Diza TAPE
Diza TAPE
1.1 Latar Belakang Masalah Singkong (manihot esculenta) merupakan salah satu tanaman pangan di dunia. Pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Singkong dapat dibuat menjadi tape, namun apakah tape dari singkong tersebut dapat dikonsumsi? Tape adalah jenis panganan yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi). Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi, agar singkong dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Apakah itu benar? Penulis akan mencoba untuk membuat tape dari singkong. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan Apakah ragi berpengaruh terhadap pembuatan tape? 1.3 Tujuan Penelitian Percobaan dan penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh ragi dalam pembuatan tape. 2. Untuk meningkatkan kualitas siswa dalam melakukan penelitian. 3. Menambah wawasan , pengetahuan dan pengalaman. 1.4 Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternative, dimana pemberian ragi pada singkong berpengaruh terhadap singkong sehingga dapat menjadi tape.
Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro & Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan satu spesies Rhizopus, serta khamir Pichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976), Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis dan Saccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar 2003). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.
BAB IV LAMPIRAN
4.1 Foto saat melakukan Percobaan
Daun Pisang
Singkong
Kupasan Singkong
Ragi butiran
Ragi Halus
Pendinginan Singkong
Pengolesan Ragi