Pada tahun 1074 melalui Seminar Hubungan Perburuhan Pancasila, Istilah buruh diganti dengan kata
pekerja.
UUD 1945 yang pada penjelasan pasal 2 disebutkan, bahwa yang disebut golongan-golongan ialah
badan-badan seperti koperasi, serikat pekerja, dan lain-lain.
• Jelas di sini UUD 1945 menggunakan istilah pekerja untuk pengertian buruh.
• perlu adanya suatu wadah yang dapat menampung sekaligus memperjuangkan hak-hak pekerja/buruh secara terosganisir sebagaimana
yang diatur dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja/serikat buruh.
Pasal 1 Angka 17 UU No. 23 Tahun 2003 tentang serikat pekerja/serikat buruh menyebutkan
• Serikat pekerja/serikat buruh merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja buruh, baik diperusahaan maupun di luar
perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh sertameningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Sifar-sifat serikatpekerja/serikat buruh, diantaranya:
• 1. Bebas, yakni serikat pekerja/serikat buruh sebagai suatu organisasi tidak berada di bawah
tekanan pihak manapun dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
• 2. Terbuka, yakni menyamakan semua aliran politik, agama, suku bangsa dan jenis kelamin
dalam menerima anggota serikat pekerja/serikat buruh.
• 3. Mandiri, yakni serikat pekerja/serkat buruh merupakan pihak independent yang tidak
dikendalikan oleh pihak manapun dalam menjalankan dan mengembangkan organisasinya,
• 4. Demokratis, yakni setiap kegiatan organisasi baik pembentukan organisasi, pemilihan
penggurus hingga hak dan kewajiban organisasi harus didasarkan pada prinsip demokrasi.
• 5. Bertanggung Jawab, yakni setiap serikat pekerja/serikat buruh dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan organisasinya harus bertanggung jawab kepada anggota, masyarakat
dan Negara.
UU No. 21 Tahun 2000 disebutkan pula pengertian federasi
serikat pekerja/serikat buruh dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh.
Tujuan serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/
serikat buruh
• adalah memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan
keluarganya
Sesuai Pasal 4 ayat 2 UU No. 21 Tahun 2000, fungsi serikat pekerja/serkat buruh, federasi serikat
pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh adalah:
• a. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan industrial;
• b. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya;
• c. Sebagai sarana mnciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan;
• d. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya;
• e. Sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
• f. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham diperusahaan.
Pembentukan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Serikat pekerja/serikat buruh bebas membentuk jumlah anggotanya minimal
sepuluh orang pekerja/buruh dengan tidak adanya campur tangan dari pihak
manapun baik pengusaha maupun pemerintah.
• Hal ini telah ditetapkan dalam Pasal 5 Undang-undang No. 21 tahun 2000 yang mengatakan bahwa
setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.
Dengan adanya pencatatan dan penomoran, serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat
buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dapat ditangguhkan atau bahkan usulan
pembentukan organisasinya tidak diterima, jika organisasi yang terkait melakukan hal-hal sebagai berikut:
• a. Tidak sesuai dengan pancasila dan UUD 1945
• b. Kurangnya anggota pembentuk serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat buruh dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh.
• c. Nama atau lambang organisasi serikat pekerja/serikat tersebut sama atau sudah digunakan oleh serikat pekerja/serikat buruh,
federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh sebelumnya.
Batas akhir pemberitahuan pencatatan dan nomor pencatatan selambat-lambatnya dilakukan sejak 21 hari
kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan.
• Penangguhan pencatatan dan penomoran harus diberitahukan kepada serikat pekerja/serikat buruh secara tertulis yang diberikan
selambat-lambatnya 14 hari setelah diterimanya surat pemberitahuan.
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat pekerja/serikat buruh, dan
konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor
bukti pencatatan mempunyai hak sebagaimana tercantum dalam pasal
25 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000, antara lain:
• a. Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
• b. Mewakili pekerja/buruh dalam mnyelesaikan perselisihan industrial;
• c. Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;
• d. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh; dan
• e. Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlak
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat
pekerja/serikat buruh, dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor
bukti pencatatan mempunyai kewajiban sebagaimana
Pasal 27 UU No. 21 tahun 2000, antara lain:
• a. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak dan
memperjuangkan kepentingannya;
• b. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan
keluarganya; dan
• c. Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasinya sesuai dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
PEMBERI KERJA/PENGUSAHA
Pasal 1 ayat 4 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
• pemberi kerja merupakan perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan
lainnya yang memberi pekerjaan atau mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
gaji atau imbalan dalam bentuk lain.
Lembaga kerja sama tripartit merupakan forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah
tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha,
serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.
• Tujuan lembaga kerja sama ini adalah untuk tercapainya kerja sama diantara mereka guna mencapai masyarakat
yang adil dan makmur pada umumnya, dan khususnya untuk memecahkan persoalan-persoalan di bidang sosial
ekonomi, terutama di bidang ketenagakerjaan
DEWAN PENGUPAHAN
Dewan Pengupahan merupakan suatu lembaga non struktural yang
bersifat tripartit dimana keanggotaannya terdiri dari unsur pemerintah,
organisasai pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh.
Hukum perburuhan sifatnya bukanlah lagi privatrechtelijk (soal perdata), melainkan publikrechtelijkt.