tetap
Presentation
terkait penerbitan
Cara
that isMenghitung that is Tempat berlakunya peraturan
that is
Tempat Pengkreditan Saat dan Faktur Pajak dan
PPN dan PPNBM
beautifully beautifully pelaksanaan
beautifully
Pajak Masukan Terutang PPN atau dokumen tertentu
designed. designed.
PPN dan PPnBM pencabutan PP-
designed.
Ketentuan
1/2012 dan Pasal 5
penggunaan tarif
PP-9/2021
PPN
Pemberlakuan PP
Mengenal PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

Barang/Jasa yang PPN ?


Dikenakan Pajak Pajak yang dikenakan atas konsumsi
Pertambahan Nilai dalam negeri oleh WPOP, Badan, dan
(PPN): Pemerintah. WP Badan atau Penyerahan aktiva yg
Perorangan tidak diwajibkan untuk tujuannya tidak untuk
menyetorkan langsung ke kas negara, diperjualbelikan
melainkan lewat pihak yang
Penyerahan BKP dan JKP memotong/memungut PPN.
di daerah Pabean
yang dilakukan oleh
pengusaha.

Impor
BKP Kegiatan membangun
sendiri bangunan -/+
200m2 di luar lingkungan
Ekspor BKP/ JKP oleh PKP
perusahaan/ pekerjaan
Pemanfaatan oleh OP/Badan yang
BKP/JKP diluar/ hasilnya digunakan
didalam daerah sendiri/ pihak lain.
pabean
Pengecualian PPN ini dikenakan
terhadap barang/jasa tertentu yang
diatur dalam PMK:
Rumus & Cara
Barang hasil pertambangan atau Perhitungan PPN:
pengeboran (minyak mentah, asbes, batu
Dasar bara, gas bumi, dan lain-lain), Barang
Pengenaan PPN: kebutuhan pokok, makanan/minuman
disajikan di rumah makan, uang dan emas PPN = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
batangan, jasa medis, sosial, keuangan,
• Harga jual asuransi, pendidikan.
• Penggantian
• Nilai Impor
• Nilai Ekspor
• Nilai lain yang ditetapkan
oleh PMK
Tarif PPN sesuai
UU No. 7 Tahun
• Tarif umum 10% untuk penyerahan dalam negeri berubah
2021: menjadi 11% sesuai pasal 7 UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan tanggal 1 april 2022
• Tarif khusus 0% diterapkan atas ekspor BKP berwujud maupun
tidak berwujud, dan ekspor JKP.
• Tarif Pajak sebesar 10% dapat berubah menjadi lebih rendah,
yaitu 5% dan paling tinggi 15% sebagaimana diatur oleh
Peraturan Pemerintah.
Mengenal PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah)
Apa Saja Barang
PPNBM ? yang Dikenakan
Tujuan Pengenaan Pajak yang dikenakan atas penjualan PPNBM?
Pajak Penjualan atas barang-barang yang tergolong sebagai
Barang Mewah barang mewah. Penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) tergolong mewah dilakukan
oleh PKP dalam daerah pabean
Perlu keseimbangan dalam kegiatan usaha atau
pembebanan pajak antara pekerjaannya. Contoh barang
konsumen yang mewah:
Perlu untuk
berpenghasilan rendah dan • Bukan barang kebutuhan pokok
mengamankan
tinggi • Dikonsumsi masyarakat tertentu
penerimaan
• Dikonsumsi masyarakat
negara.
berpenghasilan tinggi
• Dikonsumsi untuk menunjukkan
status

Perlu adanya
pengendalian pola Perlu adanya perlindungan
konsumsi atas terhadap produsen kecil
BKP yang atau tradisional;
tergolong mewah
Berapa Tarif PPnBM?

• Tarif 10% = Kendaraan umum kategori


tertentu, alat rumah tangga, alat
pendingin, hunian mewah, televisi, dan
minuman non-alkohol. Cara Menghitung
PPnBM:
• Tarif 20% = Kendaraan bermotor kategori
tertentu, alat fotografi, berbagai jenis PPnBM terutang = DPP PPnBM X tarif pajak
permadani, peralatan olahraga impor, dan
barang

• Tarif 25% = Kendaraan bermotor berat


dan berbahan bakar solar,
misalnya combi, pick up, dan minibus.

• Tarif 35% = Minuman bebas alkohol,


bahan berbahan kulit impor, batu kristal,
bus, dan barang pecah belah
Kapan PPnBM Dipungut? Apa saja barang yang dikenakan PPnBM?

Prinsip pemungutannya hanya 1 kali saja, • Kendaraan bermotor, kecuali untuk kendaraan ambulan,
saat: kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran,
kendaraan tahanan, kendaraan angkutan umum, kepentingan
• Penyerahan oleh pabrikan atau produsen negara
barang yang tergolong mewah • Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,
• Impor barang yang tergolong mewah kondominium, dan sejenisnya
• Kelompok pesawat udara, kecuali untuk keperluan negara
atau angkutan udara niaga
• Kelompok balon udara
• Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali
untuk keperluan negara
• Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk kepentingan
negara, angkutan umum atau usaha pariwisata
KONVERSI KURS DALAM MENGHITUNG PPN ATAU PPN DAN PPnBM TERUTANG

Dalam hal transaksi atas :


a. Impor BKP;
b. Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean;
c. Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean;
d. Pemanfaatan BKPTB dari luar Daerah Pabean; dan/atau
e. Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean;

Dilakukan dengan menggunakan mata uang selain rupiah, perhitungan pajak


pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
Barang Mewah yang terutang harus dikonversi kedalam satuan mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs yang ditetapkan Menteri yang berlaku
pada saat faktur pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak seharusnya dibuat

Aturan sebelumnya :
• Kurs Menteri yang digunakan adalah kurs pada saat pembuatan faktur pajak
• Belum diatur terkait dokumen tertentu

Pasal 21
KASUS 1
PT ABC merupakan produsen Barang Kena Pajak A yang tergolong mewah, Dalam menghasilkan Barang Kena
Pajak A, PT ABC juga membeli Barang Kena Pajak B yang tergolong mewah yang akan dipasang pada Barang
Kena Pajak A yang dihasilkannya. Atas perolehan Barang Kena Pajak B tersebut, PT ABC telah membayar Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sehsar Rp45O.OO0,OO (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Apabila harga produksi Barang Kena Pajak A sebesar RpI60.000.O00,O0 (seratus enam puluh juta rupiah) dan
keuntungan yang diinginkan PT ABC sebesar Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) maka Harga Jual Barang
Kena Pajak A tersebut sebesar Rp200,450.000,00 (dua ratus juta empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Pada tanggal I September 2022, PT ABC melakukan penyerahan Barang Kena Pajak A. Dengan demikian, pajak
yang terutang atas penyerahan tersebut: Pajak Pertambahan Nilai (tarif yang berlaku sesuai dengan Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai)

Penyelesaian:
Dengan demikian, pajak yang terutang atas penyerahan tersebut: Pajak Pertambahan Nilai (tarif yang
berlaku sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai)

= 11%x Rp200.450.000,00 = Rp 22.049.500,00

Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar (20%)


= 20% x Rp200.450.000,00 = Rp40.090.000,00
KASUS 2
PT X yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah menjual
Barang Kena Pajak tersebut kepada PT A dengan Harga Jual sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) pada tanggal 1 September 2022. Atas
penjualan tersebut dikenai Pajak Pertambahan Nilai sesuai tarif yang berlaku
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar 20% (dua puluh persen).
Dasar pengenaan pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah tersebut adalah sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak tersebut. Dengan
demikian, jumlah yang dibayar oleh PT A yaitu sebagai berikut:

Penyelesaian:

Dasar pengenaan pajak (Harga Jual) = Rp100.000.000,00


Pajak Pertambahan Nilai = Rp 11.000.000,00
Pajak Penjualan atas Barang Mewah = Rp 20.000.000.00
Jumlah yang dibayar oleh PT A = Rp131.000.000,00
KASUS 3

Pada tanggal I September 2022, PT A membuat kontrak penyerahan Barang


Kena Pajak. Apabila dalam kontrak atau perjanjian tertulis dinyatakan bahwa nilai
kontrak sebesar Rp131.000.000,00 (seratus tiga puluh satu juta rupiah) sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif sebesar 11% (sebelas persen)
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 20%(dua puluh
persen), penghitungan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yaitu sebagai berikut:

Penyelesaian:
Sebagaimana contoh dalam penjelasan KASUS III apabila dalam kontrak atau perjanjian
tertulis tidak dinyatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah termasuk dalam nilai kontrak, besarnya dasar pengenaan pajak untuk
menghitung Pajak Pertambahan Nilai adalah sebesar Rp 131.000.000,00 (seratus tiga
puluh satu juta rupiah) sehingga penghitungan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yaitu sebagai berikut:

Penyelesaian:
Contoh Penerapan Perencanaan/ Tax Planning berkaitan dengan PPN dalam
Perusahaan antara lain:
1. Memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan. Perusahaan sebaiknya
memperoleh BKP atau JKP dari PKP untuk memaksimalkan jumlah pajak masukan agar
bisa dikreditkan. Perusahaan perlu mengamati, jangan sampai terdapat Pajak Masukan
yang tidak atau belum dikreditkan. Hal ini dimaksudkan agar nominal pajak masukan dan
keluaran sama besar.
2. Meningkatkan jumlah ekspor sesuai ketentuan atas transaksi ekspor yang dikenakan
tarif sebesar 0%. Dengan tax audit yang tepat, Wajib Pajak yang membeli barang untuk
diekspor akan mendapatkan pajak masukan lebih besar, sehingga kelebihan
pembayaran bisa dikompensasi atau restitusi.
3. Dalam hal penjualan BKP atau JKP yang pembayarannya belum diterima, pembuatan
faktur pajak bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah penyerahan BKP atau
JKP.
4. Dalam hal perusahaan tidak ingin terlibat proses tax dispute resolution yang panjang
maka harus menyiapkan faktur lengkap. Faktur pajak merupakan salah satu kriteria
umum yang membuktikan pajak masukan bisa dikreditkan. Wajib Pajak yang
dikategorikan sebagai PKP, tetapi kedapatan tak membuat faktur pajak akan dikenakan
sanksi senilai 2% dari Dasar Pengenaan pajak dan berisiko membebani jumlah pajak.
Contoh Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan pada Perusahaan:

Pada 5 Mei 2022, PT FGH menjual Barang Kena Pajak secara tunai dengan nilai Rp300.000.00. Tarif PPN
adalah sebesar 11%.

Pajak Keluaran= 11% x Rp300.000 = Rp33.000

Nominal Rp33,000 merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh PT FGH pada akhir Mei 2022.

Kemudian, pada 9 Mei 2022, PT FGH melakukan pembelian barang dari PT XYZ (PKP) sebagai persediaan
dagangan. Harga beli barang adalah sebesar Rp500,000,00 dengan tarif PPN sebesar 11%.

Pajak Masukan= 11% x Rp500.000 = Rp 55.000

Nominal Rp55.000 merupakan Pajak Masukan yang dibayar oleh PT FGH.


Berdasarkan contoh diatas, besarnya selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan PT FGH adalah
Rp22.000 (Pajak Masukan-Pajak Keluaran/ Rp 55.000 - Rp 33.000)

Nominal PPN Keluaran lebih kecil daripada Pajak Masukan maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang
dapat dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai