Anda di halaman 1dari 8

Strategy and PowerPoint: An Inquiry into the

Epistemic Culture and Machinery of Strategy Making


Sarah Kaplan

Penyaji: Djoko Suprayetno


Pendahuluan
 Dalam kasus pembuatan strategi dalam organisasi, PowerPoint adalah genre yang berlaku untuk
representasi dan komunikasi.
 Dalam organisasi, aktivitas pengembangan strategi berujung pada presentasi PowerPoint kepada
manajemen senior.
 Banyak pendidikan bisnis saat ini melibatkan PowerPoint.
 Kehadiran Microsoft PowerPoint telah mendorong berkembangnya panduan konsumen dan buku
petunjuk yang memperjuangkan manfaatnya. serta beberapa kritik tentang penggunaannya (Norvig
2000, Parker 2001, Stewart 2001, Tufte 2003).
 Dalam sains, pkaktik-pkaktik yang membentuk budaya ini bersifat diskursif (berfokus pada
komunikasi ide) dan dimediasi secara material (Gieryn 1999, Knorr-Cetina).
 Studi tentang praktik diskursif yang mendasari budaya epistemik membutuhkan pemeriksaan yang
memediasi wacana ini (Orlikowski 2010, Schatzki 2005). pandangan bahwa strategi adalah sesuatu
yang dilakukan orang, bukan hanya sesuatu yang dimiliki organisasi.
Tujuan Penelitian
• Melihat lebih dalam bagaimana PowerPoint dimobilisasi dalam pembuatan strategi
melalui studi etnografi dalam satu organisasi.
• Memperlakukan PowerPoint sebagai teknologi yang tertanam dalam praktik diskursif
produksi pengetahuan strategis dan menyarankan bahwa praktik ini membentuk
budaya epistemik atau pengetahuan organisasi.
• Budaya konseptualisasi sebagai terdiri dari praktik-praktik yang melatarbelakangi
"mesin" pengetahuan.
Memahami Mesin Epistemik Pembuatan Strategi
Budaya Epistemik dan Mesin Epistemik
Budaya epistemik adalah budaya produksi pengetahuan. Mereka terdiri dari seperangkat “pengaturan dan
mekanisme yang, dalam bidang tertentu”(Knorr-Cetina 1999). Dari definisi ini, seseorang dapat
menarik tiga fitur penting tentang ide budaya:
 pertama, budaya epistemik terdiri dari pola kegiatan atau praktik sehari-hari ;
 kedua, praktik ini khusus untuk bidang tertentu; dan
 ketiga, mereka menghasilkan dan mengesahkan pengetahuan.

Mesin epistemik melibatkan "praktik objekual” (Knorr-Cetina 2000) adanya interaksi dengan
artefak yang menghasilkan pengetahuan (lihat juga Bechky 2003, Carlile 2002).
Research Setting and Analytical
Approach
 Studi ini didasarkan pada pengamatan Advanced Technologies Group (ATG)
dari CommCorp, 4 produsen perangkat telekomunikasi multidivisional dan
pemain terkemuka di industri teknologi komunikasi
 Fokus pada satu organisasi adalah tepat jika minatnya adalah memeriksa
aktivitas sehari-hari secara mendalam (Dougherty 2002).
 Pendekatan untuk penelitian ini bersifat terbuka dan induktif, tentang
bagaimana manajer membuat strategi. Dan peran PowerPoint dalam praktik
diskursif organisasi.
Pengumpulan data

Pengumpulan data melibatkan teknik etnografi (Agar 1980, Van Maanen 1988).
1. observasi aktivitas sehari-hari,
2. wawancara, dan
3. pengumpulan sumber data dokumenter.
Tujuannya adalah mendekatkan aktivitas peserta dalam memahami praktik pembuatan strategi
dalam organisasi.
Teknik etnografi melibatkan peneliti yang secara fisik di lapangan.
Studi ini menggabungkan teknik tradisional secara fisik di lapangan dengan teknik partisipasi
virtual melalui telekonferensi dan email.
Analytical Approach
Analisis mengikuti prinsip-prinsip pembangunan teori induktif (Dougherty 2002, Eisenhardt 1989, Glaser
dan Strauss 1967). Dengan menggunakan analisis genre
Analisis genre berlangsung melalui beberapa tahap:
Pada tahap awal, kategori yang diidentifikasi dalam literatur sebelumnya tentang teori genre-in-use
memandu pengkodean data. Genre adalah struktur pengorganisasian yang membentuk ekspektasi tentang
tujuan (mengapa) dan bentuk (bagaimana sesuatu dikomunikasikan) serta konten (apa), peserta (siapa),
waktu (kapan) , dan tempat (dimana).
Fase erikutny pengkodean terbuka untuk mengidentifikasi tema dan pola yang menghubungkan tujuan,
bentuk, dan penggunaan teks. bentuk komunikasi dicatat (apakah ini dalam bentuk presentasi PowerPoint,
rapat, panggilan konferensi, email, agenda, notulen rapat, atau dokumen Word).
Selanjutnya mereferensikan literatur untuk mengasah wawasan yang dikembangkan dari analisis induktif
data lapangan.
Dalam analisis parallel dilakukan untuk membandingan antara dua bentuk analisis genre ini (analisis tema
yang terkait dengan penggunaan PowerPoint dan analisis keterlibatan PowerPoint dalam evolusi
Kesimpulan
 PowerPoint bukan hanya teknologi statis
 Budaya strategi juga tidak statis tetapi ada melalui praktik diskursif yang dimediasi oleh
PowerPoint-in-use.
 Budaya epistemik pembuatan strategi terdiri dari dua praktik diskursif yang saling terkait:
kolaborasi untuk menegosiasikan makna dan kartografi untuk mengadili kepentingan.
Keterbatasan:
 Penelitian ini hanya memeriksa penggunaan PowerPoint dalam satu organisasi dalam periode
ketidakpastian yang sangat intens
 analisis yang disajikan hanya memberikan wawasan tentang praktik diskursif yang mendasari
budaya epistemik dan mikrodinamika pembuatan strategi.

Anda mungkin juga menyukai