Anda di halaman 1dari 48

Modul Inti 2:

Pemeriksaan HIV
BA

DA
TI
K

H US
A
Pemeriksaan laboratorium HIV
Biakan virus
Deteksi antigen : p24
Deteksi materi genetik : DNA provirus /
RNA
BA

DA
Deteksi antibodi :T Ipenyaring & konfirmasi
K

H US
A
Pemakaian strategi penyaring
Tujuan tes Prevalensi Strategi

Darah donor + semua I


transplantasi prevalensi

Surveilans > 10 % I

 10 % II

Diagnosis simtomatik > 30 % I

 30 % II
BA

DA
asimtomatik > 10 % II
TI
K

H U S 10 %
A
III
Deteksi antibodi
 Penyaring : EIA, aglutinasi, dot-blot
immunobinding assay, imunokromatografi

 Konfirmasi : Western blot, Lineimmunoassay,


imunofluoresensi, Radioimmunoprecipitation assay
BA

DA
TI
K

H US
A
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A1

A1 positif A1 negatif
BA

DA
A2
TI Lapor
K

H US
A
sebagai
“Non-reaktif”
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A2

A1 pos A2 A1 pos
pos A2 neg

A3 Ulangi A1&A2
A1 pos A1 pos A1 pos A1 neg
BA

DA
A2 pos A2 pos A2 neg A2 neg
A3 neg
pos
TI
K

H US
Lapor
A Lapor
sebagai
sebagai “Non-reaktif”
“reaktif”
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A2

A1 pos A2 A1 pos
pos A2 neg

A3 Ulangi A1&A2
A1 pos A1 pos A1 pos A1 pos A1 neg
BA

DA
A2 pos A2 neg A2 pos A2 neg A2 neg
A3 pos
A3 neg TI
K

H US
A Lapor
sebagai
Lapor
“Non-reaktif”
sebagai
“Indeterm”
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A2

A1 pos A2 A1 pos
pos A2 neg

A3 Ulangi A1&A2
A1 pos A1 pos A1 pos A1 neg
BA

DA
A2 neg A2 pos A2 neg A2 neg
A3 neg
TI
K

H US
A Lapor
sebagai
“Non-reaktif”
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A1 pos
A2 neg
A3 neg

Risiko Risiko
tinggi rendah
BA

DA
TI Lapor
K

Lapor
H US
A
sebagai sebagai
“Indeterm” “Non-reaktif”
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

Catatan penting :
 Untuk hasil yang “indeterminate”, perlu diulang
dengan bahan baru yang diambil sedikitnya 14
hari sesudah yang pertama
 Bila hasil tetap “indeterminate” dengan bahan
baru, lakukan pemantauan ulang pada 3, 6 atau
12 bulan. Bila setelah 1 tahun hasil tetap
BA

DA
“indeterminate”, dianggap tidak terinfeksi HIV
TI
K

H US
A
Pemilihan reagensia
Diagnosis :
Reagen Pertama : sensitivitas tertinggi
(>99 %)
Reagen kedua : spesifisitas > 98 % atau
lebih besar dari reagen > 1
Reagen ketiga : spesifisitas > 99 % atau
lebih besar dari reagen > 2
BA

DA
Asal antigen atau
T I prinsip tes berbeda
K

S
A
H
Hasil diskordan < 5%U
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilans

A1

A1 positif A1 negatif
BA

DA
A2
TI Lapor
K

H US
A
sebagai
“Non-reaktif”
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis
A2

A1 pos A2 A1 pos
pos A2 neg

Ulangi A1&A2
A1 pos A1 pos A1 neg
BA

DA
A2 pos A2 neg A2 neg
TI
K

H US
Lapor
A Lapor
Lapor sebagai
sebagai sebagai “Non-reaktif”
“reaktif” “Indeterm”
Pemilihan reagensia
Surveilans :
Reagen Pertama : sensitivitas tertinggi
( 99 %)
Reagen Berikutnya (ke-2) : spesifisitas
lebih tinggi dari yang pertama ( 99 %)
Asal antigen atau prinsip tes berbeda
BA

DA
TI
K

H US
A
Pemeriksaan konfirmasi
Western blot CDC : 2 di antara p24,
gp41 atau gp120/160
LIA
RIPA WHO : 2 pita envelope

USFDA : p24, p31 &


gp41 atau gp120/160
BA

DA
TI
K

Imunofluoresensi H U S
A
Western blot

BA

DA
TI
K

H US
HIV-2 p17 p24 A
p39 p51/55 gp120
p31 gp41 p66 gp160
Berbagai teknik cara diagnosis cepat
(simple/rapid = S/R)
 Aglutinasi

 Imunokonsentrasi (Flow-through)

 Immunocomb
BA

DA
 Imunokromatografi (Lateral flow)
TI
K

H US
A
Aglutinasi
Ag

partikel

Antibodi
BA

DA
TI
K

H US
A
Kebaikan aglutinasi
 Cepat

 Tidak perlu listrik

BA

DA
TI
K

H US
A
Keterbatasan aglutinasi
 Pembacaan secara visual (subjektivitas)
 Waktu pembacaan harus tepat
 Efek Prozone dan Post-zone
 Perlu cahaya cukup
 Harus disimpan pada suhu 2-8°C, tidak dapat pada

suhu kamar (25°C)


BA

DA
 Tidak dapat menyimpan bukti pemeriksaan
TI
K

H US
A
Imunokonsentrasi (Flow-through)

Konjugat

Spesimen
BA

DA
TI
K

US
A
Ag H Membran
absorben
Kebaikan imunokonsentrasi
 Cepat

 Tidak memerlukan alat listrik

BA

DA
TI
K

H US
A
Keterbatasan imunokonsentrasi
 Pembacaan secara visual (subjektivitas)
 Waktu pembacaan harus tepat
 Perlu cahaya cukup
 Harus disimpan pada suhu 2-8°C, tidak dapat pada
suhu kamar (25°C)
 Umumnya masih memerlukan 2 atau lebih tahap
pengerjaan
BA

DA
 Tidak dapat menyimpan bukti pemeriksaan
TI
K

H US
A
Immunocomb

Konjugat

BA

DA
TI
K

H US
Ag
A
Kebaikan immunocomb
 Cepat

 Tidak memerlukan alat listrik

BA

DA
TI
K

H US
A
Keterbatasan immunocomb
 Pembacaan secara visual (subjektivitas)
 Waktu pembacaan harus tepat
 Perlu cahaya cukup
 Harus disimpan pada suhu 2-8°C, tidak dapat pada
suhu kamar (25°C)
 Umumnya masih memerlukan 2 atau lebih tahap
pengerjaan, beberapa tahap pencucian
BA

DA
 Tidak dapat menyimpan bukti pemeriksaan
TI
K

H US
A
Imunokromatografi

Koloid emas

Antibodi
BA

DA
TI
K

H US
A
Kebaikan imunokromatografi
 Cepat

 Tidak memerlukan alat listrik

 Reagensia dapat disimpan pada suhu kamar (maksimal


25°C)
BA

DA
TI
K

H US
A
Keterbatasan imunokromatografi
 Pembacaan secara visual (subjektivitas)
 Waktu pembacaan harus tepat
 Perlu cahaya cukup
 Spesimen gagal mengalir ke samping
 Tidak dapat menyimpan bukti pemeriksaan
BA

DA
TI
K

H US
A
Keterbatasan lain cara diagnosis cepat
 Umumnya tidak disertai bahan kontrol positif maupun
negatif

 Hanya dapat dipakai untuk jumlah spesimen ≤ 20 untuk


tiap kali pengerjaan. Bila terlalu banyak, berisiko
menimbulkan kesalahan lebih besar.
BA

DA
TI
K

H US
A
Cara mengatasi keterbatasan
 Subyektivitas:
◦ Hasil dibaca oleh 3 orang secara terpisah, dilaporkan hasil
yang sama dari 2 orang pembaca

 Efek prozone/post-zone:
◦ Pengenceran spesimen
BA

DA
TI
K

H US
A
Enzyme immunoassay (EIA)
 Indirect EIA

 Competitive EIA

 Antigen sandwich EIA


BA

DA
 Capture EIA
TI
K

H US
A
Indirect EIA

Anti-human Ig+enzyme E
substrat

Anti-HIV
BA

DA
TI
K

H UAgS
A
Competitive EIA

substrat
Anti-HIV+enzyme
E
BA

DA
Anti-HIV
TI
K

S
A
Ag
H U
Ag Ag
Antigen sandwich EIA

HIV Ag + enzyme E
substrat

Anti-HIV
BA

DA
TI
K

H UAgS
A
Capture EIA

HIV Ag + enzyme substrat


E

Anti-HIV
BA

DA
TI
K

H US
A
Anti-human Ig G / M
Perkembangan EIA pada pemeriksaan HIV
BA

DA
TI
K

H US
A
EIA generasi pertama
Prinsip: Indirect EIA
Antigen dari biakan virus dalam jaringan/sel

Spesifisitas rendah
Reaktif palsu >>, karena ada komponen media (kultur
BA

DA
jaringan/sel)
TI
K

H US
A
EIA generasi kedua
Prinsip: Indirect EIA
Antigen: DNA recombinant protein
Menggabungkan potongan DNA HIV ke untaian
DNA suatu mikroba vehikulum (Candida, E.coli),
sehingga dihasilkan antigen rekombinan

Spesifitas lebih tinggi daripada generasi pertama,


BA

DA
walaupun masih ada pengaruh dari komponen
vehikulum TI
K

S
A
HU
EIA generasi ketiga
Prinsip: Antigen sandwich EIA / Capture EIA (IgG &
IgM)
Antigen: DNA recombinant protein + synthetic peptide

Meningkatkan reprodusibilitas reagensia


Diharapkan dapat memperkecil window period
Memperkecil kontaminasi oleh komponen sel yang
BA

DA
dipakai untuk vehikulum
T
K

I H US
A
EIA generasi keempat
Dapat mendeteksi baik antigen p24 maupun anti-HIV

Diharapkan dapat memperkecil window period


Kehilangan sensitivitas
Telah terbukti dapat menyaring individu dengan
antigen positif dan antibodi negatif di populasi
dengan prevalensi infeksi HIV tinggi
BA

DA
TI
K

H US
A
EIA generasi keempat

substrat
HIV Ag + enzyme E
E
Anti-HIV + enzyme
Anti-HIV
BA

DA
HIV Ag
TI
K

S
A
H
Ag
Ag
U
Perkembangan mutakhir reagensia
generasi ke-4
 Dapat membedakan hasil reaktif berasal dari adanya
antigen atau adanya antibodi (dual signaling)

BA

DA
TI
K

H US
A
BA

DA
TI
K

H US
A
Pemantauan infeksi HIV

 Viral load (RNA HIV)


 Jumlah sel CD4+

BA

DA
TI
K

H US
A
Metoda pemeriksaan viral load
 Amplifikasi target:
◦ Polymerase chain reaction (PCR)
◦ Nucleic acid sequence-based amplification (NASBA)
 Amplifikasi signal:
◦ Branched deoxyribo nucleic acid (bDNA)
 Reverse transcriptase activity
BA

DA
TI
K

H US
A
Metoda pemeriksaan jumlah sel CD4 +
 Flowcytometry
◦ Single platform:
 Microbead-based
 Volumetric-based
◦ Dual platform:
 T-cell gating
BA

DA
 CD45 gating T I
K

H US
 Panleukogating A
Metoda pemeriksaan jumlah sel CD4 +
 Non-flowcytometric
◦ Microscope-based:
 Rosette
 Immunomagnetic cell isolation
◦ ELISA
◦ Microchip
BA

DA
TI
K

H US
A

Anda mungkin juga menyukai