Anda di halaman 1dari 1

Pemetaan Kesesuaian Lahan Temulawak ( Curcuma Xanthorrhiza Roxb.

) di Kecamatan Kokap, Kabupaten


Oleh Agung Iswadi dan Fibrianty Selasa, 19 Juni 2012 10:41 -

Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman biofarmaka, khususnya tanaman temulawak (Curcuma xanhorhiza Roxb.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta pada tahun anggaran 2010 telah melaksanakan demplot penanaman temulawak di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Dari kegiatan tersebut diperoleh bahwa hasil produksi untuk varietas Cursina 1 adalah 26,30 ton/ha dengan bobot rimpang berkisar 822 sampai dengan 2.238 gram, sedangkan varietas Cursina 2 menghasilkan 20,03 ton/ha dengan bobot rimpang berkisar 578 sampai dengan 1.780 gram. Hasil tersebut menunjukan hasil yang sangat bagus karena jika dibandingkan dengan potensi hasil dari kedua varietas tersebut berturut-turut untuk Cursina 1 dan 2 adalah 16,30 - 33,1ton/ha dan 13,7 31,9 ton/ha. Berdasarkan hasil demplot tersebut, maka sangat penting untuk dilakukan pemetaan kesesuaian lahan untuk tanaman temulawak sehingga pengembangan tanaman tersebut lebih dapat diarahkan berdasarkan wilayah yang sesuai. Berdasarkan hasil evaluasi lahan di wilayah Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo dapat disusun peta arahan kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman temulawak, yang menunjukkan bahwa : 1) Kecamatan Kokap mempunyai potensi wilayah untuk budidaya temulawak seluas + 5.485 ha yang tersebar di semua desa di kecamatan Kokap. 2) Desa Hargorejo dan Hargomulyo adalah dua desa dengan potensi paling luas yang sesuai untuk tanaman temulawak yaitu secara berturut-turut 1.560 ha dan 1.115 ha.

1/1

Anda mungkin juga menyukai