Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Hakekat Teks Deskriptif

Pada dasarnya tujuan teks Deskriptif adalah untuk memberi

informasi. Faktor kontekstual/konteks social jenis teks ini adalah suatu

deskripsi benda, hewan, atau manusia yang khusus (sesuatu benda tertentu,

hewan peliharaan kita atau seseorang yang kita kenal baik), berbeda

dengan report, yang merupakan deskripsi sesuatu yang bersifat lebih

umum (misalnya suatu spesies hewan tertentu, arsitektur zaman tertentu,

dan lain-lain).Hubungan antara penulis/pengarang dan pembaca (reader)

dalam teks Deskriptif adalah sebagai seseorang yang berwenan g

(authority) dan pembaca/pendengar yang tidak dikenal (unknown

readers/listeners). Medium yang digunakan untuk teks deskriptif tertulis

adalah ensiklopedia, majalah ilmiah, buku teks, dan tempat-tempat sejarah,

tempat-tempat wisata. Struktur generik teks Deskriptif adalah sebagai

berikut : Classification atau Definition,Description of features in order of

importance.

Kosakata yang sering digunakan dalam teks Deskriptif adalah kata-

kata yang berkaitan dengan nama-nama tempat: lokasi, tujuan, kegunaan,

tampilan, dan bukti-bukti masa sekarang kalau diperlukan (untuk

bangunan). Untuk hewan, kata-kata yang digunakan adalah yang

5
mendeskripsikan klasifikasi, penampilan, habitat, perilaku, siklus hidup,

dan kegunaannya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa netral/objektif.

Teks Deskriptif sering menggunakan salah satu bentuk be: present mau

pun past dan salah satu bentuk have. Tense yang sering dipakai adalah

present tense, tetapi sesekali juga menggunakan past tense jika hal yan g

dideskripsikan sudah tidak lagi ada. Bentuk pasif juga sering digunakan.

Fungsi-fungsi bahasa yang sering digunakan beserta tata bahasa dan kosa

katanya adalah sebagai berikut :

• Defining: a/the … was a …

• Describing features (properties ): adjectives

• Expressing cause and effect: because, so, as a result.

Teks deskriptif juga sering dilengkapi dengan foto, diagram, peta,

dll. Pada dasarnya, mendeskripsikan sesuatu berarti membuat orang lain

“melihat, mendengar, merasakan, atau mencium” hal-hal yang kita lihat,

dengar, rasakan atau cium. Sehari-hari, bukankah seringkali kita

mendeskripsikan sesuatu pada teman atau keluarga kita? Baju bagus yang

kita lihat di toko, seekor kucing mungil yang kita temukan di pinggir jalan,

atau masakan enak yang baru kita nikmati di kantin, semua ingin kita

deskripsikan dalam “cerita” kita.

Berikut adalah contoh teks deskriptif beserta generic strukturnya.

Lesser Slow Loris (Nycticebus pygmaeus) The Lesser Slow Loris is a mammal

which can clampo onto branches for long periods of time. To help it do this, the

Loris has a network of blood vessels, called rete mirabile in its forearms and

shanks.

6
It is a small mammal which is 7-10 in. long (175-250mm) and can weigh as much

as 12 ounces or 340 grams. Being nocturnal the Loris has large round eyes. The

Loris has no tail but has broad grasping feet. On its second toe it has a sharp

claw. It also has an enlarged thumb and a reduced index finger.

The Lesser Slow Loris is a plump animal with soft, thick fur ranging in colour

from light brownish-grey to deep reddish-brown with a dark stripe down the back

and neck. It has a long snout with comb-like front teeth which are used in

grooming.

It is found in Southern Asia, Vietnam, Borneo and Sumatra. As it is tree-living, it

is restricted to tropical rain forests. The diet of the Loris is made up of fruit and

leaves, tender shoots, insects,birds, small mammals and reptiles. It is nocturnal

and sleeps by day rolled up in a ball.

The Loris a solitary animal which belongs to the family of Lorisidea bush baby

and potto. It is a very slow but deliberate climber. An interesting fact about the

Lesser Slow Loris is that it has a single-note whistle.

2. Hakikat Metode FoCoPreTion

FoCoPreTion adalah metode pembelajaran yang merupakan

gabungan beberapa metode yaitu: Fo= Word Formation yaitu kata

gabungan. Dalam kegiatan Fo siswa dituntut mampu

menemukan,mengeksplorasi kata-kata terkait dengan salah satu objek

/benda, misalnya kucing. Kata terkait kucing diantaranya: moustache,

sharp sight, long tail, mammal, dan lain-lain. ‘Co’ dari kata Collaboration

yang artinya bekerjasama.Dalam kegiatan ini dikembangkan keterampilan

life skill siswa, terutama untuk social skill dan academic skill, agar mampu

7
mengksplor kemampuan diri melalui kegiatan diskusi, saling

menghargai,percaya diri untuk mengemukakan pendapat, dan belajar

menjadi pendengar yang baik di dalam kelompok mereka masing-masing.

‘Pre’ Adalah Presentation dikandung maksud agar supaya siswa memiliki

kepercayaan diri untuk kemukakan pendapat di depan kelas. ‘Ion’ adalah

Confirmation. Setelah belajar mempresantasikan hasil karya mereka, pada

kegiatan berikutnya siswa diajak bersama-sama untuk mengambil

kesimpulan dari materi yang dibahas. Biasanya simpulan atau penegasan

dilakukan oleh guru, namun pada metode FoCoPreTion ini guru mengajak

siswa untuk bersam-sama menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari.

Kegiatan ini diharapkan agar siswa mampu berpikir kreatif, analitis, dan

evaluatif.

Untuk lebih rincinya FoCoPreTion akan diurai satu persatu berikut:

a. Word Formation

Word Formation atau pembentukan kata adalah penciptaan kata baru.

Pembentukan Kata kadang-kadang dikontraskan dengan perubahan

semantik, yang merupakan perubahan dalam arti kata tunggal. Garis

antara pembentukan kata dan perubahan semantik kadang-kadang

sedikit buram; apa pandangan satu orang sebagai penggunaan baru dari

sebuah kata tua, orang lain mungkin melihat sebagai sebuah kata baru

yang berasal dari salah satu yang lama dan identik dalam bentuk; lihat

Konversi (linguistik). Pembentukan Kata juga bisa kontras dengan

pembentukan ekspresi idiomatic, meskipun kadang-kadang kata-kata

8
dapat membentuk dari frase multi-word; lihat Senyawa (linguistik) dan

Pendirian (linguistik).

Sebuah nama yang tepat adalah beralih ke kata benda umum.

Anda adalah Shakespeare baru (berubah menjadi kata benda umum

dan memiliki sebuah artikel. Kadang-kadang kata benda tersebut

ditulis dengan awal yang kecil.

Menyuarakan konsonan rumah (n) / haus/> rumah (v) / hauz /

semakin banyak kata digunakan, semakin besar kemungkinan itu

ditulis dengan awal kecil. Rumah ini adalah batu bata. (Batu bata

adalah kata sifat, tetapi tidak memiliki semua fitur dari kata sifat -

tidak dapat dimasukkan ke dalam bentuk comaparative atau superlatif

Full vs Partial konversi Parsial = memiliki posisi sintaktis berupa kata,

tetapi tidak berperilaku sesuai (seperti batu bata). Orang kaya (ha san

pasal, tetapi tidak dapat jamak) Mean (adj.) -> kata sifat jauh lebih

umum daripada kata kerja, itu sebabnya kita biasanya menganggap

seperti itu. Alasan kedua terletak pada akar kata itu. Kerja, tidur, cinta:

Anda tidak dapat mempertimbangkan frekuensi hanya di sini.

etimologi mereka harus diperhatikan juga, karena kita tidak tahu

apakah kata benda atau kata kerja telah digunakan pertama, Dalam OE

kata kerja dibedakan dari akhiran kata benda oleh mereka, tetapi

mereka telah sejak dijatuhkan. Karena itu, kami tidak berbicara tentang

pertobatan, tetapi kesepakatan antara nomina dan verba. Quirk

mengatakan cinta adalah kata benda deverbalised, bagaimanapun,

9
etimologically berbicara itu tidak sepenuhnya benar. Beberapa tata

bahasa mengatakan konversi itu adalah proses yang bebas, tetapi ini

tidak benar. Tidak semua benda dapat dikonversi.

Word

b. Collaboration

Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah

bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan

pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Gray

(1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses

berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek

perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan

tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat

dilakukan.

Collaboration atau kolaborasi merupakan istilah umum yang

sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama

yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian

dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip

yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas,

kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian

kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang

sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang

dikemukakan National Joint Practice Commision (1977) yang

dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang

10
mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya

kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan.

Istilah kolaborasi atau kerja kelompok mengandung arti bahwa

siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok balk

kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokan

biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.

Ada beberapa definisi lain yang dimaksud oleh para pakar

pendidikan mengenai pengertian kerja kelompok ini, antara lain :

a. Metode kerja kelompok adalah penyajian mated dengan cara

pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan

kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai

tujuan.

b. Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi

pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa

kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang

telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong-

royong.

Langkah-langkah kolaborasi atau kerja kelompok

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan

metode kerja kelompok, yaitu :

a. Menentukan kelompok :

11
Hal ini dapat dilakukan oleh guru atau murid atau secara bersama-

sama antara guru dan murid. Aspek-aspek kelompok yang perlu

diperhatikan dalam kerja kelompok yaitu :

1) Tujuan, sebelum siswa mengerjakan tugas, seorang guru

hendaknya menerangkan tujuan pembelajaran terlebih dahulu

dan harus mengetahui persis bagaimana cara mengerjakannya.

2) Tidak mengabaikan asas individual, dimana siswa dalam

kelompoknya dapat dipandang sebagai pribadi yang berbeda

dari segi kemampuan dan minatnya masing-masing.

3) Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia atau yang

dimiliki.Dimaksudkan untuk memperoleh dan mempebesar

peran atau parisipasi siswa dalam kelompoknya.

b. Memberi tugas-tugas kepada kelompok :

Dalam hal ini seorang guru memberikan tugas-tugas pads

kelompok masing-masing dan guru juga memberikan petunjuk-

petunjuk pelaksanaan tugas tersebut.

Dengan kata lain metode kerja kelompok yaitu suatu cara

menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke

dalam beberapa kelompok atau group tertentu untuk menyelesaikan

tugas yang telah ditetapkan, dengan cara bersama-sama dan bertolong-

tolongan. Cara pengelompokkan disini dapat pula dilakukan oleh siswa

itu sendiri, dengan maksud agar siswa dapat menetapkan mana di

antara teman yang dapat diajak untuk bekerja sama dalam

12
kelompoknya. Namun pengelompokkan dapat juga dilakukan dengan

cara bimbingan guru bersangkutan dengan didasari atas pertimbangan

didaktis dan psikologis. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang

menunjukkan pentingnya kerja kelompok ini menjadi prinsip dalam

pendidikan Islam : Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

Bertolong-tolonglah untuk kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu

bertolong-tolongan tentang dosa dan pemusuhan.

Kebaikan metode kerja kelompok :

1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan

perbuatan.

2. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok

untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik sehingga dengan

demikian terjadilah persaingan yang sehat, untuk berlomba-lomba

mencari kemajuan dan prestasi dalam kelompoknya

3. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama

dalam kelompok yang masing-masing dapat saling isi mengisi dan

melengkapi kekurangan dan kelebihan antar mereka

4. Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yangb

dilandasi motivasi kerja sama untuk kepentingan dan kebaikan

bersama

5. Dapat meringankan tugas guru atau pemimpin sekolah

Kekurangan metode kerja kelompok :

13
1. Melalui metode kerja kelompok, memerlukan persiapan dan

perencanaan yang matang

2. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat

memberikan pengertian kepada siswa. Bahkan pembagian tugas

yang dilakukan bukanlah dimaksudkan membeda-bedakan satu

dengan yang lainnya dalam arti yang luas

3. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka

kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya, dan hal ini

berpengaruh kepada aktivitas kelompok secara kolektif

4. Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang terasa

diabaikan

5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing

kemudian tidak diberikan batas-batas waktu tertentu, maka

cenderung tugas tersebut diabaikan /terlupakan

6. Tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak mempertimbangkan

segi psikologis dan didaktis anak didik

Yang perlu diperhatikan dalam Kerja kelompok:

1. Usahakan jumlah anggota dari masing-masing kelompok tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil/sedikit. Biasanya jumlah

anggota kelompok berkisar antara 4 (empat) sampai 6 (enam)

orang, sebaiknya 5 (lima) orang

2. Pembentukan dan pembagian kelompok hendaknya

mempertimbangkan segi minat dan kemampuan siswa

14
3. Guru hendaknya menjelaskan pelaksanaan dan manfaat dari tugas

kerja kelompok

4. Masing-masing siswa dalam kelompoknya harus bertanggung

jawab dan bekerja bersama-sama untuk kemajuan kelompoknya

Dalam pelajaran agama, metode kerja kelompok ini dapat

diterapkan. Misalnya pada pekerjaan menerjemahkan buku-buku

agama yang mungkin literatur berbahasa Arab dan Inggris. Dan

membahas/meresume bahan-bahan pelajaran pada bab-bab tertentu dan

lain sebagainya.

Dengan melalui kerja kelompok tersebut siswa merasa tergugah

untuk mendalami ajaran agama Islam yang begitu luas ini.

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok

mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang

sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas

kelompok-kelompok kecil (subsub). Kelompok bisa dibuat

15
berdasarkan: 1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar,

terutama bila kelas itu sifatnya heterogin dalam belajar. 2) Perbedaan

minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya

minat yang sama. 3) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang

akan kita berikan. 4) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal

siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam

satu kelompokan sehingga memudahkan koordinasi kerja. 5)

Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor

lain. 6) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria

dan kelompok wanita.

Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogin, baik dari

segi kemapuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan

agar kelompok kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok

yang baik dan ada kelompok yang kurang baik). Kalau dilihat dari segi

proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu kelompok

jangka pendek dan kelompok jangka panjang. Kelompok jangka

pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut

hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya incidental, sedang kelompok

jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya

pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai

dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan. Untuk mencapai hasil

yang baik, maka faktor yang harus diperhatikan dalam kerja kelompok

adalah: 1) Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada

16
setiap anggota. 2) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu

unit dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan

masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepada kompleks

tidaknya masalah yang akan dipecahkan. 3) Persaingan yang sehat

antarkelompok biasanya mendoronganak untuk belajar. 4) Situasi yang

menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya

kerja kelompok.

Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam upaya

pembentukan kelompok/tim,yaitu: 1). Adanya ketergantungan yang

sifatnya positif (positive interdependency), 2) keandalan individu

(individual accountability), 3) interaksi langsung (face-to-face

interaction). 4) ketrampilan kerjasama (collaborative skills), 5) Proses

kelompok (group processing).

Ketergantungan positif (positive interdependency) artinya dengan

ketergantungan positif adalah suatu keadaan dimana setiap orang

dalam kelompok saling membutuhkan dan merasa bahwa berhasil atau

tidaknya suatu pekerjaan merupakan hasil bersama dan tanggung

jawab bersama. Ketergantungan positif dapat dilihat dari persepsi

positif terhadap setiap anggota kelompok. Selain itu semua anggota

selalu berusaha agar keuntungan atau keberhasilan yang diperoleh

dapat dinikmati oleh seluruh anggota kelompok. Kelompok yang

mempunyai ketergantungan positif yang tinggi akan mempunyai

keterikatan atau kohesi antar anggota yang tinggi pula.

17
Beberapa kondisi yang membantu pewujudan dari ketergantungan

positif ini antara lain adalah :

- Adanya tujuan yang ingin dicapai bersama dan pencapaian tujuan

ini benar-benar membutuhkan kerjasama yang tinggi.

- Adanya imbalan (reward) yang sama bagi setiap anggota

kelompok. Dalam hal ini semua mendapat perlakuan yang sama

tanpa ada pengecualian.

- Adanya peran dan tanggung jawab yang komplimenter dan saling

berhubungan.

- Adanya ketergantungan tugas, dimana pekerjaan satu kelompok

baru dapat dikerjakan bila kelompok lain telah menyelesaikan

bagiannya.

- Adanya ketergantungan informasi, dimana setiap anggota

kelompok hanya mempunyai sebagian dari informasi yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Contohnya, tim

ahli dalam suatu proyek.

Dalam upaya pembentukan tim hal ini sangat penting guna

mengetahui kemampuan masing-masing anggota, sehingga dapat

diidentifikasi yang mana perlu peningkatan. Sejauh mana kontribusi

yang telah diberikan oleh seseorang pada kelompok, apakah kontribusi

tersebut sudah sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.

Pengenalan terhadap kemampuan dan kontribusi anggota kelompok ini

sangat penting karena :memungkinkan setiap orang dalam kelompok

18
mengetahui kontribusi masing-masing dalam kelompok,

memungkinkan saling tolong menolong dalam menyelesaikan tugas-

tugas kelompok, dapat lebih memperjelas fungsi dan tanggung jawab

masing-masing anggota kelompok.

Walaupun kerja kelompok/tim ini sangat diperlukan dalam

rangka pencapaian tujuan atau keberhasilan, namun bila tidak

dikendalikan secara benar akan menimbulkan suatu kondisi

sebaliknya. Keadaan ini disebut dengan “social loafing”, yaitu suatu

keadaan dimana kualitas kerja tim lebih rendah bila dibandingkan

dengan kerja individu, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Kondisi yang dapat menimbulkan keadaan

ini antara lain karena kurang jelasnya identifikasi kontribusi dari setiap

orang, kurangnya keterikatan/kohesi diantara anggota kelompok,

kurangnya tanggung jawab terhadap hasil akhir dari tugas yang

diberikan. Apabila semua faktor-faktor ini cukup jelas dimana semua

orang mengerti akan tugas masing-masing, menyadari akan tanggung

jawab masing-masing terhadap hasil akhir serta adanya keterikatan

kelompok yang cukup erat maka kemungkinan terjadinya keadaan

social loafing dapat dihindari, setidak-tidaknya dikurangi. lnteraksi

langsung (face-to-face interaction) lnteraksi secara langsung

merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam

mengupayakan pengembangan kelompok/tim yang efektif. Dengan

adanya interaksi langsung atau face-to-face interaction ini maka iklim

19
kerja akan menjadi lebih baik dan sebagai dampaknya akan

meningkatkan produktifitas, moral an efektifitas kerja kelompok

karena komunikasi antar kelompok lebih terbuka. Agar interaksi

langsung ini dapat terwujud maka dianjurkan jumlah anggota dalam

kelompok tidak terlalu besar. Ketrampilan kerjasama (collaborative

skills). Kelompok tidak akan mungkin dapat berfungsi secara efektif

tanpa mempunyai ketrampilan untuk bekerja sama. Ketrampilan

kerjasama ini perlu dimiliki oleh anggota kelompok. Mengapa? Karena

banyak orang tidak menyadari bahwa sebenarnya dalam melaksanakan

tugasnya, individu tersebut merupakan bagian dari kelompok/tim.

Berbagai studi mengenai pentingnya kerjasama dalam kelompok

menunjukkan bahwa dengan mengumpulkan orang yang tidak

mempunyai ketrampilan untuk bekerja sama walaupun mereka ini

mungkin cukup ahli dalam bidangnya ternyata dalam menyelesaikan

tugas kelompoknya banyak menemui kesulitan. Proses kelompok

(group processing). Proses kelompok juga merupakan hal yang penting

diketahui dalam usaha pencapaian hasil kerja kelompok yang optimal.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan mempelajari proses-

proses yang terjadi dalam kelompok, antara lain dapat diketahui sudah

sejauh mana kelompok ini berfungsi, alternatif-alternatif strategi yang

dapat diambil dalam upaya perbaikan kerja kelompok.

c. Presentation

20
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak

hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam

acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam

acara bisnis.

Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk

membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi

informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan

(biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat

tertentu). Agar bisa pandai berpresentasi, orang sering kali belajar pada

para pakar presentasi. Juga, ada banyak pembicara terkenal yang sering

kali diamati oleh orang-orang yang ingin pandai berbicara di hadapan

umum. Para pembicara terkenal di Indonesia antara lain James Gwee,

KH Abdullah Gymnastiar, Tung Desem Waringin, Andrie Wongso,

Gede Prama, dan masih banyak lagi. Keahlian berbicara di hadapan

hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun yang ingin

maju. Banyak presiden, manajer, wiraniaga, dan pengajar yang

menjadi sukses dan terkenal lewat keahlian berpresentasi.

d. Confirmation

Confirmation atau konfirmasi menurut kamus bahasa Indonesia

adalah penegasan atau member penguatan tentang sesuatu

berita.Konfirmasi dalam hal ini adalah menegaskan atau

menggarisbawahi,member penguaatan tentang materi atau pokok

21
bahasan sehingga memberikan kejelasan yang lebih gambling.

Tahapan konfirmasi sangat diperlukan dalam pembelajaran agar

supaya tidak ada keraguan dalam diri siswa dalam pengambilan

keputusan. Konfirmasi ini bisa dilakukan oleh guru, namun dapat pula

dilakukan oleh siswa tentu saja dengan bantuan guru.

c. Kerangka Berpikir

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah keterampilan

mendeskripsikan benda rendah atau kurang. Kurangnya kemampuan

tersebut dikarenakan oleh adanya sistem pembelajaran yang berpusat pada

guru, siswa kurang diberi kesempatan yang leluasa dalam berlatih

mendeskripsikan benda , sehingga siswa pasif, tak tertantang untuk

berkarya, khususnya mendeskripsikan benda

Siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik status sosial,

ekonomi, bakat, minat, kemampuan kognitif, emosional, dan sebagainya.

Sehingga guru harus dapat mengantarkan siswa untuk dapat menguasai

segenap kompetensi yang seharusnya dimilikinya. Dalam hal ini guru

memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Keberhasilan siswa dalam keterampilannya dalam mendeskripsikan

benda merupakan masalah yang harus segera diatasi. Peran serta siswa harus

benar-benar dapat ditingkatkan, guru harus segera mengambil langkah tepat

22
untuk melatih siswa dalam mendeskripsikan benda melalui pengunaan

metrode FoCoPreTion.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode

FoCoPreTion dapat meningkatkan keterampilan merndeskripsikan benda

dengan lebih baik..

Gambar 1 Skema Berpikir

Jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut:

Kondisi awal

Siswa belum mampu Guru belum mampu


mendeskripsikan benda menemukankan metode
secara lancar dan benar yang tepat

Hasil belajar rendah

Tindakan
Penerapan FoCoPreTion
pada Siklus I dan Siklus II

Keterampilan mendeskripsikan
benda meningkat

23
Gambar : 1 Alur berpikir mendeskripsikan benda

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka

berpikir yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa

dengan metode FoCoPreTion dapat meningkatkan keterampilan

mendeskripsikan benda bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Klego,

Kabupaten Boyolali.

24

Anda mungkin juga menyukai