FUNDAMENTAL

GERAKAN PRAMUKA
Penyerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka
14 Agustus 1961
Kepres RI No. 238 Tahun 1961
20 Mei 1961
 Bapak Pramuka Indonesia
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Ketua Kwarnas ke-1
Presiden Soeharto
Ketua Mabinas ke-2
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Ketua Mabinas Ke-6
Bapak Revitalisasi Gerakan Pramuka
Presiden JOKO WIDODO
Ketua Mabinas ke-7
Komjen Polisi (Purn) Budi Waseso
Ketua Kowarnas ke-8
 FUNDAMENTAL GERAKAN PRAMUKA
OLEH : M.H. NURLETTE,S.IP,M.Pd
(Kapusdiklatcab Purbaya Madiun)

SEJARAH SINGKAT GERAKAN PRAMUKA

1. MASA HINDIA BELANDA

GERAKAN KEPANDUAN DIGAGAS OLEH MAYJEN ROBERT LOR

SMITH LOR BADEN POWEL OF GIL WELL PADA TAHUN 1908 DI
INGGRIS.
GERAKAN KEPANDUAN DIBAWA OLEH BANBGSA BELANDA KE
INDONESIA DNGAN SEBUTAN “ Nederland Indischie Padvinders
Vereeniging (NIPV)” atau dengan sebutan lain Padvinder atau
Pdvinderij, yang artinya Pandu-Pandu Hindia Belanda.
 PARA PEMIMPIN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA MENGAU PADA GAGASAN LORD
BADEN POWELL, MULAI MEMBENTUK BERBAGAI PANDU DIANTARANYA Javanse
Padvinders Organizatie (JPO), Jong Java Padviderij (JJP), National Islamitje Padvinderij
(NATIPIJ), Sarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP), Hizbul Wathan (HW), dan lain
sebagainya.
PANDU-PANDU TERSEBUTDILARANG OLEH PEMERINTAH HINDIA BELANDA KRENA
MENGGUNAKAN KATA PADVINDER ATAU PADVINDERIJ UNTUK ORGANISASI DI
LUAR NIPV.
DENGAN MENINGKATNYA KESADARAN NASIONAL SETELAH SUMPAH PEMUDA 28
OKTOBER 1928 , MAKA TIMBULLAH NIAT UNTUK MEMPERSATUKAN
ORGANISASI KEPANDUAN DI INDONESIA PADA TAHUN 1930, ANTARA LAIN:
KEPANDUAN BANGSA INDONESIA (KBI), PANDU KESULTANAN (PK), PANDU
PEMUDA SUMATERA (PPS).
PADA TAHUN 1931 TERBENTUKLAH FEDERASI KEPANDUAN DENGAN NAMA
PERSATUAN ANTARPANDU-PANDU INDEONESIA (PAPI) KEMUDIAN BERUBAH
NAMA MENJADI BADAN PUSAT PERSAUDDARAAN KEPANDUAN INDONESIA
PADA TAHUN 1938.
 2. MASA PENDUDUKAN JEPANG

PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG (PD II), PENGUASA JEPANG

MELARANG KEBERADAAN ORGANISASI KEPANDUAN DI INDONESIA.
PARA TOKOH KEPANDUAN BANYAK YANG MASUK ORGANISASI
“SEINENDAN, KEIBODAN, HEIHO, DAN PETA”

3. MASA PERANG KEMERDEKAAN

PADA TANGGAL 28 DESEMBER 1945 DI SURAKARTA DIDIRIKAN PANDU
RAKYAT INDONESIA (PARI) SEBAGAI SATU-SATUNYA ORGASASI
KEPANDUAN DI WILAYAH REPUBLIK INDONESIA.
4. MASA PASCA PERANG KEMERDEKAAN HINGGA TAHUN 1961

PADA MASA INI, MUNCUL KEMBALI ORGANISASI KEPANDUAN SEPERTI HW,

SIAP, PANDU ISLAM INDONESIA, PANDU KRISTEN, PANDU KATOLIK,
KEPANDUAN BANGSA INDO9NESIA (KBI) DAN LAIN-LAIN.
MENJELANG TAHUN 1961 KEPANDUAN INDONESIA TERPECAH MENJADI
LEBIH DARI 100 ORGANISASI KEPANDUAN.
ADA 3 ORGANOISASI KEPANDUAN PADA SAAT ITU TERDIRI ATAS SATU
FEDERASI KEPANDUAN PUTRA DAN DUA FEDERASI KEPANDUAN PUTRI
YAITU:
1) IKATAN PANDU INDONE3SIA (IPINDO) 13 SEPTEMBER 1951
2) PERSATUAN ORGANISASI PANDU PUTRI INDONESIA (POPPINDO) 1954
3) PERSERIKATAN KEPANDUAN PUTRI INDONESIA
SELANJUTNYA KETIAGA FREDERASI TERSEBUT MELEBUR MENJADI SATU
DENGAN NAMA PERSATUAN KEPANDUAN INDONESIA (PERKINDO).
 5. MASA TAHUN 1961-1999
KEINGINAN PIHAK KOMUNIS BERHASIL DITENTANG OLEH KEKUATAN PANCASILA DALAM TUBUH PERKINDO.
DENGAN BANTUAN PERDANA MENTERI Ir. H. DJUANDA, TERCAPAILAH PERJUANGTAN
MEMPERSATUKAN ORGANISASI KEPANDUAN KE DALAM SATU WADAH GERAKAN PRAMUKA
BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI NOMOR 238 TAHUN 1961 TENTANG GERAKAN PRAMUKA,
TANGGAL 20 MEI 1961 YANG DITANDATANGANI OLEH Ir. H. DJUANDA SEBAGAI PEJABAT PRESIDEN RI.
DENGAN DEMIKIAN, SEMUA GERAKAN DAN BENTUK KEPANDUAN MELEBUR MENJADI GERAKAN
PRAJA MUDA KARANA (PRAMUKA) SEBAGAI SATU-SATUNYA BADAN DI WILAYAH NKRI YANG
DIPERBOLEHKAN MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN BAGI ANAK-ANAK DAN
PEMUDA INDONESIA. JIKA ADA ORGANISASI LAIN YANG MENYERUPAI YANG SAMA DAN SAMA
SIFATNYA DENGAN GERAKAN PRAMUKA DILARANG ADANYA.
SEBELUM PELANTIKAN MAPINAS, KWARNAS, KWARNARI, DAN PENGANUERAHAN PANJI-PANJI GERAKAN
PRAMUKA, DI ISTANA NEGARA PADA TANGGAL 14 AGUSTUS 1961, PARA WAKIL KEPANDUAN SELURUH
INDONESIA MENYATAKAN IKRAR DENGAN IKLAS PADA TAGGAL 30 JULI 1961 DI ISTORA SENAYAN
JAKARTA UNTUK MELEBUR DIRI MENJADI GERAKAN PRAMUKA YANG DIKENAL DENGAN HARI IKRAR
GERAKAN PRAMUKA. JAUH SEBELUMNYA, PIDATO PRESIDEN RI TENTANG RENCANA PELEBURAN
KEPANDUAN MENJADI GERAKAN PRAMUKA PADA TAGGAL 9 MARET 1961 DI NEGARA. PERISTIWA INI
DIJADIKAN SEBAGAI HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.
UNTUK PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT SERTA KETERAMPILAN TERTENTU PESERTA DIDIK MAKA DI
DALAM GERAKAN PRAMUKA DIBENTUK DAN DIKEMBANGKAN SATUAN KARYA (SAKA) SATUAN KARYA
PERTAMA ADALAH SAKA BHAYANGKARA, SAKA BAKTI HUSADA, SAKA KENCANA, SAKA WIRA KARTIKA,
SAKA TARUNA BUMI TAHUN 1966. MENYUSUL SAKA DIRGANTARA, SAKA BAHARI, SAKA KALPATARU,
SAKA PARIWISATA DAN SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI.
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2010
TENTANG GERAKAN PRAMUKA
DASAR PEMIKIRAN
1. PENGEMBANGAN POTENSI DIRI, AKHLAK MULIA, KECAKAPAN HIDUP BAGI
WARGA NEGARA UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN.
2. PENGEMBANGAN POTENSI DIRI SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA PERLU
DIWUJUDKAN DALAM GERAKAN PRAMUKA.
3. PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER DAN
KEPRIBADIAN GENERASI MUDA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN LOKAL,
NASIONAL, DAN GLOBAL.
4. BELUM ADA UNDANG-UNDANG TENTANG GERAKAN PRAMUKA.
 MASA 1999 - SEKARANG

1. ADANYA REFORMASI, POLITIK NEGARA DAN PEMERINTAHAN MENGALAMI

PERUBAHAN.
2. KETUA KWARNAS DIPILIH SECARA LANGSUNG OLEHKWARTIR DAERAH SE
INDONESIA, PERTAMA KALI PADA 2003 DI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR.
3. GERAKAN PRAMUKA KELUAR DARI Word Asociation Girls Guide & Girls Scout
(WAGGGS).
4. PENCANANGAN REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA OLEH PRESIDEN RI SELAKU
KETUA MABINAS TAHUN 2006 PADA PEMBUKAAN JAMBORE NASIONAL DI
JATINANGOR, JAWA BARAT.
5. DISAHKAN SAKA WIRAKARTIKA.
6. DISAHKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN
PRAMUKA PADA TANGGAL 24 NOVEMBER 2010.
 KANDUNGAN ISI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 12 TAHUN 2010
TENTANG GERAKAN PRAMUKA

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 BERISI 9 BAB DAN 49 PASAL.

BAB I : KETENTUAN UMUM ( 1` PASAL, 14 AYAT)
BAB II : ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN ( 2 PASAL, 4 AYAT)
BAB III : PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN ( 14 PASAL, 32 AYAT)
BAB IV : KELEMBAGAAN ( 16 PASAL, 44 AYAT)
BAB V : TUGAS DAN WEWENANG ( 2 PASAL, 8 AYAT)
BAB VI : HAK DAN KEWAJIBAN ( 5 PASAL, 5 AYAT )
BAB VII : KEUANGAN ( 4 PASAL, 9 AYAT)
BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN ( 1 PASAL, 4 AYAT )
BAB IX : KETENTUAN PENUTUP ( 2 PASAL ).
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010
TENTANG GERAKAN PRAMUKA
I. UMUM
II. PASAL DEMI PASAL
JUMLAH : 9 BAB, 49 PASAL, 121 AYAT.
 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN PRAMUKA

• ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

MERUPAKAN KETENTUAN DASAR DAN KETENTUAN OPERASIONAL BAGI SUATU
ORGANISASI (GERAKAN PRAMUKA) YANG MENCERMINKAN ASPIRASI, VISI
DAN MISI GERAKAN PRAMUKA INDONESIA.
• ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MERUPAKAN
LANDASAN GERAK GERAKAN PRAMUKA DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN
MISINYA.
• ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA
DAPAT DITINJAU KEMBALI SETIAP 5 TAHUN SEKALI ATAU DAPAT DITINJAU
KEMBALI SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN DAN KEBUTUHAN BANGSA DAN
NEGARA DALAM MUNAS LUAR BIASA.
• ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YANG BERLAKU
SAAT INI ADALAH AD DAN ART HASIL MUNAS KE X GERAKAN PRAMUKA
TAHUN 2018 NOMOR 07/MUNAS/2018 DI KENDARI, SULAWESI
TENGGARA.
 KANDUNGAN ISI ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
KEPUTUSAN MUNAS NOMOR 07/MUNAS/2018

BAB I : NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN HARI PRAMUKA ( 1 PASAL, 4 AYAT).

BAB II : ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI ( 4 PASAL ).
BAB III : SIFAT ( 1 PASAL, 3 AYAT).
BAB IV : PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN ( 19 PASAL, 51 AYAT).
BAB V : ORGANISASI ( 20 PASAL, 48 AYAT).
BAB VI : MUSYAWARAH ( 1 PASAL, 8 AYAT).
BAB VII : ATRIBUT ( 6 PASAL, 4 AYAT ).
BAB VIII : HAK DAN KEWAJIBAN ( 5 PASAL, 6 AYAT).
BAB IX : KEUANGAN DAN KEKAYAAN ( 2 PASAL, 3 AYAT).
BAB X : PEMBUBARAN ( 1 PASAL, 2 AYAT ).
BAB XI : ANGGARAN RUMAH TANGGA ( 1 PASAL, 2 AYAT ).
BAB XII : PENUTUP ( 1 PASAL).
JUMLAH : 12 BAB, 63 PASAL, 129 AYAT.
 KANDUNGAN ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA
KEPUTUSAN MUNAS NOMOR 07/MUNAS/2018

BAB I : NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN HARI PRAMUKA ( 4 PASAL, 4 AYAT ).

BAB II : ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK,DAN FUNGSI ( 4 PASAL, 8 AYAT ).
BAB III : SIFAT ( 1 PASAL, 8 AYAT ).
BAB IV : SISTEM PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN ( 26 PASAL, 104 AYAT ).
BAB V : ORGANISASI ( 34 PASAL 181 AYAT ).
BAB VI : MUSYAWARAH, RAPAT KERJA, RAPAT KOORDINASI, DAN HAL-HAL
YANG MENDESAK ( 52 PASAL, 195 AYAT )
BAB VII : ATRIBUT ( 5 PASAL, 14 AYAT).
BAB VIII : PENDAPATAN DAN KEKAYAAN ( 4 PASAL, 10 AYAT ).
BAB IX : PEMBUBARAN ( 1 PASAL ).
BAB X : LAIN-LAIN ( 2 PASAL, 3 AYAT).
BAB XI : PENUTUP ( 1 PASAL, 2 AYAT ).
JUMLAH : 11 BAB, 134 PASAL, 529 AYAT.
 ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
GERAKAN PRAMUKA LAHIR DI INDONESIA BERDASARKAN KEPUTUSAN PRE3SIDEN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 238 TAHUN 1961, TERTANGGAL 20 MEI 1961.
SELANJUTNYA ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA DIKUKUHKAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010, TERTANGGAL 24
NOVEMBER 2010.
1) GERAKAN PRAMUKA……ORGANISASI
2) PRAMUKA…….ANGGOTA (WARGA NEGARA INDONESIA)
3) KEPRAMUKAAN……SEGALA ASPEK KEGIATAN
4) PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN…….PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN, KECAKAPAN
HIDUP, AKHLAK MULIA MELALUI PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN NILAI-NILAI
KEPRAMUKAAN.
SESUAI DENGAN BAB V ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN
PRAMUKA, ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA DIATUR SEBAGAI BERIKUT:
1. ANGGOTA BIASA
ANGGOTA BIASA GERAKAN PRAMUKA TERDIRI DARI ANGGOTA MUDA DAN ANGGOTA
DEWASA. ANGGOTA MUDA YAITU SIAGA ( USIA 7-10 TAHUN ), PENGGALANG ( USIA 11-15
TAHUN ), PENEGAK (USIA 16-20 TAHUN), PANDEGA (USIA 21-25 TAHUN).
 ANGGOTA DEWASA
ANGGOTA DEWASA ADALAH ANGGOTA BIASA YANG BERUSIA DI ATAS 26
TAHUN.
ANGGOTA DEWASA TERDIRI DARI:
A. FUNGSIONARIS ORGANISASI TERDIRI DARI:
a. Pembina Pramuka
b. Pelatih Pembina Pramuka
c. Pembina Profesional
d. Pamong SAKA
e. Instruktur SAKA
f. Pimpinan SAKA
g. Pimpinan SAKO
h. Andalan dan Asisten Andalan
i. Anggota Majelis Pembimbing.
B. BUKAN FUNGSIONARIS ORGANISASI
ANGGOTA DEWASA YANG BUKAN FUNGSIONARIS ORGANISASI
DAPAT BERGABUNG DALAM GUGUS DARMA PRAMUKA.
C. ANGGOTA KEHORMATAN
ANGGOTA KEHORMATAN ADALAH PERORANGAN YANGT BERJASA
LUAR BIASA TERHADAP GERAKAN PRAMUKA DIANGKAT DAN
DILANTIK OLEH KWARTIR CABANG/KWARTIR DAERAH/KWARTIR
NASIONAL.
2. SATUAN ORGANISASI GUGUS DEPAN (SATUAN TERDEPAN) TERDIRI
DARI:
a. Perindukan Siaga
b. Pasukan Penggalang
c. Ambalan Penegak
d. Racana Pandega.
 SATUAN ORGANISASI KWARTIR

KWARTIR ADALAH SATUAN ORGANISASI PENGELOLA GERAKAN

PRAMUKA YANG DIPIMPIN SECARA KOLEKTIF DAN KOLEGIAL OLEH
PENGURUS KWARTIR YANG TE3RDIRI DARI PARA ANDALAN DENGAN
SUSUAN SEBAGAI8 BERIKUT:
a. Seorang Ketua
b. Ketua Harian (sesuai kebutuhan)
c. Beberapa orang wakil ketua
d. Sorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang
seorang Sekretaris untuk jajaran kwartir yang lain
e. Seorang Wakil Sekretaris (bila diperlukan)
f. Seorang Bendahara, dan
g. Beberapa orang anggota atau Andalan.
 MAJELIS PEMBIMBING
MAJELIS PEMBIMBING ADALAH MAJELIS YANG MEMBERIKAN
BIMBINGAN, DUKUNGAN DAN MEMFASILITASI PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
BERKESINAMBUNGAN.
MAJELIS PEMBIMBING DAPAT TERDIRI ATAS UNSUR:
a. Pemerintah
b. Pemerintah Daerah
c. Tokoh Masyarakat, dan
d. Orang tua peserta didik.
KETUA MAJELIS PEMBIMBING MENYUSUN KEPENGURUSAN YANG TERDIRI
ATAS:
a. Ketua
b. Ketua Harian (bila dipewrlukan)
c. Wakil Ketua
d. Sekretaris
e. Anggota sesuai dengan pembidangan.
 SATUAN KARYA

SATUAN KARYA DIKEMBANGKAN SAAT INI ADALAH:

a. Satuan Karya Taruna Bumi
b. Satuan Karya Dirgantara
c. Satuan Karya Bhayangkara
d. Satuan Karya Bahari
e. Satuan Karya Wira Kartika
f. Satuan Karya Bakti Husada
g. Satuan Karya Kencana
h. Satuan Karya Wanabakti
i. Satuan Karya Kalpataru
j. Satuan Karya Pariwisata
k. Satuan Karya Widya Budaya Bakti.
 GUGUS DARMA PRAMUKA

GUGUS DARMA ADALAH SATUAN ORGANISASI BAGI ANGGOTA DEWASA

GERAKAN PRAMUKA SEBAGAI WADAH PENGABDIAN UNTUK MEMAJUKAN
GERAKAN PRAMUKA DAN BERBAKTI PADA MASYARAKAT, BANGSA DAN
NEGARA.

SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA (SAKO) ADALAH SATUAN ORGANISASI
PENYELENGGA PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN YANG BERBASIS ANTARA LAIN :
PROFESI, ASPIRASI, DAN AGAMA.
SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MERUPAKAN HIMPUNAN DARI GUGUS DEPAN
BERBASISA KOMUNITAS DAN BERBASIS SATUAN PENDIDIKAN YANG
MEMPUNYAI KEKHUSUSAN DALAM ASPIRASI DAN DISAHKAN OLEH KWARTIR
CABANG SETEMPAT, LOGONYA DISAHKAN OLEH KWARTIR NASIONAL.
SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA DIKELOLA OLEH PENGURUS YANG SEDIKITNYA
TERDEIRI ATAS: KETUA, SEKRETARIS, DAN BENDAHARA.
 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PUSLITBANG) GERAKAN

PRAMUKA MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI KWARTIR DAN
BERFUNGSI SEBAGAI WADAH PELAKSANA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA.
PUSLITBANG GERAKAN PRAMUKA DAPAT BERADA DI KWARTIR
NASIONAL, KWARTIR DAERAH, DAN KWARTIR CABANG SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN.
KEPALA PUWLITBANG GERAKAN PRAMUKA AADALAH ANGGOTA
DEWASA GERAKAN PRAMUKA YANG DIANGKAT DAN
DIBERHENTIKAN OLEH KETUA KWARTIR.
KEPALA PUSLITBANG GERAKAN PRAMUKA BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA KETUA KWARTIR.
 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GERAKAN PRAMUKA
MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI KWARTIR DAN BERFUNGSI
SEBAGAI WADAH PELAKSANA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
GERAKAN PRAMUKA.
PUSDIKLAT GERAKAN PRAMUKA DAPAT BERADA DI TINGKAT NASIONAL,
DAERAH, DAN CABANG SESUAI KEBUTUHAN.
KEPALA PUSDIKLAT GERAKAN PRAMUKA ADALAH ANGGOTA DEWASA
GERAKAN PRAMUKA YANG DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH
KETUA KWARTIR.
KEPALA PUSDIKLAT GERAKAN PRAMUKA BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA KETUA KWARTIR.
 PUSAT INFORMASI

PUSAT INFORMASI (PUSINFO) GERAKAN PRAMUKA MERUPAKAN

BAGIAN INTEGRAL DARI KWARTIR DAN BERFUNGSI8 SEBAGTAI
WADAH PELAYANAN INFORMASI BAIK DI DALAM MAUPUN DI
LINGKUNGAN GERAKAN PRAMUKA.
PUSINFO GERAKAN PRAMUKA DAPAT BERADA DI T5INGKAT NASIONAL,
DAERAH, CABANG SESUAI KEMAMPUAN.
KEPALA PUSINFO GERAKAN PRAMUKA ADALAH ANGGOTA DEWASA
GERAKAN PRAMUKA YANG DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH
KETUA KWARTIR.
KEPALA PUSINFO GERAKAN PRAMUKA BERTANGGUNG JAWAB KEPADA
KETUA KWARTIR.
 BADAN USAHA

BADAN USAHA GERAKAN PRAMUKA MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL

DARI KWARTIR DAN BERFUNGSI SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN
USAHA DALAM RANGKA MENDUKUNG PENDANAAN GERAKAN
PRAMUKA.
BADAN USAHA GERAKAN PRAMUKA DAPAT BERADA DI TINGKAT
NASIONAL, DAERAH, DAN CABANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN.
KEPALA BADAN USAHA GERAKAN PRAMUKA ADALAH ANGGOTA
DEWASA GERAKAN PRAMUKA ATAU DARI KALANGAN PROFESIONAL
YANG DIANTGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH KETUA KWARTIR.
KEPALA BADAN USAHA GERAKAN PRAMUKA BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA KETUA KWARTIR.
BADAN USAHA GERAKAN PRAMUKA TERDIRI DARI UNIT-UNIT USAHA
YANG BERSIFAT OTONOM.
 LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN

LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN GERAKAN PRAMUKA ADALAH BADAN

INDEPENDEN YANG DIBENTUK OLEH MUSYAWARAH GERAKAN PRAMUKA DAN
MENGEWASI DAN MEMERIKSA KEUANGAN KWARTIR.
LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN GERAKAN PRAMUKA DIPIMPIN OLEH
PENGURUS YANG BERJUMLAH LIMA ORANG DIPILIH SERTA BERTANGGUNG
JAWAB KEPADA MUSYAWARAH GERAKAN PRAMUKA.
PENGURUS LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN GERAKAN PRAMUKA TERDIRI ATAS:
a. Ketua.
b. Wakil Ketua
c. Tiga orang anggota dari Kwartir dan Wilayah yang berbeda.
LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN GERAKAN PRAMUKA DIBANTU OLEH STAF
YANG MEMILIKI KOMPETENSI DALAM BIDANG KEUANGAN.
LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MELAKSANAKAN
TUGASNYA DAPAT MENGGUNAKAN JASA AKUNTASI PUBLIK.
PENGURUS LEMBAGA PEMERIKSA KEUANGAN GERAKAN PRAMUKA DILANTIK
BERSAMA-SAMA DENGAN PENGURUS KWARTIR.
KWARTIR WAJIB MEMFASILITASI PELAKSANAAN KINERJA LEMBAGA PEMERIKSA
KEUANGAN.
 BADAN KELENGKAPAN KWARTIR

BADAN KELENGKAPAN KWARTIR ADALAH SATUAN

ORGANISASI YANG DIBENTUK OLEH KWARTIR
UNTUK MELENGKAPI SATUAN ORGANISASI YANG
SUDAH ADA DENGAN TUGAS KHUSUS.
BADAN KELENGKAPAN KWARTIR TERDIRI ATAS:
a. Dewan Kehormatan
b. Satuan Pengawas Internal
c. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
 DEWAN KEHORMATAN
DEWAN KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA MERUPAKAN BADAN TETAP YANG DIBENTUK
OLEH KWARTIR ATAU GUGUS DEPAN SEBAGAI BADAN YANG MENETAPKAN PEMBERIAN
ANUGERAH, PENGHARGAAN, DAN SANGSI, DENGAN TUGAS:
a. Menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk mendapatkan anugerah,
penghargaan berupa tanda jasa.
b. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar Kode
Kehormatan Pramuka atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
c. Tokoh Gerakan Pramuka
PENILAIAN DEWAN KEHORMATAN MENJADI MASUKAN BAGI KEBIJAKAN DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KETUA KWARTIR.
DEWAN KEHORMATAN KWARTIR BERANGGOTAKAN LIMA ORANG YANG TERDIRI DARI UNSUR-
UNSUR SEBAGAI BERIKUT:
d. Tokoh Gerakan Pramuka
e. Andalan
DEWAN KEHORMATAN GUGUS DEPAN TERDIRI DARI 7UNSUR-UNSUR SEBAGAI BERIKUT:
f. Tokoh Gerakan Pramuka
g. Pengurus Gugus Depan
h. Pembina Pramuka.
 SATUAN PENGAWAS INTERNAL

SATUAN PENGAWAS INTERNAL MELAKUKAN PENGAWASAN DALAM BIDANG:

a. Pelaksanaan kegiatan atau Program sesuai rencana yang telah ditetapkan.
b. Pelaksanaan Prosedur Tetap (Protap) dan peraturan-peraturan lainnya di
lingkungan Kwartir Gearakan Pramuka
c. Pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa.
SATUAN PENGAWAS INTERNAL DIBENTUK DI TINGKAT NASIONAL,DAERAH, DAN
CABANG.
SATUAN PENGAWAS INTERNAL DIPIMPIN OLEH SEORANG KEPALA DIBANTU OLEH
SEKURANG-KURANGNYA DUA ANGGOTA SERTA DIDUKUNG OLEH STAF
PELAKSANA.
KEPALA DAN ANGGOTA SATUAN PENGAWAS INTERNAL TIDAK BOLEH DIJABAT
OLEH PEJABAT STRUKTURAL KWARTIR
KEPALA PENGAWAS INTERNAL BERTANGGUNG JAWAB KEPADA KETUA KWARTIR
KEPALA DAN ANGGOTA SATUAN PENGAWAS INTERNAL DIANGKAT DAN
DIBERHENTIKAN OLEH KETUA KWARTIR.
 DEWAN KERJA
• DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA ADALAH WADAH PEMBINAAN
KADERISASI KEPEMIMPINAN MASA DEPAN GERAKAN PRAMUKA DAN BANGSA
• DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA ADALAH SATUAN ORGANISASI
YANG DIBERI WEWENANG DAN KEPERCAYAAN MEMBANTU KWARTIR DALAM
MENYUSUN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA
PANDEGA
• DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA PUTA DAN PUTRI DALAM
JAJARAN KWARTIR DIPILIH OLEH MUSYAWARAH PENEGAK DAN PANDEGA PUTRA
DAN PUTRI (MUSPPANITERA) JAJARAN KWARTIR YANG BERSANGKUTAN
KEMUDIAN DIKUKUHKAN DAN DILANTIK OLEH KETUA KWARTIR YANG
BERSANGKUTAN
• APABILA KETUA DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA TERPILIH
SEORANG PUTRA, MAKA HARUS DIPILIH SEORANG PUTRI SEBAGAI WAKIL KETUA
ATAU SEBALIKNYA
• MASA BAKTI DEWAN KERJA PRAMUKIA PWENEGAK DAN PANDEGA DIATUR LEBIH
LANJUT DALAM PETUNJUK PENYELENGGARAAN
• KETUA DAN WAKIL KETUA DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
ADALAH EX-OFFICIO ANDALAN KWARTIR.
 KETUA MABINAS GERAKAN PRAMUKA DI
INDONESIA 1961 - 2024
1. Ir. SOEKARNO
2. JEND. (PURN.) SOEHARTO
3. Prof. Dr. Ing. B. J. HABIBI
4. K. H. ABDULRAHMAN WAHID
5. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
6. Dr. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
7. Ir. JOKO WIDODO
 KETUA KWARNAS GERAKAN PRAMUKA DI
INDONESIA 1961 - 2028
1. SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX
2. H. MUHAMMAD SARBINI
3. H. MASHUDI
4. H. HIMAWAN SOETANTO
5. H. AHMAD RIFAI HARAHAP
6. Prof. dr. Dr. H. AZRUL AZWAR, MPH
7. Dr. ADIYAKSA DAULT, SH, M.Si
8. KOMJEN POL. (PURN) BUDI WASESO
 AJAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (SBY) DALAM
RANGKA REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA

P ERKEUAT GERAKAN PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

R AIH KEBERHASILAN MELALUI KERJA KERAS, CERDAS, DAN IKHLAS
A JAK KAUM MUDA MENINGKATKAN SEMANGAT BELA NEGARA
M ANTAPKAN TEKAD KAUM MUDA SEBAGAI PATRIOT PEMBANGUNAN
U TAMAKAN KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA DI ATAS SEGALANYA
K OKOHKAN PERSATUAN DAN KESATUAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
A MALKAN SATYA DAN DARMA PRAMUKA
Jakarta, 14 Agustus 2006
Presiden Republik Indonesia

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

 AJAKAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERAN PRAMUKA SEBAGAI BAGIAN
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BAGI KAUM MUDA

P ERKUAT KEPEMIMPINAN DAN MANJEMEN KWARTIR DI SEMUA JAJARAN

R APATKAN BARISAN PELATIH, PEMBINA, DAN ANDALAN
A KTIFKAN PERINDUKAN, PASUKAN, AMBALAN, DAN RACANA DI SETIAP GUGUSDEPAN
M ANTAPKAN SISTEM DENGAN PERMAINAN EDUKATIF DAN MENANTANG DI ALAM TERBUKA
U TAMAKAN PROGRAM PESERTA DIDIK YANG MENINGKATKAN SEMANGAT BELA NEGARA
K OKOHKAN KEMITRAAN DAN DUKUNGAN SUMBER DAYA DARI SEMUA KOMPONEN BANGSA
A MALKAN SATYA DAN DARMA PRAMUKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Jakarta, 17 Agustus 2006

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Prof. DR. Dr. H. AZRUL AZWAR, MPH

TERIMA KASIH
AMATOOOO!!!!