Anda di halaman 1dari 19

TRAKEITIS

OLEH: Silvia T. Brahmana Pembimbing: Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) RSUP Haji Adam Malik Medan 2012

PENDAHULUAN


Umumnya menyerang anak-anak, namun juga dapat menyerang bayi hingga dewasa. Trakeitis dapat mengancam jiwa akibat infeksi bakteri akut pada saluran pernafasan bagian atas yang tidak melibatkan epiglotis sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernafasan yang berat dan dapat berakhir gengan kematian Biasanya epiglotis dapat juga ditemukan pada trakeitis bakteri. Seing juga disebut sebagai pseudomembranous laryngitis.

ANATOMI
Trakea merupakan suatu tabung yang terdiri dari tulang rawan dan membran yang memanjang dari bagian bawah laring


Trakea mulai dari kartilago krikoid pada tingkat vertebra servikalis VI.
 

Trakea : Panjang : lebih kurang 11cm


Diameter: lebih kurang 2-2,5 cm


DEFINISI
Trakeitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada trakea.


EPIDEMIOLOGI
Insidensi: sekitar 0,1 kasus/100.000 anak dalam setahun.
 

Anak-anak.

ETIOLOGI


Infeksi bakteri
 

Staphylococcus aureus(terbanyak) S. pneumoniae

Trauma Benda asing Reaksi alergi Merokok

PATOFISIOLOGI
Bakteri menginvasi trakea dan menstimulasi respon inflamasi sistemik sehingga timbul eksudat mukopurulen, laserasi dan mengiritasi mukosa trakea. Hal ini menyebabkan obstruksi saluran nafas bagian atas.


Sumbatan saluran nafas akut dapat menyebabkan terjadinya edema subglotis sekunder dan peluruhan lapisan epitel atau akumulasi membran mukopurulen dalam trakea.


GEJALA KLINIS


Demam tinggi Brassy cough Stridor inspirasi Hoarseness Respiratory distress Nyeri tenggorok

DIAGNOSA BANDING


Epiglotis Laringotrakeobronkitis Croup

DIAGNOSA

ANAMNESIS


Demam tinggi diawali dengan infeksi saluran nafas atas ringan atau laringotrakeobronkitis 1 jam 6 hari sebelumnya. Batuk dengan dahak kental. Nyeri tenggorokan. Suara serak.

  

Pemeriksaan Fisik:
 

Stridor inspirasi Demam tinggi dan tampak toksis (menunjukkan kemungkinan adanya infeksi bakteri). Banyak terdapat sekret kental di trakea pada waktu aspirasi. Adanya tanda respiratory distress.

Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium: Leukositosis dengan pergeseran ke kiri. Radiologi: Foto leher posisi AP dan lateral serta toraks AP (tampak penyempitan daerah subglotis). Laringoskopi: Tampak banyak sekret kental di trakea. Kultur dan tes sensitivitas sekret di trakea.

IMAGING

PENATALAKSANAAN
MEDIS


Pertahankan airway (beri oksigen dan traceal toilet dengan menggunakan suction) Jika diperlukan intubasi, dapat digunakan tabung endotrakeal dengan ukuran 0,5-1 untuk meminimalisasi trauma di daerah peradangan. Antibiotik:Kombinasi nafsilin dan kloramfenikol golongan sefalosporin Perawatan di ruang intensif.

OPERASI


Trakeostomi atas indikasi jika pasien gagal ekstubasi walaupun telah diberikan manajemen medis yang tepat atau jika terjadi intubasi yang berkepanjangan.

KOMPLIKASI
  

Pneumoniae. Toxic shock syndrome. Komplikasi akibat pemasangan ETT antara lain ekstubasi. Anoxic enchephalopathy. Cardiorespiratory arrest.

 

PROGNOSIS


Tergantung cepatnya penilaian dan tindakan gawat darurat. Jika fase akut terlewati, penyembuhan sempurna.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai