Anda di halaman 1dari 6

3. Diagnosis Periodontitis Pemeriksaan kondisi periodontal pasien dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis periodontitis.

Pemeriksaan periodontal dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi. 3.1 Pemeriksaan Klinis

Periodontitis pada gigi rahang bawah

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat secara teliti keadaan jaringan periodontal dari gigi pasien. Seperti warna, ukuran, ketinggian dan kepadatan dari periodontal pasien. Pemeriksaan juga dapat dibantu menggunakan periodontal probe dan curette. Pada periodontitis ditandai dengan warnanya yang memerah, pembengkakan, ditandai dengan rasa sakit dan goyangnya gigi dari soket, dan berkurangnya ketinggian gingiva (resesi gingiva). 3.1.1 Pemeriksaan plak

Pengecekan dapat dilakukan pada permukaan proximal, bukal, dan lingual. Informasi kondisi plak pasien penting untuk memperkuat diagnosis dan untuk memberi edukasi mengenai oral hygiene pasien. 3.1.2 Pemeriksaan Perdarahan dan Pus

Gambar perdarahan saat probing

Untuk mengetahui keberadaan dari inflamasi pada pocket periodontal dapat dilakukan probing ke bawah dari pocket dengan instrument yang tumpul. Apabila terdapat Bleeding on Probing (BOP) atau/dan terdapat pus disana maka dapat dicurigai mengalami periodontitis. Namun bisa juga perdarahan yang terjadi merupakan iritasi akibat probing yang berlebihan. Maka dikatakan beresiko periodontitis apabila perdarahan meningkat 30% dan BOP meningkat terus. 3.1.3 Pemeriksaan Poket

Dengan probing bagian proximal, lingual, bukal pemeriksaan dilakukan dengan melihat jarak dari gingival margin ke dasar dari poket, dan merefleksikan hilangnya tampilan gingival yang banyak apabila sedang terjadi edema, hypertrophy, da hyperplasia. Hal pentin adalah instrumen probingnya tidak boleh terlalu ditekan karena dapat menyebabkan iritasi. 3.1.4 Pemeriksaan Level Kerekatan Periodontal

Gambar perbedaan periodontal sehat dan yang mengalami periodontitis. PD (Peridontal Depth) merupakan kedalam dari poket dan AL (Attachement Loss) kehilangan level kerekatan pada periodontal yang diukur dari CEJ hingga dasar poket

Level kerekatan periodontal didefinisikan sebagai jarak dari point tetap cemento enamel junction ke dasar dari pocket. Kehilangan kerekatan yang terlalu banyak mengindikasikan kecepatan dari kerusakan yang terjadi pada periodontal pasien dan resiko periodontitis pada periodontal pasien. Pengecekan dapat dilakukan dengan periodontal probe. 3.1.5 Pemeriksaan Furkasi pada Gigi Berakar Banyak (furcation involvement) Pada gigi berakar lebih dari satu dapat dilakukan pemeriksaan kerusakan yang terjadi pada tulang alveolar bone yang terdapat pada titik diantara dua atau lebih akar gigi tersebut. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan probing menggunakan curette.

Grade 0 (F0) Grade I (F1) Grade II (F2)

: tidak ada keterlibatan dari furkasi akar : furkasi dapat dirasakan namun tidak lebih dari 1/3 dengan probing : probe dapat masuk lebih dari 1/3 namun tidak begitu masuk melewati gigi

Grade III (F3) : probe dapat masuk dari satu bagian ke bagian lain

3.2 Pemeriksaan Radiografi

Gambaran radiografi dari tulang yang jaringan periodontalnya normal alveolar crest berada 11,5 mm dibawah CEJ yang berdekatan dan membentuk sudut lancip dengan lamina dura dan gigi yang berdekatan

Diagnosis roentgen penting sebagai penambah pemeriksaan klinis. Teknik radiografi yang pada umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah

bite wing radiografi dan periapikal radiografi. Teknik Bitewing dipakai untuk mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama pemeriksaan periodontal dan deposit kalkulus subgingival. Kekurangan bitewing adalah keterbatasan pada bagian mahkota akar gigi yang diamati. Teknik periapikal dapat digunakan untuk membantu perbedaan diagnosis dari gejala pasien dan menyaring proses patologis yang tidak terdeteksi pada gigi dan sekeliling tulang alveolar. Pemeriksaan menggunakan radiografi panoramik dapat memberi gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum. Perubahan pada radiograf memperlihatkan inflamasi yang terjadi pada tulang. Perubahannya dapat diliat dalam dua aspek: perubahan dalam morfologi dari tulang alveolar dan perubahan dari kepadatan tulang trabecular. Perubahan morfologi dari tulang alveolar terlihat dari translusensi yang terlihat pada tulang disekeliling bagian interproximal gigi. Perubahan dari kepadatan tulang trabecular terlihat dari opasitas yang bertambah akibat meningkatnya skelerosis. Penyakit periodontal biasanya berhubungan dari kombinasi dari kehilangan tulang dan pembentukan tulang atau sklerosis. Pada awal lesi yang akut terlihat dominansi kehilangan dari tulang-tulang, sedangkan pada lesi yang kronis juga dapat ditemui ketebalan yang besar dari skelerosis yang terbentuk. 3.2.1 Periodontitis ringan (Mild periodontitis)

Mild periodontitis terlihat pengurangan ketinggian alveolar crest diikuti penumpulan sudutnya

Pada lesi periodontitis awal orang dewasa terlihat area yang mengalami erosi local bagian interproximal alveolar bone crest. Pada bagian depan terlihat ketumpulan dari alveolar crest dan sedikit hilangnya ketinggian tulang alveolar. 3.2.2 Periodontitis sedang (Moderate Periodontitis)

Moderate periodontitis memperlihatkan perubahan morfologi dari alveolar crest, pengurangan sedikit tulang oesseous dan kortikal, disertai juga terdapatnya scelerosis pada trabekula

Moderate periodontitis terjadi ketika mild periodontitis yang mengalami progres munuju kerusakan yang mencapai kehilangan tulang yang lebih parah yang juga akan menyebabkan perubahan pada morfologi dari alveolar crest yang lebih lagi. Terdapat perubahan pada pola kehilangan tulang akibat periodontitis yaitu : kehilangan tulang kortikal aspek bukal atau lingual, kehilangan tulang horizontal, pengurangan dari tulang osseous secara vertikal, dan perubahan internal tulang sekitar lesi periodontal. 3.2.3 Periodontitis parah (Severe Periodontitis)

Gambar A memperlihatkan pengurangan periodontal secara vertikal; panah menunjukan pembesaran abnormal dari jarak ligament periodontal, B gambar dari pengurangan tulang secara vertikal pada gigi rahang atas

Pada periodontitis yang parah kehilangan tulang meluas menyebabkan banyaknya pergerakan karena tidak seimbangnya sokongan yang diberikan kepada gigi. Terlihat pula perluasan dari kehilangan tulang horizontal atau perluasan pengurangan dari tulang esseous secara vertikal. Pada gigi yang memiliki lebih dari satu akar akan terdapat deformasi esseous di dalam furkasi akar tersebut.

Gambar radiografi dari deformasi osseous pada bagian furkasi akar dan terlhat juga penambahan ketebalan dari tulang trabecula akibat Gambaran radiografi memperlihatkan pengurangan tulang esseous yang dibantu menggunakan gutta percha pembentukan sclerosis.

Sumber buku

Preus, HR. 2003. Periodontal disease : a manual of diagnosis, treatment, and maintenance. Copenhagen : Quintessence Publising Co

Pharoah, Michael J & White, Stuart C. 2004. Oral radiology : Principles and interpreatation. Missouri : Mosby

Anda mungkin juga menyukai