Anda di halaman 1dari 10

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

2.1 Jenis dan Sifat Tinta Printer 2.1.1 Jenis Tinta Printer Tinta printer water based ink (tinta berbasis air) terbagi dalam dua jenis, yaitu pigment ink (tinta pigmen) dan tinta dye base ink (tinta dye). Tinta pigment ink adalah tinta yang warnanya berasal dari pewarna pigmen / biasanya berupa bubuk, dan tidak larut dalam air. Nama campurannya dalam bahasa Inggris disebut sebagai suspension. Karena pewarna pigmen berupa bubuk, partikel pewarna ini tidak ikut merembes masuk ke serat kertas, tetapi tinggal di permukaan dan menjadi lapisan pewarna yang lebih tahan luntur dan tahan cahaya. Sebaliknya pada tinta dye base ink, pewarna ini larut dalam air dan merembes ke serat kertas. Dan untuk membedakannya, tinta dye warnanya bening / transparan. Sebaliknya tinta pigmen warnanya seperti susu (buram).

2.1.2 Sifat tinta printer a. Dye base ink Mudah larut dalam air / non water resist Memiliki varian warna yang lebih banyak Kurang tahan pada perubahan cuaca dan waktu Waktu pengeringan tinta pada media cetak lebih lama dibandingkan dengan tinta pigment b. Pigment ink Lebih tahan terhadap air / water resist Varian warna tidak sebanyak dye base ink Lebih tahan terhadap perubahan cuaca dan waktu Waktu pengeringan tinta pada media cetak lebih cepat dibandingkan dengan tinta dye base ink Warna dan partikel tinta lebih solid pada cetakan kertas

2.3 Karakteristik Tinta Printer Tinta printer yang beredar di pasaran memiliki karakter yang sangat beragam. Sifat ini sangat mempengaruhi tingkat kualitas warna tinta hasil cetaknya. Untuk menghasilkan kualitas warna yang baik tinta harus memiliki tingkat keasaman yang seimbang (pH balance). a. Kategori Balance Kategori ini adalah kategori keasaman yang diperbolehkan, pada kategori ini tingkat keasaman (pH) sebuah tinta isi ulang mencapai 6,5 7,5. b. Kategori Basa Kategori ini adalah kategori keasaman yang diperbolehkan, pada kategori ini tingkat keasaman (pH) sebuah tinta isi ulang mencapai 8 10. Dalam suatu studi, pada range pH ini menjadikan formula tinta lebih stabil, dan tidak terjadi koagulasi. c. Kategori Asam Kategori ini adalah kategori keasaman yang berbahaya, pada kategori ini tingkat keasaman (pH) sebuah tinta isi ulang mencapai 3,4 4,4. Dampak apabila menggunakan tinta isi ulang dengan kategori asam adalah rusak / korosinya komponen - komponen mikroskopis yang berada di dalam printhead printer.

2.4 Uraian Proses Pembuatan tinta printer dye berbasis air yang akan dirancang terdiri dari dua ruang lingkup proses, yaitu penyiapan pewarna dan pembuatan tinta printer. Pewarna tinta printer yang digunakan pada pabrik ini adalah pewarna jenis dye dalam bentuk bubuk yang berasal dari pabrik tekstil. Pewarna ini memiliki kandungan garam yang cukup tinggi, namun harganya relatif murah. Sebenarnya kandungan garam dalam pewarna ini berfungsi sebagai pengawet sehingga pewarna tersebut masih dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun karena tinta printer berbasis air (70 - 80%-v), konsentrasi ion - ion garam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyumbatan dan pengerakan pada

printhead. Oleh sebab itu, kandungan ion - ion garam dalam pewarna harus dikurangi hingga konsentrasinya 100 ppm. Pengurangan konsentrasi ion - ion garam pada pewarna tersebut dapat dilakukan dengan elektrodialisis. Elektrodialisis (ED) digunakan untuk memindahkan ion - ion garam (NaP+, SO42-, CL-) dari pewarna yang sudah diencerkan ke campuran lain melalui membran penukar ion di bawah pengaruh perbedaan potensial muatan listrik. Sel elektrodialisis ini terdiri dari umpan (diluate) dan konsentrat yang dihasilkan dari membran penukar ion dan kation. Pada kasus ini, beberapa sel ED disusun hingga membentuk konfigurasi yang disebut ED stack dengan penyusunan membran penukar ion dan kation yang berselang - seling. Pada ED stack, umpan diluate (D), konsentrat (C), dan elektroda (E) mengalir pada kompartemen masing-masing yang dibentuk oleh membranmembran penukar ion. Berdasarkan perbedaan potensial muatan listrik, ion garam bermuatan negatif (CIP-, SO42-) dalam D berpindah ke arah anoda yang bermuatan positif. Ion - ion ini dapat melewati membran penukar ion bermuatan positif, namun pergerakannya untuk berpindah jauh ke anoda dicegah oleh membran penukar ion bermuatan negatif sehingga ion - ion ini tetap berada pada aliran C. Begitupun sebaliknya untuk ion garam bermuatan positif (Na+). Sedangkan aliran E dapat berupa aliran dengan komposisi yang sama dengan D ataupun berbeda. Aliran E hanya berfungsi membawa arus listrik menyeberangi stack untuk mempertahankan campuran stack agar tetap netral. Prinsip keraja ED stack secara sederhana ditampilkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Prinsip kerja elektrodialisis stack

Reaksi yang terjadi pada setiap elektroda adalah sebagai berikut: Katoda, 2e + 2 H O H (g) + 2 OH
2 2 -

Anoda, H O 2 H + O (g) + 2e or 2 Cl Cl (g) + 2e


2 2 2 + -

Efisiensi arus adalah ukuran seberapa efektif ion - ion garam yang terpisahkan melalui membran penukar ion untuk suatu muatan listrik yang digunakan. Efisiensi arus yang optimal adalah > 80% agar tidak terjadi water splitting, arus yang terperangkap antar elektroda, ataupun difusi balik ion dari aliran C ke aliran D.

2.3 Pembuatan Tinta Printer Jika ditinjau dari segi proses maka pembuatan tinta printer lebih cenderung tergolong proses fisika daripada proses kimia. Hal ini disebabkan pembuatan tinta printer hanya terdiri dari pencampuran dan pengadukan. Oleh sebab itu, banyak variasi proses yang mungkin dapat dilakukan untuk memproduksi tinta printer, terutama pada aspek takaran bahan baku. Beberapa perbedaan bahan baku beserta takarannya adalah sebagai berikut: 1. Metode I Pada metode ini bahan baku yang digunakan memiliki perbedaan antara bahan baku yang digunakan untuk thermal printhead dengan bahan baku yang digunakan untuk piezo printhead. Bahan baku yang digunakan beserta takarannya untuk kedua jenis printhead disajikan pada Tabel 2.1. 2. Metode II Pembuatan tinta printer menggunakan metode II tidak membedakan formulasi bahan baku untuk jenis thermal dan piezo printhead. Bahan baku yang digunakan pada metode ini dicampurkan dan diaduk merata pada temperatur ruang selama 20 menit. Campuran ini kemudian disaring melalui membran yang memiliki ukuran pori 5 m. Data bahan baku yang digunakan pada metode II disajikan pada Tabel 2.2. 3. Metode III Proses yang digunakan pada metode III sama dengan proses pada metode II. Perbedaan antara kedua metode tersebut terdapat pada bahan baku tambahan, yaitu 2-pyrrolidone yang berfungsi sebagai humectant yang digunakan untuk mencegah terjadi pengerakan tinta pada printhead. Bahan baku yang digunakan pada metode III ditampilkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.1 Data bahan baku untuk Metode I Senyawa Hostajet Ethylene Glycol Diethylene Glycol 2-Pirrolidone Butanol Biocide Deionized Water Triethanolamine Spesifikasi Triethanolamine pH (TEA) Tegangan Permukaan Viskositas Hitam >9 > 50 mN/m 2 - 3 mPa.s Warna >9 > 40 mN/m 2 - 3 mPa.s Thermal Hitam (%) 33.0 5.0 10.0 5.0 0.5 0.2 46.3 Warna (%) 20.0 5.0 10.0 5.0 1.0 0.2 58.8

Sumber: Clariant Pigmens and Additives, 2007

Tabel 2.2 Data bahan baku untuk Metode II Bahan Baku Pigment Dispersion Glycerin (15 wt % in total based on total amount of ink composition) Ethylene Glycol 1,2-Hexanediol BYK 347 (0.5 wt % in total based on total amount of ink composition) Triethanolamine EDTA Pure Water
Sumber: US Patent 6818054

Persentase Massa (wt %) 20 13 5 3 0.4 0.8 0.05 Balance

Tabel 2.2 Data bahan baku untuk Metode III Bahan Baku Pigment Dispersion Glycerin (15 wt % in total based on total amount of ink composition) 2-Pyrrolidone Ethylene Glycol 1,2-Hexanediol (3 wt % in total based on total amount of ink composition) BYK 348 (0.5 wt % in total based on total amount of ink composition) Triethanolamine EDTA Pure Water
Sumber: US Patent 6818054

Persentase Massa (wt %) 20 13 2 5 2 0.4 0.8 0.05 Balance

2.5 Analisis Pemilihan Proses Pada umumnya, perbedaan pembuatan tinta untuk masing - masing metode tidak terlalu signifikan. Semua metode pembuatan tinta printer yang telah disebutkan sebelumnya menghasilkan tinta yang berkualitas tinggi, memiliki warna yang kuat, anti jamur, tidak membuat kerak pada printhead, dan menempel pada substrat. Oleh sebab itu, analisis pemilihan proses dilakukan dari segi ekonomi. Hasil analisis dan studi literatur menunjukkan bahwa metode I merupakan metode pembuatan tinta printer yang paling murah dan efektif karena bahan baku yang digunakan cukup murah. Selain itu proses yang digunakan pada metode ini tergolong sederhana karena hanya terdiri dari pencampuran dan pengadukan dan salah satu hal terpenting adalah metode I telah teruji kehandalannya karena telah digunakan oleh beberapa produsen diantaranya di Indonesia.

2.6 Deskripsi Proses Produksi Tinta Printer Proses produksi tinta printer terdiri dari tiga bagian, yaitu penyiapan bahan baku, pembuatan tinta, dan pengemasan. Pada pabrik tinta printer ini, penyiapan bahan baku yang dilakukan adalah penyiapan pewarna dan penakaran bahan baku. Setelah bahan baku tersedia dengan takaran tertentu, pembuatan tinta printer dapat dilakukan. Pembuatan tinta printer terdiri dari dua proses utama, yaitu pencampuran dan penyaringan. Penyaringan yang dilakukan terdiri dari empat tahap. Pada tahap awal proses, bahan baku yang telah disiapkan dengan takaran tertentu di masukkan ke dalam tangki pencampur. Bahan baku yang dimasukkan antara lain pewarna, aditif, dan air terdeionisasi. Bahan baku tersebut diaduk di dalam tangki pencampur dalam jangka waktu tertentu. Setelah tercampur sempurna, campuran bahan kemudian disaring. Penyaringan tersebut merupakan penyaringan tahap I. Campuran bahan yang lolos pada penyaringan tahap I memiliki ukuran partikel 3 10 m. Campuran bahan tersebut kemudian diencerkan dengan air terdeionisasi kemudian diaduk kembali. Setelah diencerkan campuran bahan tersebut disaring kembali. Penyaringan tersebut terdiri dari dua tahap, yaitu penyaringan tahap II dan tahap III. Campuran bahan yang lolos pada penyaringan tahap II memiliki ukuran partikel 1 3 m dan campuran bahan yang lolos pada penyaringan tahap III memiliki ukuran partikel 0.2 1 m. Campuran bahan yang lolos penyaringan tahap III tersebut merupakan tinta printer yang sudah siap dikemas. Sebelum dikemas, tinta printer tersebut harus melalui dust check filter untuk memastikan tinta yang diproduksi terbebas dari debu. Tinta printer keluaran dust check filter kemudian dikemas. Kemasan yang digunakan dapat berupa botol, Jerry can, dan drum. Secara umum, deskripsi proses produksi tinta printer dapat digambarkan dalam diagram alir proses produksi tinta printer yang ditampilkan pada Gambar 2.2.

Pewarna Aditif Air Terdeionisasi

Air Terdeionisasi

Penyiapan Bahan Baku

Pencampuran

Penyaringan I 3 - 10 m

Pengenceran

Pengemasan

Penyaringan III 0,2 1 m

Penyaringan II 1 3 m

Sumber: Clariant Pigmens and Additives, 2007 Gambar 2.2 Diagram alir pembuatan tinta printer

Tinta printer hasil produksi secara umum dari aspek sifat fisika memiliki kriteria dan spesifikasi sebagai berikut: a. Kemampuan jet Konduktivitas < 10 mS; konduktivitas tinggi menandakan adanya kandungan garam yang dapat menyebabkan korosi pada printhead b. Keandalan Tidak menyumbat Solubilitas tinggi Tidak mengendap pada permukaan pemanas Kesesuaian material Stabilitas penyimpanan dan termal c. Kualitas gambar Densitas optikal yang tinggi dan ketepatan edge Waterfast, lightfast dan ozonefast Tahan terhadap abrasi Kecepatan menempel pada berbagai media substrat Warna yang cerah dan sesuai keinginan

d. Keselamatan Tidak beracun dan mutagenik Tidak mudah terbakar

Anda mungkin juga menyukai