Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kapita Selekta Geografi

ISSN Print: 2622-4925


ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

PENGOLAHAN EKSTRAK BUAH SENGGANI SENDUDUK


(MELASTOMA CANDIDUM) MENJADI ZAT PEWARNA TEKSTIL
Citra Aninda1, Agusti Efi2
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FPP Universitas Negeri Padang
Email: citraaninda301294@gmail.com

Abstrak
Seiring dengan meningkatnya penggunaan pewarna sintetis, industri
pewarna sintetis semakin banyak memproduksi pewarna tekstil dengan berbagai
macam jenis dan merk yang semakin banyak beredar di pasaran dan bisa di
dapatkan dengan harga cukup terjangkau. Namun di sisi lain penggunaan pewarna
sintetis dapat mencemari lingkungan karena proses pembuatan zat warna sintesis
biasanya melalui penambahan asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali
terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada
pembuatan zat pewarna organic sebelum mencapai produk akhir, harus melalui
suatu senyawa berbahaya. Bagaimanapun, pewarna sintetis terbuat dari bahan-
bahan kimia, dimana dalam kondisi tertentu bahan- bahan tersebut pasti dapat
memberikan reaksi pada tubuh (menurut Mutiara, 2014:12). Efek penggunaan
pewarna sintetis berdampak negative karena mengandung bahan beracun dan
berbahaya serta dapat mencemari lingkungan oleh karena itu banyak yang beralih
pada zat alam, hanya saja tidak banyak yang memahami bahwa tumbuhan di
sekitar dapat menghasilkan ekstrak pewarna yang dapat digunakan untuk tekstil
sekaligus ramah lingkungan, oleh karena itu sangat penting untuk
mengembangkan pewarna alami.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan warna dan kerataan warna
terhadap hasil pencelupan ekstrak buah senggani senduduk dengan vlot 1:10,
1:20, 1:30 menggunakan mordan jeruk nipis. Data yang diperoleh berupa data
primer bersumber dari 18 orang panelis, data yang terkumpul diolah dan dianalisis
anova.Hasil pencelupan dengan vlot 1:10 menghasilkan warna Muddy Waters
Brown #B37B73.Pencelupan dengan vlot 1:20 menghasilkan warna Clam Shell
Pink # D5AA97.Pencelupan dengan vlot 1:30 menghasilkan warna Pale Golden
#EDC3AC. Sedangkan untuk kerataan warna tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap hasil pencelupan dengan vlot 1:10, 1:20, 1:30.

Kata Kunci : buah senggani senduduk, vlot 1:10, vlot 1:20, vlot 1:30.

83
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Abstract

Along with the increasing use of synthetic dyes, the synthetic dye
industry is increasingly producing textile dyes with various types and brands that
are increasingly circulating in the market and can be obtained at quite affordable
prices. But on the other hand the use of synthetic dyes can pollute the environment
because the process of making synthetic dyes is usually through the addition of
sulfuric acid or nitric acid which is often contaminated by arsenic or other heavy
metals that are toxic. In making organic dyes before reaching the final product,
must go through a dangerous compound. However, synthetic dyes are made from
chemicals, where in certain conditions they can certainly react to the body
(according to Mutiara, 2014: 12). The effects of using synthetic dyes have a
negative effect because they contain toxic and dangerous substances and can
pollute the environment, therefore many are turning to natural substances, except
that not many understand that the plants around can produce coloring extracts that
can be used for textiles as well as environmentally friendly, by because it is very
important to develop natural dyes.
The purpose of this study is to describe the color and flatness of the
results of the dyeing of fruit extracts senggani senduduk with vlot 1:10, 1:20, 1:30
using lime mordan. Data obtained in the form of primary data sourced from 18
panelists, collected data were processed and analyzed anova. Dyeing results with
vlot 1:10 produced Muddy Waters Brown color # B37B73. Dyeing with vlot 1:20
produced Clam Shell Pink # D5AA97 color. Dyeing with vlot 1:30 producing a
Pale Golden # EDC3AC color. While for color flatness there was no significant
difference in the results of dyeing with vlot 1:10, 1:20, 1:30

Keywords : senggani senduduk fruit, vlot 1:10, vlot 1:20, vlot 1:30.

84
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

A. Pendahuluan

Dahulu masyarakat menggunakan bahan alami sebagai pewarna,


saat ini pewarna yang banyak digunakan adalah pewarna sintetis (buatan),
namun efek penggunaan pewarna sintetis berdampak negative karena
mengandung bahan beracun dan berbahaya serta dapat mencemari lingkungan
oleh karena itu banyak yang beralih pada zat alam, hanya saja tidak banyak
yang memahami bahwa tumbuhan di sekitar dapat menghasilkan ekstrak
pewarna yang dapat digunakan untuk tekstil sekaligus ramah lingkungan,
oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan pewarna alami.lain
Pemberian warna pada alami pada bahan katun dapat dilakukan dengan cara
perendaman. Kain yang akan di warnai di rendam ke dalam ekstrak organ
tumbuhan yang dijadikan pewarna.
Pada penelitian ini Mordanting yang digunakan adalah teknik
mordanting akhir/ post mordanting yaitu proses mordan yang dilakukan di
akhir atau setelah pencelupan bahan tekstil kedalam larutan zat warnadengan
vlot 1:10, 1:20, 1:30 dan Zat mordan yang digunakan penulis dalam
penelitian adalah mordan jeruk nipis.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Pengolahan ekstrak buah senggani
senduduk (melastoma candidum), 2) Mendeskripsikan nama warna (hue)
yang dihasilkan dari pencelupan bahan katun dengan ekstrak buah senggani
senduduk (melastoma candidum) dengan beberapa perbandingan vlot 1:10,
1:20, 1:30 menggunakan mordan jeruk nipis, 3) Melihat kerataan warna yang
dihasilkan dari ekstrak senggani senduduk (melastoma candidum) dengan
beberapa perbandingan vlot 1:10, 1:20, 1:30 menggunakan mordan jeruk
nipis.Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, data yang
digunakan adalah data primer bersumber dari 18 orang panelis terdiri atas 3
orang dosen dan 15 orang mahasiswa Tata Busana jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga. Instrument penelitian pertama merupakan 3 helai
kain katun dengan perbandingan vlot 1:10, 1:20, 1:30.Instrument kedua
panduan pengamatan terhadap kerataan warna.

B. Pembahasan
1. Pengolahan Ekstrak Senggani Senduduk (Melastoma Candidum)
Pada pencelupan ekstrak buah senggani senduduk (melastoma
candidum) vlot 1:10 menggunakan mordan jeruk nipis menghasilkan
ekstrak vlot 1:5. Pada pencelupan ekstrak buah senggani senduduk
(melastoma candidum) vlot 1:20 menggunakan mordan jeruk nipis
menghasilkan ekstrak vlot 1:10. Pada pencelupan ekstrak buah senggani

85
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

senduduk (melastoma candidum) vlot 1:30 menggunakan mordan jeruk


nipis menghasilkan ekstrak vlot 1:15
Sejalan dengan penelitian tersebut Chatib (56:1980) menjelaskan
bahwa, “apabila konsentrasi zat warna didalam larutan lebih besar, maka
jumlah zat warna yang dapat terserat juga akan bertambah”. Sedangkan
Arifin (6:2009) juga menjelaskan:
“Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya
larutan terhadap berat bahan tekstil yang diproses. Dalam kurva
isotherm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan
akan menambah besarnya penyerapan. Maka untuk mencelup warna-
warna tua diusahakan untuk memakai perbandingan larutan celup
yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya
sedikit. Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakaian zat warna
dapat mempergunakan larutan simpan bekas (standing bath) celupan.
Dengan menambahkan zat warna baru pada larutan bekas tadi maka
dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula”.

2. Nama Warna Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak


Buah Senggani Senduduk (melastoma candidum ) menggunakan vlot
perbandingan 1:10, 1:20, 1:30.

Warna yang dihasilkan dari eksperimen dilakukan dengan aplikasi


komputer Colorblind Assistand. Adapun warna yang dihasilkan melalui
pencelupan bahan katun menggunakan esktrak buah senggani senduduk
menggunakan vlot perbandingan 1:10, 1:20, 1:30 adalah :
Tabel 1

Warna NamaWarna Kode Warna RGB


Pencelupan
Muddy Waters #B37B73 R:179
Vlot 1:10 Brown G:123
B:115

Clam Shell Pink #D5AA97 R:213


Vlot 1:20 G:170
B:151

Pale Golden #EDC3AC R:237


Vlot 1:30 G:195
B:172

86
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Sumber Aplikasi Komputer Colorblind Assistand

Pencelupan ekstrak senggani senduduk menggunakan mordan


jeruk nipis dengan vlot 1:10 warna Muddy Waters Brown dengan kode
warna #B37B73 memiliki nilai R (Red) 179, G (Green) 123 dan B (Blue)
115.
Pada pencelupan ekstrak senggani senduduk menggunakan mordan
jeruk nipis dengan vlot 1:20 warna Clam Shell Pink dengan kode warna
#D5AA97 memiliki nilai R (Red) 213, G (Green) 170 dan B (Blue) 151.

Pada pencelupan ekstrak senggani senduduk menggunakan mordan


jeruk nipis dengan vlot 1:30 warna Pale Golden dengan kode warna
#EDC3AC memiliki nilai R (Red) 237, G (Green) 195 dan B (Blue) 172.
Buah senggani senduduk merupakan salah satu jenis gulma yang
bermanfaat. Buah, bunga dan daun pada tumbuhan ini dimanfaatkan
untuk obat dan pewarna alami makanan. memiliki kandungan antosianin
yang menimbulkan warna merah, orange, ungu dan biru. Anosianin
merupakan pigmen larut air yang menyebabkan warna merah, ungu dan
biru pada tanaman (Susanti, 2013). Nama daerah tumbuhan ini di
Sumatera adalah senduduk, sedangkan di Jawa dikenal dengan nama
senggani, sengganen, kluruk, harendong, dan kemandes (DEPKES RI,
1995 : 1033). Dedi (2013) mengemukakan, “pewarna alami merupakan
bahan pewarna yang bahan- bahannya banyak diambil dari tumbuh-
tumbuhan”. Umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam
jumlah besar sekalipun, berbeda dengan pewarna sintetis yang keamanan
penggunaannya harus dibatasi (Yuliarti, 2007). Menurut Mutiara
(2014:20), “pewarna alami merupakan pewarna (pigmen) yang berasal
dari tumbuh- tumbuhan atau hewan contohnya karetenoid, klorofil,
tannin”.
3. Kerataan Warna Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan
Ekstrak Buah Senggani Senduduk (melastoma candidum)
menggunakan vlot perbandingan 1:10, 1:20, 1:30.
Menurut Sewan Susanto (163:1980) mengungkapkan:
“Bahwa proses pewarnaan dianggap selesai dan sempurna
apabila tercapai keadaan keseimbangan, yaitu pada suatu zat
warna yang masuk kedalam bahan yang diwarna mencapai titik
maksimum. Terjadinya keseimbangan pada proses pewarnaan,
tergantung pada beberapa factor diantaranya: (1) Suhu larutan
pencelupan, (2) Pengadukan atau gerakan pada pencelupan, (3)
keadaan bahan yang akan diwarnai, (4) konsentrasi larutan

87
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

celup, (5) Afinitas dari zat warna, (6) Elektrolit dalam larutan
dan PH larutan celup”.

Berdasarkan hasil pencelupan ekstrak buah senggani senduduk


dengan vlot 1:10 menggunakan mordan jeruk nipis menghasilkan 33.33%
panelis menyatakan sangat rata.Hasil pencelupan ekstrak buah senggani
senduduk dengan vlot 1:20 menggunakan mordan jeruk nipis
menghasilkan 44.44 % panelis menyatakan cukup rata.Dan hasil
pencelupan ekstrak buah senggani senduduk dengan vlot 1:30
menghasilkan 33.33 % panelis menyatakan cukup rata.

4. Pengaruh Perbandingan Vlot Pada Pencelupan Bahan Katun


Menggunakan Ekstrak Buah Senggani Senduduk (melastoma
candidum ) Terhadap Kerataan Warna.

Berdasarkan analisis yang diperoleh dari uji Frieman K-relatif


Sample untuk kerataan warna data yang diperoleh adalah 0.528 yang lebih
besar dari taraf signifikasi 0.05 = H0 ditolak. Artinya bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap kerataan warna dalam pencelupan
bahan katun menggunakan ekstrak buah senggani senduduk (melastoma
candidum).
Kerataan warna pada penelitian ini dianalisa melalui uji Frieman
K-relatif Sample.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
vlot 1:10, 1:20, 1:30 yang dihasilkan pada pencelupan bahan katun
menggunakan ekstrak senggani senduduk (melastoma candidium). Hal
tersebut membuktikan bahwa terjadi penyerapan pada bahan katun
seimbang antara vlot 1:10, 1:20, 1:30.
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Pengolahan Ekstrak Senggani Senduduk (Melastoma Candidum)
Berdasarkan hasil eksperimen dapat dilihat bahwa hasil
pengolahan ekstrak buah senggani senduduk (melastoma candidum)
dengan vlot 1:10 menghasilkan ekstrak dengan vlot 1:5. Pengolahan
ekstrak buah senggani senduduk (melastoma candidum) dengan vlot
1:20 menghasilkan ekstrak dengan vlot 1:10. Pengolahan ekstrak buah
senggani senduduk (melastoma candidum) dengan vlot 1:30
menghasilkan ekstrak dengan vlot 1:15.
\

88
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

b. Nama Warna (Hue)

Nama warna untuk pencelupan bahan katun dengan ekstrak


Senggani Senduduk (Melastoma Candidum) dengan mordan jeruk
nipis vlot 1:10 menghasilkan warna Muddy Waters Brown #B37B73,
nama warna untuk pencelupan bahan katun dengan ekstrak Senggani
Senduduk (Melastoma Candidum) dengan vlot 1:20 menghasilkan
warna Clam Shell Pink #DBB09D, dan nama warna untuk pencelupan
bahan katun dengan ekstrak Senggani Senduduk (Melastoma
Candidum) dengan vlot 1:30 menghasilkan warna Pale Golden
#EDC3AC.
c. Kerataan Warna
Berdasarkan hasil pencelupan bahan katun menggunakan zat
warna alam ekstrak senggani senduduk (melastoma candidum) dengan
vlot 1:10 menghasilkan kerataan warna kategori sangat rata, hasil
pencelupan bahan katun menggunakan zat warna alam ekstrak
senggani senduduk (melastoma candidum) dengan vlot 1:20
menghasilkan kerataan warna kategori cukup rata, sedangkan hasil
pencelupan bahan katun menggunakan zat warna alam ekstrak
senggani senduduk (melastoma candidum) dengan vlot 1:30
menghasilkan kerataan warna kategori rata.

d. Analisis Perbedaan Vlot 1:10, 1:20, 1:30 Terhadap Kerataan Warna


Berdasarkan hasil pencelupan bahan katun menggunakan zat
warna alam ekstrak senggani senduduk (melastoma candidum) dengan
vlot 1:10 menghasilkan kerataan warna kategori sangat rata, hasil
pencelupan bahan katun menggunakan zat warna alam ekstrak
senggani senduduk (melastoma candidum) dengan vlot 1:20
menghasilkan kerataan warna kategori cukup rata, sedangkan hasil
pencelupan bahan katun menggunakan zat warna alam ekstrak
senggani senduduk (melastoma candidum) dengan vlot 1:30
menghasilkan kerataan warna kategori rata.
2. Saran
a. Hasil penelitian ini diharapkan bagi Program Studi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (Tata Busana) dapat menjadi:
1) Referensi bagi mahasiswa tata busana sebagai bahan memperluas
pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu pencelupan bahan tekstil
menggunakan zat warna warna alam khususnya buah senggani
senduduk (melastoma candidum).

89
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 4: mei 2019 (Halaman: 83 - 90)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

2) Sebagai pengembangan dalam materi perkuliahan analisis tekstil


dan sebagai referensi bagi perpustakaan.
b. Bagi masyarakat sekitar dapat memanfaatkan buah senggani senduduk
(melastoma candidum) sebagai pewarna tekstil ramah lingkungan.

Daftar Pustaka
Chatib, Winarni.1980.”Penyempurnaan Tekstil” Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Jakarta

Mutiara Nugraheni.2014.Pewarna Alami Sumber dan Aplikasinya pada Makanan &


Kesehatan. Yogyakarta: GRAHA ILMU

Sunarti, S. 2000. Potensi melastoma sebagai tanaman hias.Jakarta : Kebun Raya


Bogor

Nur, Failis dan Sofyan.2014.Sifat Tahan Luntur dan Intensitas Warna Kain Sutera
Dengan Pewarna Alam Gambir (Uncaria Gambir Roxb) pada Kondisi
Pencelupan dan Jenis Fiksator yang Berbeda.Jurnal Litbang Industri. Vol
4(1):1-8

Yuliarti, Nurheti. 2007.Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta:


Andi

90

Anda mungkin juga menyukai