Anda di halaman 1dari 30

NAMA: HETY DWI HASTUTI, SE, M.

SI
No Hp: 085600824951 (wa)
Email: dee_ariesta88@yahoo.co.id
Pendidikan: S1 Manajemen Internasional Unsoed
S2 Manajemen Unsoed
Topic 1
Pengantar Pendidikan
Pancasila
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
Kompetensi:
 Mahasiswa memiliki wawasan hidup berbangsa
bernegara
 Mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yg
mencerminkan nilai-nilai Pancasila (religius, manusiawi,
nasionalis, demokratis dan adil) sehingga dapat
mengamalkan ilmunya secara bertanggung jawab.
POKOK BAHASAN
Bab I. Pengantar Pendidikan Pancasila
Bab II. Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Bab III.Bagaimana Pancasila Menjadi Dasar Negara
Republik Indonesia
Bab IV.Mengapa Pancasila Menjadi Ideologi Negara

Referensi: ebook Mata Kuliah Wajib Umum Dikti


PENGERTIAN DARI
PANCASILA

Secara Etimologis

•Panca : lima Secara Terminologi


•Syila : Batu sendi/ alas atau
dasar Pancasila merupakan istilah
•Syiila : Peraturan tingkah laku yang digunakan untuk
yang penting/baik memberi nama Dasar
Filsafat Negara Republik
Indonesia
PERLUNYA MEMPELAJARI PANCASILA
DI PERGURUAN TINGGI?
 Lahirnya ketentuan dalam pasal 35 ayat (5) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa
kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa
Indonesia menunjukkan bahwa negara berkehendak agar
pendidikan Pancasila dilaksanakan dan wajib dimuat
dalam kurikulum perguruan tinggi sebagai mata kuliah
yang berdiri sendiri.
 Mata kuliah Pancasila dapat lebih fokus dalam membina
pemahaman dan penghayatan mahasiswa mengenai
ideologi bangsa Indonesia
KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN
PANCASILA
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya
nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah
terwujud dalam kehidupan bermasyarakat sejak sebelum
Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem
nilai.
Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini
mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh
masyarakatnya, sebagai contoh:
 1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,
 2. Gotong royong,
 3. Musyawarah,
 4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan
sebagainya.
URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA
1.Agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri
dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun
dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan
berlandaskan nilai-nilai Pancasila
2.Dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga
menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan
(leitstar) (Abdulgani, 1979: 14).
3.Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon
pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai
bidang dan tingkatan, yaitu agar tidak terpengaruh oleh paham-
paham asing yang negatif.
4.Dengan demikian, urgensi pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi dengan meminjam istilah Branson (1998), yaitu sebagai
pembentuk civic disposition yang dapat menjadi landasan untuk
pengembangan civic knowledge dan civic skills mahasiswa
VISI DAN MISI PENDIDIKAN PANCASILA
Visi:
Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada
nilai-nilai Pancasila

Misi:
1. Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagogis).
2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam
masyarakat, bangsa dan negara (misi psikososial).
3. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu
determinan kehidupan (misi sosiokultural).
4. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai
sistem pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik
(synthetic discipline), sebagai misi akademik (Sumber: Tim
Dikti)
SUMBER HISTORIS PENDIDIKAN
PANCASILA
Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa
sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan
bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan.
Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang
bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia Vitae
Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan kearifan”.
Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat
umum (common-sense) adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”.
Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui
pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap
remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari.
Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil
pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah
nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain
SUMBER SOSIOLOGIS PENDIDIKAN PANCASILA
 Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan
antarmanusia.
 Di dalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan
dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-
masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam
masyarakat.
 Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif
sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat
memiliki nilai-nilai yang tertentu.
 Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan
dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial
yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar
nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila
SUMBER YURIDIS
 Negara Republik Indonesia adalah negara hukum
(rechtsstaat) dan salah satu cirinya atau istilah yang
bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan berdasarkan
hukum (rule of law).
 Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan
sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan
negara hukum tersebut. Hal tersebut berarti pendekatan
yuridis (hukum) merupakan salah satu pendekatan utama
dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah
pendidikan Pancasila.
 Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam rangka
menegakkan Undang-Undang (law enforcement) yang
merupakan salah satu kewajiban negara yang penting
SUMBER POLITIK PENDIDIKAN
PANCASILA

Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila


adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa
Indonesia.
Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu
memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha
mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

HISTORIS
DIPAHAMI
KULTURAL Pandangan
Hidup
Dan
Dasar Ne
DIHAYATI
YURIDIS gara
RI
DIAKTUAL
ISASIKAN

FILOSOFIS
1. LANDASAN
HISTORIS
Kata Pancasila terdapat dalam Keropak
“Negarakertagama” karangan Mpu
Prapanca tahun 1365 yang berbunyi :
Yatnanggegwani Pancasyiila Kertasengkarabhi Sekakakram
Artinya :
Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan (Pancasila) itu, begitu
pula upacara-upacara ibadat dan penobatan – penobatan
1.LANDASAN
HISTORI
Di masyarakat Jawa Kuno, ada sisa ajaran
moral yaitu 5 larangan yang disingkat dengan
MA-
LIMA
sebagai berikut :
a.MATENI : Tidak boleh melakukan kekerasan.
b.MALING : Tidak boleh mencuri.
c.MADON : Tidak boleh berzinah
d.MABOK,MADAT : Tidak boleh minum miras
e.MAIN: Tidak boleh berjudi
LANDASAN HISTORIS
2. LANDASAN
KULTURAL
Pancasila tumbuh dari adat istiadat, kebudayaan,
keragaman bangsa Indonesia yang unsur-unsurnya
sudah ada di dalam diri bangsa Indonesia

Nilai nilai Pancasila digali dari Kebudayaan Bangsa


Indonesia sendiri
3. LANDASAN
YURIDIS

• Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang isinya adalah :


bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.
• UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 39 ayat 2 yang menyebutkan tentang isi kurikulum,
jalur, dan jenjang pendidikan wajib yang memuat:
a) Pendidikan Pancasila;
b) Pendidikan Agama; dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan
3. LANDASAN
YURIDIS

• UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang


menetapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat :
1. Pendidikan Agama;
2. Pendidikan Kewarganegaraan;
dan
3. Bahasa
• Pelaksanaannya sesuai dengan SK Dirjen Dikti no.
38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi.

• Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No.


43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
FILOSOFIS
Pancasila dasar filsafat Negara

Falsafah
( Arab )
Mengandung
Pandangan Nilai-nilai,
norma-norma
FILSAFAT
Filos.,Sophia tentang
paling benar,
……………… hakekat yg
( Indo ) ada scr me paling bijak.
FILOSOPHIA
nyeluruh paling tepat
( Latin )
dan bagi Bangsa
mendalam Indonesia

Philosophy
( Inggris )
4. LANDASAN
FILOSOFIS
Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofi
bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara Republik Indonesia.

Nilai-nilai itu:
bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berketuhanan, berkemanusiaan yang adil dan
beradab,
selalu berusaha mempertahankan persatuan dan
mewujudkan keadilan

Pancasila sebagai dasar filsafat negara menjadi sumber bagi


segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari
perundang undangan.

Pancasila sebagai sumber nilai dalam


pelaksanaan kenegaraan yang
menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi,
TUJUAN PENDIDIKAN
PANCASILA
TUJUAN
NASIONAL

• Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,


menyatakan:
…”melindungi segenap bangsa Indonesia dan
tumpah
seluruh darah Indonesia, … memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan
bangsakehidupan
melaksanakan ketertiban dan ikut
kemerdekaan,
dunia perdamaian abadi dan keadilan
yang sosial
…” berdasarkan
DALAM TAP. MPR NO. IV/MPR/
1999 TENTANGGARIS- GARIS BESAR

HALUAN NEGARA TAHUN
1999-2004,
dinyatakan:
Pembangunan nasion merupakan usah peningkatan kualita
manusia almasyarakat a yan dilakuka s
berkelanjutan,
dan berlandaskan
Indonesia kemampuan
g n secara
memanfaatkan iptek, serta memperhatikan
nasional denga
kemajuan
perkembangan global. tantangan n
Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur
yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan
etikanya
TUJUAN PENDIDIKAN
NASIONAL
• UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 4,
dinyatakan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
mengembangkan
dan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian
mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:


“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.”
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral
yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
 1. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
 2. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab
 3. Perilaku kebudayaan

 4. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung


kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di
atas kepentiingan perorangan dan golongan
Tujuan Pendidikan Pancasila

Kemampuan
UU No.20/2003 Bersikap dan
PendNas Bertanggung jawab Mampu
Berdasar Pancasila
Memahami,
Nilai Mengenali masalah Menganalisis,
Rambu-Rambu Pancasila Dan cara Menjawab
Pend Kepri Diwujudkan Pemecahannya Masalah-masalah
badian
Dlm yang dihadapi
Kehidupan Masyarakat
Mengenali peruba
sehari Bangsanya
43/DIK/KEP/2006 han dan perkem. Berdasarkan
PKn berbasis IPTEK, seni Cita-cita
Pancasila &
Mengenali peristiwa Tujuan Nasional
Sejarah & nilai bud Indonesia
Untk persatuan nas
LANJUTAN
Pendidikan Pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas
akademik mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman
masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam
negeri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan
(solidaritas) nasional,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi
Pancasila.
LANJUTAN
Penanaman dan penguatan kesadaran nasional tentang hal-hal tersebut
sangat penting karena apabila kesadaran tersebut tidak segera kembali
disosialisasikan, diinternalisasikan, dan diperkuat implementasinya, maka
masalah yang lebih besar akan segera melanda bangsa ini, yaitu musnahnya
suatu bangsa (meminjam istilah dari Kenichi Ohmae, 1995 yaitu, the end of
the nation-state).

Punahnya suatu negara dapat terjadi karena empat “I”, yaitu industri,
investasi, individu, dan informasi (Ohmae, 2002: xv).

Kepunahan suatu bangsa tidak hanya ditimbulkan oleh faktor eksternal,


tetapi juga ditentukan oleh faktor internal yang ada dalam diri bangsa itu
sendiri. Salah satu contoh terkenal dalam sejarah, ialah musnahnya bangsa
Aztec di Meksiko yang sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang memiliki
peradaban yang maju, tetapi punah dalam waktu singkat setelah kedatangan
petualang dari Portugis

Anda mungkin juga menyukai