Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN STATISTIKA NONPARAMETRIK UJI TANDA (SIGN TEST) ZULFITRI Ir, MSi

Tujuan Instruksional khusus: Mahasiswa dapat mengunakan metode statistika nonparametric khususnya dalam penerapan ujia tanda
PENDAHULUAN Apabila Anda telah menetapkan pasangan ukuran ordinal yang diambil dari subjek yang sama atau subjek yang dicocokkan, dan apabila Anda hanya tertarik pada apakah terdapat perbedaan nyata atau tidak tanpa memperhatikan perbedaan tersebut, maka prosedur uji tanda harus digunakan. Prosedur uji tanda didasarkan pada tanda negative atau positif dari perbedaan antara pasangan data ordinal. Pada hakekatnya pengujian ini hanya memperhatikan arah perbedaan dan bukan besarnya perbedaan itu. Prosedur Uji Tanda dengan Sampel Kecil Mari kita ambil satu contoh.Texas Fried Chicken telah mengembangkan sebuah resep baru untuk adonan tepung ayamnya dan departemen pemasaran hanya ingin melihat apakah resep baru tersebut lebih enak daripada resep sebelumnya. Pada tahap pengembangan produk baru ini, departemen tersebut tertarik pada tingkat rasa atau kenikmatan Sepuluh konsumen dipilih secara acak guna menguji rasa. Setiap konsumen mencicipi dulu sepotong daging ayam yang disajikan dengan resep lama dan memberikan nilai rasa mulai dari 1 sampai 10, dimana 1 berarti sangat buruk dan 10 berarti sangat baik Kemudian konsumen tersebut memcicipi sepotong daging ayam yang digoreng dengan resep baru dan memberi nilai mulai dari 1 sampai 10. Kemudian data tersebut dikumpulkan, sebagaimana tampak pada Tabel 7.1 Informasi apa yang akan kita peroleh dari data penelitian pasar tersebut? Jika benar benar tidak ada perbedaan rasa, yang menilai rasa resep baru lebih baik daripada rasa resep lama akan sama dengan jumlah konsumen yang menganggap bahwa resep baru tersebut lebih buruk Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

daripada resep lama. Dengan kata lain, jika benar benar tidak ada perbedaan antara resep lama denga resep baru, maka kita dapat mengatakan bahwa perbedaan median antara kedua nilai rasa tersebut adalah nol. Ini berarti habwa probabilitas mendapatkan konsumen yang akan mengatakan rasa yang lebih baik akan sama dengan probabilitas memilih konsumen yang akan mengatakan rasa yang lebih buruk. Prosedur pengujian yang akan kita lakukan adalah:

a.

Menyatakan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternaitd Sebagaimana halnya dalam

setiap penguji hipotesis, langkah pertama adalah prosedur uji tanda adalah menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pengujian tanda dua arah (Two tailed test) ataupun satu arah (One tailed) dapat dilakukan, dan fakta ini tentunya akan menentukan bentuk hipotesis Alternatif. Hipotesis nol yang akan diuji dalam contoh kita adalah bahwa resep batu tidak mempengaruhi rasa daging ayam. Jumlah tanda positif yang menunjukkan perbaikan. Data bagi Porsedur Uji Tanda Nilai rasa oleh 10 konsumen ayam goreng yang dimasak dengan resep lama dan ayam goreng yang dimasak dengan resep baru (10 menunjukkan rasa sangat baik dan 1 menunjukan rasa sangat buruk). NILAI RASA Tanda Pendekatan antara Resep Lama dan Resep Baru (y x) _____________________________________________________________________ _ R, MacDonald 3 9 + G. Price 5 5 0 B.King 3 6 + L.J. Silver 1 3 + P.P Gino 5 10 + E.J. Mc Gee 8 4 S. White 2 2 0 E. Fudd 8 5 Y. Sam 4 6 + M. Muffet 6 7 + n = jumlah observasi yang relevan Konsumen Resep Lama Baru (x) (y) Resep

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

= jumlah tanda positif + jumlah tanda negative =6+2 =8 r = jumlah tanda yang paling sedikit =2

Rasa sama banyaknya dengan jumlah tanda negative yang menunjukkan merosotnya kenikmatan, dalam penentuan beda antara kedua nilai rasa tersebut. Hipotesis alternative dalam contoh kita adalah, bahwa resep baru memperbaiki rasa. Dengan demikian kita memiliki pengujian ke arah kanan, dan hipotesis alternatifnya adalah terdapat probabilitas bahwa lebih dari 50 persen konsumen akan mengatakan bahwa resep baru lebih nikmat daripada resep lama. Dengan demikian, hipotesis statistiknya adalah H : P = 0.5 H : P >0.5 Dimana p adalah probabilits adanya perbaikan rasa

b. Memilih Taraf Nyata. Setelah menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alaternatif
langkah kedua adalah menetapkan kriteria penolakan ataupun penerimaan hopitesis nol. Misalkan bahwa, untuk contoh kita, risiko menolak hipotesis nol secara salah padahal sebenarnya hipotesis tersebut benar, tidak lebih dari 5 persen. Dengan demikian, taraf nyatanya adalah = 0.05

c. Menghitung Frekwensi Tanda. Langkah berikutnya ialah menghitung tanda positif,


tanda negative, dan nol.Tabel 7.1 menunjukkan 6 tanda positif, 2 tanda negative dan 2 nol, yang berarti bahwa 6 orang konsumen mengangggap terdapat perbaikan rasa, 2 orang menganggap kenikmatan berkurang, dan 2 orang menganggap sama saja. Setelah penghitungan, kita tetapkan jumlah tanda yang terkecil sebagai r. Untuk Tabel 7.1 r = 2 karena hanya ada 2 tanda negative relative terhadap 6 tanda positif.

d. Menentukan Tanda Beda antara Pasangan Observasi. Setelah hipotesis nol dan
hipotesis alternatif ditentukan, dana setelah taraf nyata dipilih, langakah selanjutnya ialah menghitung selisih antara satu observasi dengan observasi lainya secara sistematis, dan kemudian mencatat apakah perbedaan tersebut positif (perbaikan rasa) atau negatif (merosotnya kenikmatan). Kolom terakhir Tabel 7.1 menunjukkan tanda perbedaan untuk setiap responden jika nilai rasa untuk resep lama Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

dikurangkan

dari nila rasa untuk

resep baru. Untuk responden pertama

.R.MacDonald, nilai rasa untuk resep yang baru lebih besar atau lebih baik daripada nilai rasa untuk resep lama. Dengan demikian, terdapat tanda positif. Dalam situasi dimana tidak terdapat perubahan nilai rasa, dicatat angka nol.

e. Menentukan Probabilitas Hasil Sampel yang Diobservasi. Responden atau


pasangan observasi yang relevan baik analisis hanyalah responden atau observasi yang perbedaan rasanya (positif atau negative) telah dicatat. Dalam kasus kita, hanya 8 dari 10 pasang data yang relevan bagi analisis, dana dengan demikian kita memperoleh n= 8. (Tanggapan Price dan White tidak dimasukkan dalam analisis karena tidak menunjukkan perbedaan rasa satu sama lain). Dari 8 responden atau pasangan observasi yang relavan tersebut, kita akan mengharapkan bahwa empat dari perbadaan tersebut adalah positif dan empat lagi negative jika hipotesis nol benar. Berdasarkan kedua tanggapan negatif pada Tabel 7.1 dan sifat pengujian satu arah ke kanan, kita harus mengajukan pertanyaan berikut: Berapa probabilitas untuk mendapatkan paling banyak 2 dari 8 responden yang menganggap adanya perubahan rasa negative jika hipotesis nol benar (dimana 50 persen akan mencatat perubahan negative)? Perumusan jawaban atas pertanyaan ini dimulai dengan mengacu pada Distribusi Probabilitas Binominal (jika n kecil) dalam bagian Lampiran 1.3, Karena kita memiliki 8 responden yang relevan, maka kita mencari bagian tabel dimana n= 8 dan r = 2. Setelah menemukannya, cari dalam kolom tersebut p= 0.50 nilai yang berasal dari hipotesis nol. Kita lihat bahwa probabilitas mendapatkan paling banyak 2 dari 8 responden yang melaporkan perubahan negative adalah 0.1445, yang merupakan hasil penjumlahan dari probabilitas mendapatkan 0 dari 8 (0.0039), 1 dari 8(0.0312) dan 2 dari 8 (0.1094). Dengan kata lain, jika benar - benar tidak terdapat perbedaan rasa antara resep baru dan resep lama, maka probabilitas untuk mendapatkan paling banyak 2 dari 8 responden yang melaporkan penurunan rasa hanyalah 14.5 persen.

f. Penarikan Kesimpulan Statistik tentang Hipotesis Nol. Pertanyaan yang muncul kini
ialah, apakah hasil probabilitas sampel sebesar 0.1445 tadi cukup menjamin kita untuk menerima hipotesis nol bahwa tidak terdapat perbadaan yang berarti dalam nilai rasa konsumen. Meskipun probabilitas mendapatkan paling banyak 2 dari 8 konsumen yang memberikan tanggapan negative terhadap adonan resep yang baru Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

tidakkah terlalu tinggi,yaitu sebesar 0.1445, namun angka ini lebih tinggi dari taraf nyata sebesar 0.05 yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa hasil probabilitas sample tersebut harus kurang dari 0.05 agar kita dapat menolak hipotesis nol. Dengan demikian, secara ringkas dapat dikatakan bahwa peraturan pengambilan keputusan yang harus diikuti dalam melakukan pengujian tanda dengan sampel kecil guna mengambil keputusan statistik adalah: Menerima H, jika probabilitas hasil sampel. Atau Menolak H dan menerima H, jika < probabilitas hasil sampel. Karena dalam contoh kita, 0.05 < 0.1445, maka kita dapat menolak hipotesis nol. Adonan resep baru tidak dapat dikatakan sebagai perbaikan rasa atas resep lama. Prosedur Uji Tanda dengan Sampel Besar Jika jumlah sample cukup besar, dan jika pendekatan normal dapat dipakai terhadap distribusi binomial, maka aturan pengambilan keputusan yang berlaku sesuai dengan aturan distribusi Z dimana rasio kritis (CR dari nilai Z) dihitung sebagai: CR = 2R N N Dimana r = jumlah tanda positif n = jumlah pasangan observasi yang relevan Misalkan, sebagai contoh, bahwa dalam soal kita tentang Texas Fried Chicken terdapat 33 konsumen didalam sampel. Asumsikan pula bahwa hasil berikut telah diperoleh: Beda bertanda + = 18 Beda bertanda - = 12 Beda bertanda 0 = 3 Total = 33 n= 33

Jika pengujan satu arah (ke) kanan akan dibuat, maka sesudah hipotesis tidak akan berubah. Dan jika taraf nyata sebesar 0.05 digunakan, aturan pengambilan keputusan dapat dinyatakan dengan format yang serupa sebagai berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

Terima H Jika CR 1.64 Atau Tolak H dan terima H1 jika CR >1.64 Rasio = 2 R - n n = 2 (18) - 30 30 = 36 - 30 5.477 =1.095 Karena 1.095 <1.64, maka hipotesis nol akan diterima. Dalam hal ini,kesimpulannya menjadi, tidak terdapat perbadaan nyata antara nilai rasa kedua resep tersebut. SOAL :

1.

(a) Jika perbedaan antara pasangan data yang digunakan dalam prosedur uji

tanda adalah 5 positif, 7 negatif dan 6 sama atau nol, maka kita memepunyai n= 18 dan r = 7. Benar atau salah? (b) Dalam pengujian satu arah ke kanan dengan taraf nyata sebesar 0.10 haruskah hipotesis nol diterima dengan menggunakan data pada (a)? 2. Jika perbedaan antara pasangan data yang digunakan dalam prosedur uji tanda adalah 16 positif, 26 negatif dan 4 nol, apakah keputusan statistiknya dalam pengujian dua arah pada taraf nyata sebesar 0.05? 3. PT. Ngamroel yang bergerak di bidang tekstil sangat prihatin atas output harian pekerja pabrik yang selalu rendah. Karena itu dia menerapkan sistem bonus dan tentunya dia ingin tahu apakah sistem itu akan menghasilkan perbaikan. Dalam suatu eksperimen kepada delapan pekerja ditawarkan sistem bonus. Output mereka sebelum dan sesudah berlakunya sistem bonus adalah sebagai berikut: 4. Bovine Dairy Association mensponsori suatu seri iklan TV dengan masa putar 30 detik untuk mempromosikan konsumsi susu. Delapan belas toko diminta untuk mencatat jumlah penjualan susu sebelumnya iklan tersebut ditayangkan. Setelah iklan tersebut ditayangkan di televisi, kedelapan belas toko tadi diminta melaporkan penjualan mereka dalam satu minggu. Data-datanya adalah sebagai berikut : Nama Toko Penjualan Mingguan dalam Unit Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sebelum Reklame Jones Ma & Pa Granny's Ralph's J&A Korner Superette Mike's Buy More Value Pete's Foodco Koop Speedy Walt's Big Bag Pay Now Plus 124 107 82 114 940 75 105 94 865 620 80 750 330 110 125 400 400 175

Sesudah Reklame 136 105 89 128 1.080 85 105 95 985 820 75 725 350 112 120 425 450 215

Lakukan prosedur uji tanda pada taraf nyata sebesar 0,10 Lakukan prosedur uji peringkat bertanda Wilcoxon pada taraf nyata sebesar 0,05 Anggaplah 18 toko lain juga telah dihubungi dan telah mencatat data penjualan sebelum dan sesudah reklame. Anggaplah juga bahwa hasil-hasil berikut telah diperoleh. Perbedaan bertanda + = 24 Perbedaaan bertanda - = 10 Perbedaan bertanda 0 = 2 36 Lakukan prosedur uji tanda dengan = 0,05

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

5. True grit Sand Company mempunyai dua unit operasi di Wilayah Boston. Pemilik perusahaan selalu berkeyakinan bahwa lokai B lebih produktif daripada lokasi A hanya karena masalah geografis; artinya perbedaan produktivitas di antara kedua daerah tersebut tidak bisa disangkut-pautkan dengan perbedaan kemampuan tenaga kerja dan mesin-mesinnya. Untuk menjernihkan hal ini, pemilik memantau output mingguan dari 12 pekerja di lokasi A dan kemudian menindahkan para pekerja ini ke Lokasi B. Output kedua belas pekerja ini juga dipantau di Lokasi B selama satu minggu. Hasilnya adalah sebagai berikut. Nama Pekerja Spade Dozer Truk Graider Levell Bobb Pile Rock Pebble Sands Dunes Gravell Output Mingguan Lokasi A 100 150 160 95 110 87 135 125 98 142 110 130 Lokasi B 105 145 163 95 118 90 143 129 86 145 85 132

Lakukan prosedur uji tanda dengan = 0,05 Lakukan prosedur uji peringakt bertanda Wilcoxon dengan = 0,01 6. Seorang Apoteker ingin mengetahui apakah suatu jenis ramuan obat baru efektif untuk penderita penyakit kronis. Dia yakin bahwa obat tersebut akan sangat banyak mengurangi rasa sakit. Dia ingin mencatat tidak hanya perubahan rasa sakit setelah menggunakan dosis tertentu dari obat itu saja tetapi juga seberapa jauh perubahan tersebut. Dengan menggunakan alat pengukur yang telah banyak digunakan, dia mencatat tingkat rasa sakit dari 8 pasien sebelum dan sesudah obat itu dimakan dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

bereaksi. Angka yang tinggi menandakan tingkat rasa sakit yang tinggi. Datanya adalah sebagai berikut: Pasien Sebelum Makan Obat A B C D E F G H 14 15 10 12 11 13 12 10 Tingkat Rasa Sakit Sesudah Makan Obat 8 9 11 10 11 9 11 10

Bagaimana bunyi Hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya? Sekiranya apoteker tersebut menentukan = 0,05 apa yang bisa disimpulkan mengenai keefektifan obat baru tersebut?

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

DAFTAR PUSTAKA: 1. J. Supranto. 2002. Statistika .Aplikasi dan Teori. Jilid 2. Penerbit. Erlangga. Jakarta.

2. Sudjana. 1999. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.


3. Waluyo. 2001. Statistika Untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta. Penerbit Ghalisa Indah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir.Zulfitri, MS Statistik Sosial

Anda mungkin juga menyukai