Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PENGENALAN ALAT DAN RUANG LABORATORIUM

Disusun Oleh: Nama NIM Kelompok Asisten : Istnaini Zakiyyah Darajah : 115040201111048 : Jumat, 09.15 : Nilam Pranisa

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bioteknologi mempunyai pengertian penerapan prinsipprinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya sehingga menghasilkan barang dan jasa. Tidak hanya itu saja, dengan adanya bioteknologi dapat menghasilkan produk-produk yang memberikan keuntungan. Produk yang dihasilkan yaitu produk minuman hasil fermentasi, wine, yogurt, kefir dan produk makanan lainnya seperti tempe, tahu, oncom, tape, yang dihasilkan dari pemanfaatan agensia jasad hidup. 1.2 Tujuan a. Untuk memahami pengertian bioteknologi tanaman b. Untuk mengetahui peran bioteknologi bagi pemuliaan tanaman c. Untuk mengetahui dan memahami pembagian ruangan laboraturium d. Untuk memahami standar keselamatan di Laboratorium Bioteknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bioteknologi Tanaman a. Bioteknologi mempunyai pengertian penerapan prinsipprinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya sehingga menghasilkan barang dan jasa. (Yuwono, 2008) b. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lainlain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa (Anonymousa, 2012) 2.2 Peran bioteknologi Bagi Pemuliaan Tanaman Perkembangan dan kemajuan teknologi yang dicapai dalam bidang molekuler telah melahirkan dan mengembangkan teknologi rekombinan DNA atau yang dikenal dengan sebutan rekayasa genetik. Rekayasa genetik atau rekombinan DNA merupakan suatu kumpulan tekhnik-tekhnik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan melipatgandakan suatu fragmen dari material genetik (DNA) dalam bentuk murninya. Oleh sebab itu, bioteknologi mempunyai peran bagi pemuliaan tanaman, yaitu diantaranya: o Untuk menghasilkan tanaman kebal terhadap serangan insekta. o Merekayasa tanaman sebagai pembunuh serangga. o Mempermudah pengelolaan pangan. (Susilowarno, 2009) 2.3 Pembagian Ruangan Laboratorium Bioteknologi Standar Internasional Laboratorium bioteknologi pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian ruang persiapan media dan bahan

tanam, kemudian ruang inkubasi atau penanaman dan ruang penyimpanan eksplan yang sudah ditanam atau sedang dalam proses penanaman. a. Ruang Persiapan Media dan Bahan Tanam Di dalam ruang pesiapan ini ditempatkan bahan kimia, air suling, alat-alat dari gelas, alat steril yaitu autoclave dan microwave/oven. Hot place dan magnetik stirer untuk memasak media agar pH meter untuk mengukur keasaman media. Timbangan 5 desimal dan 2 desimal. Refrigerator dan freezeer diperlukan untuk menyimpan media yang belum diapakai (stock solution) dan hormon zat tumbuh (ZPT). Rak tempat tabung dan kereta untuk mengangkut media dari ruang satu ke ruang dua (Wardiati, 1998). b. Ruang Inokulasi Di dalam ruang ini disediakan transfer box/Laminar Air Flow Cabinet (LAF) yang dapat disterilkan dengan Lampu Ultra Violet (LUV). Ruang disini harus bersih dan nyaman untuk bekerja, karena kunci terletak pada kepandaian/kerapian waktu inokulasi. Bahan yang harus tersedia ialah alkohol, formalin, kertas tissue, dissecting set, lampu spirtus atau bunsen burner dan sprayer, botol plastik, mikroskop stereo juga harus tersedia untuk mengisolasi meristem apeks, tepung sari atau mengamati pertumbuhan organ. (Wardiati, 1998) c. Ruang Penanaman Ruang penanaman ini merupakan ruangan yang dipakai untuk perkembangbiakan dengan membutuhkan syaratsyarat tertentu. Harus ada Air Conditioner (AC) untuk mengatur suhu, kelembaban dan sirkulasi udara. Cahaya pada umumnya memerlukan intensitas antara 1000-3000 lux dengan panjang hari 12-16 jam. Untuk penggunaan media cair disediakan pengocok (shacker) dengan gerak berputar (centrifugal) atau bolak-balik (reciprokal). Rak-rak dari besi untuk meletakkan tabung-tabung yang berisi tanaman yang sedang dibiakkan. Setiap tingkatan rak diberi lampu TL 40

watt dengan sinar putih untuk setiap luasan 1 m2. Jumlah lampu disesuaikan dengan kebutuhan karena setiap spesies tanaman memerlukan intensitas cahaya yang berbeda-beda, dengan kisaran 1000-3000 lux. Suhu optimal yang umumnya dipakai antara kisaran 60-85%, namum dengan pemberian AC maka kelembaban bisa ditekan menjadi 60 % atau kurang sehingga memperkecil kemungkinan berkembangnya jamur atau bakteri (Wardiati, 1998). 2.4 Standar Keselamatan di Laboratorium Bioteknologi Terdapat beberapa standard keselamatan yang harus diperhatikan di dalam Laboratorium Bioteknologi, diantaranya adalah: a. Rencanakan atau menduga tentang potensi akan terjadinya bahaya yang terkait sebelum memulai eksperimen atau percobaan. b. Mempersiapkan rencana untuk menangani limbah yang dihasilkan di laboratorium sebelum memulai pekerjaan apapun. c. Membatasi paparan/bersentuhan dengan bahan kimia. Jangan sampai bahan kimia laboratorium bersentuhan dengan tubuh dan menggunakan perlindungan diri seperti masker dan sarung tangan. d. Jangan menganggap remeh resiko yang dapat terjadi. e. Menggunakan bahan dan alat seperlunya f. Bersiaplah terhadap kecelakaan sebelum memulai eksperimen, ketahui terlebih dahulu tindakan-tindakan tertentu yang harus diambil jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak sengaja dan ketahui letak semua peralatan keselamatan. g. Bersiaplah memberikan tindakan darurat dasar, selalu beritahukan aktivitas anda kepada teman /rekan anda agar mereka dapat menanggapi secara tepat. h. Merapikan kembali alat-alat yang digunakan ke tempat semula. (Iqbal, 2008)

BAB III HASIL 3.1 Alat No Gambar Alat 1.

Nama Alat mikropipet

Keterangan+Fungs i alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat.

Anonymousb, 2012 2. Timbangan analitik untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Untuk mencampurkan larutan/bahan, untuk sterilisasi.

3.

mikrowave

4.

Inkubator

Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.

5.

Oven

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah. Untuk mengukur volume larutan

6.

Gelas Ukur

7.

Beaker Glass

Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan.

8.

Erlenmeyer

Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan. Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi. Untuk meletakkan dan menimbang zat (padat).

Labu Ukur

10

Cawan Petri

11

Mortar

Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan

12

Stirrer

13

Elektroforesi s

14

Polymerase chain reaction

perbedaan migrasinya sebuah listrik Untuk DNA

tingkat dalam medan isolasi

Anonymousc, 2012. ALAT-ALAT DI LABORATURIUM (Dokumentasi): 1. Vortex 2. Mikro pipet

3. Timbangan Analitik

4. Mikrowave

5. Inkubator

6. Oven

7. Erlemenyer

8. Tabung Ukur

9. Beaker Glass

10. Cawan Petri

11. Mortar

12. Kulkas

3.2 Ruangan Laboratorium a. Ruang Persiapan Ruang persiapan atau dapat juga disebut ruangan pembuat media, digunakan sebagai tempat persiapan awal dimana kita menyiapkan media kultur dan bahan tanam yang akan digunakan. Tempat ini juga digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat gelas yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Persiapan yang dilakukan di ruangan ini meliputi penimbangan bahan, penuangan ke dalam wadah kultur dan sterilisasi (Wardiati, 1998). b. Ruang Inkubasi Ruangan ini harus dijaga kebersihannya dan sebisa mungkin dihindarkan dari orang yang tidak berkepentingan. Di tempat ini terdapat botol ukur yang biasanya disusun pada rak-rak terbuka dan umumnya lapisan susunan berkisar antara 40-50 cm dan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pemeriksaan kultur. Penempatan botol kulutr didalam ruang inkubasi diatur pada setiap tingkat rak dengan jarak antar botol sekitar 3-5 cm (Wardiati, 1998).

c. Ruang Kultur Ruangan ini merupakan ruangan yang bersifat aseptik. Di dalam ruangan ini dilakukan kegiatan isolasi yang meliputi pengambilan tanaman. Sterilisasi dan penanaman eksplan media. Ruangan ini wajib bebas dari debu atau semacamnya serta hewan kecil yang masuk dari ruangan lain. Pintu masuk diusahakan selalu ditutup dan diusahakan menggunakan Air Conditioner (AC). Antara ruang transfer dengan ruang kultur ini perlu dibersihkan dengan bahan pembersih dan penghilang kuman agar kesteriliannya tetap terjaga (Wardiati, 1998).

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Bioteknologi mempunyai pengertian penerapan prinsipprinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponenkomponennya sehingga menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi mempunyai peran bagi pemuliaan tanaman, yaitu diantaranya: o Untuk menghasilkan tanaman kebal terhadap serangan insekta. o Merekayasa tanaman sebagai pembunuh serangga. o Mempermudah pengelolaan pangan.

4.2 Kritik dan Saran Materi dan format laporan sudah cukup baik

DAFTAR PUSTAKA Anonymousa, 2012. Bioeteknologi [Online] Diakses di http://ooneet.blogspot.com/2010/06/bioteknologi-adalahcabang-ilmu-yang.html Anonymousb, 2012. Mikropipet [Online] Diakses di http://lansida. blogspot.com/2010/10/cara-menggunakan-micropipet.html Anonymousc, 2012. Alat dalam Laboraturium [Online]. Diakses di http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alatdalam-laboratorium/ Iqbal, Hanafi, 2008. Bioteknologi. UB Press. FMIPA UB. Malang. Susilowarno, G.R., 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA. Grasindo:Jakarta. Wardiati, Tantowi., 1998. Alat-Alat Kimia. UGM Press. Yogyakarta. Yuwono, Triwibowo, 2006. Bioteknologi Pertanian. UGM Pess Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai