Anda di halaman 1dari 19

Ilmu Lingkungan

Ekosistem
Ecosystem

Program Study Teknik Sipil

Universitas Widya Kartika


Ekosistem
Tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan
saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup. (UU No. 32 Tahun 2009)
Struktur Ekosistem
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan lain-lain. Bahan-bahan ini akan mengalami daur
ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-bahan
organik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil).
Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan
energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri
kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri
kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti kambing, ular, serangga,
dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan
materi organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama bakteri dan
fungi. Kelompok ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
Ekosistem

Abiotik Biotik
Senyawa Organik Produsen
Senyawa Anorganik Makrokonsumen
Lingkungan Mikrokonsumen
Ekosistem

Ekosistem Darat Ekosistem Air Ekosistem Air


(Terrestrial) Laut Tawar
• Ekosistem pantai • Berdasarkan keadaan
• Ekosistem gurun
• Ekosistem terumbu air
• Ekosistem taiga karang • Berdasarkan
• Ekosistem savana • Ekosistem estuari daerahnya
• Ekosistem tundra
• Hutan hujan
tropis
• Ekosistem padang
rumput
• Ekosistem hutan
gugur
Ekosistem Hutan Gugur
Ekosistem hutan gugur memiliki karakteristik yang khas yaitu
tumbuhannya memiliki daun yang meranggas sewaktu musim dingin.
Ekosistem hutan gugur terdapat pada kawasan Asia Timur, Amerika
Serikat, Chili dan Eropa Barat (Zid and Hardi, 2018).

Karakteristik lainnya:
1. Curah hujan tinggi, yakni berkisar 67 – 98 cm/tahun.
2. Memiliki 4 musim, antara lain musim dingin, musim panas, musim
3. semi, dan musim gugur.
4. Keanekaragaman jenis tumbuhan relatif rendah.
Gambar 1. Ekosistem Hutan Gugur

Hewan ekosistem hutan gugur:


• burung, serangga
• bajing
• racoon (hewan kerabat luwak/musang)
Ekosistem Hutan Tropis
Ekosistem hutan tropis memiliki tingkat biodiversitas tumbuhan dan
hewan yang tinggi. Ekosistem ini dapat ditemukan sungai Amazone,
Amerika Tengah, Papua Nugini, Kongo di Afrika dan sebagian besar
berada daerah Asia Tenggara (Zid and Hardi, 2018)

Ekosistem hujan tropis memiliki karakteristik curah hujan relatif tinggi setiap
tahunnya yakni berkisar antara 200–225 cm/tahun. Intensitas sinar matahari
sepanjang tahun, dan perubahan suhu relatif kecil setiap bulannya (Subagiyo
et al., 2019).
Gambar 3. Ekosistem Hutan Tropis

Flora di ekosistem hutan tropis: Fauna di ekosistem hutan tropis:


• Spesies tanaman sangat bervariasi • Hewan diurnal dan nocturnal
(ratusan).
• Tinggi pepohonan sekitar 20-40 m, dengan
ranting dan daun yang lebat sehingga
membentuk sebuah kanopi.
• Fauna epifit dan liana
Ekosistem Padang Rumput
Ekosistem padang rumput terdapat pada daerah beriklim tropis sampai
dengan daerah beriklim sedang, seperti Rusia Selatan, Hongaria,
Amerika Selatan, Asia Tengah, dan Australia.

Ciri-ciri dari ekosistem ini yaitu sebagai berikut (Zid and Hardi, 2018):
• Intensitas curah hujan berkisar di antara 25–50 cm/tahun. Sedangkan pada
beberapa kawasan padang rumput, curah hujan mencapai 95 cm/tahun.
• Intensitas curah hujan turun tidak teratur.
• Struktur tanah dan keberadaan air yang kurang baik sehingga
Gambar 4. Ekosistem Padang Rumput • tumbuh-tumbuhan sulit untuk menyerap air dan unsur hara.

Flora pada ekosistem ini adalah yang dapat Fauna pada ekosistem ini adalah kuda liar dan
beradaptasi dengan struktur tanah dan bison di Amerika, jerapah dan gajah di Afrika,
ketersediaan air yang kurang baik misalnya kanguru dan domba di Australia. Sedangkan
rumput. fauna jenis karnivora pada ekosistem ini
adalah anjing liar, singa, cheetah, srigala.
Jenis Ekosistem Padang Rumput
• Stepa: Padang rumput yang tanpa diselingi dengan pohon, kecuali yang dekat dengan sungai atau danau.
padang rumput yang memiliki karakter semi-gurun karena area tersebut ditutupi oleh rumput atau semak.
Stepa dapat ditemukan di Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Timur.

• Sabana: Hamparan luas padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon sejenis. Sabana memiliki
struktur tanah berlempung dan tahan terhadap air. Terdapat beberapa jenis fauna, seperti kijang, gajah,
macan
• tutul, singa, kuda, zebra, dan beberapa jenis insekta dan flora rumput, Aucalyptus, Acacia.

• Prairi atau Prairie: satu jenis padang rumput dengan wilayah yang rata, landai, atau berbukit. Prairie
didominasi oleh rumput yang tinggi dan tidak banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon.

• Pampa: padang rumput yang memiliki bentuk datar. Pampa ditemukan di Argentina dan meluas ke Uruguay.
Pampa memiliki suhu rata-rata 18o Celsius. Iklim di pampa lembab dan juga hangat.

Gambar 5. Perbedaan Sabana dan Stepa


Ekosistem Taiga Ekosistem Tundra

Gambar 7. Hutan Tundra


Gambar 6. Hutan Taiga

Ekosistem taiga terdapat di antara daerah subtropika dengan daerah kutub, Terletak di area lingkungan Kutub Utara sehingga memiliki iklim kutub.
seperti di daerah Rusia, Skandinavia, Siberia, Kanada, Alaska. Ciri Tundra memiliki arti dataran tanpa pohon, vegetasi didominasi oleh jenis
Ekosistem hutan taiga sebagai berikut (Zid and Hardi, 2018): tumbuhan lumut. Vegetasi lain adalah rumput dan beberapa tanaman bunga
1. Ketika musim panas suhu relatif tinggi, dan pada musim dingin suhu berukuran kecil (Zid and Hardi, 2018).
relatif rendah.
2. Pertumbuhan tanaman berlangsung selama 6 bulan pada musim panas. Ciri-ciri dari ekosistem ini adalah sebagai berikut (Juniper, 2019):
3. Ciri flora khasnya dengan ciri pohon berdaun jarum/pohon konifer. pinus 1. Intensitas sinar matahari relatif rendah, musim dingin berlangsung selama
merkusi (pinus). Keanekaragaman tumbuhan relatif rendah, memiliki 9 bulan.
keseragaman vegetasi dan didominasi pohon konifer, hal ini yang 2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, dan pada masa inilah vegetasi
menyebabkan ekosistem taiga disebut juga hutan homogen. mengalami pertumbuhan.
4. Fauna pada hutan taiga: beruang hitam, serigala ajax dan beberapa jenis 3. Hewan khas pada ekosistem tundra adalah bison berhulu tebal dan rusa
burung yang melakukan migrasi. Hewan mamalia seperti tupai hibernasi kutub.
saat musim dingin.
Ekosistem Gurun
Ekosistem gurun terdapat di wilayah Australia, Amerika Utara, Asia
Barat, dan Afrika Utara. Ekosistem memiliki Ciri-ciri sebagai berikut
(Zid and Hardi, 2018):
1. Curah hujan sangat rendah, +25 cm/tahun.
2. Kecepatan penguapan air lebih tinggi daripada presipitasi.
3. Kelembaban udara relatif rendah.
4. Suhu pada siang hari berbeda dengan suhu pada malam hari (siang dapat
mencapai 45oC dan malam dapat turun sampai 0oC).
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
Gambar 8. Ekosistem Gurun

Flora pada ekosistem ini dapat beradaptasi Fauna dari ekosistem ini adalah binatang besar yang tinggal di padang pasir.
dengan daerah kering dan tandus (tumbuhan Secara umum, hewan dalam ekosistem ini adalah mereka yang dapat
xerofit). menyimpan air seperti unta. Juga ditemukan untuk hewan kecil misalnya
adalah ular, kadal, semut, tikus, yang umumnya hanya aktif di pagi hari.
Selanjutnya, pada siang hari mereka tinggal di lubang.
Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut ini adalah ekosistem yang ada di perairan laut.
Ekosistem air laut ini terdiri dari beberapa ekosistem lain yaitu
ekosistem pantai pasir dangkal, ekosistem perairan yang dalam, dan
ekosistem pasang surut (Mitra and Zaman, 2016). Ekosistem air laut
didominasi oleh air laut yang luas dan merupakan habitat biota laut
dan tanaman laut seperti ganggang dan terumbu karang.

Gambar 9. Zona Laut Berdasarkan Kedalaman

Gambar 10. Wilayah Laut Secara Horizontal


Ekosistem Pantai
Terletak di antara ekosistem darat, daerah pasang surut, dan laut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh gelombang pasang surut air laut.
Mahluk hidup yang hidup di pantai beradaptasi secara struktural sehingga melekat pada substrat yang keras. Hutan pantai terbentuk dari
pasir yang terhempas oleh gelombang air laut dan ditumbuhi tanaman. (Mitra and Zaman, 2016).

Ekosistem pantai dapat bermanfaat bagi kehidupan, antara lain:


1. Areal tambak garam
2. Pengembangan budidaya rumput laut
3. Objek pariwisata
4. Daerah pengembangan kerajinan rakyat yang berbasis pantai.

Gambar 11. Ekosistem Pantai


Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem dasar laut yang terdiri dari interaksi antar hewan karang yang membentuk struktur kalsium karbonat atau batu kapur.

Tipe-tipe Terumbu Karang Terumbu karang tepi (fringing reefs) Terumbu karang tepi
tumbuh di sebagian besar pesisir dari pulau-pulau besar. Perkembangannya dapat pada
kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke luar menuju Laut.
a. Terumbu karang penghalang (barrier reefs) Terumbu karang ini terdapat pada jarak
yang relatif dari pulau itu, sekitar 0,52 km di permukaan laut terbatas hingga 75
meter.
Gambar 12. Terumbu Karang
b. Terumbu karang cincin (atolls) Terumbu karang berbentuk cincin yang mengelilingi
batas-batas Kepulauan Vulkanik yang tenggelam sehingga tidak ada perbatasan
dengan daratan.
c. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs) Terumbu karang (patch
terumbu), kadang-kadang juga disebut pulau datar.
Ekosistem Estuari
Estuari merupakan muara dari aliran sungai dengan laut. Salinitas air pada ekosistem estuari mengalami perubahan secara bertahap dari
daerah rawa sampai ke laut. Salinitas juga dipengaruhi oleh pasang surut airnya (Mitra and Zaman, 2016).

Fauna:
1. Spesies endemik seperti jenis-jenis kerang, kepiting serta berbagai
macam ikan.
2. Spesies yang tinggal sementara di estuaria antara lain larva, beberapa
jenis udang dan beberapa ikan yang telah dewasa untuk bermigrasi ke
laut.
3. Spesies ikan yang bermigrasi ke laut seperti ikan salmon dan ikan
sidat.
Flora:
1. Tumbuhan Lamun (sea grass)
2. Algae yang tumbuh di dasar perairan.
3. Fitoplankton.

Ekosistem estuaria memiliki peranan yang penting bagi lingkungan dan


Gambar 13. Rantai Makanan Pada Daerah Estuari
makhluk hidup sekitarnya, antara lain (Mitra and Zaman, 2016):
1. Sebagai sumber bahan organik dan unsur zat hara.
2. Merupakan habitat untuk mencari makan (feeding ground).
3. Sebagai potensi produksi makanan laut.
4. Sebagai tempat budidaya tiram dan perikanan.
Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar merupakan ekosistem yang memiliki tingkat
salinitas yang rendah. Ekosistem air tawar memiliki banyak manfaat
kepada masyarakat, antara lain sebagai sumber air minum, irigasi
persawahan. Ekosistem air tawar, dibedakan menjadi dua yaitu
berdasarkan keadaan air dan berdasarkan daerahnya (Juniper, 2019).

Jenis Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Keadaan Air

Perairan tenang : Danau dan rawa


Perairan mengalir: Sungai (ikan gurami, ikan nila, atau ikan lele)
Jenis Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Daerahnya

Littoral Zone
Gambar 14. Pembagian Daerah Ekosistem Air Tawar
Limnetic ZoneProfundal Zone
Homeostasis Ekosistem
Ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal berbagai perubahan ataupun gangguan yang dialaminya sehingga
terjagalah keseimbangan yang ada di dalamnya. Mekanisme homeostasis mekanisme penyimpanan bahan/materi, pelepasan
unsur hara, pertumbuhan populasi, produksi, dan penguraian/dekomposisi. Manusia yang sebetulnya merupakan salah satu
unsur dalam ekosistem, justru seringkali merupakan pengganggu yang terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu
sendiri.

Contoh:

Kasus Penebangan Hutan


Penebangan hutan secara berlebihan yang dilakukan manusia sehingga hutan menjadi rusak, tidak dapat pulih kembali, dan akan menjadi
ekosistem yang lain atau bahkan menjadi gundul. Kemuadian menimbulkan permasalahan seperti, erosi yang berat, banjir di musim hujan,
kekeringan di musim kemarau, hilangnya keanekaragaman hayati, dan lain-lain.

Pembuangan limbah dan penggunaan zat-zat kimia


Sungai yang semula bersih menjadi tercemar karena di sepanjang aliran sungai tersebut terdapat banyak pabrik, permukiman, pertanian,
dan kegiatan lain yang menghasilkan limbah dan sebagian besar membuang limbah cairnya ke dalam sungai.

Aktivitas manusia yang tidak arif terhadap lingkungan sudah terjadi di hampir semua bagian bumi, sebagai dampaknya akan berbalik
pada semua makhluk hidup di permukaan bumi dan mengancam kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia.
Fungsi Ekosistem Alami bagi Kota dan Desa
Semua kebutuhan hidup manusia diperoleh dari alam yang merupakan se­buah ekosistem. Ketika sebagian komponen
dari struktur ekosistem dihilangkan oleh manusia maka sebagian fungsi ekosistem ikut menghilang. Semakin besar
komponen yang hilang semakin besar pula fungsi ekosistem yang hilang.

Lingkungan kota yang mengalami perubahan total dari ekosistem alami sama sekali tidak mandiri.

Lingkungan pedesaan atau agroekosistem lebih mandiri, tetapi juga masih membutuhkan ekosistem alami. Misalnya,
air untuk irigasi, diperoleh dari pegunungan yang ekosistemnya harus dijaga. Ketika gunung-­gunung diubah menjadi
lahan pertanian, banyak mata air menjadi ker­ing di musim kemarau.
Link Rekaman Materi
https://drive.google.com/drive/folders/1uhR5lj41PC1vRas31cy7IXF22RM93QUt?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai