Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Pengembangan Sumber Daya Air Modul No.

11 : Bangunan Pembawa Air (Water Ways) Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Mahasiswa mengetahui definisi, pengertian dan penggunaan dari Bangunan Pembawa Air (Water Ways) sebagai sarana utama dalam pengembangan Sumber Daya Air untuk bidang ketenagaan khususnya tenaga air mulai dari perencanaan teknis, pengoperasian dan pemeliharaan selama usia layannya. Tujuan Instruksional khusus (TIK) : Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan tujuan dari pemanfaatan Bangunan Pembawa Air mulai dari tahapan penyelidikan, penentuan rute/lokasi, perencanaan dimensi hidrolis, stabilitas konstruksi, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan selama akhir usia layannya.

11
BANGUNAN PEMBAWA AIR (WATER WAYS)

11.1

BANGUNAN PENGAMBILAN AIR (INTAKE STRUCTURE) Bangunan ambil air (intake) adalah fasilitas yang dipakai untuk mengambil air langsung dari sungai atau dari tempat penyimpanan (waduk) ke dalam saluran air. Ada sedikit perbedaan dalam perencanaan antara PLTA jenis aliran sungai langsung (Run off River) dan PLTA jenis waduk. Yang pertama, langsung menerima aliran sungai dan harus dibangun berdekatan dengan bendung/ bendungan pengambilan air (intake dam), dengan memilih dasar sungai yang stabil dan tempat yang aman terhadap banjir. Pintu masuk harus dibuat di bawah permukaan pengambilan air yang terendah. PLTA jenis waduk mendapatkan air dari waduk atau kolam (pondage), sehingga bangunan pengambilan airnya harus merupakan fasilitas yang memungkinkan masuknya air dari waduk dengan tinggi permukaan berapapun juga. Pada cara terakhir ini bangunan pengambilan air dapat dibuat bersambung dengan atau dekat bendungan, atau terpisah sama sekali, tergantung pada keadaan geografi atau saluran airnya. Pada pokoknya saluran air yang berhubungan dengan bangunan pengambilan air merupakan terowongan tekanan (pressure tunnel), dan bangunan pelengkapnya, seperti pintu pengambilan air, saringan, dan lain-lain, biasanya menerima tekanan air yang kuat. Karena itu konstruksinya perlu diperhatikan secara khusus. Bangunan pengambilan air jenis sumur (pit) atau jenis menara (Gambar 11.1) dipakai untuk pengpengambilanan air untuk beberapa bendungan yang mempunyai surut muka air (draw down) yang besar. Selain pintu air, pada umumnya ada pula saringan yang terbuat dari baja. Saringan ini mencegah masuknya kotoran, potongan kayu yang hanyut, dan lain-lain yang terbawa aliran air. Pada permukaan air bagian hulu bangunan pengambilan air untuk bendungan waduk, juga dipasang Drum saringan apung (trash boom).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 11.1 Bangunan Pengambilan Air Jenis Menara

11.2

KOLAM PENGENDAP SEDIMEN (SEDIMENT SETTLING BASIN) Apabila air dialirkan dari bendung/bendungan pengambilan air (intake dam) seperti pada pusat listrik jenis aliran sungai langsung atau bendungan pengambilan air dari saluran air cabang, maka perlu dibangun kolam pengendap sedimen (sediment settling basin ; Gbr 11.2) di dekat bendung tersebut, untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir ke dalam saluran air. Akan tetapi, apabila kolam pengendap tidak dapat dibangun di sekitar bendung mengingat keadaan geografis atau sebab-sebab lainnya, maka kolam tersebut dapat dibuat sedikit lebih jauh dari bendung tersebut. Kolam pengendap ini pada umumnya harus dibangun sedemikian rupa sehingga tanah dan pasir dapat sepenuhnya mengendap dengan jalan melebarkan penampang saluran air dan membatasi kecepatan air sampai 20 30 cm/detik. Seringkali dibuat pipa kuras dan dipasang pintu atau balok tahan (stop log) untuk menguras tanah yang tertimbun dalam kolam pengendap sedimen.

Gambar 11.2 Kolam Pengendap Sedimen

11.3

SALURAN ATAS (HEAD RACE)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Saluran atas (head race) adalah konstruksi (structure) yang menyalurkan air dari bangunan pengambilan air (intake) ke pusat listrik jenis aliran sungai langsung, dan lain sebagainya. Biasanya yang dinamakan saluran atas adalah jalanan air (water way) dari bangunan pengambilan air sampai tangki pendatar (surge tank), atau tempat mulainya pipa pesat (penstock). Ada berbagai macam saluran atas, antara lain terowongan, saluran terbuka dan saluran tertutup. Apabila saluran atas harus memotong sungai, lembah, dan semacamnya, maka dibuatlah bangunan salur air (aqueduct) atau sifon (syphon), sesuai dengan keadaan setempat (Gambar 11.3). Penampang saluran atas lazimnya berbentuk bulat atau tapal kuda (horse shoe), terutama untuk jenis terowongan ; bentuk segi empat atau bentuk berkaki (pedestal) dipakai pada saluran terbuka dan saluran tertutup. Terowongan terbagi atas terowongan tekan dan terowongan tanpa tekan. Yang disebut pertama berpenampang bulat dan dibuat dari beton bertulang. Apabila tekanan air yang direncanakan relatif kecil, keadaan geologinya baik dan tekanan air di dalam terowongan dapat dibebankan pada batuan aslinya, maka terowongan tersebut dapat dibuat dengan beton biasa, dan penampangnya dapat berbentuk sepatu kuda. Dalam perhitungan hidrolik dari saluran air ini dapat dipakai rumus Manning:
1 2 / 3 1/ 2 R I

V= di mana

V = kecepatan rata-rata = koefisien kekasapan (coefficient of roughness) R = jari jari hidrolik I = gradient hidrolik

Gambar 11.3 Bangunan Salur Air

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

11.4

TANGKI PENDATAR AIR (SURGE TANK) Tangki pendatar atau tangki lepas tekanan mendadak (surge tank) ditempatkan pada terminal terowongan tekan pada pusat listrik jenis bendungan bersaluran (dam waterway type), dan bertugas mengatur jumlah air untuk menyerap pukulan air (water hammer ; mengenai hal ini lihat 11.5), apabila debit air pada turbin tiba-tiba berubah. Tetapi tangki air yang ada pada terowongan tanpa-tekan (non-pressure tunnel) disebut tangki atas, dan bertugas mengatur debit dan membersihkan pasir. Pusat listrik jenis bendungan biasanya tidak diperlengkapi dengan tangki pendatar karena waduk itu sendiri bertugas sebagai pelepas tekanan (pressure discharge). Tangki pendatar yang sederhana (Gambar 11.4 a) berbentuk silinder biasa, mempunyai garis tengah yang besar, serta mempunyai daya hisap pukulan air yang baik. Bentuk ini jarang dipakai karena membutuhkan kapasitas yang relatif besar dan tidak ekonomis.

Gambar 11.4 Tangki Pendatar

Pada tangki pendatar diferensial (Gambar 11.4 b) ada pipa berbentuk silinder, dengan luas penampang 70 100% dari penampang saluran, yang dinamakan pembangkit (riser) dan dipasang dalam tangki air. Pembangkit ini dihubungkan langsung dengan saluran. Badan tangki air dan saluran dibuat sehingga keduanya dihubungkan melalui sebuah pintu (lubang kecil). Permukaan air dalam pembangkit akan naik atau turun dengan cepat sesuai dengan perubahan beban dari turbin air sehingga kecepatan aliran dalam saluran dapat diatur. Sebaliknya air yang terdapat dalam tangki air utama bertugas untuk menampung debit yang berlebih dan menambah debit yang kurang. Bentuk ini umumnya banyak dipakai karena luas penampangnya kecil dan mempunyai daya serap gelombang yang besar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Pada tangki pendatar dengan lubang terbatas (restricted orifice ; Gambar 11.4 c) ada lubang antara dasar tangki pendatar sederhana dan salurannya ; jadi, bentuknya seperti tangki pendatar diferensial yang pembangkitnya dihilangkan. Kapasitas tangki air sama kecilnya seperti pada jenis diferensial, akan tetapi disini banyak kekurangannya, yaitu karena pukulan air menjadi besar dan daya serap tidak begitu baik. Tangki pendatar dengan ruangan (chamber surge tank ; Gambar 11.4 d) adalah semacam dengan tangki pendatar sederhana, tetapi ditambah dengan ruanganruangan air (water chambers) di bagian atas dan bawah. Tangki yang berbentuk silinder penampangnya relatif kecil dan bertugas sebagai pembangkit. Ruangan bagian atas gunanya untuk menghisap air yang membumbung naik, sedangkan ruangan bagian bawah menambahkan air yang kurang. Bentuk ini dipergunakan apabila surut muka air (draw down) yang ada besar, sedangkan terowongannya panjang sekali. Untuk keadaan geologis tertentu bentuk ini ekonomis. Akhir-akhir ini diadakan beberapa perbaikan dengan mengpengambilan keuntungan yang terdapat pada tangki pendatar diferensial, misalnya, dengan menambahkan pintu antara tangki dan ruangan bagian bawah. Perhitungan hidrolik dari tangki pendatar harus dipecahkan dengan cara integrasi numerik (numerical integration) dan dihubungkan dengan persamaan kinetik dan persamaan kontinuitas. Untuk tangki pendatar sederhana persamaan dasarnya terdiri dari persamaan kinetik :

L dv Z Cv 2 = g dt L

(11.1)

dan persamaan kontinuitas :

dz = Q fv dt

(11.2)

di mana

g= v= Z=

percepatan gaya tarikan bumi kecepatan aliran dalam saluran permukaan air dalam tangki pendatar atas dasar keadaan muka air pada waktu tidak ada beban (arah ke bawah adalah positif)

C = koefisien kehilangan tinggi terjun (loss of head) dalam saluran

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

F = luas penampang tangki pendatar Q = debit turbin air f = L= luas penampang saluran panjang saluran

Metoda-metoda Runge dan Runge-Kutta serta metoda yang merupakan perbaikan dari metoda-metoda tersebut diatas (misalnya metoda Takahata) dipakai untuk perhitungan integral numerik. Tetapi cara perhitungan semacam ini sulit ; akhirakhir ini pemecahannya dilakukan secara grafis dan komputer elektronik.

11.5

SALURAN PIPA TEKAN (PENSTOCK) Pipa tekan yang dipakai untuk mengalirkan air dari tangki atas (head tank) atau langsung dari bangunan pengambilan air ke turbin air disebut pipa pesat (penstock). Saluran pipa tekan adalah nama umum bagi dasar atau terowongan yang dipakai untuk menempatkan pipa pesat, blok angker (anchor block) dan pelana (saddle), yang akan menahan pipa pesat tersebut (Gambar 11.5). Apabila suatu pusat listrik dibangun di atas permukaan tanah, maka pipa pesatnya biasanya dipasang tanpa penutup sepanjang permukaan tanah. Sesuai dengan keadaan geografis dan geologi setempat pipa pesat ini dapat dipasang tanpa penutup atau dipasang dengan dibungkus beton dalam terowongan. Apabila pipa pesat ini dihubungkan dengan pusat listrik bawah tanah (underground), maka cara ini banyak dipergunakan. Kadang-kadang pipa pesat ini dipasang dalam tanggul, terutama dalam hal pusat listrik jenis bendungan (Gambar 11.6). Dewasa ini untuk pipa pesat biasanya digunakan pipa baja. Pipa-pipa dengan panjang 6 m dilas di tempat, kemudian dipasang. Bagian yang dilas harus diperiksa dengan sinar-X. Sampai sekarang dianut pendapat bahwa pipa baja bertekanan tinggi cocok untuk suatu rencana (design), meskipun masih ada persoalan mengenai pengelasannya. Akhir-akhir ini cara ini banyak dipakai karena kemajuan dalam teknik pengelasan. Bila pipa pesat dipasang dalam terowongan di pegunungan yang batuan dasar (bedrock) baik, maka dapatlah dibuat rencana tertentu sehingga pipa baja, batuan dan pembungkus beton merupakan satu kesatuan dalam menahan tekanan air. Karena itu dewasa ini metoda penanaman pipa seringkali dipakai karena pertimbangan ekonomisnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Di samping itu ada pula yang disebut pipa pesat yang bersimpati (banded pipe). Di sini dipakai metoda pemasangan cincin baja dengan cara mengerutkannya pada pipa baja. Hingga Sekarang masih ada kesulitan dalam hal pengerjaan termis (termal treatment) dari pipa baja jenis ini. Akan tetapi sebagai hasil penyelidikan dan pengembangannya di Perancis, Italia dan negara-negara lain, dewasa ini telah diketemukan cara yang disebut pipa-pipa yang bersimpai sendiri (selfhooped pipe). Caranya adalah dengan memberikan pra-tegangan (prestress) berupa tekanan (compression) pada pipa bagian dalam dan pra-tegangan berupa tarikan pada simpai tersebut. Cara ini lazim dipakai untuk pusat listrik dengan tinggi terjun yang besar. Dalam perencanaan pipa pesat harus diperhitungkan kemungkinan tekanan air yang terbesar dengan mengingat akan kenaikan tekanan yang disebabkan oleh gelombang dan pukulan air, disamping tekanan hidrostatis yang ada. Karena itu timbul persoalan mengenai besarnya peningkatan tekanan tersebut. Apabila kecepatan rambatan tekanan adalah m/s, panjang pipa pesat adalah L (m), waktu yang dibutuhkan untuk menutup sudu antar (guide vane) adalah T detik, maka akan diperoleh rumus-rumus berikut. Apabila
2L

T<

maka, menurut Joukovsky,7) peningkatan tekanan adalah (m) :


vm g

h =

(11.3)

Apabila

T>

2L

maka : menurut Allievi8)


NH H N 2 + 4N 2 2

h =

(11.4)

di mana

N= m gTH

Lv

(11.5)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

g = percepatan gaya tarikan bumi (m/s2) H = tekanan statis (m) vm = kecepatan aliran rata-rata dalam pipa pesat (m/s) Apabila garis-tengah pipa pesat itu berbeda-beda maka :
ln Q L An

vm =

(11.6)

di mana

Q = luas debit maksimum (m3/s) An = luas penampang dari setiap bagian pipa (m2) ln = panjang setiap bagian pipa pesat dengan garis-tengah tertentu (m)

Untuk turbin Francis nilainya adalah nilai pada taraf garis pusat sudu antar dan merupakan nilai yang terbesar. Nilai ini lambat laun berkurang sepanjang pipa pesat hingga menjadi nol pada tempat tangki pendatar. Di samping perhitungan kenaikan tekanan air secara grafis, juga dipakai metoda perhitungan numerik, metoda bertahap, dan lain-lain. Dalam hal pipa cabang terletak jauh dari turbin air atau bila ada tangki pendatar diferensial atau bila dipakai turbin pompa-balik (reversible pump turbine), maka perhitungan akan menjadi sangat sulit. Karena itu dewasa ini untuk perhitungan semacam itu dipergunakan pemecahan secara grafis dan dengan komputer elektronik.

Tebal pipa harus dihitung dengan memakai tekanan air maksimum pada tempat tersebut. Dalam hal ini harus ditambahkan 1,5 mm pada tebal pipa mengingat adanya korosi dan pengikisan (abrasion). Apapun hasil perhitungannya, tebal pipa minimum harus 6 mm. Hubungan antara tegangan tarik karena tekanan dalam dan tebal pipa untuk pipa yang ditempatkan diluar (exposed) adalah :9) = di mana
HD 2( t )

(11.7)

= tegangan (kg/cm2) H= tekanan air maksimum di tempat yang mendapat tekanan (kg/cm2)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

D= garis tengah bagian dalam dari pipa (cm) t = tebal pipa (cm) = cadangan tebal untuk korosi dan pengikisan (cm) untuk pipa yang ditanam hubungan itu dinyatakan oleh : = di mana
HD (1 ) 2( t )

(11.8)

= konstanta yang ditentukan oleh modulus elastisitas, koefisien tegangan, dan lain-lain dari pipa pesat beton, batuan, serta tebal dan garis tengah bagian dalam dari pipa pesat.

Blok angker dipasang pada bagian yang melengkung (atau berselang 120 150 m bila tidak ada bagian yang melengkung). Pelana (dengan jarak 6 12 m) dipasang pada sela-sela blok angker. Jadi, keduanya menyangga berat pipa dan air. Akhirakhir ini dipakai cincin pengaku (stiffener) yang dipasang di sekelilling pipa yang bergaris tengah besar ; pipanya disangga oleh sendi dua-titik (two point hinge). Cara dengan penyangga cincin pengaman ini sekarang sangat banyak digunakan. Fasilitas pipa pesat lainnya adalah katup pintu masuk (inlet valve) dari turbin air yang dipasang pada ujung pipa pesat ; katup udara dan pipa udara untuk menghindarkan keadaan hampa udara di dalam pipa untuk mengalirkan udara yang tinggal di bagian yang lengkung ; lubang kerja (manhole) untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan pada pipa pesat ; serta katup buangan air (drain valve) atau pipa buangan air (drain pipe) untuk mengeringkan bocoran air, dan lain sebagainya.

11.6

SALURAN BAWAH (TAIL RACE) Saluran bawah (tail race) adalah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang keluar dari turbin air, terus ke sungai atau ke laut. Saluran ini biasanya terdiri dari waduk awal (forebay) yang dihubungkan dengan pipa lepas (draft tube), saluran bawah dan pintu keluar (outlet). Namun, bagi pusat listrik bawah-tanah dengan saluran bawah yang panjang, ruang pendatar (surge chamber) atau tangki pendatar (surge tank) dibuat di sekitar titik mula terowongan saluran bawah (lihat 14.2). tangki awal hendaknya dibuat dengan lebar saluran yang cukup besar, sehingga tidak terjadi perubahan permukaan air yang menyolok bila ada

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

perubahan debit yang mendadak. Tangki ini juga bertugas menyalurkan air ke saluran bawah, setelah aliran air diatur terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran ini. Pintu (gate) pipa lepas umumnya dibuat di tempat pintu keluar pipa lepas atau di bagian pintu masuk (inlet) waduk awal, untuk pemeriksaan dan perbaikan turbin, pipa lepas dan lain sebagainya.

Saluran bawah banyak jenisnya, misalnya saluran terbuka, saluran tertutup, terowongan, dan lain sebagainya. Saluran ini sama dengan atau sedikit lebih besar daripada saluran atas (headrace), mengingat adanya kemungkinan perubahan mendadak dari debit turbin air. Dalam hal terowongan tanpa-tekan, digunakan penampang bentuk tapal kuda yang datar. Pada terowongan bertekan dipakai bentuk yang tidak begitu datar, tetapi yang bentuknya standar atau yang sejenis. Bila batuannya baik, terowongannya dapat diberi lapisan pada lantai dasarnya (invert) atau sama sekali tanpa lapisan. Pemilihan tempat untuk pintu keluar penting sekali. Bila tempat pintu keluar dibuat di sungai maka pintu ini harus aman terhadap banjir. Di samping itu harus dipilih tempat yang tidak akan merubah dasar sungai tersebut dan tidak akan menyebabkan bertimbunnya pasir terlalu banyak. Letak pintu keluar tidak pernah tertimbun pasir seluruhnya, muka air bawah sering menjadi tinggi dan kehilangan tinggi terjun (loss of head) menjadi besar karena timbunan pasir tersebut.

11.7

CONTOH PERHITUNGAN HIDROLIK Contoh 1 Air mengalir melalui pipa berdiameter 30 cm. Kehilangan tenaga tiap-tiap 1000 m adalah 5 m. Tinggi kekasaran pipa k = 0,15 mm. Kekentalan kinematik air v = 0,98 x 10-6 m2/d. Hitung debit aliran. Penyelesaian Rumus kehilangan tenaga Darcy-Weisbach :
L V2 D 2 Xg

hf = f

(11.9)

Dengan memasukkan karakteristik pipa dan aliran yang diketahui,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

5= f

1000 V 2 0,3 2x9,81

atau 0,02943 = fV2

Persamaan (11.9) terdiri dari nilai f dan V yang belum diketahui. Karena hanya ada satu persamaan yang mengandung dua bilangan tak diketahui, maka penyelesaian dari persamaan tersebut dilakukan dengan cara coba banding. Langkah pertama dicoba nilai f, yang dalam hal ini dilakukan dengan menganggap bahwa aliran adalah turbulen sempurna (Re besar). Dengan anggapan tersebut berarti bahwa nilai f hanya tergantung pada kekasaran relatif. Dengan menggunakan grafik Moody kemudian dihitung nilai f. Dari nilai f yang diperoleh tersebut kemudian dihitung kecepatan aliran V dengan menggunakan persamaan (11.9). Kemudian dihitung nilai Re dengan menggunakan nilai V yang telah diperoleh. Berdasarkan nilai Re tersebut dan kekasaran relatif kemudian dihitung nilai f. Nilai f tersebut dibandingkan dengan nilai f sebelumnya. Apabila bilai f f berarti telah diperoleh koefisien gesekan yang benar. Apabila f f maka hitungan diulangi lagi dengan prosedur seperti diatas sampai didapat nilai f f. Kekasaran relatif :
k 0,015 = = 0,0005 D 30

Dengan menggunakan grafik Moody (prosedur seperti dalam gambar dibawah) untuk nilai Re = 108 (dengan anggapan aliran turbulen sempurna, nilai Re adalah maksimum pada grafik moody) dan k/D akan diperoleh nilai f = 0,017. Substitusi nilai f = 0,017 ke dalam persamaan (11.9) akan didapat kecepatan aliran : V = 1,316 m/d dari nilai V yang telah didapat tersebut kemudian dicari nilai f (nilai f untuk iterasi kedua).
VD 1,316 x0,3

= 4,0 x10 5 Re = v = 6 0,98 x10

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Dengan menggunakan grafik Moody untuk nilai Re dan k/D didapat : f = 0,018 Kecepatan dihitung dengan rumus (1) : V = 1,279 m/d Iterasi dilakukan lagi untuk mendapatkan f.
V' D 1,279 x0,3 = = 3,9 x10 5 6 v 0,98 x10

Re =

k = 0,0005 D

didapat f = f, yang berarti telah didapat nilai f yang benar. Dengan nilai f tersebut diperoleh V = 1,279 m/d yang kemudian digunakan untuk menghitung debit aliran.
1 1 D 2 V = (0,3) 2 x1,279 = 0,09m 3 / d 4 4

Q = AV =

Jadi debit aliran adalah Q = 0,09 m3/d.

Contoh 2 Pipa horizontal AB dengan panjang 2000 m dan diameternya 50 cm menghubungkan waduk di ujung A dan mesin hidraulis (turbin) di ujung B. Muka air waduk adalah 60 m diatas ujung pipa A. Debit aliran adalah 500 l/d. Hitung daya turbin apabila efisiennya 90% dan koefisien gesekan f = 0,020. Penyelesaian Diameter pipa : D = 50 cm = 0,5 m

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Debit aliran : Q = 500 l/d = 0,5 m3/d Panjang pipa : L = 2000 m Tinggi energi total (status) : Hs = 60 m Koefisien gesekan : f = 0,02 Efisiensi turbin : = 90% Kehilangan tenaga pada pengaliran melalui pipa :
8fL g D
2 5

hf =

Q2 =

8 x0,020 x2000 gx (0,5)


2 5

(0,5) 2 = 26,44 m

Tinggi tekanan netto yang digunakan untuk memutar turbin : H = Hs hf = 60 26,44 = 33,56 Daya yang bisa dibangkitkan oleh turbin :
QH 0,5 x33,56 x1000 x0,9 = = 201,36 hp 75 75

P=

Contoh 3 Pipa pembawa (head race) dengan diameter 2,0 m dan panjang 3 km mengalirkan air dari waduk menuju surge tank (tangki pendatar air) yang berada didekat pabrik tenaga (power plant). Berapakah debit aliran apabila elevasi muka air di tangki pendataran air adalah 7 m dibawah elevasi muka air di waduk. Koefisien gesekan f = 0,02 Penyelesaian Diameter pipa : D = 2,0 m Panjang pipa : L = 3000 m Tinggi energi : H = 7,0 m Koefisien gesekan : f = 0,02

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Kehilangan tenaga selama pengaliran : H = hf =


8fL g 2 D 5 Q2

7=

8 x0,02x3000 g 2
2 5

Q 2 Q = 6,722 m2/d

Contoh 4 Sebuah pipa dari tuang (k = 0,00026 m) dengan D = 254 mm sesudah dipakai 5 tahun mempunyai kehilangan tenaga sebesar 7,35 m/km, untuk debit Q = 64 l/d (akibat gesekan). Berapa kehilangan tenaga setelah dipakai 10 tahun untuk debit Q = 78,8 l/d. Kekentalan kinematik dan percepatan gravitasi adalah vair = 1,12 x 10-6 m2/d dan g = 9,81 m/d2

Penyelesaian
Q 0,064

V= A = = 1,26 m/d (0,254 ) 2 / 4

Re = v = = 2,86 x 105 1,12 x10 6 hf =


L V2 D 2g

VD

1,27 x0,254

atau
hf .D2g LV
2

f=

7,35 x0,254 x2x9,81 1000 x(1,26 ) 2

= 0,023

Dengan grafik Moody untuk nilai Re dan f, didapat k5/D = 0,0017 ; atau k5 = 0,0017 x 0,254 = 0,00043 Dengan menggunakan persamaan (11.9) dihitung nilai : k5 = k0 + 5 Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

k5 k0 0,00043 0,00026 = = 0,000034 m/tahun 5 5

Tinggi kekasaran setelah pipa berfungsi 10 tahun : K10 = k0 + 10 = 0,00026 + 10 x 0,000034 = 0,0006
k 10 0,0006 = = 0,00236 D 0,254

V= A = = 1,516 m/d (0,254 ) 2 / 4

0,0768

Re =

1,516 x0,254 1,12 x10


6

= 3,44 x10 5

Berdasar nilai Re dan K0/D dan dengan menggunakan grafik Moody didapat f = 0,025. Kehilangan tenaga :
1000 (1,516 ) 2 = 11,53 m 0,254 2x9,81

hf = 0,025

Gambar 11.7 Diagram Moody untuk Koefisien Friksi menurut Darcy

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Anda mungkin juga menyukai