-Antonie van Leeuwenhoek (1674): Sel spermatozoa -T Schwann & M Schleiden (1839) : Sel adalah unit dasar kehidupan.
-Robert Brown (1831) : Inti dalam sel merupakan komponen dasar yang selalu ada dalam sel -R Virchow (1859) : Omnis cellula e cellula (pembelahan) Pewarisan bahan genetis -W Schultze (1860) : Materi hidup sel (protoplasma) Protoplasma terdiri daerah sitoplasma (cairan sel) dan nukleoplasma/karioplasma
MIKROSKOP
Mikroskop ada 2 jenis: -Mikroskop cahaya -Mikroskop elektron
10 m 1m
Unaided eye
Different types of microscopes Can be used to visualize different sized cellular structures
Light microscope Electron microscope
0.1 m
Chicken egg
1 cm
Frog egg
1 mm
100 m
Most plant and Animal cells
10 m
Nucleus Most bacteria Mitochondrion
1m
100 nm
10 nm
Ribosomes Proteins
Electron microscope
1 nm
Lipids
Small molecules
Figure 6.2
0.1 nm
Measurements 1 centimeter (cm) = 102 meter (m) = 0.4 inch 1 millimeter (mm) = 103 m 1 micrometer (m) = 103 mm = 106 m 1 nanometer (nm) = 103 mm = 109 m
Atoms
MIKROSKOP CAHAYA
MIKROSKOP BIASA Menggunakan cahaya sebagai pemantul bayangan obyek, mempunyai kombinasi 2 lensa : obyektif dan okuler, mampu membantu melihat benda hingga ukuran 0.0001 mm, untuk melihat bagian kasar sel (ex: inti sel, dinding sel, plastida dll
MIKROSKOP CAHAYA
MIKROSKOP FASE KONTRAS Mikroskop cahaya yang mampu membiaskan cahaya dengan sistem optik khusus, dapat melihat sel tanpa bantuan pewarnaan, manfaat untuk mengamati sel yang hidup atau sel hasil penanaman
MIKROSKOP FLOURESENSI
Mikroskop cahaya menggunakan sinar ultra violet, bagian sel akan berflouresen/berbinar, manfaat untuk menemukan sel kanker, sel akan berbinar lebih terang karena kandungan DNA tinggi dibanding sel normal, penentuan sel mengandung kromosom Y untuk memilih jenis kelamin janin
Mikroskop fluorecens
MIKROSKOP ELEKTRON
Knoll & Ruska (1932): Mengganti cahaya dengan elektron untuk pemantulan bayangan suatu obyek; bagian yang tebal lebih banyak mengabsorbsi elektron daripada bagian yang tipis; mampu memperbesar benda hingga 100.000x (mikroskop cahaya 1000x)
Mikroskop elektron dikenal ada 2 jenis: -MET (mikroskop elektron transmisi) -MES (mikroskop elektron (scanning) Perbedaan: MES mampu menampilkan obyek yang stereometris dan perbesaran hanya 10.000x
bersifat
CARA MEMPELAJARI SEL -Sediaan basah/segar -Mikroteknik -Penanaman sel -Sitokimia -Biokimia -Sitokimia -Biokimia -Sitogenetika -Freeze-fracture -Sentrifugasi -Autoradiografi -Difraksi sinar X
-Sediaan basah/segar
-Mikroteknik: Bagian sel diamati dengan cara pembuatan preparat terlebih dahulu, agar tampak jelas ketika diamati dibawah mikroskop Alat: Mikrotom, mampu mengiris jaringan hingga ketebalan 4-5 mikrometer, untuk diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Sedangkan Ultratom/ultra-mikrotom/ultra cut, mampu membuat sayatan jaringan hingga 0.005-0.1 mikrometer, untuk diamati di bawah mikroskop elektron. Dikenal juga alat Kriostat: Mikrotom + Freezer/pendingin -Penanaman sel : Penanaman sel pada suatu media yang cocok, perlu penambahan anti biotik untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dan media harus di ganti dalam periode tertentu untuk mengurangi tumpukan hasil metabo lisme.
Fungsi: Mengamati metabolisme serta pembelahan sel, mekanisme infeksi virus dan bakteri, kariotipe/penyusunan kromosom sel.
-Sitokimia: Reaksi kimia sel pada jaringan setelah diberi enzim dan diamati terbentuknya senyawa yang tak larut dan berwarna khas dengan menggunakan mikroskop Fungsi: Susunan kimia sel dapat ditentukan dengan adanya reaksi kimia. -Biokimia: Menganalisa susunan kimia organel dalam alat di laboratorium, dengan perlakuan pemecahan dinding sel dan sentrifugasi, endapan yang timbul dianalisa secara kimia. -Sitogenetika Mengamati sel dengan melihat susunan genetis secara khusus Fungsi: Mengamati susunan DNA, sifat kromosom dalam bentuk kromatin, pindah silang, kawin silang.
-Freeze-fracture : Pengamatan sel dengan cara pembuatan cetakan pada permukaan sel. Cara: Sel dibekukan mendadak dalam nitrogen cair dalam suhu -180 celcius, kemudian sel dipecah dalam ruang hampa udara, kemudian dibuat cetakan menggunakan bahan karbon dan platina atau emas yang dipanaskan dalam ruang hampa udara. Selanjutnya fragmen sel dilarutkan/dibersihkan dari cekan dengan asam sehingga terbentuk cetakan dalam 3 dimensi.
-Sentrufugasi :
Jaringan dihomogenkan/dihancurkan disentrifuse 1 g selama, 20 menit, ambil supernatan yg mengandung homogenat sel/jaringan yang dihancurkan
Supernatan di sentrifuse 20.000 g, selama 20 menit, mitokondria dan lisosom akan terendapkan
Supernatan + Na-deoksikolat, disentrifuse 150.000g, selama 3 jam, akan terendapkan retikulum endoplasma pada lapisan atas dan ribosom pada lapisan bawah
Homogenate
Differential centrifugation
Figure 6.5
Pellet rich in microsomes (pieces of plasma membranes and cells internal membranes)
-Autoradiografi Pengamatan sel dengan perlakuan pada jaringan diberi bahan radioaktif (isotop) dan diwarnai dengan perak bromida -Difraksi sinar X Pengamatan sel dengan perlakuan sinar X Fungsi: Mengetahui susunan kimia sampai tingkat susunan molekul zat-zat yang terkandung dalam sel.
ULTRASTRUKTUR SEL
Sel Manusia
very short word, cells! The human body is made up of approximately 100 trillion (100, 000, 000, 000, 000) cells!
H. Davson & J Danielli (1935): Struktur plasmalemma/membran plasma bermodel kue sandwich JD Robertson (1959): -Plasmalemma/membran plasma terdiri atas 3 lapis (trilaminar): Lapisan luar (gelap); Lapisan tengah (terang); Lapisan dalam (gelap) dengan ketebalan masing-masing 2.5 nm. -Tersusun atas 40% lemak; 60% protein. Lemak terdiri: phospolipid dan kolesterol (letak diantara phospolipid). Lapisan luar terdapat glikolipid atau glikoprotein (gabungan karbohidrat dan lemak atau protein) -Pori (lobang halus): diduga tersebar di permukaan plasmalema dan dilapisi oleh protein dan lemak SJ Singer & G Nicholson (1972) Plasmalemma terkandung 2 golongan protein: 1. Protein ekstrinsik/periferal Terletak sebelah luar membran & mudah terekstraksi 2. Protein intrinsik/integral Terletak diantara molekul lemak & sulit terekstraksi
FUNGSI PROTEIN INTRINSIK DAN EKSTRINSIK: 1. Sebagai pembawa dalam proses perembesan zat, dengan cara mengikat suatu molekul tertentu (terjadi pada proses difusi dan transport aktif) 2. Sebagai sistem enzim, untuk menyelesaikan pencernakan protein, karbohidrat, maupun lemak seperti dijumpai pada plasmalemma/membran sel pada sel epitel usus halus.
3. Sebagai reseptor yang berfungsi mengenal antigen, neurotransmitter, zat yang akan di cytosis, hormon.
4. Sebagai contact inhibition karena terdapat protein yang harus dipunyai oleh sel normal untuk mengenal sel tetangga, juga mencegah proses motosis yang tidak terkendali dan bertualang. Sel kanker tidak mampu saling kenal dengan sel yang lain karena kehilangan contact inhibition, sehingga sel kanker akan terus bermitosis membentuk gumpalan sel yang tidak mampu berkomunikasi, bersifat liar dan bertualang.
PERTAUTAN SEL
Makhluk multiseluler terdiri dari kumpulan sel dan memiliki daerah pertautan antar sel tetangga (Junctional Complex). Fungsi: terbina komunikasi dan pemerataan sebaran zat, sehingga terjadi koordinasi dan inter-relasi dalam melakukan aktivitas Macam pertautan sel pada hewan: 1. Desmosom 2. Tight Junction 3. Gap Junction tumbuhan : 1. Plasmodesma
-Desmosom: Berupa kepingan berbentuk cakram, membentuk setangkup dengan desmosom sel tetangga, ukuran 0.3 mikrometer, jarak antar pasangan kepingan 22-35 nm. Desmosom banyak terdapat pada sel otot jantung dan kulit. Fungsi: mengantar tenaga mekanis, pergerakan sel tetangga
Tight Junction: Nama lain: -Zona occludens apabila berbentuk seperti pita -Facia occludens apabila terdiri dari beberapa pita Fungsi: 1. Sebagai barrier permeabilitas 2. Menciptakan potensial listrik antara 2 permukaan plasmalemma 3. Merekat sel tetangga
GAP JUNCTIONS
Gap junctions (also called communicating junctions) provide cytoplasmic channels from one cell to an adjacent cell. Gap junctions consist of special membrane proteins that surround a pore through which ions, sugars, amino acids, and other small molecules may pass. Gap junctions are necessary for communication between cells in many types of tissues, including heart muscle and animal embryos.
Figure 6.31
0.1 m
Gap Junction:
Nama lain: Nexus Daerah pertautan antara sel tetangga, terdiri dari sepasang kepingan.
Fungsi: 1. Komunikasi antar sel tetangga 2. Tempat transport ion dan metabolit serta zat induktor 3. Mengalirkan rangsangan 4. Kordinasi gerakan dan aktivitas 5. Pemerataan sebaran zat
DINDING SEL
Dijumpai hanya pada sel tumbuhan, terdiri atas selulosa, tebal 1-10 mikrometer (100-1000 x tebal membran sel/plasmalemma), tidak berwarna/bening
Dinding Sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel itu tipis, berlapis-lapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat agar-agar mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa. (Sumber: Time Life, 1984).
bagian yang disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
bagian yang disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
Middle lamella
Figure 6.28
Plasmodesmata
Plants: Plasmodesmata
Interior of cell
Interior of cell
Figure 6.30
0.5 m
Plasmodesmata
Plasma membranes
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel,
kecuali di dalam inti dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayanglayang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel terlarut antara 0,001-0,1 m dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat berubah dari sol ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika konsentrasi air tinggi, sedang gel saat konsentrasi air rendah.
antara lain: Retikulum endplasma Ribosom Mitokondria Badan golgi Lisosom, dll
RETICULUM ENDOPLASMA
Porter (1945), menemukan jala-jala yang halus pada sitoplasma seperti saluran/terusan yang berjajar melengkung dan berhubungan dengan seluruh sitoplasma. Saluran seperti jala disebut: Cisterna. Pada cisterna terdapat butiran padat dan besar (Granula) yang tersusun oleh protein.
Ada 2 jenis reticulum endoplasma (ER): 1. Reticulum endoplasma kasar (REK) 2. Reticulum endoplasma halus (REH) Disebut REK, karena pada lapisan luar banyak melekat ribosom dan tampak berupa saluran panjang berjajar melengkung teratur, bersifat basofil karena banyak dilekati asam nuklet. Tempat melekatnya ribosom pada REK adalah mikrosom, bersifat asidofil karena tidak dilekati asam nukleat. Disebut REH, karena pada lapisan luar tidak terdapat ribosom dan tampak seperti pembuluh atau gelembung (vesikuler/vesikel) REK dan REH saling berhubungan untuk bekerja sama dalam melakukan aktivitas sel.
A animal cell:
ENDOPLASMIC RETICULUM (ER)
Smooth ER
Plasma membrane
Rough ER EM
bilayer + proteins. Weaved in sheets- forming channels. Outer membrane of the nuclear envelope is continuous with the ER membrane. Some regions have embedded ribosomes.
The ER Membrane
Is continuous with the nuclear envelope
Rough ER
Transitional ER
200 m
Figure 6.12
Functions of Smooth ER
The smooth ER: Synthesizes lipids Metabolizes carbohydrates Stores calcium Detoxifies poison
RIBOSOM Ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma atau menempel pada gelembunggelembung yang berdinding membran. Ribosom yang bebas berfungsi untuk sintesa protein Ribosom terdiri atas 2 subunit: - sub unit besar - sub unit kecil
SINTESA PROTEIN Untuk sintesa protein dalam sel dibutuhkan: 1. DNA 2. RNA 3. Asam amino
4. Enzim
Molekul DNA berperanan sebagai informasi yang merupakan rangkaian gene atau kodon
Informasi tersebut harus dipindahkan dahulu sebelum sampai ke dalam sitoplasma yang mengandung ribosom.
Untuk penyampaian informasi dibutuhkan molekul-molekul RNA
DNA
STRUKTUR RNA
68
3 Jenis RNA:
Messenger RNA = m RNA sebanyak 5% Transfer RNA = t RNA sebanyak 20% Ribosomal RNA = r RNA sebanyak 75%
Massenger RNA Molekul RNA hampir sama dengan molekul DNA dengan perbedaan: 1. Biasanya terdiri atas sebuah untaian tunggal 2. Mempunyai basa: adenin, cytosin, guanin dan urasil 3. Gugus gula: ribose Dinamakan massenger RNA (m RNA) karena berfungsi sebagai duta sehingga dikenal juga d RNA, merupakan cetakan dari molekul
M RNA merupakan bentuk komplementer molekul DNA yang dipakai sbg pola:
Jalur I DNA: Jalur mRNA: TAC AUG CAA GUU TTGGAG ATT AACCUC UAA TAC AUG TGT CAC
Pembentukan molekul mRNA dengan molekul DNA sebagai pola disebut: TRANSKRIPSI yang berfungsi untuk memindahkan informasi yang berupa kode genetik. Pembentukan mRNA diperlukan enzim RNA Polimerase
M RNA yang terbentuk akan meninggalkan inti sel melalui lubang-lubang inti untuk masuk ke sitoplasma
N H
N H
adenine (A)
N H
N H
adenine (A)
O
+
CH3 N
NH2 N N H O
+
O CH3 HN N H NH O
HN H2N N
N H
N H
Transfer RNA (t RNA) Kelompok RNA yang terdiri atas molekul-molekul RNA kecil-kecil yang berfungsi Untuk mengenal kodon yang terdapat pada mRNA dan sekaligus mengenali asam amino yang khusus sesuai dengan kodon yang ada. Struktur t RNA berbentuk seperti daun semanggi (Holley)
Pada molekul t RNA terdapat 4 ujung yang penting: 1. Ujung perangkai asam amino (aseptor) 2. Ujung pengenal kodon yang disebut anti kodon 3. Ujung pengenal bagi enzim asam amino yang bersangkutan 4. Ujung pengenal ribosom yang sama untuk semua t RNA
PENGENAL ENZIM
Tiap asam amino terdapat enzim khusus yang berguna untuk mengaktifkan gugus karboksil asam amino tersebut (ujung pengenal enzim) Antikodon akan mendekati kodon sesuai pada m RNA yang bersangkutan, sedangkan t RNA dengan anti kodon tersebut mempunyai ujung-ujung lain yang khusus untuk merangkai asam amino yang cocok (aseptor), letak aseptor berhadapan dengan anti kodon. Seperti juga m RNA maka t RNA di buat dalam inti sel.
Ribosom sebagai tempat sintesa protein sekaligus merupakan mesin yang akan mengatur dan memilih komponen komponen yang terlibat dalam sintesa protein.
Ribosom terdiri 2 sub unit: -Sub unit besar (akan mengikat t RNA yang sesuai) -Sub unit kecil (akan mengikat m RNA)
Nukleus
Nukleus
Umum terdapat pada sel eukariot
Struktur nukleus
Nukleus tdr atas : Selaput inti Struktur internal :
Kromatin : kompleks DNA & protein Matriks inti : network protein fibillar Lamina inti : network protein fibillar dibawah selaput Nukleolus : struktur amorfus & kompak dmn gabungan ribosom menempati nukloeplasma.
Struktur nukleus
Struktur nukleus
Fungsi nukleus
Menyimpan gen pada kromosom
Memisahkan materi genetik dari sitoplasma Memisahkan RNA immature dari elemen translasi (mRNA harus
Kromatin
Merupakan material inti yg mengandung kode genetik Kode genetik tsb tersimpan dlm kromosom Bdsk daya serapnya thdp lar pewarna dibedakan mjd 2 :
heterokromatin (menyerap wrn dg kuat) & eukromatin (kurang kuat menyerap wrn)
Heterokromatin merup btk rapat (condensed) dr kromatin, shg
terlihat spt noda yg rapat. Bnyk terlihat saat sel istirahat, spt limfosit atau sel memori yg menanti antigen asing. Heterokromatin inaktif dlm transkripsi
Eukromatin bbtk halus, bnyk tdpt dlm keadaan aktif (sel aktif
melakukan transkripsi).
Kromatin
Berdasarkan lokasinya kromatin dibedakan mjd 3
daerah :
Kromatin perinukleolar, berada di sekell nukleolus
Kromatin internukleolar, berada dlm nukleolus Kromatin periferal, berikatan dg selaput sel.
Kromatin
Ditinjau dr peranannya sbg materi genetik, heterokromatin
mampat. Pd saat ttt secara ajeg kromatin ini terurai & saat terurai mrk dpt disalin
Dr analisis kimia ternyata kromatin tdr dr DNA, RNA & protein.
Kromatin
Histon merupakan protein bersifat sangat basa, yg disebabkan oleh
adanya asam amino lisin & arginin dlm jml cukup bnyk.
jenis selnya, mis. Aktin, tubulin, RNA polimerase, asetil transferase dll oktamer yg tdr dr 4 psg masing2 : H2A, H2B, H3 & H4
146 pasang basa DNA, 1 oktamer histon. 8 buah histon mbtk Set 8 histon tsb dsbt nuklosome, 10 nm fibril nukleoprotein.
Kromosom
Sblm pembelahan sel (stlh sintesis DNA), kromatin mengalami
pembelahan kondensasi mbtk individu kromosom metafase, yg nampak sbg sepasang kromatid (tampak spt 2 pasang lengan)
Kromosom
Jmlh kromosom di dlm sel berbeda2 sesuai jns organismenya Btk & ukuran kromosom selama mitosis berubah2 , sebag bsr
dr gelendong mitosis & sekaligus sbg pusat pergerakan kromosom pd stadium anafase. gagal memisahkan diri selama pembelahan sel.
Kromosom tanpa sentromer dsbt kromosom asentrik & umumnya Kromosom saat interfase seakan2 hilang, yg tampak dlm nukleus
Matriks inti
Merupakan jaringan fibril protein dlm sel, fgs tdk pasti tp diduga
Lamina inti
Tdpt 1 / lebih, tdpt di dlm nukleus Bbtk sferik sbg massa granul & fiber yg pekat
utk sintesis ribosom, RNA & protein ribosom. Pd sel sehat dihasilkan 10.000 ribosom per menit.
0.1 0 m
Cisternae 3
Cisternal maturation: Golgi cisternae move in a cisto-trans direction Vesicles form and leave Golgi, carrying specific proteins to other locations or to the plasma membrane for secretion 4
Figure 6.13
1. MITOKONDRIA 2. KLOROPLAS
Mitokondria
Mito = benang, chondrion = granula Pertama kali ditemukan oleh Kollicker (1850) Benda, menamakan mitochondrion (pl.,
mitochondria) sebab kenampakannya seperti benang di mikroskop cahaya Michaelis (1900) memberi pewarnaan Janus green B sebagai warna khas untuk mitokondria
Mitokondria
Bentuk jorong (seperti sosis)
Diameter 0,5-1,0 m, panjang 7 m Semakin sedikit jumlah mitokondria semakin besar
ukuran mitokondria di dalam sel Mitokondria tidak berhubungan dengan sistem endomembran
Bagian-bagian mitokondria
Selaput sebelah luar (outer membrane) Selaput sebelah dalam (inner membrane) Matriks (berisi cairan kental/gel) Ruang antar selaput (inter-membrane) yang berisi cairan lebih encer Mitokondria berisi bermacam-macam enzim. Di bagian matriks terdapat banyak enzim-enzim untuk siklus asam trikarboksilat.
Mitokondria
Selain enzim-enzim untuk reaksi dalam siklus asam
trikarboksilat juga terdapat garam, air, benang DNA dan ribosoma. Selaput dalam berlekuk-lekuk sedemikian rupa sehingga memperluas bidang permukaan yang dinamakan krista (-e). Bentuk susunan krista bermacam-macam : seperti lembaran, sangat rapat seperti tumpukan uang logam, seperti jala.
Mitokondria
Di bagian krista terdapat bangunan yang berbentuk
seperti knop dinamakan oksisoma. Apa peran oksisoma ? Susunan protein dan lipid pada membran luar dan dalam berbeda begitu pula kedua membran tersebut berbeda dengan sistem sitoplasmik yang lainnya.
Membran dalam
Lebih kaya protein Jumlah fosfolipid kurang
protein sedikit Jumlah fosfolipid lebih banyak, sebagian besar berisi kolesterol
Permeabel untuk
Dengan melihat sifat ini dapat diketahui batas antara membran luar dan dalam dari suatu mitokondrion
Jenis-jenis enzim
Membran luar : MAO (monoamin oksidase), tiokinase
asam lemak, sitokrom c reduktase Ruang antar membran : adenilat kinase Membran dalam : enzim-enzim rantai respirasi, ATPsintase Matriks : sitrat sintase, malat dehidrogenase, reduktase asam lemak.
Kloroplas
Plastida yang berwarna hijau
Umumnya berbentuk lensa Terdapat pada ; Clorophyta, Bryophyta, Pteridophyta
dan Spermatophyta Diameter 2-6 m, tebal 0,5-1,0 m Dengan mikroskop cahaya, kloroplas tampak seperti butir
Light
Reflected light
Chloroplast
Bagian-bagian kloroplas :
Grana : tampak berwarna hijau lebih tua
Stroma : tampak berwarna hijau lebih muda Bagian yang sejajar dengan kloroplas dikenal dengan
nama lamela. Suatu sel mesofil daun, secara umum mengandung 30500 butir kloroplas
Bentuk kloroplas :
Bentuk kloroplas untuk tumbuhan tingkat tinggi
biasanya cakram atau gelendong Bentuk kloroplas yang bermacam-macam dijumpai pada tumbuhan algae (ganggang) seperti : Bentuk Bintang : pada Zygnema sp Bentuk Pita spiral : Spirogyra sp Bentuk Jala : Cladophora sp
LISOSOM: Keadaan tidak aktif berbentuk bulat/ovoid dengan diameter 0.4 mikron. Dalam gelembung lisosom terdapat enzim hidrolisis: ex: protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase dan fosfatase. Fungsi: 1. Membebaskan enzim 2. Mencerna zat-zat yang belum dapat diuraikan atau bakteri hasil fagositosis. Mula-mula zat atau kuman difagositosis dengan cara diselubungi oleh membran sampai bertemu dengan lisosom yang kemudian mengadakan fusi dan terjadilah kontak antara bakteri dan enzim hingga terjadi penghancuran kuman/bakteri. FAGOSITOSIS adalah proses pemasukan bahan-bahan dari luar sel dengan jalan melingkupi dengan membran sel/plasmalemma. Bahan yang dilingkupi disebut FAGOSOM, apabila fagosom bertemu dengan lisosom primer maka terjadi fusi dan terjadi penghancuran bahan dalam fagosom PROSES DISEBUT ENDOSITOSIS PINOSITOSIS adalah proses pemasukan cairan yang mengandung protein atau bahan lain yang larut dalam bentuk gelembung-gelembung kecil yang dinamakan VESIKEL, vesikel kemudian fusi dengan lisosom primer dan membentuk BADAN MULTIVESIKULER. 3. Penghancuran bagian-bagian sel yang sudah berguna. Lisosom yang dipakai disebut SITOLISOSOM.
Residual body
Primary lysosome Buds from trans face of Golgi exogenous materials, deteriorating organelles Secondary lysosome primary fuses with an endosome or phagosome Usually look more electron dense
Peroxisomes
Similar structure to lysosomes Single membrane Consume oxygen but not to form ATP as mitochondria Degrades hydrogen peroxide (H2O2) can be toxic to cells Using catalase to degrade hydrogen peroxide to water
Crystalline inclusion
primary
SIFAT SIFAT FISIOLOGIS PROTOPLASMA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. IRITABILITAS KONDUKTIVITAS KONTRAKTILITAS ABSORBSI DAN ASIMILASI EKSKRESI RESPIRASI TUMBUH DAN BERKEMBANG BAIK
IRITABILITAS: Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang. Tiap jenis dalam organisme multiseluler mempunyai kemampuan yang tidak sama dan terjadi penjurusan kemampuan. Ex: protoplasma pada sel-sel penerima rangsang pada mata, hidung KONDUKTIVITAS Kemampuan protoplasma untuk menerima rangsang dan meneruskan ke bagian sel yang lain Ex: protoplasma pada sel saraf KONTRAKTILITAS: Kemampuan protoplasma sel yang dapat berubah panjang sehingga mempengaruhi bentuk dan ukuran sel. Ex: protoplasma pada sel otot ABSORBSI DAN ASIMILASI Absorbsi: Kemampuan sel untuk mengambil cairan di permukaan sel. Asimilasi: Kemampuan untuk menggunakan zat-zat yang diambil oleh sel untuk pembentukan energi, protein atau penimbunan bahan makanan
EKSKRESI DAN SEKRESI: Ekskresi: Kemampuan untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak berguna Sekresi: Kemampuan untuk mengeluarkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh sel.
1
Nuclear envelope is connected to rough ER, which is also continuous with smooth ER
Nucleus
Rough ER
Membranes and proteins produced by the ER flow in the form of transport vesicles to the Golgi
cis Golgi
Golgi pinches off transport Vesicles and other vesicles that give rise to lysosomes and Vacuoles
trans Golgi
Plasma membrane
Plasma membrane expands by fusion of vesicles; proteins are secreted from cell
Respirasi: Kemampuan untuk mengikat oksigen untuk terbentuknya energi Pertumbuhan dan perkembangbiakan: Pembesaran sel karena penambahan materi protoplasma dan diikuti oleh proses pembelahan sel.
Figure 6.16
KOLOID KOMPLEK
Sel mengandung sistem koloid komplek yang terdiri: 1. Sistem koloid 2. Sistem larutan 3. Suspensi Sistem koloid: molekul sederhana dalam sitoplasma dan molekul komplek Sistem larutan terdiri: garam mineral, asam amino, polipeptida rantai pendek dan glukosa (larut dalam sitoplasma). Suspensi: protein, pati dan lemak Fase dalam sistem koloid: SOL dan GEL BENTUK SEL
KEPERMEMEABELAN Sel bersifat semi-permeable (hanya permeable untuk zat tertentu dan impermeable untuk zat lain) Permeable untuk molekul sederhana dan lemak serta zat yang larut dalam lemak, serta zat yang larut dalam air. Impermeable untuk molekul komplek, sehingga perlu diurai terlebih dahulu sehingga bisa bersifat permeable. Zat yang larut dalam air relatif mudah merembes masuk melalui plasmalemma (membran sel) Sifat kepermeablean dapat berubah karena tidak semua molekul sederhana permeable secara tetap dan tidak semua molekul komplek bersifat impermeable tetap. PLASMALEMA merupakan bagian yang memiliki kepermeablean yang khusus bagi zat tertentu, yang dipengaruhi oleh: 1. besar molekul 2. kelarutan dalam air atau lemak 3. perbedaan muatan listrik Besar Molekul: Molekul sederhana dan kecil dapat merembes ke plasmalemma dan
Kelarutan dalam air dan lemak: zat yang larut dalam air mudah merembes ke plasmalema lewat pori-pori permukaan plasmalema, zat yang larut dalam lemak lebih mudah lagi karena plasmalemma terdiri atas lapisan lemak dwi lapis (model kue sandwich) Perbedaan muatan listrik: Beberapa sel memiliki muatan listrik berbeda, yang bermuatan sama dengan sel akan ditolak dan bermuatan lain akan ditarik dan merembes masuk. Ex: Eritrosit bermuatan positif, akan permeable terhadap ion negatif seperti Cl dan impermable terhadap ion positif seperti Na. TRANSPORT ZAT Prinsip: Dalam sel ada zat yang harus dimasukkan dan ada yang dikeluarkan. Masuk: air, ion, metabolit, zat regulator dan oksigen melalui sistem semi permeable pada plasmalema Keluar: ampas metabolisme (gas karbondioksida, amoniak, sisa perombakan oleh lisosim dan zat hasil sintesa ada juga yang dikeluarkan melalui alat golgi dalam bentuk vesikula. Transport lewat membran sel melewati 2 daerah: *cairan intraseluler (cairan sitoplasma) *cairan ektrasel (cairan tubuh bagi individu multiseluler) (lingkungan bagi individu uniseluler)
Sel butuh energi untuk transport zat, berupa ATP yang kemudian dipecah oleh ATPase menjadi ADP dan Phosphat. Phosphat mengandung energi untuk reaksi kimia dalam kegiatan sel. Transport zat ada juga yang tidak membutuhkan pengerahan energi secara alamiah. Cara transport: 1. difusi 2. osmosa 3. filtrasi 4. transport aktif 5. cytosis DIFUSI Perembesan zat dari ruang berkonsentrasi lebih tinggi ke ruang yang berkonsentrasi lebih rendah. Perembesan dapat lewat sekat maupun tidak. Perembesan lewat sekat: intra dan ekstra sel, sitoplasma dan nukleoplasma, sitoplasma dan organel. Perembesan tidak melewati sekat: ujung reticulum endoplasma ke ujung yang lain.
Transport zat dengan cara difusi tidak membutuhkan energi. Contoh zat yang terdistribusi secara difusi: Oksigen, karbondioksida, air, elektrolit dan bahan organis molekul sederhana. Akan tetapi tidak efisien karena molekul penting yang dibutuhkan sel tidak dapat terdistribusi secara difusi, ex: gula, asam amino. Berdasarkan ada-tidaknya pembawa (carier) pada membran, difusi dibedakan 2 macam: *Difusi Bebas *Difusi Terikat Difusi bebas: difusi zat tanpa melibatkan protein pembawa pada membran Difusi terikat: difusi zat dengan melibatkan protein pembawa pada membran.
OSMOSA Perembesan zat melalui membran sel permeable dari daerah yang bersifat hipotonis (tekanan rendah) ke daerah yang bersifat hipertonis (tekanan tinggi) hingga konsentrasi di kedua daerah sama (isotonis). Besar tekanan osmosa dapat diukur dengan Manometer dengan satuan mm Hg. Transport secara osmosa banyak terjadi dalam sel tubuh, contoh: masuknya plasma darah dari sel jaringan untuk kembali ke lumen (rongga) kapiler, karena plasma dalam lumen bersifat hipertonis terhadap cairan sel. Gangguan pada tekanan osmosa dapat menyebabkan sel rusak, sehingga sel berusaha untuk menjaga suasana isotonis dengan cairan ekstrasel (HOMOSTATIS)
Efek tekanan osmosa: KRENASI dan LYSIS Krenasi : pengkerutan karena pengaruh larutan hipertonis pada sel hewan Plasmolisa: Lepasnya protoplasma dari dinding sel karena pengaruh larutan hiper tonis pada sel tumbuhan Lysis : pecah karena pengaruh larutan hipotonis
Larutan fisiologis bersifat isotonis terhadap sel jaringan. Ex.: Larutan Ringer dan Larutan Locke Mengandung ion Na, K, Cl, HCO3, dan Ca berkonsentrasi sama dengan kandungan yang ada di dalam sel. Pada umumnya tekanan osmosa intrasel sekitar 10 atm. FILTRASI Transport zat karena adanya perbedaan tekanan atmosfer 2 ruang yang dipisahkan oleh membran yang permeable dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Ex: Lumen kapiler ke sel jaringan sekitar O2 dari lumen alveolus ke kapiler Plasmalemma dinding alveolus
TRANSPORT AKTIF Membutuhkan energi, bertolak belakang dengan kondisi alamiah, melibatkan protein pembawa yang terdiri dari protein intrinsik atau integral, ada kalanya protein ekstrinsik atau periferal.
Teori Transport Aktif 1. Cara Dorongan 2. Cara Pusingan Cara dorongan: Molekul zat terikat antara pembawa protein ekstrinsik lalu bergerak pindah ke sebelah dalam membran dan dilepaskan.
Plasma Membrane
Cara Pusingan: Molekul zat diikiat pembawa setelah protein pembawa melepaskan Na+ di sebelah luar membran, lalu protein pembawa bergerak berputar dalam membran, sehingga molekul zat terlepas di sebelah dalam membran. Kemudian protein pembawa mengikat Na+ lagi dan berputar sehingga mencapai sebelah luar membran dan dilepas kembali. Akibat transport zat untuk menghindari penimbunan zat sehingga sistem transport tetap berjalan lancar maka zat harus: 1. Zat diendapkan dalam sitoplasma 2. Diubah menjadi molekul lain 3. Direaksikan dengan zat lain Ex: Ca+2 dapat ditimbun dalam retikulum endoplasma otot, karena diendapkan berupa Ca3(PO4)2. Glukosa diubah menjadi glikogen atau direaksikan dengan fosfat.
TRANSPORT LEWAT PERTAUTAN: Pertautan sel: Desmosom, Tight Junction, Gap Junction Pertautan sel yang digunakan sebagai transport zat hanya GAP JUNCTION
GAP JUNCTIONS
Gap junctions (also called communicating junctions) provide cytoplasmic channels from one cell to an adjacent cell. Gap junctions consist of special membrane proteins that surround a pore through which ions, sugars, amino acids, and other small molecules may pass. Gap junctions are necessary for communication between cells in many types of tissues, including heart muscle and animal embryos.
Figure 6.31
0.1 m
KEHIDUPAN SEL NUTRISI SEL Fungsi: Sebagai bahan mentah dan energi Berdasarkan nutrisi dikenal: AUTOTROF dan HETEROTROF Autotrof kebutuhan energi melalui proses: 1. Fotosintesa 2. Kemosintesa
KEMOSINTESA
Terdapat pada beberapa jenis bakteri, tidak menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi, tapi menggunakan bahan anorganis di tanah sebagai oksider
NUTRIENT Karbohidrat: Tumbuhan: Tumbuhan mencadangkan karbohidrat berupa polisakarida melalui fotosintesa, untuk diangkut ke sel-sel harus dipecah dulu menjadi di-sakarida atau monosakarida Hewan: Karena bersifat heterotrof, maka hewan mendapatkan polisakarida dari luar dan akan dipecah oleh enzim untuk menjadi senyawa yang sederhana, dan senyawa sederhana tersebut dapat diubah kembali sebagai polisakarida dalam bentuk glikogen. Fungsi: Sumber energi
Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H, dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk fungsi sel.
Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber energi cadangan dan sebagai komponen yang menyusun permukaan luar membran sel.
Karbohidrat yang berikatan dengan protein (glikoprotein)
dan yang berikatan dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur penting dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein menyusun struktur antigen golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi imunologis.
Karbohidrat
Lemak: Tumbuhan mendapatkan lemak dengan memakai glukosa. Glukosa diubah jadi asam lemak dan alkohol. Kedua bereaksi akan terbentuk lemak. Lemak dapat terdistribusi ke sel-sel lain dalam bentuk asam lemak atau fosfolipid yang larut air. Hewan mendapatkan lemak dari organisme lain dan harus dicerna terlebih dahulu menjadi asam lemak dan gliserol untuk bisa diangkut ke sel-sel yang lain. Fungsi: 1. Sebagai bantalan/isolator terhadap gangguan fisik: suhu, listrik, benturan. 2. Membina bagian sel: membran, reticulum endoplasma, badan golgi, dan bagian sel lainnya yang terdiri atas lipoprotein. 3. Sebagai cadangan energi dengan cara bereaksi dengan alkohol dan diubah menjadi karbohidrat
adalah rantai hidrokarbon yang panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam sel adalah triasilgliserol, merupakan molekul yang sangat hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam air/larutan garam maka akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel adiposa) yang merupakan sumber energi.
Molekul lemak yang menyusun membran sel mempunyai
gugus hidroksil ( fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air, sedangkan gugus yang lainnya hidrofobik (tidak terikat air) sehingga disebut amfifatik.
Protein: Tumbuhan mensintesa protein dari bahan dasar glukosa dan ion nitrat (umumnya dalam bentuk garam KNO3 . Selanjutnya glukosa dan nitrat disenyawakan menjadi asam amino. Atau menggunakan garam ammonium sebagai sumber N untuk mensintesa protein. Hewan: Protein yang diperoleh dari organisme lain, harus dicerna kembali ke asam amino untuk dapat diangkut ke sel-sel yang lain. Sel hewan dapat menggubah asam amino hasil pemecahan protein menjadi asam amino yang lain. Asam amino essensiel: histidin, leusin. Isoleusin, lisin, valin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, serin. Fungsi: 1. Membina bahan intra dan intersel 2. Memelihara tekanan osmosa 3. Sebagai sumber energi dengan merombak menjadi asam amino lalu diubah menjadi karbohidrat
Vitamin: Tumbuhan mampu mensintesa vitamin sendiri kecuali vitamin A dengan memakai bahan organik glukosa dan asam amino ditambah mineral yang diserap dari tanah. Hewan hanya mampu mensintesa vitamin apabila bersimbiose dengan bakteri. Fungsi: Memperlancar reaksi kimia dalam sel. Mineral: Tumbuhan mendapat mineral dari tanah yang larut dalam air. Ada 2 golongan mineral: 1. Makronutrient (C,H,O,N,S,P,K,Ca,S, Cl) 2. Mikronutrient (Mn,Zn, Cu,I,Co,Bo,Se,Mo) Hewan mendapatkan mineral dari alam. 99% unsur mineral dalam sel hewan dan tumbuhan terdiri makronutrient Unsur-unsur mineral diambil tumbuhan dan hewan dalam bentuk: 1. Gas: O dan C 2. Garam atau asam anorganis larut dalam air. Fungsi: 1. Membina berbagai bahan organis dan organel sel 2. Memperlancar reaksi kimia dalam sel.
ENERGI Dalam energi dikenal 2 istilah: 1. Eksergonik : Mengeluarkan energi dengan menyebarkan energi dan membentuk ikatan kimia baru yang berenergi potensial rendah dari ikatan kimia sebelumnya. 2. Endergonik : Menerima energi dalam membentuk ikatan kimia baru, berenergi potensial lebih besar dari pada ikatan kimia sebelumnya.
Pentransfer energi: 1. ATP (Adenosin Tri Phosphat) Pentranfer energi untuk sebagian aktivitas makhluk hidup dengan penggunaan energi ATP akan dipecah menjadi ADP + P. ADP + P akan menjadi ATP lagi dalam reaksi respirasi dan menghasilkan Karbondioksida dan Air. 2. GTP (Guanosin Tri Phosphat) Pentransfer energi untuk sintesa protein dari asam amino. 3. UTP (Uridin Tri Phosphat) Pentransfer energi untuk sintesa glikogen dari glukosa 4. CTP (Citidin Tri Phosphat) Pentransfer energi untuk sintesa DNA dan RNA
PEMBELAHAN SEL
MITOSIS: Pembelahan tak langsung (kariokinensis diikuti sitokinensis), menghasilkan sel-sel diploid dengan jumlah kromosom sama dengan induknya. MEIOSIS: Pembelahan tak langsung (kariokinensis diikuti sitokinensis), menghasilkan sel haploid dengan jumlah kromosom setengah dari induknya. Terjadi pada pembentukan sel-sel kelamin.
The process of cell division which results in the production of two daughter cells from a single parent cell.
Mitosis
The daughter cells are identical to one another and to the original parent cell.
Metaphase
Anaphase Telophase & Cytokinesis
TAHAPAN MITOSIS
INTERFASE AKHIR
nukleus telah terbentuk sempurna diselubungi oleh
membran nukleus di sekitar daerah luar nukleus terdapat 2 sentrosoma sebagai hasil replikasi sentrosoma tunggal sel hewan : satu sentrosoma terdapat sepasang sentriola mikrotubula merupakan perpanjangan dari sentrosoma yang menyebar secara radial berbentuk aster kromosom sudah diduplikasi tetapi masih berbentuk benang-benang kromatin
Interphase
Animal Cell Plant Cell
PROFASE
kromosom tampak sebab benang-benang kromatin
tergulung rapat dan memadat setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua kromatid yang identik di dalam sitoplasma gelendong mitotik mulai terbentuk, sentrosoma saling menjauh, didorong sepanjang permukaan nukleus oleh berkas mikrotubula yang memanjang diantara sentrosoma
Prophase
Animal Cell Plant Cell
PROMETAFASE
membran nukleus terfragmentasi mikrotubula berinteraksi dengan kromosom yang
sudah lebih memadat berkas mikrotubula memanjang dari daerah polar ke equatorial struktur khusus kinetokor melekat pada mikrotubula yang terletak di daerah sentromer
METAFASE
sentrosoma berada di daerah polar yang berlawanan
kromosom berada di daerah equatorial seluruh kinetokor dari kromatid sudah siap untuk
the center of the cell Spindle fibers attach from daughter cells to chromosomes at the centromere
Plant Cell Chromosomes line up at the center of the cell Spindle fibers attach from daughter cells to chromosomes at the centromere
Metaphase
Animal Cell Plant Cell
ANAFASE
pasangan sentromer mulai terpisah, dan memisahkan
diri dari kromatid pasangannya kromatid sekarang dianggap sebagai kromosom lengkap Kedua kutub polar memiliki koleksi kromosom yang ekivalen dan lengkap Mikrotubula yang tidak melekat pada kinetokor terus bertambah panjang
Anaphase
Animal Cell Plant Cell
TELOFASE
mikrotubula nonkinetokor (mikrotubula yang tidak mengikat kinetokor) memperpanjang sel
nukleolus terbentuk kembali di kedua kutub polar membran nukleus terbentuk kembali berasal dari fragmen-fragmen sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran Benang-benang kromatin tidak lagi tergulung rapat dan memadat
Plant Cell
DNA spreads out
2 nuclei form New cell wall forms
Telophase
Animal Cell Plant Cell
MEIOSIS Pembelahan Meiosis I: -Prophase I : Proleptonema Leptonema Zygonema Pachynema Diplonema Diakinesis
-Prometafase I -Metafase I -Anafase I -Telofase I Pembelahan Meiosis II: -Prophase II -Metafase II -Anafase II -Telofase II