Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
• Sepulang dari Saigon, ketiga tokoh tadi membentuk PPKI dengan total anggota
21 orang, yaitu: Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo,
Otto Iskandar Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul
Kadir, Yap Cwan Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi
Pangerang, Latuharhary, I Gde Puja, Hamidan, Panji Suroso, Wahid
Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--17).
next
• Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan
sekutu akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang
semakin lemah.
• Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah
tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945
Periode Pengesahan Pancasila
• 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di
Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang pernah dijanjikan.
Namun, di luar dugaan ternyata pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat.
• Kedatangan disambut oleh para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan
secepatnya karena mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu.
• Para pemuda sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang tidak memiliki
• Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok pemuda dengan Soekarno dan
kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok (dalam istilah
pemuda pada waktu itu “mengamankan”), tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada
pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta (Kartodirdjo, dkk., 1975: 26).
• 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi
bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka.
PPKI yang semula merupakan badan buatan pemerintah Jepang, sejak saat
itu dianggap mandiri sebagai badan nasional. Atas prakarsa Soekarno,
anggota PPKI ditambah 6 orang lagi, dengan maksud agar lebih mewakili
seluruh komponen bangsa Indonesia.
• Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman
Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Koesoema Soemantri, dan Ahmad
Subarjo.
• Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan perangkat dan
kelengkapan kehidupan bernegara, seperti: Dasar Negara, Undang-Undang
Dasar, Pemimpin negara, dan perangkat pendukung lainnya. Putusan- putusan
penting yang dihasilkan mencakup hal-hal berikut:
• 1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45) yang terdiri atas
Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI
dengan sejumlah perubahan pula.
• 2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
• 3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI
ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29
Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.
NILAI-NILAI PANCASILA PADA PERUMUSAN PANCASILA DAN
ZAMAN KEBANGKITAN NASIONAL PROKLAMASI
MASA KEJAYAAN NASIONAL
Zaman Penjajahan
KEMERDEKAAN
Pada tanggal 9 agustus 1945 Jendral Terauchi memberikan kepada mereka 3 cap
yaitu bahwa Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Muh. Hatta sebagai wakil
dan Radjiman sebagai anggota, Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada
tanggal 9 agustus 1945 dan cepat atau tidaknya pekerjaan panitia di serahkan
seperlunya pada panitia.
NILAI-NILAI PANCASILA PADA ZAMAN PENJAJAHAN PE
MASA KEJAYAAN NASIONAL RUMUSAN PANCASILA DAN P
ROKLAMASI
KEMERDEKAAN
Proklamasi
ZAMAN PENJAJAHAN
MASA KEJAYAAN NASIONAL BANGKITAN
NASIONAL
Kemerdekaan
14 Agustus Sekembalinya dari Saigon Ir. Soekarno mengumumkan bahwa indonesia akan
1945 : merdeka
17 Agustus Di Pegangsaan timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat Legi, jam 10 pagi
1945 : Waktu Indonesia Barat pembacaan teks proklamasi dilaksanakan.
18 Agustus Sidang PPKI dengan agenda menegaskan Undang Undang Dasar 1945, memilih
1945 : presiden dan wakil presiden yang pertama dan Menetapkan berdirinya Komite
Nasional Indonesia Pusat sebagai badan Musyawarah darurat. menegaskan Undang
Undang Dasar 1945, memilih presiden dan wakil presiden yang pertama dan
Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan
Musyawarah darurat.
Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Setelah proklamasi ternyata Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Yaitu pemaksaan untuk
mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil Administration).
Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945 Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945,
yang menghentikan kekuasaan luar biasa dari Presiden yang intinya maklumat ini mengubah sistem
sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer
enam bulan). berdasarkan asas demokrasi liberal.
Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat
Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, (RIS)
tantang pembentukan partai politik yang sebanyak–
banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari
anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi
adalah multi partai.
Pada tanggal 27 desember 1949 konferensi meja bundar (KMB) dilakukan untuk disetujui dan ditanda tangani
(mantel resolusi) Oleh ratu belanda Yulian dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag yang menghasilkan keputusan
sebagai berikut:
• Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federal) yang membagi indonesia menjadi 16 negara bagian.
• Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasrkan asas demokrasi liberal, pada mentri bertanggung
jawab kepada paelemen.
• Mukadimah Konstitusi RIS menghapuskan jiwa dan isi pembukaan UUD 1945.
• Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950
• Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara politis untuk
tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu negara
persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea 4, bahwa pemerintah negara…….” yang melindungi
segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia …..” yang berdasarkan kepada UUD 1945
dan Pancasila. Berdasarkan hal tersebut terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk
negara kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang terpusat di Yokyakarta. Akhirnya
berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara
kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.
DEKRIT MASA
PRESIDEN 5 ORDE BARU
MASA SETELAH PROKLAMAS MASA O
I KEMERDEKAAN RDE
BARU
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pada pemilu tahun 1959 ternyata tidak seseuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada politik,
social ,ekonomi, dan hankam. Hal ini disebabkan oleh konstituante yang
seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas kembali dasar
negara, maka pada tanggal 5 juli 1959 yang menyatakan presiden sebagai
badan yang harus bertanggung jawab mengeluarkan dekrit atau
pernyataan, yang isinya :
Membubarkan kontituante
Menetapkan kembali UUDS 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali
di negara Republik Indonesia hingga sat ini.
MASA SETELAH PROKLAMAS DEKRIT
I KEMERDEKAAN PRESIDEN 5
PRA
KEMERDEKAAN
KEMERDEKAAN
Peranan Pancasila pada Era
Reformasi
Semenjak ditetapkan sebagai
dasar negara 1. Tahap 1945 – 1968
(oleh PPKI 18 Agustus 1945), Pancasila Sebagai Tahap Politis
telah mengalami perkembangan sesuai
dengan pasang naiknya sejarah bangsa 2. Tahap 1969 – 1994 Sebagai
Indonesia
Tahap Pembangunan
(Koento Wibisono, 2001) .
Ekonomi
3. Tahap 1995 – 2020 Sebagai
TahapanPerkembangan Pancasila sebagai dasar
negara menurut Koento dalam tiga tahap yaitu
Tahap Repositioning
: Pancasila
Orientasi pengembangan Pancasila diarahkan kepada Nation and
Tahap 1945 – 1968 (Tahap Character Building. Hal ini sebagai perwujudan keinginan bangsa Indonesia
Politis) dari berbagai tantangan yang muncul baik dalam maupun luar negeri.
PANCASILA
PANCASILA PANCASILA
(PARADIGMA PE
(PARADIGMA KETA (PARADIGMA ILMU PANCASILA (NEGARA
MBANGUNAN
TANEGARAAN) PENGETAHUAN) HUKUM)
NASIONAL)
Pancasila (Paradigma
Pembangunan
Nasional)
Bidang kebudayaan, mengandung pengertian Pancasila adalah etos budaya
persatuan, dimana pembangunan kebudayaan menjadi sarana pengikat persatuan
dalam masyarakat yang majemuk.
Oleh karena itu semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 1945 yang
menyangkut pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi prioritas,
karena kebudayaan nasional sangat diperlukan sebagai landasan media sosial yang
memperkuat persatuan. Dalam hal ini bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
persatuan.
Pancasila Sebagai Identitas Bangsa
• Setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti memiliki identitas yang sesuai
dengan latar belakang budaya masing-masing
• Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi
dan akulturasi.
• Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari
proses inkulturasi dan akulturasi tersebut.
• Negara Indonesia memerlukan suatu rancangan masa depan bagi bangsa
agar masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan
baru, yakni kehidupan berbangsa yang mengatasi kepentingan individu atau
kelompok.
Pancasila (Paradigma
Pembangunan
Nasional)
Bidang Hankam atau Pertahanan dan Keamanan.
PANCASILA PANCASILA
PERANAN
(PARADIGMA KETA (PARADIGMA ILMU PANCASILA (NEGARA
PANCASILA PADA
TANEGARAAN) PENGETAHUAN) HUKUM)
ERA REFORMASI
Pancasila (Paradigma
Ilmu
Pengetahuan
• Memasuki kawasan filsafat ilmu (philosophy of science)
)
• Ilmu pengetahuan yang diletakkan diatas pancasila sebagai paradigma yang perlu
difahami dasar dan arah penerapannya, yaitu pada aspek ontologis, epistomologis, dan
aksiologis
PANCASILA PANCASILA
PERANAN
(PARADIGMA KETA (PARADIGMA PE PANCASILA (NEGARA
PANCASILA PADA
TANEGARAAN) MBANGUNAN HUKUM)
ERA REFORMASI
NASIONAL)
Pancasila (Negara
Hukum)