Anda di halaman 1dari 10

PROSES MEMBACA DASAR (BASIC READING PROCESSES)

Membaca tampak begitu sederhana untuk orang dewasa yang kompeten namun tidak demikian halnya bagi kebanyakan anak, dimana membaca merupakan tugas yang

menantang bagi mereka (Rayner et al., 2001). Terdapat sejumlah variasi tugas kognitif yang kita lakukan ketka membaca sebuah paragraf. Membaca memerlukan banyak proses kognitif, misalnya: Kita harus mengenali huruf, menggerakkan bola mata (saccadic), menggunakan memori kerja untuk mengingat materi dari kalimat yang sedang diproses, dan mengingat materi sebelumnya yang disimpan dalam memori jangka panjang dan pendek. Kita juga perlu menggunakan metacomprehension untuk memahami bacaan. Dalam beberapa kasus, kita juga harus membangun mental imagery untuk mewakili adegan aksi dalam bagian yang sedang dibaca. Selain itu, membaca juga berhubungan dengan memori semantik, skema, dan skrip ketika kita mencoba untuk memahami sebuah bacaan. Membaca adalah kegiatan penting yang melibatkan proses kognitif yang kompleks, namun biasanya kita tidak menyadari banyaknya proses kognitif yang diperlukan untuk bisa membaca (Gorrell, 1999). Umumnya kita membaca dengan efisiens sekitar 250 sampai 300 kata per menit (Rayner, 1998; Wagner& Stanovich, 1996). Satu alasan tambahan kenapa anda harus memiliki keterampilan membaca, karena ini merupakan sesuatu yang penting. Di dalam Bahasa Inggris, kita tidak mempunyai koresponden satu persatu antara tulisan abjad dan bunyi suara. Lafal yang tidak teratur ini mengakibatkan bahasa Inggris lebih sulit daripada bahasa lain seperti Spanyol (Rayner et al., 2003). Sebagian besar penelitian psikolinguistik meneliti orang yang bahasanya adalah bahasa Inggris. Oleh karena itu kita tidak bisa menggeneralisasi penelitian ini untuk pembaca Spanyol atau pembaca yang bahasanya menggunakan simbol untuk mewakili kata-kata. Hal ini dapat dilihat pada demonstrasi 9.5.

Demonstrasi 9.5 Perhatikan bahwa huruf-huruf alfabet tidak memiliki koresponden satu per satu dengan bunyi ucapan Masing-Masing kata di bawah ini mempunyai cara pengucapan yang berbeda-beda untuk urutan tulisan ea. Baca tiap kata dengan keras dan perhatikan variasi fonem yang dapat

diproduksi dengan dua huruf tersebut. beauty create heard seance bread deal knowledgeable bear clear great react dealt

Seperti yang sudah anda demontrasikan, urutan 2-huruf dapat dilafalkan dalam 12 cara yang berbeda. Masing-masing fonem di dalam bahasa Inggris dapat dieja dengan berbagai cara. Kembali ke daftar kata-kata diatas dan coba kata lain yang mempunyai ejaan fonem berbeda. Sebagai contoh, fonem ea (u) dalam beauty seperti fonem iew dalam view. Sumber: underwood & Batt, 1996

Mari kita mulai bagian proses membaca dasar ini dengan membandingkan bahasa tulisan dengan bahasa lisan. Topik berikutnya kita akan membahas gerak mata saccadic, yang memungkinkan anda untuk menggerakkan mata ke tempat baru dalam suatu paragraf. Kemudian kita akan menyelidiki bagaimana menemukan arti dari suatu kata yang tidak familiar. Kita juga akan melihat bagaimana memori kerja berperan dalam membaca, dan kemudian kita akan memaparkan teori tentang pengenalan kata. Bagian akhir bab ini, menjelaskan cara memproses, menguji bagaimana kita memahami unit bahasa yang lebh besar sebagai kalimat dan sejarah bahasa tulis dan berbicara.

Membandingkan Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan Ketika kita mengalihkan fokus dari bahasa lisan ke bahasa tulisan, kita harus membahas bagaimana perbedaan aktivitas kognitif yang berlangsung pada keduanya (Cornoldi& Oakhiu, 1996A ; Ferreira & Anes, 1994, Underwood & Batt, 1996). 1. Membaca bersifat visual dan berhubungan dengan ruang sedangkan suara adalah auditori dan berhubungan dengan waktu.

2. Pembaca dapat mengendalikan tingkat maukan, sedangkan pendengar pada umumnya tidak bisa. 3. Pembaca dapat scan-ulang maukan tertulis, sedangkan pendengar harus

mempercayakan pada memori kerja. 4. Menulis adalah relatif standar dan bebas dari kesalahan, sedangkan variabilitas, kesalahan, pengucapan yang keliru, dan stimulus interferensi sangat umum terjadi dalam bahasa lisan. 5. Menulis memperlihatkan batasan-batasan terpisah antara kata-kata, sedangkan suara tidak. 6. Menulis terbatas pada kata-kata pada suatu halaman, sedangkan suara dillengkapi oleh isyarat auditori tambahan seperti penekanan kata dan variasi suara yang memperkaya pesan linguistik. 7. Anak-anak membutuhkan pengajaran yang kompleks untuk menguasai bisa bahasa tertulis sementara mereka dapat belajar bahasa lisan dengan sangat mudah. 8. Orang dewasa yang dapat membaca cenderung lebih cepat dalam mempelajari kata-kata baru ketika kata-kata tersebut muncul dalam bentuk tertulis, bukan bentuk lisan.

Seperti yang anda bayangkan, karakteristik bahasa tulis memiliki implikasi penting untuk proses kognitif kita. Sebagai contoh, gerak mata kita harus menyapu ke seberang halaman untuk menerima informasi. Sebagai tambahan, kata-kata pada suatu halaman dapat bercerita ketika kita ingin mengerti jalan cerita dalam sebuah buku, kelebihan yang jarang kita dapatkan dalam bahasa percakapan. Meskipun ada perbedaan antara bahasa lisan dan tertulis, namun, kedua proses mengharuskan kita untuk memahami kata-kata dan makna dari suatu kalimat. Bahkan, penelitian tentang perbedaan individu menyoroti adanya kesamaan antara dua proses pemahaman tersebut. Untuk orang dewasa, skor pada tes pemahaman bacaan sangat berkorelasi dengan skor pada tes pemahaman lisan, biasanya, korelasinya adalah sekitar + .9 O (Rayner et al, 2001.).

Menemukan makna kata yang tidak familiar Konteks akan membantu kita dalam pengenalan visual pada huruf dan pengenalan auditori pada fonem. Konteks juga membantu kita mengenali kata-kata. Secara khusus, kita akan melihat kata-kata yang familiar lebih akurat ketika kata tersebut tertanam dalam konteks kalimat yang bermakna (Rayner et al., 2003). Konteks juga membantu kita untuk memahami kata yang bermakna ambigu.

Konteks juga sangat penting ketika orang-orang ingin menemukan maksud dari kata-kata yang tidak familiar (Rayner et al., 2003). Cobalah demonstrasi 9.6 sebagai contoh sebuah wacana yang dipakai oleh Stenberg dan Powell (1983) dalam penelitiannya sebagai pembanding bahasa.

Demonstrasi 9.6 Menggambarkan arti sebuah kata dari konteks

Baca paragraf di bawah. Kemudian definisikan dengan tepat dua kata yang ditulis miring.

Two ill-dressed peoplethe one a tired woman of middle years and the other a tense young mansat around a fire where the common meal was almost ready. The mother, Tanith, peered at her son through the oam of the bubbling stew. It had been a long time since his last ceilidh and Tobar had changed greatly; where once he had seemed all legs and clumsy joints, he now was well-formed and in control of his hard, young body. As they ate, Tobar told of his past year, re-creating for Tanith how he had wandered long and far in his quest to gain the skills he would need to be permitted to rejoin the company. Then all too soon, their brief ceilidh over, Tobar walked over to touch his mother's arm and quickly left.

Dua orang sakit, seorang wanita separuh baya terlihat lelah dan yang lain adalah laki-laki muda yang duduk di dekat api sambil menyiapkan makanan. Ibunya, Tanith memandang putranya dengan tajam melalui oam rebusan yang mendidih. Sudah sejak lama dia ceilidh dan Tobar yang sudah sangat berubah, nampak semua kakinya dan sendinya kaku, dia kelihatan lebih baik sekarang dan dia dapat mengontrol dirinya dengan kuat, badannya yang muda. Ketika mereka makan, Tobar mengenang masa lalunya, mengatakannya pada Tanith bagaimana dia telah mengembara dan melakukan penyelidikan yang jauh untuk memperoleh keahlian yang diperlukannya saat dia diijinkan bergabung pada perusahaan. Kemudian dengan segera, secara singkatnya mereka ceilidh, Tobar berjalan kemudian menyentuh lengan ibunya dan cepat meninggalkannya. Sumber : dari Stenberg & Powell, 1983.

Sternberg dan Powell mengatakan bahwa konteks dapat memberikan beberapa macam informasi isyarat tentang arti kata yang tidak diketahui. Misalnya, konteks dapat membantu kita memahami kapan dan di mana item ini diketahui terjadi. Perhatikan kalimat berikut.

At dawn, the blen arose on the horizon and shone brightly


(Waktu fajar menyingsing, terbitlah blen di kaki langit dan bersinar sangat terang)

Kalimat ini mengandung beberapa isyarat yang memudahkan pembaca untuk menyimpulkan arti dari kata blen. Sebagai contoh kalimat At dawn (waktu fajar) memberikan isyarat tentang waktu munculnya blen. Kata arose (terbit) menjelaskan bahwa blen adalah sesuatu yang bergerak atau berpindah. Isyarat ini dan pengalaman yang dimiliki akan memudahkan pembaca untuk mengerti bahwa kata blen adalah sinonim dari kata yang umum kita kenal yaitu matahari. Isyarat kontekstual akan sangat berguna terutama jika kata yang tidak dikenal muncul dalam konteks yang berbeda. Menurut penelitian, kata-kata yang muncul dalam konteks yang mengandung banyak isyarat yang berbeda lebih mungkin dijelaskan secara akurat (Sternberg & Powell, 1983). Seperti yang mungkin anda harapkan, para siswa Stenberg dan Powell menunjukkan perbedaan individu yang besar dalam kemampuan mereka untuk menggunakan isyarat dan memberikan definisi akurat untuk kata-kata yang tidak familiar. Para siswa yang pintar pada tugas ini ditemukan memiliki skor yang tinggi pada test kosakata, pemahaman membaca dan kecerdasan umum. (Pada demonstrasi 9.6 oam berarti uap air dan ceilidh berarti suatu kunjungan)

Membaca dan Memori kerja Memori kerja memainkan peran penting selama proses membaca (Carpenter et al, 1995;. Carroll, 2004, Martin, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca yang memiliki rentang memori kerja yang relatif besar secara cepat dapat memproses kalimat ambigu (Miyake et al., 1994). Selain itu, orang dengan bentang memori kerja yang besar sangat terampil dalam membaca bagian yang sulit dan memecahkan masalah verbal yang kompleks (Haarmann et al, 2003; Long et al., 2006). Memori kerja juga membantu kita untuk memahami kalimat rumit (Carpenter et al, 1994, 1995; et al., 1996; Martin, 2007). Orang yang dapat mempertahankan banyak item dalam memori tentang kalimat yang tak terurai akan mempunyai pemahaman lebih cepat dan akurat dalam kalimat kompleks seperti "The reporter whom the senator attacked admitted the error. Proses kognitif tidak berjalan dengan sendirinya. Kemampuan membaca sangat tergantung pada kemampuan kognitif lainnya, seperti memori kerja.

Dua cara dalam membaca Sejauh ini, pengujian proses membaca dasar menekankan pada gerak mata saccadic dengan cara meneliti satu baris teks, cara kita menemukan arti dari suatu kata tidak familiar, dan peran memori kerja dalam membaca. Sekarang, bagaimana cara kita memperhatikan suatu pola huruf dan benar-benar mengenali kata itu? Selama beberapa dekade, para peneliti berdebat apakah pembaca benar-benar "mengeluarkan suara" pada saat membaca sebuah kalimat. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa pembaca selalu mengeluarkan suara pada saat membaca, dan peneliti lain menyimpulkan bahwa tidak semua orang membaca dengan mengeluarkan suara. Pada era selanjutnya, berekembang beberapa hipotesis berbeda yang mampu menjelaskan bagaimana pembaca mengenali kata-kata yang tertulis pada saat mereka membaca untuk dirinya sendiri. 1. Terkadang anda membaca sebuah kata dengan pendekatan direct-access dimana pembaca dapat mengenali suatu kata yang ditulis/tercetak dengan langsung. 2. Di lain waktu, anda membaca sebuah kata melalui pendekatan indirect-access dimana anda mengenali sebuah kata secara tidak langsung dengan cara mengucapkan kata tersebut. Anda harus menerjemahkan tinta (tulisan) pada halaman kertas ke dalam bentuk bunyi sebelum anda dapat mengenali dan mengetahui makna dari kata tersebut (Rayner et al., 2003; Treiman et al., 2003). Perhatikan mengapa proses kedua adalah tidak langsung. Menurut penjelasan ini, Anda harus melalui langkah menengah yang mengubah stimulus visual menjadi stimulus fonologis (suara). Apakah Anda menggunakan langkah menengah ketika Anda membaca?. Ketika Anda membaca kalimat ini, misalnya, apakah Anda membunyikan kata-kata tersebut? Mungkin bibir anda tidak benar-benar bergerak ketika Anda membaca, dan Anda tidak mengucapkan/membunyikan kata-kata tersebut dengan keras. Tapi apakah Anda memiliki citra pendengaran dari apa yang Anda baca? Mari kita membahas penelitian yang mendukung masing-masing rute. Kemudian kita akan mempertimbangkan implikasinya dalam mengajar membaca kepada anak-anak. Penelitian tentang Pendekatan Dual-Route. Kita akan mulai dengan sebuah studi klasik yang mendukung pendekatan direct-access. Ini menunjukkan bahwa orang dapat mengenali kata secara visual, tanpa memperhatikan bunyi kata. Bradshaw dan Nettleton (1974) menunjukkan pasangan kata-kata yang mirip dalam hal ejaan tetapi berbeda dalam suara kepada partisipan, seperti mown-down, horse-worse, dan quart-part. Pada satu kondisi, peserta diminta untuk membaca kata pertama tanpa dibunyikan dan kemudian mengucapkan

kata kedua dengan suara keras. Sekarang, jika mereka telah menerjemahkan pasangan anggota pertama dalam bentuk suara, bunyi dari kata mown akan mengganggu pengucapan kata down. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta mengalami ragu-ragu pada saat mengucapkan kata kedua. Temuan ini dan penelitian serupa lainnya menunjukkan bahwa kita mengucapkan masing-masing kata selama membaca normal (Coltheart, 2005). Sekarang mari kita beralih kepada penelitian pendekatan indirect-access. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kita sering menerjemahkan rangsangan visual menjadi bunyi/suara selama membaca (Coltheart, 2005). Selanjutnya, coding suara dapat membantu memori kerja (Rayner et al., 2003). Sebuah penelitian oleh Luo dan coauthors (1998) mempelajari pendekatan indirectaccess pada pembaca dewasa. Para peneliti menginstruksikan mahasiswa untuk membaca serangkaian pasangan kata dan memutuskan apakah dua kata tersebut memilki keterkaitan atau tidak dalam hal arti kata tersebut. Suatu pasangan khas di kondisi percobaan adalah LIONBARE. Seperti anda ketahui bahwa kata BARE terdengar sama dengan kata BEAR, yang memang secara semantik terkait dengan LION. Para siswa sering membuat kesalahan dalam pasangan kata ini, mereka salah dengan menyatakan bahwa kedua kata secara semantis berhubungan. Kesalahan ini menyatakan bahwa mereka melafalkan dengan pelan pasangan kata ketika mereka membuat pernyataan itu. Sebaliknya, mereka membuat kesalahan yang relatif sedikit pada kondisi pasangan kata lain seperti LION-BEAN. Pada pasangan kata ini, kata kedua terlihat sama dengan kata BEAR, meskipun berbeda dalam hal bunyi. Membunyikan kata mungkin sangat penting ketika anak mulai membaca. Banyak studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan kesadaran fonologi tinggi memiliki kemampuan membaca yang lebih unggul. Artinya, anak-anak yang mampu mengidentifikasi pola-pola suara dalam kata juga menerima skor yang lebih tinggi pada tes prestasi membaca (Levy, 1999; Wagnei & Stanovich, 1996). Mungkin Anda berpikir bahwa anak-anak mungkin perlu untuk menerjemahkan kata yang tercetak menjadi suara. Anak-anak bahkan menggerakkan bibir mereka ketika membaca, tetapi tidak demikian halnya pada orang dewasa. Cobalah Demonstrasi 9.7 dan lihat apakah Anda akan berubah pikiran. Orang dewasa membaca "tongue twister" sangat lambat, yang menunjukkan bahwa setidaknya dalam beberapa kondisi mereka memang menerjemahkan kata-kata yang tercetak menjadi bunyi/suara (Harley, 2001; Keller et al, 2003;. Perfetti, 1996). Seperti yang kita catat sebelumnya, pendekatan dual-rute memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas. Pendekatan ini berpendapat bahwa karakteristik bahan bacaan menentukan

apakah pendekatan direct-access atau indirect-access yang akan digunakan. Misalnya, Anda dapat menggunakan pendekatan indirect-access ketika anda membaca sebuah kata yang panjang dan jarang ditemukan. Anda dapat menggunakan direct-access untuk kata-kata yang lebih umum (Bernstein 8: Carr, 1996).

Demonstrasi 8.7 Membaca Serangkaian Kalimat Yang Sulit Diucapkan

Baca tiap rangkaian kalimat yang sulit diucapkan berikut dalam hati untuk diri sendiri:

1. The seasick sailor staggered as he zigzagged sideways. 2. Peter Piper picked a peck of pickled peppers. A peck of pickled peppers Peter Piper picked. 3. She sells seashells down by the seaside. 4. Congressional caucus questions controversial CIA-Contra-Crack connection. 5. Sheila and Celia slyly shave the cedar shingle splinter.

Sekarang jujur. Dapatkah anda "mendengar" sendiri ucapan anda seperti anda sedang membaca? Apakah anda harus membaca lebih lambat dibanding kalimat lain dalam buku ini?

Pendekatan dual-rute juga menyatakan bahwa karakteristik pembaca menentukan apakah pendekatan direct-access atau indirect-access yang akan digunakan. Pembaca pemula akan sangat mungkin membunyikan kata-kata yang sedang dibacanya, berarti menggunakan pendekatan indirect-access. Pembaca yang berpengalaman akan sangat mungkin untuk mengenali kata-kata yang tercetak secara langsung. Orang dewasa juga bervariasi dalam gaya membaca mereka. Mahasiswa yang merupakan pembaca yang baik biasanya menggunakan pendekatan direct-access, dan sebaliknya (Iared et al., 1999). Saat ini, pendekatan dual-rute tampaknya menjadi kompromi yang cerdas. Pendekatan dual-rute juga konsisten dengan penelitian brain-imaging (Jobard et al., 2003). Pembaca dapat mengidentifikasi kata-kata baik secara langsung maupun tidak langsung, tergantung pada karakteristik dari teks dan pembaca.

Implikasi pengajaran membaca pada anak-anak. Debat tentang teori pengenalan kata mempunyai beberapa implikasi penting tentang cara yang kita perlukan dalam mengajar membaca. Mereka yang menyukai pendekatan direct-acces menyatakan bahwa pendidik perlu menggunakan pendekatan whole-word. Pendekatan whole-word berpendapat bahwa pembaca dapat menghubungkan secara langsung kata yang tertulis sebagai sebuah unit dengan makna kata tersebut (Rayner et al, 2001). Pendekatan whole-word menekankan bahwa dalam bahasa inggris, korespondensi antara penulisan dengan pengucapan sangatlah kompleks, seperti yang ditunjukkan dalam Demonstrasi 9.5. Oleh karena itu anak-anak tidak ditekankan untuk tidak membunyikan tulisan yang tercetak pada saat mereka membaca. Pendekatan whole-word mendorong anak untuk mengidentifikasi sebuah kata berdasarkan konteks kalimatnya. Masalahnya, bahwa bagaimanapun, orang dewasa yang sudah terampil membaca hanya memiliki akurasi sekitar 25% ketika mereka membaca sebuah kalimat yang tidak lengkap dan menebak mana kata yang hilang (Perfetti, 2003; Salju & Juel, 2005). Sebaliknya, orang-orang yang mendukung hipotesis indirect-access biasanya mendukung pendekatan phonics. Pendekatan phonics menyatakan bahwa pembaca mengenali kata-kata dengan mencoba mengucapkan huruf-huruf dalam sebuah kata. Jika guru sekolah Anda meminta Anda untuk "membunyikan/mengucapkan" ketika Anda tersandung pada sebuah kata baru, berarti guru anda sedang menggunakan pendekatan phonic. Pendekatan phonics berpendapat bahwa bunyi ujaran adalah langkah menengah yang diperlukan dalam membaca. Hal ini juga menekankan pengembangan kesadaran anak terhadap fonem. Menurut penelitian, jelas bahwa pelatihan phonic membantu anak-anak yang memiliki masalah dalam membaca (McGuiness, 2004, Perfetti, 2003, Snow & Juel, 2005). Sebagai contoh, sebuah meta-analisis dari tiga puluh empat penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan fonologis memiliki dampak besar pada kemampuan membaca anak-anak (Bus & van Ijzendoorn, 1999). Selama bertahun-tahun, terjadi perdebatan antara pendukung pendekatan whole-word dan phonic (McGuiness, 2004; Smith, 2004). Dalam dekade terakhir, sebagian besar pendidik dan peneliti mendukung beberapa bentuk kompromi: Anak-anak harus diajarkan untuk menggunakan phonic untuk mengakses pengucapan kata, dan mereka juga harus menggunakan konteks sebagai cadangan untuk mengkonfirmasi hipotesis awal mereka. Bahkan pendukung phonic juga akan setuju bahwa guru harus mendorong anak-anak untuk mampu mengenali kata hanya dengan melihat saja. Selain itu, pendidik biasanya mendukung beberapa komponen dari pendekatan yang disebut pendekatan whole-language (sebagai lawan dari pendekatan whole-word). Menurut

seluruh pendekatan whole-language, instruksi membaca harus menekankan makna, dan itu harus menyenangkan untuk meningkatkan antusiasme anak-anak belajar membaca. Anakanak harus membaca cerita yang menarik dan bereksperimen dengan menulis sebelum mereka mahir mengeja (Luria, 2006; McGuiness, 2004, Snow & Juel, 2005). Ada beberapa poin penting yang perlu ditekankan. Diskusi ini mengasumsikan bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki kesempatan untuk belajar membaca. Di Kanada dan Amerika Serikat, sekitar 98% orang dewasa telah memperoleh keaksaraan dasar (Luria, 2006). Namun, kenyataannya adalah bahwa lebih dari 800 juta orang dewasa di seluruh dunia buta huruf. Dua pertiganya adalah perempuan. Kelemahan orang-orang dalam keterampilan membaca berkaitan dengan pekerjaan, perawatan kesehatan, dan komunikasi sehari-hari.

Ringkasan: Proses Membaca Dasar 1. Membaca adalah tugas kognitif menantang yang berbeda dari pemahaman bahasa lisan dalam banyak hal. Sebagai contoh, pembaca dapat mengontrol laju masukan dan mereka dapat kembali memindai teks, dan tulisan menunjukkan batas-batas yang jelas antara katakata, 2. Pembaca sering menggunakan berbagai isyarat kontekstual untuk menetukan arti dari sebuah kata yang asing. 3. Memori kerja membantu pembaca dalam memahami kalimat ambigu dan kalimat yang kompleks. 4. Memori kerja memainkan peran penting dalam pengolahan kalimat ambigu atau rumit. 5. Pendekatan dual-rute berpendapat bahwa pembaca terkadang mampu mengenali kata secara langsung hanya dengan melihat huruf-huruf yang tercetak (misalnya, direct-

access), dan kadang-kadang mereka mengkonversi huruf yang tercetak kedalam kode fonologis untuk memahami sebuah kata (yaitu, indirect-access). 6. Pendekatan whole-word menekankan pengenalan kata-kata secara visual, sedangkan pendekatan phonics menekankan pada pengucapan kata. Sebagian besar pendidik dan peneliti mendukung kombinasi dari kedua pendekatan ini. 7. Pendekatan whole-language menekankan pada makna bahasa, serta pengintegrasian membaca melalui kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai