Anda di halaman 1dari 8

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA

PENGGUNAAN KENDARAAN DINAS PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi dan pelaksanaan pengelolaan barang daerah khususnya yang berupa Kendaraan Dinas agar penggunaannya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, perlu menetapkan Pedoman dan Tata Cara Penggunaan Kendaraan Dinas Pemerintah Propinsi Jawa Timur dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur. : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara 3952); 6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan Dan Tuntutan Ganti Rugi Barang Daerah ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nonmor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; 9. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur,Nomor 9 Tahun 2004. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN KENDARAAN DINAS PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR.
1

Mengingat

Dok. Informasi hukum-JDIH/2005

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur. 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 3. Instansi Pengelola adalah Badan / Dinas / Kantor / Biro / Lembaga di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan barang daerah. 4. Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset adalah Biro Perlengkapan dan Administrasii Asset Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur. 5. Pejabat Pemerintah adalah pejabat yang diangkat untuk menduduki suatu jabatan dalam struktur organisasi Pemerintahan baik struktural maupun fungsional. 6. Kendaraan Dinas adalah setiap kendaraan bermotor yang merupakan kekayaan Pemerintah Propinsi, baik roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) atau lebih. 7. Kendaraan pool adalah kendaraan operasional dinas yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan tamu, pelayanan karyawan atau kepentingan masyarakat. 8. Surat Penunjukan Penggunaan Kendaraan Dinas yang selanjutnya disingkat SPPKD adalah surat penunjukan pleh Pejabat yang berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil atas penggunaan kendaraan dinas oleh pegawai yang bersangkutan. 9. Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disingkat TPTGR adalah Tuntutan yang dikenakan kepada Pejabat Pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil yang karena perbuatannya melanggar hukum dan/atau melalaikan kewajibannya atau tidak 10. Pengguna adalah Pejabat dan atau Pegawai Negeri yang ditunjuk menggunakan kendaraan dinas dan memiliki SPPKD. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pedoman dan tata cara penggunaan kendaraan dinas dimaksudkan untuk memberikan acuan kepada satuan kerja dalam mengoperasionalkan guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pengelola dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan dan dilaksanakan seoptimal mungkin agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. (2) Penggunaan kendaraan dinas bertujuan : a. menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan ; b. meningkatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat; c. meningkatkan kwalitas hasil kerja ; d. menunjang pelaksanaan program Pemerintah Propinsi sesuai dengan visi dan misi unit kerja masing-masing. BAB III TATA CARA PENGGUNAAN Pasal 3 (1) Ketentuan dan tata cara penggunaan kendaraan dinas adalah sebagai berikut :
Dok. Informasi hukum-JDIH/2005 2

a. Kendaraan dinas dicatat dalam Daftar Inventaris Instansi Pengelola sebagai kekayaan Pemerintah Propinsi; b. Penggunaan kendaraan dinas didasarkan pada SPPKD ; c. Penggunaan Kendaraan Dinas hanya untuk keperluan Dinas ; d. Penggunaan kendaraan dinas harus dilakukan seoptimal dan seefisien mungkin ; e. Pengguna kendaraan dinas bertanggung jawab sepenuhnya, dan apabila terjadi kerusakan, kecelakaan kehilangan atau penyimpangan penggunaan diluar ketentuan dinas, maka akan diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; f. Pejabat Pemerintah/Pegawai Negeri Sipil karena tugasnya hanya dapat menggunakan 1 (satu) unit Kendaraan Dinas roda 4 (empat) atau 1 (satu) unit kendaraan dinas roda 2 (dua), kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Gubernur. g. Model SPPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum Pasal 4 Kendaraan Dinas berdasarkan fungsinya dibedakan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : a. Kendaraan dinas perorangan; b. Kendaraan dinas operasional perkantoran; c. Kendaraan dinas operasional lapangan Pasal 5 (1) Kendaraan dinas perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, merupakan kendaraan bermotor dinas perorangan milik Pemerintah Propinsi yang dipergunakan untuk pelaksanaan tugas Pejabat Pemerintah berupa sedan, jeep, Station wagon ; (2) Kendaraan dinas operasional perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, merupakan kendaraan bermotor dinas yang diperlukan oleh Unit/Satuan Kerja untuk melaksanakan tugas pokok terkait dengan pelaksanaan tugas dinas sehari-hari secara rutin dan digunakan secara bersama atau bergantian serta mengacu kepada kendaraan operasional yang multi guna, multi fungsi dan multi penumpang berupa sedan, jeep, station wagon, bus, sepeda motor, pick up, truck ; (3) Kendaraan dinas operasional lapangan sebagaimana dimaksud merupakan Kendaraan bermotor dinas milik Pemerintah Propinsi tugas lapangan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan tugas kebutuhan dan kondisi lapangan dapat berupa ambulance, bus, motor, sepeda motor. Pasal 6 (1) Kepala Instansi Pengelola dalam menerbitkan SPPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b harus memperhatikan klasifikasi dan fungsi kendaraan. (2) Kendaraan Dinas Operasional yang dipergunakan untuk pool, SPPKD diatasnamakan Sub Bagian Perlengkapan / Umum pada Instansi Pengelola atau Pejabat struktural yang menangani pengoperasian Kendaraan Dinas dan segala tanggung jawab menjadi beban Pejabat yang bersangkutan. (3) Kendaraan Dinas Operasional yang tidak dipergunakan untuk pool, SPPKD diatasnamakan masing-masing Pengguna. Pasal 7 (1) Sebelum SPPKD untuk Kendaraan Operasional Dinas diterbitkan, Calon Pengguna Kendaraan Dinas, kecuali untuk kendaraan pool, diwajibkan memberikan Surat Pernyataan
Dok. Informasi hukum-JDIH/2005 3

dalam Pasal 4 huruf c, yang dipergunakan untuk pokok dan fungsi sesuai truck, micro bus, perahu

kesanggupan mentaati ketentuan penggunaan kendaraan dinas diatas meterai secukupnya. (2) Pernyataan Kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan ke Biro Umum Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur atau Sub Bagian Perlengkapan/Umum/unit yang membidangi pada Instansi Pengelola, dengan dilampiri: a. foto copy surat identitas (SIM / KTP ); b. SK Terakhir / Jabatan ; c. pas foto berwarna ukuran 3X4 sebanyak 3 lembar. (3) Model Surat Pernyataan Kesanggupan dari calon pengguna kendaraan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran B Pasal 8 (1) Pengguna yang ditunjuk menggunakan kendaraan dinas diberikan Kartu Pengguna Kendaraan (KPK) yang diterbitkan oleh Gubernur sesuai SPPKD dari Kepala Instansi sebagai identitas penggunaan kendaraan dinas. (2) KPK wajib dibawa oleh Pengguna Kendaraan Dinas apabila menggunakan kendaraan dinas tersebut. Pasal 9 (1) SPPKD untuk Kendaraan Dinas berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang. (2) SPPKD untuk Kendaraan Dinas tidak berlaku apabila : a. pengguna dipindahkan ke Instansi lain atau jabatan lain, terhitung mulai tanggal (TMT) Surat Keputusan tentang alih tugas jabatan pejabat/pegawai yang bersangkutan ditetapkan dan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah serah terima jabatan harus menyerahkan kendaran yang digunakannya kepada Kepala Instansi Pengelola. b. pengguna yang sudah pensiun, terhitung mulai tanggal (TMT) Pensiun dan selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal pensiun harus menyerahkan kendaran yang digunakannya kepada Kepala Instansi c. Pengguna yang meninggal dunia, terhitung sejak tanggal kematian dan selambatlambatnya 2 (dua) bulan setelah tanggal kematian pegawai yang bersangkutan, maka Duda/Janda/Ahli waris pengguna yang bersangkutan harus menyerahkan kendaraan yang digunakannya kepada Kepala Instansi Pengelola. Pasal 10 (1) Pencabutan SPPKD dilakukan oleh Pejabat yang menerbitkan SPPKD. (2) Pencabutan SPPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila pengguna yang bersangkutan : a. tidak pernah menggunakan untuk keperluan dinas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut setelah menerima SPPKD. b. memindahtangankan pada orang lain yang tidak berhak. c. melanggar peraturan lalu lintas yang mengakibatkan tindak pidana.

Pasal 11 (1) Bagi pengguna yang karena kelalaiannya terjadi kehilangan kendaraan dan atau terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kendaraan rusak ringan/sedang/berat, maka: a. yang bersangkutan akan dikenakan TPTGR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; b. tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan dinas kembali / mendapat SPPKD yang baru selama proses TPTGRnya belum selesai; c. dapat dikenakan sanksi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Dok. Informasi hukum-JDIH/2005 4

(2) Terhadap kendaraan dinas yang telah hilang, dokumen kepemilikannya wajib dikembalikan kepada Gubernur cq. Kepala Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset untuk dimusnahkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Penggunaan Kendaraan Dinas yang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Gubernur ini agar menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur ini. Pasal 13 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Propinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya tanggal 13 Juni 2005

NUR JAWA TIMUR

DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TGL 13-6-2005 No. 21 Th 2005/E1

AM UTOMO. S

Dok. Informasi hukum-JDIH/2005

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWATIMUR TANGGAL : 13 JUNI 2005 NOMOR : 21 TAHUN 2005

A. SURAT PENUNJUKAN PEMEGANG KENDARAAN DINAS Nomor: ...........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini Nama NIP Jabatan Alamat

: : : : : MENUNJUK

Pegawai Negeri Sipil dengan identitas sebagaimana tercantum dalam kolom 2,3,4 lampiran surat penunjukan ini, sebagai pemegang/penanggung jawab kendaraan dinas inventaris Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang dikelola oleh Dinas/Badan/Kantor/Biro/Lembaga dengan data kendaraan sebagaimana tercantum dalam kolom 5,6,7,8,9,10 lampiran Surat Penunjukan ini. Penunjukan pemegang/penanggung jawab kendaraan dinas dilaksanakan dengan ketentuan: PERTAMA : Sebagai pemegang/penanggungjawab kendaraan dinas dimaksud diwajibkan : 1. Memelihara dan merawat kendaraan dimaksud agar selalu dalam keadaan baik dan siap pakai. 2. Mempergunakan dan mengoperasikan kendaraan dimaksud sematamata hanya untuk keperluan dinas. 3. Melaporkan kepada Pejabat yang menunjuk, apabila kendaraan dimaksud memerlukan perbaikan. 4. Bertanggung jawab terhadap kehilangan, kerusakan berat dan atau akibat kecelakaan. 5. Menyerahkan/mengembalikan kepada Pejabat yang menunjuk, apabila terjadi mutasi, keluardari unit/satuan kerja serta pensiun. KEDUA : : Sebagai pemegang/penanggung jawab kendaraan dinas dimaksud 1. 2. 3. 4. dilarang

Meminjamkan kendaraan dimaksud kepada pihak lain. Mempergunakan dan mengoperasikan kendaraan dimaksud untuk keperluan lain selain keperluan dinas. Menjadikan kendaraan dimaksud sebagai jaminan hutang. Membiarkan kendaraan dimaksud tidak terpelihara (diterlantarkan ) diletakkan dilokasi yang tidak aman atau kurang terlindung.

KETIGA : Pemegang/Pemakai kendaraan dinas bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kendaraan dimaksud, sehingga apabila terjadi kerusakan, kehilangan atau penyimpangan penggunaan diluar ketentuan dinas, akan dipropses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian Surat Penunjukan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.

Surabaya,
Dok. Informasi hukum-JDIH/2005 6

................................... Kepala Dinas/Badan/Lembaga (..) Tembusan : Yth. Sdr, ..

LAMPIRAN LAMPIRAN SURAT PENUNJUKAN PEMEGANG KENDARAAN DINAS TANGGAL : NOMOR :


JENIS KENDARA AN MERK, TYPE NOMOR POLISI Tahun NOMOR Pembuata n RANGKA NOMOR MESIN KETERA N CAN

No

Nama

Nip

JABATAN

FUNGSI

10

11

12

Surabaya, .............................. Kepala Dinas/Badan/Lembaga (..)

Dok. Informasi hukum-JDIH/2005

B. SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : NIP : Pekerjaan / Jabatan : Alamat Rumah : MENYATAKAN 1. 2. Bahwa saya akan mematuhi/mentaati segala ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam surat penunjukan pemegang kendaraan dinas. Apabila terjadi mutasi/keluar dari Unit/Satuan Kerja atau sebab-sebab lain yang berkaitan dengan pemegang/penanggung jawab kendaraan dinas, maka saya berkewajiban menyerahkan kembali tanpa harus diminta kepada Unit/Satuan Kerja. Demikian pernyataan ini saya buat untuk menjadi periksa dan seperlunya. Surabaya,.. Yang membuat pernyataan

Mengetahui Kepala Dinas/ Badan/ Lembaga Tehnis/ Kantor/ Biro

... NIP....

NIP

GUBENRNUR JAWA TIMIUR


DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TGL 13-6-2005 No. 21 Th 2005/E1

ttd IMAM UTOMO.S

Dok. Informasi hukum-JDIH/2005

Anda mungkin juga menyukai